Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran ilmu kedokteran forensik didalam membantu penyelesaian proses penyidikan

perkara pidana khususnya dalam kasus perlukaan yang dituangkan dalam bentuk Visum et

Repertum adalah ditujukan untuk menentukan identitas, jenis luka, jenis kekerasan dan

kualifikasi luka. Jenis kekerasan yang menyebabkan luka atau alat yang dipakai pelaku

kejahatan dapat ditentukan berdasarkan sifat atau ciri luka yang terdapat pada tubuh korban,

dimana hal tersebut dapat berguna untuk proses penyidikan.1

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang

bersifat mekanik, fisika dan kimia. Kekerasan mekanik terdiri atas kekerasan oleh benda tajam,

kekerasan oleh benda tumpul dan tembakan senjata api.2 Pada penelitian yang dilakukan oleh

Aisyah dkk di RS Bhayangkara Pekanbaru, didapatkan hasil kekerasan paling banyak terjadi

pada laki-laki, yaitu 55,86 % dan pada rentang usia 22-44 tahun, yaitu 53,46 %. Selain itu,

ditemukan juga jenis kekerasan yang paling banyak ditemukan adalah kekerasan mekanik jenis

kekerasan tumpul, yaitu 92,6 %.3

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka akibat kekerasan tumpul adalah benda

yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa memar (kontusio,

hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka (vulnus laseratum).2

Selama periode tahun 2013 – 2015 jumlah kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas

di Indonesia berfluktuasi. Pada tahun 2013 terdapat 342.084 kasus, namun pada tahun 2015

mengalami peningkatan menjadi 352.936 kasus. Pada tahun 2015 dari setiap 100.000 orang

dan 140 diantaranya berisiko terkena tindak kejahatan. Peristiwa kejahatan yang terjadi selama

periode tahun 2008-2014 pada setiap provinsi secara umum mempunyai pola yang hampir

serupa dengan pola secara nasional. Kejadian yang paling menonjol pada tiap-tiap provinsi
salah satunya adalah kejahatan penganiayaan, dimana angka kejadiannya mengalami

peningkatan pada tahun 2014 yaitu mencapai 24,7 persen.4

Berdasarkan uraian diatas terdapat peranan penting dari forensik dalam kasus kekerasan

tumpul pada kasus penganiayaan, sehingga penulis tertarik untuk mengambil tema kekerasan

tumpul sebagai laporan kasus periode ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk memahami teori tentang luka akibat

kekerasan tumpul dan kaitannya dengan kasus yang dialami oleh salah satu korban

penganiayaan.

1.3 Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini adalah tinjauan kepustakaan

yang merujuk pada berbagai literatur.

1.4 Manfaat penulisan

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi penulis

dan pembaca tentang luka.

Dafpus:
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan ilmu forensik dalam penegakan hukum;sebuah
pengantar. Jakarta: Forensik FKUI.2008;119.
Bagian kedokteran forensik FKUI. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Forensik FKUI. 1997; 37.
Aisyah S, Afandi D, Burhanuddin L. Penentuan derajat luka berdasarkan metode evaluation of
impairment pada rekam medis pasien bhayangkara provinsi Riau periode Januari – Desember 2012.
187011 –ID-penentuan-derajat-luka-berdasarkan-metod.pdf.-Diakses pada 1 Maret 2018
Badan Pusat Statistik. Statistik kriminal 2016. Jakarta: Badan Pusat Statistik.2016; 63-64.

Anda mungkin juga menyukai