Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Skizofrenia Paranoid
Oleh :
Siti Nauli Amalia Pulungan
030.11.275
1
Status Psikiatri
Nama : Siti Nauli Amalia NIM : 030.11.275(FK TRISAKTI)
Dokter Pembimbing : Tanda Tangan:
dr. Asmarahadi, Sp.KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Ade Indra
Usia : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ojek Online
Status perkawinan : Belum Menikah
Bangsa/Suku : Indonesia
Alamat : Jakarta Barat
Dokter yang merawat : dr. Asmarahadi, Sp.KJ
Masuk RS tanggal : 17 Oktober 2016
Ruang perawatan : R. Elang
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar keluarga (Kakak)
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar oleh Kakaknya dengan keluhan gelisah sejak 1 minggu
SMRS.
2
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pasien datang diantar oleh keluarhanya dengan keluhan gelisah sejak 1 minggu
SMRS. Keluarga pasien mengatakan pasien mudah emosi dan mengamuk tiba-tiba.
Keluarga juga mengatakan pasien suka berbicara sendiri dan bicaranya kacau. Pasien
juga mengatakan kepada anggota keluarga, kalau ia tidak betah berada di rumah,
sehingga pasien sering berpindah tempat tinggal dari satu anggota keluarganya ke
anggota keluarga lainnya. Kakak pasien mengatakan pasien selalu minum obat rutin sejak
2 tahun yang lalu dan pasien dapat beraktivitas normal lagi jika minum obat secara
teratur. Namun 1 minggu yang lalu, pasien jatuh dari motor saat sedang bekerja, dan
sejak saat itu emosi pasien mudah terpancing dan sudah tidak mau minum obat lagi.
3
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
A. Grafik Perjalanan Penyakit
4
2. Riwayat Perkembangan Fisik :
Tidak terdapat kelainan, pasien diakui berkembang baik secara berat badan dan tinggi
badan menurut anak anak seusianya.
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai pegawai swasta selama 5 tahun sejak tahun 2010. Kemudian,
pada tahun 2015 pasien bekerja sebagai ojek online.
6. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien menikah pada usia 30 tahun, kemudian bercerai pada tahun 2015.
5
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum, dan tidak pernah terlibat oleh
tindak pidana.
Keterangan:
Pasien Laki- laki Perempuan
Pasien merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Pasien tinggal bersama ayah
dan ibunya. Menurut kakak pasien, pasien merupakan anak yang cukup manja karena
semua kemauannya harus dituruti. Ayah dan Ibu pasien juga memanjai pasien, sehingga
kakak-kakaknya pun juga memanjainya. Karena pasien anak terakhir, dari kecil pasien
diberi uang baik dari orang taua maupun dari kakak-kakaknya..
Tidak ada keluarga dengan kondisi serupa. Anak kedua dalam keluarga pasien
mengidap penyakit lupus eritematosus sistemik (LES/SLE).
6
III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 17 Oktober 2017, jam 19.15 WIB)
a. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang anak laki-laki usia kurang lebih 35-40 tahun, tampak sesuai
dengan usianya, Tampak luka di kaki kanan pasien. Pasien sesekali melakukan
kontak mata. Pasien tampak kurang merawat diri.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu
5. Pembicaraan :
Cara berbicara : spontan, volume dan intonasi cukup, artikulasi jelas.
Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya berbahasa.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : euthym
2. Afek : terbatas
3. Keserasian : serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : (+) Auditorik
2. Ilusi : (-) Tidak ada
7
3. Depersonalisasi : (-) Tidak ada
4. Derealisasi : (-) Tidak ada
d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SMP
2. Pengetahuan umum : Baik (pasien tahu presiden saat ini)
3. Kecerdasan : Baik (pasien tidak pernah tinggal kelas)
4. Konsentrasi : Kurang (pasien tidak dapat mengeja kata secara mundur)
5. Perhatian : Perhatian cukup (pasien sesekali teralih perhatiannya
terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya)
6. Orientasi :
a. Waktu : Baik (Pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam
hari)
b. Tempat : Baik (Pasien mengetahui dirinya sekarang berada di
RSJSH)
e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Miskin ide
8
b. Kontinuitas : Asosiasi Longgar
c. Hendaya bahasa : (-)
2. Isi pikir
a. Waham : (-) Tidak ada
b. Preokupasi : (-) Tidak ada
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada
f. PENGENDALIAN IMPULS
Buruk.
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :Baik
2. Uji daya nilai :Perlu observasi(pasien tidak menjawab)
3. Daya nilai realitas : Terganggu.
h. TILIKAN
Derajat 1 Menyangkal bahwa dirinya sakit
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum:
o Kesan gizi : baik
o Kesadaran : kompos mentis
9
Tanda vital:
o Tekanan darah : 120/80
o Nadi : 80 x/menit
o Suhu : 36,50C
o Pernapasan : 20 x/menit
Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
Kepala : normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+2)
Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik,vulnus laseratum di kaki kanan.
10
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting tremor
(-), distonia (-), tardive diskinesia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada hasil pemeriksaan penunjang.
Pasien datang diantar oleh keluarhanya dengan keluhan gelisah sejak 1 minggu
SMRS. Keluarga pasien mengatakan pasien mudah emosi dan mengamuk tiba-tiba.
Keluarga juga mengatakan pasien suka berbicara sendiri dan bicaranya kacau. Pasien
juga mengatakan kepada anggota keluarga, kalau ia tidak betah berada di rumah,
sehingga pasien sering berpindah tempat tinggal dari satu anggota keluarganya ke
anggota keluarga lainnya. Kakak pasien mengatakan pasien selalu minum obat rutin sejak
2 tahun yang lalu dan pasien dapat beraktivitas normal lagi jika minum obat secara
teratur. Namun 1 minggu yang lalu, pasien jatuh dari motor saat sedang bekerja, dan
sejak saat itu emosi pasien mudah terpancing dan sudah tidak mau minum obat lagi.
Pertama kali terjadi, pasien marah dan mengantuk pada tahun 2015 sejak berpisah
dengan istrinya, bapaknya meninggal dan di PHK dari pekerjaannya. Sejak saat itu,
pasien mudah terpancing emosinya. Kemudia pada tahun 2016, pasien kambuh karena
putus obat selama kurang lebih 3 bulan. Pasien ingin membakar perabotan rumahnya.
Pasien juga muncul gejala berbicara sendiri, suka marah-marah sendiri dan mendengar
suara-suara. Pasien ketika marah, mengancam sambil membawa pisau. Kemudia terkahir
11
kumat pada tahun 2017 ini. Pasien memiliki riwayat kepalanya terbentur saat usia 11
tahun. Riwayat kejang, demam tinggi dan gangguan motoric lainnya disangkal. Kakak
pasien mengatakan pasien sejak 2 tahun yang lalu merokok 2 bungkus per hari dan
minum kopi 2 kali sehari. Pasien tidak memiliki riwayat minum minuman alcohol dan
menggunakan NAPZA.
Aksis III : Tidak ada (tidak ada gejala fisik, dan tidak dilakukannya pemeriksaan
penunjang).
12
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
IX. PROGNOSIS
XII. TERAPI
- Rawat inap
o Indikasi: pasien mengamuk membahayakan orang sekitar dan terluka karena
terjatuh.
- Medikamentosa:
o Oral:
Risperidone 2 x 2 mg
Alasan pemeberian Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada
pasien dengan gejala psikosis. Risperidon merupakan obat antipsikotik
generasi 2 atau antipsikotik atipikal, yang bekerja sebagai antagonis reseptor
serotonin (terutama 5HT2A) dan reseptor dopamine D2. Risperidon dapat
digunakan untuk mengobati baik gejala positif maupun negative karena
aktivitasnya sebagai antagonis reseptor D2 yang tidak terlalu kuat sehingga
efek samping terutama efek samping ekstrapiramidal rendah, dan juga
aktivitasnya terhadap reseptor serotonin 5HT2 yang juga tinggi sehingga juga
dapat digunakan untuk mengobati gejala negatif.
14
- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien,
rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
o Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai aturan
dan bila nantinya keluar dari RS harus datang kontrol ke poli secara rutin.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
Psikoterapi
Sosioterapi :
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial bersama keluarga
o Membiasakan pasien untuk bersosialisasi dengan pasien lain/orang lain.
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rehabilitasi psikososial berupa latihan
ketrampilan sosial di RSJSH (daycare).
15