Anda di halaman 1dari 6

Mengenal Gelombang Sinusoida

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memanfaatkan listrik dari PLN untuk menyalakan TV,
lemari Es, AC dan peralatan elektronika lainnya. Pada dasarnya, listrik yang disupplai PLN
untuk pelanggannya adalah sebuah sumber tegangan yang memiliki perubahan secara periodik.
Pada satu waktu, tegangan bisa bernilai positif, diwaktu yang lain tegangannya bernilai negatif.
Karakteristik yang selalu berubah secara periodik itu lebih kita kenal dengan istilah bolak-balik.

Untuk lebih memahami tentang arus dan tegangan bolak-balik, silakan anda simak pemaparan
dibawah ini.

Tegangan Sinusoida.

Tegangan yang disalurkan oleh PLN kepada pelanggan pada dasarnya berbentuk gelombang
sinusoida, yang akan berubah pada perioda yang tetap. Gelombang sinusoida bisa berbentuk
gelombang fungsi sinus atau gelombang fungsi kosinus. Kedua gelombang tersebut pada
dasarnya identik, hanya saja memiliki perbedaan sudut sebesar 900.

Model matematis gelombang sinusoida.

Sebuah tegangan sinusoida berbentuk fungsi sinus memiliki persamaan matematis sbb:

V(t) = Vmax sin (wt + q)

Dimana:

Vmax = amplitude maksimum dari tegangan.

w = kecepatan sudut dalam radian per detik (rad/s).

wt = argument dari gelombang sinusoida

q = Sudut fasa.

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambar1 merupakan bentuk tegangan sinusoida
fungsi sinus dengan sudut fasa q = 0
Gambar1. Bentuk Gelombang Sinuisoda fungsi Sinus

Sumbu X merupakan variable derajat atau waktu, sedangkan sumbu Y mewakili amplitude dari
tegangan sinusoida. Dari grafik tersebut, terdapat beberapa parameter yang harus anda pahami.

1. Tegangan Maksimum (Vmax).

Adalah amplituda tertinggi dari suatu gelombang sinusoida. Dalam satu siklus gelombang,
terdapat 2 buah tegangan maksimum, yaitu Vmax dan – Vmax.

Vmax adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi positif.

– Vmax adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi negative.

Tegangan maksimum atau tegangan puncak sangat berpengaruh dalam menentukan besarnya
tegangan efektif dari sumber tegangan bolak-balik. Semakin besar amplitude tegangan, maka
tegangan efektifnya akan semakin tinggi.

Gambar2 merupakan contoh dari 3 buah gelombang sinusoida dengan frekuensi dan fasa yang
sama, tetapi berbeda amplitude, yaitu 1 volt, 3 volt dan 5volt.
Gambar2. 3 Buah Gelombang dengan perbedaan fasa 90

Tegangan Efektif (Vrms).

Istilah tegangan efektif atau tegangan RMS muncul karena tegangan dan arus rata-rata tidak
banyak membantu dalam perhitungan daya dan energy tegangan bolak-balik AC.

Seperti dibahas pada materi sebelumnya tentang menghitung nilai rata-rata, ternyata nilai rata-
rata fungsi sinusoida adalah nol. Hal ini tentu saja tidak banyak membantu kita dalam
menghitung besarnya daya yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Untuk membantu
memecahkan masalah tersebut, maka diperkenalkan istilah tegangan efektif atau tegangan RMS.

Tegangan efektif atau tegangan RMS adalah besarnya tegangan AC bolak-balik yang memiliki
dampak yang sama dengan tegangan DC ketika mensuplai suatu beban. Sebagai contoh, sebuah
tegangan baterai 5 volt mencatu lampu pijar. Untuk bisa menghasilkan daya yang sama tersebut,
maka besarnya tegangan AC yang harus disalurkan adalah sebesar 5V rms.

Hubungan Antara tegangan puncak dan tegangan efektif.

Seperti yang telah dibahas pada materi menghitung tegangan efektif, maka hubungan antara
tegangan maksimum atau tegangan puncak dan tegangan efektif adalah:

Vmax = √2 Vrms

Vmax = 1.414 Vrms

Pada contoh diatas, jika Vrms adalah 5Volt, maka tegangan maksimumnya adalah:

Vmax = 1.414 * 5 = 7.07V.


Dengan demikian, untuk bisa memberikan dampak yang sama dengan tegangan DC 5Vdc, maka
beban harus disuplai dengan tegangan AC yang memiliki tegangan maksimum Vmax = 7.07Vac

Gambar3 adalah contoh dari 3 buah gelombang dengan tegangan puncak dan tegangan RMS
yang berbeda-beda.

Gambar3. 3 Buah Gelombang dengan Tegangan puncak dan tegangan efektif yang berbeda-beda

Frekuensi, Perioda dan Kecepatan Sudut.

Frekuensi (f).

Frekuensi adalah banyaknya gelombang penuh dalam 1 detik. Semakin banyak gelombang penuh
yang terbentuk dalam 1 detik, maka frekuensinya semakin tinggi. Satuan dari frekuensi adalah
Hertz.

Sebagai contoh, Jaringan PLN memiliki frekuensi 50 Hertz, artinya dalam satu detik terbentuk
50 buah gelombang penuh.

Perioda (T).

Perioda adalah waktu yang dibutuhkan untuk membentuk satu buah gelombang penuh. Semakin
cepat waktu yang dibutuhkan dalam membuat sebuah gelombang, maka semakin banyak
gelombang yang terbentuk dalam satu detik. Satuan dari perioda adalah detik.
Hubungan Frekuensi dan Perioda.

Semakin besar frekuensi suatu gelombang, maka waktu yang dibutuhkan untuk membentuk satu
buah gelombang semakin kecil. Dengan demikian, hubungan frekuensi dan perioda adalah:

F = 1/T

Kecepatan Sudut (w).

Kecepatan sudut adalah kecepatan suatu gelombang untuk melakukan suatu putaran dalam 1
detik. Satuan dari kecepatan sudut adalah radian per detik.

Kecepatan sudut berkaitan secara langsung dengan frekuensi gelombang. Semakin tinggi
kecepatan suatu gelombang, maka semakin besar frekuensinya. Dengan kata lain, semakin
banyak gelombang penuh yang terbentuk dalam satu detik. Semakin banyak gelombang penuh
yang terbentuk dalam satu detik, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu
gelombang penuh.

Hubungan Kecepatan sudut, frekuensi dan perioda.

w = 2πf

w = 2π/T

Sudut Fasa.

Sudut fasa digunakan untuk menggambarkan pergeseran sudut suatu gelombang. Sudut fasa
sangat berpengaruh terhadap tegangan nilai tegangan sesaat dan faktor daya.

Jika terjadi pergeseran sudut, sudut fasa bisa bernilai positif ataupun negatif.

Sudut fasa bernilai negative mengandung arti bahwa gelombang tertinggal (lagging).

Sudut fasa bernilai positif mengandung arti bahwa gelombang mendahului (leading).

Gambar dibawah ini menunjukan bentuk 3 buah gelombang yang memiliki sudut fasa berbeda.
Gelombang pertama memiliki sudut fasa 0 dengan persamaan X = sin (wt + 00), gelombang
kedua memiliki sudut fasa positif 90 derajat dengan persamaan Y = sin (wt + 900) dan
gelombang ketiga memiliki sudut fasa negative 90 derajat dengan persamaan Z = sin (wt – 900).
Gambar4. 3 buah gelombang dengan sudut fasa yang berbeda-besa.

Demikian pemaparan kami tentang gelombang sinusoida. Semoga bermanfaat dan bisa
memberikan kebaikan bagi kita dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai