Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN

PUSKESMAS PANCUR BATU

DISUSUN OLEH :

PROFESI NERS
A. 2017

PROGRAM STUDI TAHAP PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH

MEDAN

2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2014).

Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dalam

rangka mewujudkan Indonesia Sehat.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya

Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran

masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni

masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai

mencakup 4 indikator utama yakni (1) lingkungan sehat, (2) prilaku sehat, (3) cakupan pelayanan

kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung

tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah: (1) Menggerakkan

pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya, (2) Mendorong kemandirian hidup

sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, (3)Memelihara dan meningkatkan mutu,

pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,(4) Memelihara dan

meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Pembanguan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

nasional yang diupayakan pemerintah. Sesuai dengan Renstra Kementrian Kesehatan 2011 –

2014, fokus prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan harus didukung dengan

peningkatan kualitas manajemen dan pembiayaan kesehatan, system informasi, serta ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan melalui penataan dan pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan (SIK) untuk menjamin ketersediaan data dan informasi kesehatan melalui pengaturan

system informasi yang komprehensif dan pengembangan jejaring.

Dalam kegiatan SIK Nasional, SIK diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang

akurat, lengkap, dan tepat waktu. Data dan informasi tersebut sangat penting dalam manajemen

kesehatan yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan

kesehatan. Selain itu juga diperlukan guna mengevaluasi program-program pembangunan yang

telah dilaksanakan.

Kebutuhan data dan informasi kesehatan dari hari ke hari semakin meningkat.Masyarakat

semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan

oleh pemerintah terutama terhadap masalah-masalah kesehatan berhubungan langsung dengan

kesehatan mereka. Kepeduliaan masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai

positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu pihak pengelola program harus bisa

menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan masyarakat yang dikemas secara

baik,sederhana, informastive, dan tepat waktu.

Profil kesehatan merupakan salah satu produk system informasi kesehatan yang terbit setiap

tahunnya. Dalam rangka menyediakan data dan informasi program pembangunan kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, perlu diterbitkan Buku Profile

Kesehatan Puskesmas Pancur Batu untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu. Profile Kesehatan Puskesmas Pancur Batu

Tahun 2016 adalah gambaran situasi kesehatan yang memuat berbagai data tentang situasi dan

hasil pembangunan kesehatan selama Januari s.d Desember 2016. Data dan informasi yang

antara lain (1) Data Umum seperti geografi,kependudukan, dan sosial ekonomi, (2) Data derajat

kesehatan, (3) Data pelayanan kesehatan, (4) Data daya kesehatan dan (6) Data lainnya.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Puskesmas

a. Pengertian Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh

masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu

pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (DEPKES

RI:2006).

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Depkes,

2004). Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) adalah unit organisasi di lingkungan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas teknis operasional (Depkes, 2001).

Puskesmas dengan ruang rawat inap tersebut berfungsi sebagai pusat rujukan antara yang

melayani pasein sebelum dirujuk ke institusi rujukan yang lebih mampu atau dipulangkan

kembali ke rumahnya dan kemudian mendapat asuhan keperawatan tindak lanjut oleh petugas

Perawatan Kesehatan Masyarakat dari Puskesmas yang bersangkutan di rumah pasein. Wilayah

kerja adalah batasan wilayah kerja Puskesmas dalam melaksanakan tugas dan fungsi

pembangunan kesehatan, yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan

keadaan geografis, demografi, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat keadaan sumber
daya, beban kerja Puskesmas dan lain-lain, Selain itu juga harus memperhatikan upaya untuk

meningkatkan koordinasi, memperjelas tanggung jawab pembangunan dalam wilayah

kecamatan, meningkatkan sinergisme pembangunan dalam wilayah kecamatan, meningkatkan

sinergisme kegiatan dan meningkatkan kinerja. Apabila dalam satu wilayah kecamatan terdapat

lebih dari satu Puskesmas maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menunjuk salah

satu Puskesmas sebagai koordinator pembangunan kesehatan di kecamatan (Depkes, 2003).

b. Tujuan Pembangunan Kesehatan

Kemudian adapun tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas

yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2

yang mana tujuan tersebut yaitu :

a. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat

b. Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

c. Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat

d. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

c. Fungsi dan Peran Puskesmas

Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat pertama mempunyai tiga fungsi sebagai berikut

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan Puskesmas harus mampu

membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan

yang diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu,

berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Pemberdayaan masyarakat adalah segala

upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan


melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada,

baik dari lintas sektoral, LSM dan tokoh masyarakat. Pemberdayaan keluarga adalah

segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan

mengambil keputusan untuk melakukan pemecahannya dengan benar, tanpa atau dengan

bantuan pihak lain.

3. Pusat Pelayanan Tingkat Pertama Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

diselenggarakan Puskesmas bersifat holistic, komprehensif atau menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan, Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan bersifat pokok

(basic helath service) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta

mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pelayanan

kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan medik dan pada umumnya bersifat

pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patien service).

4. Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya Puskesmas merupakan

sarana kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara

bermutu, terjangkau, adil dan merata. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif

dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat serta sebagian besar

dielenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar

gedung di wilayah kerja Puskesmas.

b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan

rehabilitative dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui

upaya rawat jalan dan rujukan.

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital

sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh

ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam

bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang dan
tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat

(Werdah, 1993).

e. Program pokok Puskesmas dan kegiatan terpadu program Puskesmas

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan

masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan

kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok

Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD

). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas,

Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh

Pemerintah Pusat (contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk

pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah

Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah

penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bias

mengurangi atau menunda kegiatan lain.

Program yang dilaksanakan di Puskesmas ada 2 kategori :

1) Program Pokok

Penyelenggaraan program pokok meliputi upaya kesehatan wajib yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya ungkit tinggi

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang wajib diselenggarakan

oleh Puskesmas adalah promosi kesehatan, pelayanan pengobatan, kesehatan ibu dan anak,

pemberantasan penyakit menular, kesehatan lingkungan, dan gizi. Rincian informasi yang

dikumpulkan adalah apakah masing-masing upaya kesehatan wajib tersebut diselenggarakan atau

tidak. Program pokok yang dilaksanakan di Puskesmas sebagai berikut :

a. Promosi Kesehatan: adalah informasi mengenai apakah program promosi kesehatan

diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.


b. Pelayanan Pengobatan: adalah informasi mengenai apakah program pelayanan

pengobatan diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

c. Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB): adalah informasi mengenai

apakah program kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana diselenggarakan

oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

d. Pemberantasan Penyakit Menular (PPM) adalah; informasi mengenai apakah program

pemberantasan penyakit menular diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan

atau tidak.

e. Kesehatan Lingkungan (Kesling): adalah informasi mengenai apakah program

kesehatan lingkungan diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

f. Gizi: adalah informasi mengenai apakah program gizi diselenggarakan oleh Puskesmas

yang bersangkutan atau tidak.

2) Program Pengembangan

Penyelenggaraan program pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan

kemampuan Puskesmas. Program pengembangan yang diselenggarakan Puskesmas di antaranya

perawatan kesehatan masyarakat (PHN), usaha kesehatan sekolah, usaha kesehatan usila, usaha

kesehatan kerja, usaha kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa (UKGMD), usaha kesehatan

jiwa, usaha kesehatan mata, imunisasi, usaha kesehatan tradisional, laboratorium kesehatan

sederhana. Program pengembangan tersebut sebagai berikut :

a. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN) adalah informasi mengenai apakah program

perawatan kesehatan masyarakat (PHN) diselenggarakan oleh Puskesmas yang

bersangkutan atau tidak.


b. Upaya Kesehatan Sekolah: adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan

sekolah diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut adalah informasi mengenai apakah program upaya

kesehatan usia lanjut diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

d. Upaya Kesehatan Kerja adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan

kerja diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Desa (UKGMD) adalah informasi

mengenai apakah program upaya kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa (UKGMD)

diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

f. Upaya Kesehatan Jiwa adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan jiwa

diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

g. Upaya Kesehatan Mata adalah informasi mengenai apakah program upaya kesehatan

mata diselenggarakan oleh Puskesmas yang bersangkutan atau tidak.

h. Upaya Kesehatan Olahraga

f. Penerapan sistem manajemen di puskesmas

Untuk dapat melaksanakan usaha pokok Puskesmas secara efisien, efektif, produktif, dan

berkualitas, pimpinan Puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen.

Manajemen bermanfaat untuk membantu pimpinan dan pelaksana program agar kegiatan

program Puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien. Penerapan manajemen kesehatan di

Puskesmas terdiri dari Micro Planning (MP) yaitu peraencanaan tingkat Puskesmas.

Pengembangan program puskesmas selama lima tahundisusun dalam Micro Palanning.

Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP) yaitu bentuk penajabaran Micro Planning ke dalam paket-

paket kegiatan program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu maupun berkelompok.

LKMP dilaksanakan setiap tahun. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan

Ibu dan Anak- Pemantauan Wilayah Setempat) adalah sistem pencatatan dan pelaporan untuk

pemantauan penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan

imunisasi.
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) adalah kompilasi

pencatatan program yang dilkukan secara terpadu setiap bulan. Stratifikasi Puskesmas

merupakan kegiatan evaluasi program yang dilakukukan setiap tahun untuk mengetahu

pelaksanaan manajemen progaram Puskesmas secara menyeluruh. Penilaian dilakukan oleh tim

dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dan SP2TP dimanfaatkan oleh Puskesmas

untuk penilaian stratifikasi. Supervisi rutin oleh pimpinan Puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk

koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi oleh pimpinan, monitoring dan evaluasi

merupakan penjabaran fungsi manajemen (pengawasan dan pengendalian) di Puskesmas.

LAMPIRAN
LAPORAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DI PAUD SUNDARI TANJUNG ANOM

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
KELOMPOK 2
1. ANNICE CITRA WAHYUNI HIA 14. MARTON SIANTURI
2. CINDI CRYS CAPRI ZEGA 15. MONARIA SINAGA
3. ENGLIN MORIA K. TINAMBUNAN 16. NANCY SILABAN
4. EVI SARA H. MANULLANG 17. NESTILIMA ZEGA
5. GRACE HELENA SITUMORANG 18. NORA ELIDA DAMANIK
6. GUSNITA ARITONANG 19. NURLINA SITUMORANG
7. HIRONIMUS DUHA 20. ORDINERI ZEGA
8. INES FEBRIANI DAELI 21. PEBRIANI MANURUNG
9. JENNI ROSA SAMOSIR 22. SILVIA PURBA
10. KEDOT ANDREAS D. PURBA 23. SINDY DWI SIHALOHO
11. LASRIANI PANDIANGAN (SR. 24. TRI SELAMAT
FEBIOLA)
25. VERONIKA YANTI
12. MARIA ULI M. SARAGIH
26. YOSI LORENZA SINAMBELA
13. MARIS APRIYANTO SIANTURI

PROGRAM STUDI TAHAP PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Cuci Tangan Pakai Sabun

Sasaran : Siswa dan Siswi PAUD

Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 Agustus 2015 Waktu : 60 menit

Tempat : PAUD Sundari, Tanjung Anom

1. Karakteristik Peserta

a. Jumlah Peserta : 23 orang

2. Tujuan Penyuluhan

a. Tujuan Umum

Setelah mendapat penyuluhan diharapkan siswa dan siswi PAUD bisa melakukan

cuci tangan yang benar.

b. Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :

a) Peserta dapat mengetahui kapan harus cuci tangan

b) Peserta dapat menyebutkan akibat jika tidak cuci tangan

c) Peserta dapat mempraktekkan cara cuci tangan yang benar

3. Materi Penyuluhan

a. Terlampir

4. Metode

a. Ceramah

b. Demonstrasi

5. Media

a. Speaker

b. Laptop
6. Kegiatan penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu


Pembukaan Mengucap salam Perkenalan 10 menit
Pendekatan dengan pesarta

Pengembangan
2 Menjelaskan tentang pentingnya cuci 40 menit
tangan, kapan harus cuci tangan, penyakit
akibat tidak cuci tangan
Mempraktekkan cara cuci tangan yang
benar
Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya.
Penutup Mengajak untuk cuci tangan bersama 10 menit
sama sambil bernyanyi
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Ucapan terima kasih dan salam penutup
MATERI CUCI TANGAN PAKAI SABUN

Mencuci tangan, merupakan salah satu cara praktis yang wajib Anda lakukan setiap hari,

terlebih saat hendak makan. Langkah ini dilakukan untuk membunuh kuman yang menjadi

penyebab sakit. Beragam kuman yang menempel di tangan, bisa berasal di mana saja terutama

pada benda-benda yang sudah Anda sentuh. Mencuci tangan, sangat dianjurkan dilakukan kapan

pun saat Anda merasa telapak tangan dalam keadan tidak bersih. Saat mencuci tangan, sebaiknya

Anda menggunakan prosedur yang tepat karena jika tidak, maka kuman yang menempel tidak

akan hilang dan malah berkembang biak terutama di bagian kuku. Bakteri di tangan, akan

menyebabkan terjadinya penyakit terlebih jika sampai masuk ke dalam mulut. Dalam

membersihkan tangan, Anda bisa menggunakan sabun khusus entah yang berbentuk cair ataupun

batangan. Penggunaan sabun merupakan cara membantu menghilangkan kuman yang menempel

di tangan. Penggunaan sabun juga membantu mencegah perpindahan kuman dari tangan ke tubuh

anda.

Kapan harus mencuci tangan?

Mencuci tangan tidak harus dilakukan hanya ketika Anda ingin makan, melainkan juga

pada saat-saat yang berikut ini.

 Sebelum makan

 Setelah makan

 Sesudah bermain

 Sesudah keluar dari toilet

Penyakit yang muncul akibat tangan yang tidak bersih

Mencuci tangan terutama setelah melakukan ragam aktivitas, merupakan hal yang wajib
dilakukan. Jika tidak, maka beberapa jenis penyakit di bawah ini, bisa menganggu dan

menjangkiti tubuh anda.

 Diare

 Terjadinya penyakit kulit (gatal-gatal)

Manfaat mencuci tangan

Beberapa manfaat yang bisa Didapatkan setelah mencuci tangan

 Menghilangkan kuman yang menempel di tangan

 Mencegah timbulnya penyakit yang dipicu oleh kuman

 Mencegah penularan pada orang lain

 Mengajarkan anak untuk membiasakan diri dalam bertindak lebih bersih dan menjaga

kesehatan
7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO

Cuci tangan 7 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai prosedur yang benar

untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Dengan mencuci tangan anda pakai sabun baik

sebelum makan atau pun sebelum memulai pekerjaan, akan menjaga kesehatan tubuh anda dan

mencegah penyebaran penyakit melalui kuman yang menempel di tangan.

Bagaimana langkah cuci tangan yang benar?

Pengertian cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun

untuk membersihkan jari – jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman serta

bakteri jahat penyebab penyakit.

Cara Cuci Tangan 7 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir,

ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian


6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7. Akhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang

mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.


EVALUASI KEGIATAN

1. Peserta penyuluhan mampu mengikuti penyuluhan dan demonstrasi tentang cuci


tangan pakai sabun dengan baik.
2. Salah satu peserta maju untuk mempraktekkan langkah langkah cuci tangan pakai
sabun dan mempratikkan dengan benar.
3. Peserta mampu menggunakan media yang disediakan pada saat melakukan
demonstrasi cuci tangan pakai sabun.

DOKUMENTASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI EKSKLUSIF DAN
PEMBERIAN IMUNISASI DUSUN II DESA DURIN JANGAK
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCUR BATU
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2017

DISUSUN OLEH:

1. Grace Helena Situmorang, S.Kep


2. SindyDwySihaloho, S.Kep
3. NurlinaSitumorang, S.Kep
4. Jenni Rosa Samosir, S.Kep
5. Ines Febriani, S.Kep
6. Tri SelamatWaruwu, S.Kep

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN ASI EKSKLUSIF DAN KEGIATAN IMUNISASI

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas


Topik : Asi Eksklusif
Hari/tanggal : Senin, 15Januari 2017
Waktu : 10.00 wib
Tempat :Dusun II Desa Durin Jangak
Sasaran : Masyarakat Dusun II Desa Durin Jangak
Metode : Ceramah, tanya jawab/diskusi
Media :Flipchart
Materi : Terlampir

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ini diharapkan seluruh sasaran dapat
mengetahui, mengerti dan memahami tentang pemberian Asi Eksklusif.

II. Tujuan Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan seluruh sasaran akan mampu :

1. Masyarakat mengetahuipengertian Asi Eksklusif


2. Masyarakatmengetahuikeunggulan Asi Eksklusif
3. Masyarakatmengetahuicara pemberian Asi Eksklusif
4. Masyarakatmengetahuicara menyusui yang baik dan benar
5. Masyarakatmengetahui caraperawatan payudara
III. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Kegiatanpeserta

1 Pendahuluan Memberisalamterapeutik Menyimakmendengarka


(5 menit) Menjelaskantujuan ndanmemperhatikan)
Kontrakwaktu
Menyimakdenganseksam
1. Masyarakat mengetahui
2 Penyajian a
pengertian Asi Eksklusif
(15 menit) (mendengarkanmemperh
2. Masyarakatmengetahuikeungg
atikan)
ulan Asi Eksklusif
3. Masyarakatmengetahuicara
pemberian Asi Eksklusif
4. Masyarakatmengetahuicara
menyusui yang baik dan benar
5. Masyarakatmengetahui pijat
payudara

3 Penutup - Menyimakpenjelasan
Memberi kesempatan kepadawarga untuk
( 10menit) penyuluh
bertanya.
- Bertanya
Menjelaskan tentang hal – hal yang
kurang dimengerti oleh sasaran
Salam terapeutik

IV. Perorganisasian
Penyuluh :
1. Sindy Dwy Sihaloho, S.Kep
2. Grace Helena, S.Kep
Moderator dan Fasilitator :
1. Tri Selamat Waruwu, S.Kep
2. Jenni Rosa Samosir, S.Kep
3. Nurlina Situmorang, S.Kep
Dokumentasi :
1. Ines febriani, S.Kep
Pembimbing :
1. Linda Silalahi, SKM., M.Kes
2. Halimah, Am.Keb
MATERI PENYULUHAN

I. PengertianPHBS
ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 0-6
bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia
2 tahun. ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain.
ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009)
II. Keunggulan Asi Ekslusif
1. Mengandung zat gizi yang sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.
2. Mengandung zat kekebalan
3. Melindungi bayi dari alergi
4. Aman dan terjamin kebersihannya karena disusui kepada bayi dalam keadaan segar.
Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja
dan dimana saja.
5. Membantu memeperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernafasan bayi.

III. Cara Pemberian Asi Eksklusif


1. Sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu harus dalam

keadaan tenang (tidak tegang).

2. Pegang bayi pada belakang bahunya, bukan kepala.

3. Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan

dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.

4. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.

5. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat dengan

lengan ibu bagian dalam

6. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu sebelah kanan

sampai bayi merasa kenyang.


7. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan

kapas yang telah direndam dengan air hangat.

8. Sebelum tidur bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang dihisap bisa

keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan

ditepu belakangnya sampai sendawa. Udara akan keluar sendiri.

IV. Cara Pemberian Asi Eksklusif

1. Bayi disusui sesegera mungkin setelah melahirkan (Inisiasi Menyusui Dini) untuk

merangsang ASI cepat Keluar dan dapat dan dapat menghentikan perdarahan.
2. Susui sesering mungkin, sampai ASI keluar. Setelah itu berikan ASI sesuai dengan

kebutuhan bayi.

3. Waktu dan lama menyusui tidak dibatasi.

4. Berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian

5. Berikan hanya ASI saja samapai bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan,

berikan makanan lumat dengan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi.

6. Pemberian ASI tetap diberikan hingga bayi berusia 2 tahun.

V. Perawatan Payudara

Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksanakan,baik oleh pasien

maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah

melahirkan. Perawatan payudara bertujuan untukmelancarkan sirkulasi darah dan mencegah

tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI, serta menghindari

terjadinya pembekakandan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara

agar tidak mudah terkena infeksi. Adapun langkah-langkah dalam perawatan payudara :

1. Pengurutan Payudara:

Alat dan bahan:

a. Minyak kelapa / baby oil

b. Handuk bersih 1-2 buah.

d. Air hangat dalam baskom

e. Waslap atau sapu tangan dari handuk.

Langkah-langkah pengurutan payudara:

a. Pengurutan yang pertama

Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan kedua telapak tangan diantara

kedua payudara lakukan pengurutan, dimulai dari arah atas lalu arah sisi samping kiri
kemudian kearah kanan, lakukan terus pengurutan kebawah atau melintang. Lalu kedua

tangan dilepas daripayudara, ulangi gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.

b. Pengurutan yang kedua

Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan

kanan mulai dari pangkal payudara dan berakhir padaputing susu. Lakukan tahap mengurut

payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu. Lakukan gerakan 20-30

kali.

c. Pengurutan yang ketiga

Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut dan

menggenggam dari pangkal menuju ke putting susu. Langkah gerakan 20-30 kali.

2. Pengompresan Payudara

Alat-alat yang disiapkan:

1) 2 buah baskom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat

dan air dingin.

2) 2 buah waslap.

Caranya:

Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit, kemudian ganti

dengan kompres dingin selama 1 menit. Kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut

dengan kompres air hangat. Menganjurkan ibu untuk memakai BH khusus untuk menyusui.

3. Perawatan puting susu

Puting susu memegang peranan penting pada saat menyusui. Air susu ibu akan keluar

dari lubang-lubang pada putting susu oleh karena itu putting susu perlu dirawat agar dapat

bekerja dengan baik, tidak semua wanita mempunyai putting susu yang menonjol (normal).

Ada wanita yang mempunyai putting susu dengan bentuk yang mendatar atau masuk
kedalam, bentuk putting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika dirawat dengan

benar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merawat putting susu:

1. Setiap pagi dan sore sebelum mandi putting susu (daerah areolamamae), satu

payudara diolesi dengan minyak kelapa sekurang kurangnya 3-5 menit.

2. Jika putting susu normal, lakukan perawatan dengan oleskan minyak pada ibu jari

dan telunjuk lalu letakkan keduanya pada putting susu dengan gerakan memutar dan ditarik-

tarik selama 30 kali putaran untuk kedua putting susu.

3. Jika puting susu datar atau masuk kedalam lakukan tahapan berikut:

a. Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu, kemudian tekan dan

hentakkan kearah luar menjahui putting susu secara perlahan.

b. Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting susu lalu tekan serta hentakkan

kearah putting susu secara perlahan.

c. Kemudian untuk masing-masing putting digosok dengan handuk kasar agar

kotoran-kotoran yang melekat pada putting susu dapat terlepas.

Payudara dipijat untuk mencoba mengeluarkan ASI. Lakukan langkah-langkah

perawatan diatas 4-5 kali pada pagi dan sore hari, sebaiknya tidak menggunakan alkohol atau

sabun untuk membersihkan putting susu karena akan menyebabkan kulit kering dan lecet.

Pengguna pompa ASI atau bekas jarum suntik yang dipotongujungnya juga dapat digunakan

untuk mengatasi masalah pada putting susu yang terbenam.


DOKUMENTASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN
PERGAULAN BEBAS KEPADA SISWA SMP RAKYAT
WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCUR BATU
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2017

DISUSUN OLEH :

1. Nora E. F Damanik, S.Kep


2. Lasriani Pandiangan, S.Kep (Sr Febiola FCJM)
3. Yosi Lorenza, S.Kep
4. Ordineri Zega, S.Kep
5. Kedot Andreas, S.Kep
6. Hironimus Duha, S.Kep
7. Veronica Yanti, S.Kep

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Sub pokok pembahasan : Penyalahgunaan narkoba dan Pencegahannya

Sasaran : Siswa/i SMP Jaya

Hari/tanggal : Rabu, 17 Januari 2018

Tempat : SMP Rakyat, Kec.Pancur Batu

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Penyuluh : Profesi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Narkoba diharapkan siswa
mengetahui tentang bahaya dan pencegahan narkoba
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit diharapkan siswa/i SMP
Rakyatmampu :
1. Menjelaskan pengertian Narkoba
2. Mengetahui macam – macam Narkoba
3. Menyebutkan bahaya Narkoba
4. Mengetahui cara pencegahan Narkoba

B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Narkoba
2. Macam - macamNarkoba
3. Bahaya narkoba
4. Pencegahan Narkoba
C. Media
1. LCD/Proyektor
2. Leaflet

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Pengorganisasian
1. Moderator : Yosi Lorenza
2. Penyuluh : Sr. Febiola FCJM
3. Fasilitator : Veronika, Kedot Andreas
4. Observer : Hironimus Duha
5. Dokumentasi : Ordineri Zega
6. Notulen : Nora Elida
Pembagian Tugas:
a. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
b. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
c. Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya

F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan
3. Menggali 3. Menjawab
pengetahuan siswa pertanyaan
tentang apa itu 4. Mendengarkan dan
narkoba memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 5. Menyetujui kontrak
Penyuluhan waktu
5. Membuat kontrak
waktu
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
(15 menit) a. Pengertian narkoba memperhatikan
b. Penyebab dan penjelasan Penyuluh
bahaya narkoba 2. Aktif bertanya
c. Ciri orang yang 3. Mendengarkan
mengkonsumsi
narkoba.
d. Tips pencegahan
narkoba
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
(10 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh 2. Menjawab
2. Mengevaluasi peserta pertanyaan yang
atas penjelasan yang diberikan
disampaikan dan 3. Menjawab salam
penyuluh menanyakan
kembali mengenai
materi penyuluhan
3. Salam Penutup

G. Evaluasi

Pertanyaan :Jika ada teman kami yang menggunakan narkoba dan mengajak kami untuk
mencobanya, apa yang harus kami lakukan? (Tiara)

Jawab:

1. Kita berusaha untuk tidak ikut pada ajakan orang tersebut untuk menggunakan narkoba.
Karna narkoba itu kita tau dapat merusak masa depan dan membunuh kita.
2. Kita menjelaskan efek dari narkoba untuk kesehatan dan masa depan kita. Jika teman kita
tersebut tidak mendengarkan kita dapat melapor kepada pihak yang berwajib (polisi).

H. Kendala

Penyuluhan berjalan dengan baik.Dihadiri oleh 58 orang peserta dari kelas 9 SMP
Rakyat Pancur Batu.

PENYALAHGUNAAN NAPZA

1. Definisi
Narkoba (singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif berbahaya lainnya)
adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, dihisap, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan,
dan perilaku seseorang.Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis. (Ida Listyarini, H. 2004). Berdasarkan efeknya, narkoba tersebut bisa dibedakan
menjadi tiga:
a. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai
tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis
narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan
heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw. Depresan menimbulkan
pengaruh yang bersifat menenangkan. Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah
atau cemas misalnya, dapat menjadi tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan
tidak sesuai dengan indikasi dan petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis
yang berlebihan, justru dapat menimbulkan akibat buruk lainnya.
b. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran.
Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai
adalah Shabu-shabu dan Ekstasi. Stimulan menimbulkan pengaruh yang bersifat
merangsang sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara fisik dan
psikis. Ecstasy, yang tergolong stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus
bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan
makan. Akibatnya dapat sampai menimbulkan kematian.
c. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari
kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di
laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja
Halusinogenik seperti marijuana atau ganja, mengakibatkan timbulnya halusinasi
sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna
justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya
muntah, sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung,
cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.

2. Penyebab penggunaan NAPZA


a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
a) Genetik : tendensi keluarga
b) Metabolik : ethanol dimetabolisme lebih lama, lebih efisien untukmengurangi
remaja jadi ketergantungan
c) Infeksi pada organ otak : intelegensi rendah
d) Penyakit kronis
2) Faktor Psikologis
a) Type kepribadian tergantung (dependent)
b) Harga diri yang rendah : depresi, faktor sosial, ekonomi, terutama
untuk ketergantungan alkohol, obat-obatan sedative, hipnotik yang
diikuti oleh rasa bersalah
c) Disfungsi keluarga : kondisi keluarga yang tidak stabil, rol model
yang negatif, anggota keluarga yang kurang dipercaya, tidakmampu
memberikan pendidikan yang sehat pada anggota keluarga
dan orangtua dengan gangguan penggunaa zat adiktif (ketergantungan zat
adiktif), perceraian orang tua.
3) Faktor social kultur
a) Siswa yang ambivalensi tentang penggunaan dan penyalahgunaan zat adiktif
seperti : tembakau, ganja dan alcohol.
b) Norma kebudayaan : suku – suku bangsa tertentu menggunakan zat adiktif
(halosinogen, alcohol) untuk upacara adat dan keagamaan.
c) Lingkungan tempat tinggal dan sekolah : banyak teman – teman sebaya
(remaja) mengerdarkan zat adiktif dan menyalahgunakan zat adiktif.

b. Faktor Prespitasi
Stress dalam kehidupan merupakan suatu kondisi pencetus terjadinya gangguan
penggunaan zat. Bagi remaja, penggunaan zat merupakan suatu cara untuk mengatasi
stress yang dialami dalam kehidupan. Stressor prespitasi untuk terjadinya
penyalahgunaan zat adiktif adalah :
1) Pernyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman-teman sebaya sebagai
pangkuan.
2) Reaksi sebagai suatu prinsip kesenangan, tujuan remaja untuk menghindari sakit
dan mencari kesenangan.
3) Kehilangan orang/ suatu yang berarti : pacar, orang tua, saudara terdekat (kakak
adik), drop out dari sekolah.
4) Diasingkan oleh lingkungan : rumah, sekolah, dan kelompok teman-teman
sebaya (tidak mempunyai teman).

3. Tips Bebas Narkoba


1) Beberapa tips tersebut antara lain ialah :
a. Tingkatkan iman dan taqwa
b. Siapkan diri dan mental untuk menolak apabila ditawari narkoba
c. Hati-hati dalam memilih teman bergaul
d. Belajar berkata “tidak” apabila ditawari narkoba
e. Hati-hati dalam memilih teman bergaul
f. Belajar berkata “tidak” apabila ditawari dengan alasan yang tepat, kalau tidak
mampu segera tinggalkan tempat itu
h. Tingkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita
i. Untuk mengisi waktu luang lakukan kegiatan positif

2) Cara mengatakan tidak pada narkoba :


a. Katakan “tidak, maaf saya tidak tertarik,” “ untuk satu ini maaf deh....aku tidak
bisa”
b. Tatap mata orang yang menawarkan narkoba tersebut, bersikap tenang dan cepat
berlalu katakan “aku ada urusan lain”,”maaf aku harus pergi”,saya dalam
perawatan dokter dan tidak boleh menggunakan obat lain tanpa anjuran dokter”.
c. Ganti topik pembicaraan Kalau tetap memaksa tinggalkan mereka

3) Cara menghadapi teman yang ketergantungan narkoba :


a. Tetap berteman
b. Jangan mencoba untuk ikut-ikutan
c. Jangan menuduh apalagi menghakimi yang akan membuat dirinya tersinggung
d. Diskusikan mengapa teman anda sampai menggunakan narkoba
e. Ingatkan bahwa kesembuhan tidak dapat dipaksakan, oleh sebab itu pecandu harus
siap dan mau dibantu
f. Tunjukkan kepedulian anda dengan siap membantu kapan saja jika teman anda
memerlukan bantuan.
g. Jangan emosional bila berargumen dengan mereka
h. Sarankan pengguna untuk minta bantuan ahli seperti dokter atau dibina di panti
rehabilitasi
i. Jelaskan akibat fatal dan resiko fatal mengkonsumsi narkoba

4) Bagaimana menolong teman yang sedang sakau :


a. Beberapa orang menggunakan air panas didalam botol untuk menghilangkan sakit
perut atau minimal untuk membuat pengguna sedikit lebih baik
b. Jangan sekali-sekali memberikan obat-obatan penghilang rasa sakit bagi si
penderita
c. Pastikan bahwa ruangan yang tersedia untuk pengguna adalah tempat yang
nyaman dan tenang
d. Sediakan majalah untuk dibaca atau televisi untuk dilihat atau radio untuk
didengar apabila pengguna tidak dapat tidur
e. Segera cari atau panggil tenaga profesional/dokter/terapis untuk membantu anda
untuk menolong teman anda tersebut.

4. Tanda dan Gejala


a. Dampak Fisik
Secara fisik, penyalahgunaan narkoba menyebabkan :
1) Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
6) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7) Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe
(tidak haid)
8) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B,
C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian.
Gejala perubahan fisik lain pada saat menggunakan NAPZA adalah jalan
sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif. Bila
terjadi kelebihan dosis (overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit
teraba dingin, bahkan meninggal. Saat sedang ketagihan (sakau) : mata merah, hidung
berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran
menurun. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

b. Dampak Psikis
Selain fisik, ada juga dampak psikis yang mungkin terjadi, seperti :
a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
c. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
c. Dampak Sosial
Dampak sosial yang mungkin terjadi antara lain :
a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
(Laksana, P. 2004)

5. Upaya Menghindari Penyalahgunaan Narkoba


Berikut beberapa tips menghindari narkoba antara lain adalah sebagai berikut:
a) Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan narkotika, kecuali atas dasar
pertimbangan medis atau dokter.
b) Mengetahui akan berbagai macam dampak buruk narkoba.
c) Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan yang bisa mengantarkan kita pada
penyalahgunaan narkotika.
d) Memiliki kegiatan-kegiatan yang positif, berolahraga atau pun mengikuti kegiatan
kegiatan organisasi yang memberikan pengaruh positif baik kepada kita.
e) Selalu ingatkan bahwawasannya ancaman hukuman untuk penyalah guna Narkoba,
apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga Pemasyarakatan.
f) Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam.
Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke, piknik, makan bersama, masak bersama,
beres-beres bersama nonton bersama keluarga.
g) Bila mempunyai masalah maka cari jalan keluar yang baik dan jangan jadikan
narkoba sebagai jalan pelarian.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

I. Latar Belakang

Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan remaja
dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh pasangan yang sah
menurut agama dan hukum yang berlaku akan tetapai juga dilakukan oleh para pelajar dan
mahsiswa. Aktifitas seks bebas mungkin sesuatu yang biasa di negara lain khususnya dalam
kehidupan barat, tetapi tidak di negara kita Indonesia. Itu sesuatu yang dilarang dalam
masyarakat kita.Seks bebas mungkin membuat setiap orang senang untuk melakukannya.

Pelajar dan mahasiswa sekarang ini cenderung lebih mengutamakan pacaran dan
kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi tenggelam dalam
pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan asmara yang mereka namakan cinta.
Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka bumi
ini.Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi juga termasuk hewan dan
makhluk hidup lainnya (tumbuhan).

Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah.Tidak
sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam
seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.

Kegiatan seks (bersetubuh) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah
yaitu pernikahan. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu
pelanggaran terhadap norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku
lainnya) dan merupakan suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat hukumannnya.
Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko terjadinya kehamilan diluar nikah, putus sekolah,
perkawinan usia muda, pengguguran kandungan yang dapat membahayakan dirinya sendiri,
dan yang paling utama dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah terjadinya penyakit
menular seksual/penyakit kelamin yang disebabkan karena melakukan hubungan seks
dengan berganti-ganti pasangan.
II. Tujuan
3. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang Seks bebasdiharapkan
siswa/iSMP Jaya mengetahui tentang bahaya dan pencegahan seks bebas
4. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit diharapkan siswa/i SMP
Rakyatmampu :
5. Menjelaskan pengertian Seks bebas
6. Menjelaskan faktor Penyebab Seks Bebas
7. Menjelaskan pencegahan Seks Bebas
8. Menjelaskan bahaya Seks Bebas

III. Pokok Bahasan


Pokok Pembahasan : Seks bebas di kalangan remaja

Sub pokok pembahasan : Bahaya seks bebas bagi kesehatan

Sasaran : Siswa/i SMP Rakyat

Hari/tanggal : Rabu, 17 Januari 2018

Tempat : SMP Rakyat

Pukul : 09.00 WIB s/d selesai

Penyuluh : Mahasiswa/i Profesi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan

IV. Media
1. LCD, Proyektor
2. Leaflet

V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. Pengorganisasian
7. Moderator : Yosi Lorenza Sinambela
8. Penyuluh : Sr. Febiola FCJM
9. Fasilitator : Veronika, dan kedot
10. Observer : Hironimus
11. Dokumentasi : Ordineri
12. Notulen : Nora Elida
13. Pembagian Tugas:
d. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dariawal
sampai akhir
e. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
f. Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya

VII. Pelaksanaan Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan:

1. Memberi salam Menjawab salam


2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
Mendengarkan dan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan
Memperhatikan
yang akan disampaikan

2. 15 menit Pelaksanaan:

Menjelaskan materi penyuluhan secara


berurutan dan teratur.
Menyimak dan
Materi : Memperhatikan

1. Pengertian Seks Bebas

2. Faktor Penyebab Seks Bebas

3. Pencegahan Seks Bebas

4. Bahaya Seks Bebas

3. 8 menit Evaluasi :

- Meminta siswa dan siswi menjelaskan


atau menyebutkan kembali : Merespon,

1. Pengertian Seks Bebas Bertanya dan


Menjawab
2. Faktor Penyebab Seks Bebas
Pertanyaan
3. Pencegahan Seks Bebas

4. Bahaya Seks Bebas

-Memberikan kesempatan kepada


responden untuk bertanya

-Memberikan kesempatan kepada


responden untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan

-Memberikan pujian atas keberhasilan


responden dalam menjelaskan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan.

4. 5 menit Penutup:

-Menyimpulkan materi yang Menjawab Salam

telah disampaikan

-Menyampaikan terimakasih

atas perhatian dan waktu yang

telah diberikan kepada peserta

-Mengucapkan salam

VIII. Evaluasi

Pertanyaan: Apa bahaya yang paling fatal dalam pergaulan bebas? (Cindi)

Jawab: Pergaulan bebas sering terjadi pada anak remaja. Efeknya bisa hamil, akan
dikeluarkan dari sekolah, memalukan nama baik sendiri maupun keluarga dan
sekolah, akan terjadi pernikahan dini (karena hamil) bisa juga terjadi penyakit
menular (HIV).
IX. Kendala

Penyuluhan berjalan dengan baik.Dihadiri oleh 58 orang peserta dari kelas 9 SMP
Rakyat Pancur Batu.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Seks Bebas


Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah.Tidak sepantasnya
apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar nikah. Dalam islam seks bebas
atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.

Seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan kelamin yang dilakukan secara bebas (berganti-
ganti pasangan) yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat.

B. Faktor Penyebab Seks Bebas


Sebagian kecil yang melakukan hubungan seks diluar nikah disebabkan karena ada
beberapa tahapan yang biasanya dilakukan sebelum seseorang berani melakukan hubungan
seks yaitu:

1. Pegangan tangan
2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening
3. Ciuman bibir (kiss franc)
4. Pelukan
5. Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)
6. Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)
7. Melakukan hubungan seks
Ironisnya hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat mereka
berlindung, hubungan seks pada umumnya dilakukan atas dasar suka sama suka, dan bahkan
ada yang berganti-ganti pasangan. Sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi
yang dijual bebas dan menggunakan metode coitus interuptus.

C. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas yaitu:


1. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang
diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang
diperoleh sang anak dari keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak
dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika tidak,
maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak
mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan
jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.

2. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat yang didominasi


oleh pelacur, preman, pemabuk dll, sehingga dapat mempengaruhi remaja di lingkungan
tersebut.

3. Lingkungan pergaulan

Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih mengarah
kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi
sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-
mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan ketat
kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.

Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan
tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak
gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam
perilaku seks bebas.

4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga

Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga, terutama
orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang
negative.

5. Kurangnya pendidikan seks

Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan
kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang diambil dari media massa dan teman
sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya
untuk kesehatannya.

6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno

VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000.Sekali dirazia,
setelah itu bebas lagi diperjualbelikan.Sistem pendidikan yang mengejar angka-angka pun
memberi andil kerusakan generasi muda itu.

7. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya)

Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu di antaranya adalah
akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan.Apa yang ABG tonton, berkorelasi
secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan
sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.

Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman Indonesia mulai bangkit
kembali, yang ditandai dengan munculnya beberapa film Indonesia yang laris di pasaran.
Sebutlah misalnya, film Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta,
serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya dampak yang
ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton usia remaja.

Film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu pembuatan filmnya
akan tetapi lebih karena film tersebut menjual kehidupan remaja, bahkan sangat
mengeksploitasi kehidupan remaja. Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan
karena mutu cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut mengangkat sisi
kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut diminati remaja ABG, karena banyak
mempertontonkan adegan-adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang
sangat “berani”, dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi
norma agama

8. Narkoba

Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya.Dimana orang-orang yang telah
terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat dipastikan telah
melakukan seks bebas.Baik hubungan diluar nikah maupun dengan berganti-ganti pasangan.

9. Pengaruh kebudayaan barat


Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan etika kini semakin
memudar dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi, bahkan dengan bangga mereka
mengadopsi budaya barat dan sadar atau tidak sadar menjadi agen budaya asing.

Dengan mencontoh gaya hidup barat yang liberal pergaulan anak-anak muda/remaja kita
terutama di kota-kota besar kian semakin mengkhawatirkan orang tua. Orang tua jadi pusing
tujuh keliling.Mereka tidak mampu lagi membendung pola tingkah anak muda sekarang.
10. Media cetak

Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang juga memuat gambar-gambar
porno, sehingga membuat anak-anak remaja sekarang banyak terjerumus dalam pergaulan
bebas dan melakukan seks bebas

11. Gaya hidup

Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap malam, seperti
dugem, clubbing, minum-minuman keras, merokok, nongkrong di kafe dan lain sebagainya.

12. Kemajuan tekhnologi (internet)

Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari banyak situs terlarang, seperti
halnya situs yang memperlihatkan banyak pose orang telanjang khususnya wanita atau situs
seks.

Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu akan mengurangi
keimanan kepada Tuhan dan cenderung membawa mereka untuk melakukan sesuatu yang
salah. Tetapi banyak orang tidak tahu atau tidak memikirkan tentang itu.Mereka terlalu
bernafsu untuk melihat gambar-gambar itu semua.

13. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab terjadinya seks bebas.

14. Kondom yang terjual bebas

Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu penyebab seks bebas
karena kita tahu kalau kondom dapat mencegah kehamilan, sehingga dapat melakukan seks
bebas kapanpun.
C. Pencegahan Seks Bebas

Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat dilakukan dengan
cara:

1. Memberikan bimbingan positif dari sekolah maupun orangtua di rumah


2. Meningkatkan kedisiplinan di sekolah maupun di rumah
3. Memberikan pendidikan seks melalui seminar atau talk show kesehatan atau seks,
agar remaja mengetahui betapa bahayanya melakukan seks bebas.
4. Peran penting orangtua dalam memberikan nasehat dan mendidik anak-
anaknya dengan bimbingan agama yang kuat.
5. Peran penting orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting,
antara lain orang tua harus bisa menjadi sahabat anaknya
6. Menjalin hubungan baik antara orangtua dengan anak yaitu dengan komunikasi
yang baik
7. Pemerintah juga harus menegakkan hukum setegak-tegaknya. Misalnya
memberantas pelaku perdangan anak yang menjadi salah satu sumber terjadinya
perbudakan seks.
8. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis
9. Latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya
10. Pengembangan harga diri anak
11. Mengembangkan ketrampilan dan kemandirian anak
12. Meningkatkan iman dan takwa
13. Tidak berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks

D. Bahaya Seks bebas


Bahaya dari seks bebas adalah:

1. Terputusnya sekolah

Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena
dengan seks bebas dan pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus dengan belajar saat
di sekolah dan hanya memikirkan pacarnya atau mau ngapain setelah sekolah (kencan di
tempat-tempat romantic, makan malam, dll). Itulah yang dapat menyebabkan anak putus
sekolah karena malas belajar dan hanya memikirkan pacarnya saja, apalagi kalau sudah patah
hati, pasti malas umtuk melakukan kegiatan apapun.

2. Perkawinan usia muda

Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat menikah pada
usia muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan oleh kedua
belah pihak. Menikah diusia muda juga banyak mempunyai dampak yang tidak baik untuk
kedua pihak, misalnya: karena ketidaksiapan psikis dan psikologi, maka dapat menyebabkan
pertengkaran dan perceraian dan bagi seorang istri, karena organ-organ reproduksinya belum
berfungsi dengan baik seperti wanita yang sudah dewasa, maka bisa menyebabkan
perdarahan saat melahirkan dan penyakit-penyakit lainnya.

3. Kehamilan di luar nikah

Pacaran yang bebas, akan membuka kemungkinan terjadinya kegiatan seks bebas
yang berujung pada kehamilan. Jika, terjadi kehamilan, maka yang bersangkutan harus siap
untuk menjadi orang tua. Menjadi orang tua, tentu membewa banyak konsekuensi seperti
harus kehilangan kesempatan menyelesaikan studi, mencarikan nafkah untuk keluarga,
kesiapan psikis untuk menjadi kepala keluarga, kesiapan untuk membangun keluarga,
kesiapan untuk berhadapan dengan orang tua (menjelaskan tentang kehamilan tersebut),
kesiapan psikis untuk berhadapan dengan berbagai pertanyaan dari masyarakat sekitar
dan kelurga dan lain-lain.

Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka sudahkah kita memiliki bayangan,
kira-kira pekerjaan apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk membiayai keluarga kita?
Sementara pada sisi yang lain, bekal untuk berkompetinsi mencari pekerjaan yang layak,
mungkin belum kita miliki. Jika, setelah kita analisis ternyata kita belum siap untuk menjadi
orang tua di usia muda, maka lebih baik tidak usah pacaran terlebih dahulu. Maka, bahwa di
usia muda lebih baik kita menghindari pacaran terlebih dahulu agar waktu yang kita miliki
dapat betul-betul kita maksimalkan untuk mempersiapkan masa depan kita.

4. Pengguguran kandungan (aborsi)

Kehamilan di luar nikah dapat menyebabkan pasangan tersebut memutuskan untuk


menggugurkan kandungannya karena takut jika diketahui orang tua, pasangannya belum siap
untuk menikah dan lain-lain.
Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungannya pada tenaga non medis (dukun,
tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. Perlu diketahui bahwa aborsi dapat
dilakukan dengan dua macam tindakan yaitu:

a) Aborsi dilakukan sendiri


Aborsi yang dilakukan sendiri misalnya dengan cara meminum obat0obatan yang
membahayakan janin, atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dengan sengaja
menggugurkan janin.

b) Aborsi dilakukan orang lain


Orang lain disini bisa seorang dokter, bidan atau dukun beranak. Cara-cara yang digunakan
juga beragam.

Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya dilakukan dalm 5 tahapan,
yaitu:

1. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam kandungan

2. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan

3. Potongan bayidikeluarkan satu persatu dari kandungan

4. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan

tidak tersisa

5. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah/sungai, di kubur di tanah


kosong, atau di bakar di tungku

Sedangkan seorang dukun beranak biasanya melakukan aborsi dengan cara memberi ramuan
obat pada calon ibu dan menguurut perut calon ibu untuk mengeluarkan secara paksa janin
dalam kandungannya. Hal ini sangat berbahaya, sebab pengurutan belum tentu membuahkan
hasil yang diinginkan dan kemungkinan dapat membawa cacat bagi janin dan trauma hebat
bagi calon ibu.

Tindakan aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan
seorang wanita.

Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi adalah:


a). Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, yaitu:

2. Kematian mendadak karena pendarahan hebat


3. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
4. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
5. Rahim yang sobek
6. Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat padaanak berikutnya
7. Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormone estrogenpada wanita)
8. Kanker indung telur
9. Kanker leher rahim
10. Kanker hati
11. Kelainan pada plasenta/ ari-ari yang akan menyebabkan cacat padanak berikutnya dan
pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
12. Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturunan
13. Infeksi rongga panggul
14. Infeksi pada lapisan rahim
b) Resiko Kesehatan Mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Sindrom Paska Aborsi atau PAS.

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut
ini:

a. Kehilangan harga diri

b. Berteriak-teriak histeris

c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi

d. Ingin melakukan bunuh diri

e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang


DOKUMENTASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN HIPERTENSI

S
U

OLEH :

GUSNITA ARITONANG

132013022

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN AJARAN
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Pokok bahasan : Hipertensi

Sub pokok bahasan : Pencegahan Hipertensi

Penyuluh : Gusnita Aritonang

Hari/tanggal : Jumat, 12 Januari 2018

Waktu : Pukul 09.30 WIB

Tempat : Puskesmas Pancur Batu

Sasaran : Lansia di Pancur Batu

a. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Pencegahan Hipertensi, diharapkan para lansia
dapat mengetahui dan memahami tentang cara pencegahan hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Lansia dapat menjelaskan definisi hipertensi

b. Lansia dapat menjelaskan etiologi hipertensi


c. Lansia dapat menjelaskan manifestasi klinis hiprtensi
d. Lansia dapat menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Lansia dapat menjelaskan pencegahan hipertensi
f. Lansia dapat menjelaskan pengobatan tradisional penyakit hipertensi

b. Media
1. Leaflet
2. Power Point
c. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

d. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 1 menit  Mengucap salam Menjawab salam,
 Memperkenalkan diri mendengarkan
2. Inti 10 menit  Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
definisi hipertensi memperhatikan.
 Menjelaskan etiologi
hipertensi
 Menjelaskan manifestasi
hipertensi
 Menjelaskan komplikasi
 Menjelaskan
pencegahan hipertensi
 Menjelaskan
pengobatan tradisional
penyakit hipertensi
3. Diskusi dan 3 menit Diskusi dan tanya jawab Peserta bertanya dan
tanya jawab memperhatikan.
4. Penutup 1 menit  Menyimpulkan hasil Mendengarkan dan
penyuluhan. menjawab salam.
 Memberi saran-saran.
 Memberi salam

e. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

f. Evaluasi
Diharapkan lansia mampu :

1. Menyebutkan definisi hipertensi


2. Meyebutkan etiologi hipertensi
3. Menyebutkan manifestasi hipertensi
4. Menyebutkan komplikasi hipertensi
5. Menyebutkan pencegahan hipertensi
6. Menyebutkan pengobatan tradisional penyakit hipertensi
g. Materi
1. Definisi
Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal yaitu tekanan
darah ≥140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008).
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah
dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode.

2. Etiologi
1. Penggunaan kontrapersi hormonal (ekstrogen)
2. Penyakit parenkim dan vascular ginjal
3. Gangguan endokrin
4. Stres
5. Mengkonsumsi Garam tinggi
6. Mengkonsumsi lemak berlebihan

3. Tanda dan Gejala

1. Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg

2. Sakit kepala

3. Rasa berat ditekuk

4. Penyempitan pembuluh darah

5. Sukar tidur

6. Lemah dan lelah

7. Nokturia

8. Sulit bernapas saat beraktivitas

4. Komplikasi Hipertensi

a. Stroke
b. Gagal ginjal

c. Gagal jantung

5. Pencegahan Hipertensi

1. Bersantai
2. Hindari Obesitas
3. Hindari Merokok
4. Berolahraga secara teratur
5. Rajin mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
6. Hindari minuman yang mengandung kafein (kopi )
7. Hindari makanan yang mengandung banyak garam,berlemak dan tinggi kalori

6. Pengobatan tradisional
a. Daun Seledri
Seledri 6 batang, dicuci, lalu dipotong-potong dan direbus dengan 2 gelas air hingga
tinggal 1 ½ gelas . Sesudah dingin minum air rebusan seledri tersebut 2 kali sehari
dengan ½ gelas setiap kali minum.

b. Bawang putih
Bawang Putih 2 butir lalu dikupas dan dikunyah halus-halus . Setelah itu minumlah
air hangat banyak- banyak

Anda mungkin juga menyukai