PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses berpindahnya informasi atau pengetahuan dari satu orang ke orang yang lain
sering disebut dengan proses belajar mengajar. Sebelum psikologi memasuki lapangan
pendidikan, banyak orang beranggapan bahwa penguasaan mengenai bahan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta didik merupakan satu-satuya syarat yang harus
dipenuhi bagi guru.
Pendapat yang demikian seakan-akan mengemukakan anak sebagai benda-benda mati
yang dapat diperlukan menurut kehendak guru. Akan tetapi dengan terjadinya
perkembangan yang luas dalam lapangan ilmu pengetahuan psikologi, anggapan itu
mulai mengalami perubahan. Perubahan itu mulai timbul pada abad ke-19 dimana orang
menyadari bahwa pengetahuan secara mendalam mengenai mata pelajaran yang
diberikan belum cukup untuk menjadi guru yang baik, disamping itu dibutuhkan pula
pengetahuan pelengkap untuk penjadi guru yang profesional, salah satunya adalah
psikologi.
Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai peserta didik akan menjadikan guru
mengetahui hakikat gejala-gejala kejiwaan, perkembangan, dan bakat peserta didik. Serta
dapat menambah hasil guna dan tepat guna, karena dapat menciptakan keserasian antara
pengajar dan peserta didik.
Guru matematika yang mempelajari bagian ini akan sangat berguna dalam meningkatkan
kemampuan dirinya sebagai guru matematika yang profesional dan kompeten, salah satu
ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada suatu teori
psikologi belajar yang saat ini masih dikembangkan oleh ahli pendidikan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini,yaitu;
1. Mengetahui apa itu kecerdasan
2. Mengenali Matematika dan Intelijen B
3. Mengetahui Potensi yang belum direalisasi homo sapiens
1.4 Manfaat
Beberapa manfaat yang kami harapkan dari penyusunan makalah ini, yaitu;
1. Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi dalam mata kuliah psikologi belajar
matematika.
2. Makalah ini dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa, terutama dalam pembelajaran
kelompok.
1
BAB 2
ISI
(PENGENALAN)
Saat ini, banyak perhatian dan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Di
banyak bagian dunia, proyek, topik dan metode baru dalam pembelajaran metematika telah
banyak diperkenalkan dan matematika modern menjadi ungkapan yang dapat diterima.
Matematika di sekolah merupakan kumpulan aturan-aturan yang tidak mudah dipahami,
sehingga dibutuhkan adanya perubahan. Akan tetapi, perubahan tidak selalu membawa ke arah
yang lebih baik, dan pengenalan topik baru tidak akan secara otomatis membawa pemahaman
yang lebih baik jika masih mengajar dengan cara lama yang sama buruknya.
Beberapa pembaharu mencoba untuk menyajikan matematika sebagai suatu perkembangan
logika. Pendekatan ini patut dipuji karena menunjukkan bahwa matematika masuk akal dan tidak
berubah-ubah, tetapi pendekatan ini memiliki dua kesalahan. Pertama, pendekatan ini
membingungkan pendekatan logis dan psikologis. Tujuan utama penyajian secara logis adalah
untuk meyakinkan yang ragu; dan tujuan utama penyajian psikologis adalah untuk memberikan
pemahaman. Kedua, pendekatan ini hanya memberi hasil akhir dari penemuan matematika dan
gagal untuk membawa siswa ke dalam prosesnya.
Permasalahan dari proses belajar mengajar adalah masalah psikologi. Dan sebelum kita dapat
membuat banyak perbaikan dalam pengajaran matematika, kita perlu tahu lebih banyak tentang
bagaimana itu belajar.
Bagian pertama buku ini akan menjelaskan tentang apa itu pemahaman dan dengan cara apa
kita dapat mewujudkannya. Kita pasti tahu, apakah kita paham akan sesuatu atau tidak, dan
sebagian besar kita memiliki keyakinan bahwa hal itu penting. Apa yang terjadi ketika kita
paham, tidak akan terjadi jika kita tidak paham. Kadangkala, kita berpikir bahwa kita telah
memahami sesuatu, tetapi ternyata kita tidak paham. Jadi, sampai kita memiliki pemahaman
yang lebih baik, kita akan berada dalam posisi yang lebih miskin, salah satunya dalam
memahami matematika.
Tentunya kemampuan utama yang diperlukan untuk matematika adalah kemampuan untuk
membentuk dan memanipulasi ide-ide abstrak , dan pasti kemampuan ini bertepatan erat dengan
apa yang kita maksud dengan kecerdasan.
a. Yang pertama dapat direplikasi di laboratorium tikus atau merpati , dan untuk berbagai
alasan (seperti tingkat kontrol yang lebih eksperimental yang mungkin) psikolog
kontemporer telah lama tampaknya lebih memilih untuk mempelajari pembelajaran
semacam ini . Sebagai Profesor Ben Morris menulis , ' ... sebagian besar bekerja pada
pembelajaran secara umum adalah dalam hal spesies sederhana dari homo sapiens dan tidak
signifikan relevan dengan jenis pembelajaran dengan mana pendidikan yang bersangkutan ' .
b. Yang kedua jenis pembelajaran adalah bahwa di mana siswa paling unggul , dan di mana dia
paling berbeda dari semua spesies lain . Sekarang , kecerdasan adalah subjek yang telah lama
2
baik ke depan di penelitian psikologis. Namun penelitian di bidang ini telah di utama telah
diarahkan baik terhadap psikometri atau kontribusi relatif dari keturunan dan lingkungan
pada kecerdasan: sambil belajar teori miliki, sampai saat ini , sebagian besar mengabaikan
interaksi antara kecerdasan dan belajar
Untuk psikolog yang tertarik dalam belajar cerdas, yang berarti pembentukan struktur konseptual
dikomunikasikan dan dimanipulasi dengan cara simbol , * matematika menawarkan apa yang
mungkin merupakan contoh yang paling jelas dan paling terkonsentrasi . Dalam mempelajari
pembelajaran dan pemahaman matematika , kita sedang mempelajari fungsi kecerdasan dalam
apa yang sekaligus murni khususnya , dan juga tersedia secara luas .
Dua istilah di sini memerlukan penjelasan lebih lanjut : ' Intelijen B ' , dan ' skema ' . ' Intelijen
B ' adalah istilah yang diperkenalkan oleh Hebb tahun 1949 . Dengan kata ini : "Dari sudut
pandang ini tampaknya kata " kecerdasan " memiliki dua makna yang berharga .
( A ) Potensi bawaan , kemampuan untuk pengembangan , properti sepenuhnya bawaan yang
berjumlah milik otak yang baik dan metabolisme saraf yang baik .
( B ) Fungsi otak dimana pembangunan telah berlangsung , menentukan tingkat rata-rata kinerja
pemahaman oleh menyimpang tumbuh atau dewasa orang . tentu saja, diamati secara
langsung , tetapi kecerdasan A , potensi asli ' * Istilah "kecerdasan B ' telah menjadi banyak
digunakan juga dalam konteks fungsi mental
3
dari perbedaan dalam kecerdasan B , karena hal inilah yang efektif dalam mengendalikan
lingkungan.
Tetapi bahkan dalam budaya-budaya di mana , melalui sekolah , perguruan tinggi, percetakan,
penyiaran, dan sarana lainnya , potensi kecerdasan A lebih lengkap direalisasikan sebagai fungsi
intelijen B, proses perkembangan masih hampir seluruhnya didasarkan pada tradisi dan pendapat
daripada pengetahuan ilmiah dan penelitian. Jika kita mampu sadar dan sengaja untuk
mendorong pertumbuhan kecerdasan B , siapa yang tahu langkah apa yang selanjutnya yang
dilakukan peradaban kita? Dan jika kita ingin mengetahui bagaimana cara terbaik untuk
melakukan hal ini , mana yang lebih baik yang dapat kita pelajari proses atau pada pembelajaran
matematika? Kemungkinan jangka panjang penyelidikan yang sekarang kitamemulai sama
pentingnya dengan itu.
4
Berikut penjelasan mengenai objek langsung matematika.
c. Prinsip (keterkaitan antar konsep) adalah suatu pernyataan yang memuat hubungan antara
dua konsep atau lebih. Contohnya, rumus luas segitiga dan rumus umum suku ke-n suatu
barisan geometri. Seorang siswa SMK dinyatakan telah memahami suatu prinsip jika ia dapat
mengingat aturan, rumus, atau teorema yang ada, dapat mengenal dan memahami konsep-
konsep yang ada pada prinsip tersebut, serta dapat menggunakan prinsip tersebut pada situasi
yang tepat.
d. Skill atau keterampilan adalah suatu prosedur atau aturan untuk mendapatkan atau
memperoleh suatu hasil tertentu. Contohnya, menentukan jumlah kuadrat dari akar-akar
suatu persamaan kuadrat, merasionalkan penyebut suatu pecahan, ataupun menentukan
turunan fungsi trigonometri. Penguasaan keterampilan para siswa harus berlandaskan pada
pengertian dan tidak hanya pada hafalan semata-mata.
2. Hirarki Belajar
Para guru matematika tentunya sudah mengalami bahwa suatu sub pokok bahasan diajarkan
mendahului sub pokok bahasan lainnya. Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa suatu
sub pokok bahasan harus diajarkan mendahului sub pokok bahasan lainnya? Atas dasar apa
penentuan itu? Apakah hanya didasarkan pada kata hati para guru dan pakar saja? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, Gagne memberikan alasan pemecahan suatu materi dengan
menyarankan agar para guru matematika SMK bertanya: “Pengetahuan apa yang harus dikuasai
siswa agar ia berhasil mempelajari pengetahuan yang rumit ini?” Setelah mendapat jawabannya,
ia bertanya lagi seperti pertanyaan di atas untuk mendapatkan pengetahuan prasyarat yang harus
dikuasai lebih dahulu lagi. Begitu seterusnya sampai didapatkan pengetahuan yang paling
sederhana yang harus dikuasai siswa.
5
Dengan pertanyaan seperti itu kita akan mendapatkan hirarki belajar. Karena itu, hirarki belajar
menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau top down (Orton, 1987), dimulai dengan
menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun ketrampilan yang menjadi salah satu tujuan
dalam proses pembelajaran di puncak dari hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan,
ketrampilan, atau pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih dahulu
agar mereka berhasil mempelajari ketrampilan atau pengetahuan di atasnya itu. Contoh hirarki
belajar memfaktorkan bentuk aljabar.
3. Ganjaran maupun pengetahuan dapat digunakan untuk memotivasi siswa belajar Matematika
jika rasa ingin tahu untuk belajar matematika belum muncul.
4. Jika seorang siswa melakukan suatu kesalahan, dan kesalahan itu dipraktekannya berulang-
ulang, hal itu akan menjadi kebiasaan baginya dan sukar untuk diperbaiki. Untuk
menghindari hal tersebut, guru matematika hendaknya memperbaiki kesalahan siswanya
sedini mungkin. Itulah sebabnya, guru disarankan untuk berkeliling dan mengamati
pekerjaan siswa agar dapat memperbaiki kesalahan sedini mungkin.
5. Untuk memantapkan dan melatih pengetahuan siswa, maka kepada siswa perlu diberikan PR.
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami berikan dari makalah ini, adalah;
1. kecerdasan memiliki dua makna yang berharga.
( A ) Potensi bawaan, kemampuan untuk pengembangan, properti sepenuhnya bawaan
yang berjumlah milik otak yang baik dan metabolisme saraf yang baik.
( B ) Fungsi otak dimana pembangunan telah berlangsung, menentukan tingkat rata-rata
kinerja pemahaman oleh menyimpang tumbuh atau dewasa orang. tentu saja, diamati
secara langsung, tetapi kecerdasan A, potensi asli ' * Istilah "kecerdasan B ' telah menjadi
banyak digunakan juga dalam konteks fungsi mental.
2. Matematika adalah contoh yang sangat baik dari intelijen B. kecerdasan B adalah
kecerdasan jika berfungsi pemahaman , memprediksi dan mengendalikan lingkungan
pisikal kita, maka matematika mencontohkan intelijen B di salah satu perkembangan
yang paling sukses nya.
3. Homo sapiens, adalah terobosan baru dalam evolusi. Tapi intelijen di dalam kebohongan
keunggulan kami tetap, dalam banyak kebudayaan, sebagian besar belum direalisasi.
3.2 Saran
Saran Kami setelah penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut ;
1. Terim kasih Kami Ucapkan kepeda dosen Pembina mata kuliah Psikologi Belajar Matematika
karena telah memberikan tugas yang dapat mengembangkan pengetahuan Kami ini dalam
program semester genap tahun 2017/2018
2. Semoga tugas ini dapat terus dikembangkan untuk membangun kekompakan Kami selaku
mahasiswa.
3. Dengan tugas ini secara langsung maupun tidak langsung Insya Allah Kami dapat memahami isi
materi Psikologi Belajar Matematika. Akhir kata Wassalamua’laikum Warahmatullahi
Wabarakaatu.
7
DAFTAR PUSTAKA
Pasukan Mascot 2012 (Pend. Matematika A FMIPA UNY 2012) Terjemahan Psikologi Belajar
Matematika Richard R. Skemp.
Shadiq, Fadjar. Diktat Guru Perkembangan Matematika SMK Jenjang Lanjutan Tahun 2009
Psikologi Pembelajaran Matematika