Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
I Gede Putra Kusumajaya
NIM. 12060140050
Oleh :
I Gede Putra Kusumajaya
NIM. 12060140050
ii
HALAMAN PERSETUJAN
SKRIPSI
Oleh :
I Gede Putra Kusumajaya
NIM. 12060140050
iii
iv
v
MOTTO
Teruslah
berusaha dan
mencoba untuk
meraih apa yang
kamu inginkan
vi
KATA PERSEMBAHAN
vii
Dosen Pembimbing
Bapak Gede Budi Widiarta, S.Kep., Ns., M.Kep dan Bapak Drs. Gede Sukayatna,
MM selaku dosen pembimbing tugas akhir saya terimakasih banyak saya ucapkan
atas bimbingan, bantuan, dan nasehat yang diberikan kepada saya sehingga saya
bisa menjadi tahu dari tidak tahu, menjadi paham dari tidak paham, begitu
iklasnya bapak menuntun saya dalam menuntaskan tugas akhir ini. Bapak, kami
tidak akan pernah lupa atas apa yang telah bapak beri kepada kami, anak
bimbingan bapak. Kalian adalah pembingan yang terhebat dan tersabar. Semoga
Tuhan memberikan sinar sucinya kepada bapak.
Dosen Penguji Tugas Akhirku
Bapak Ns. I Dw. Pt. Gd. Putra Yasa, S.Kep., M.Kep., Sp.MB selaku dosen
penguji saya mengucapkan banyak terimakasih karena berkat bapak saya juga
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Seluruh Dosen Pengajar di Kampus
Terimakasih banyak atas semua ilmu, didikan dan pengalaman yang sangat berarti
yang telah kalian berikan kepada kami
Seluruh Staf di Kampus
Terimakasih atas segala bantuan dan kerjasama dari kalian, petugas koperasi,
tukang print yang baik hati, bagian perlengkapan yang selalu melengkapi, ibu
kantin dan pak satpam yang selalu mengamankan apa yang perlu di amankan.
Teman – teman Seangkatan ku
Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini, terimakasih atas
kenangan, canda tawa kalian dan kebersamaan ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
pihak yang telah membantu menyelesaikan SKRIPSI ini. Ucapan terima kasih
1. Dr. Ns. I Made Sundayana, M.Si sebagai Ketua STIKes Buleleng yang
2. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep., Ns., M.Si selaku Ketua Program Studi S1
3. Gede Budi Widiarta, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai pembimbing utama yang
waktu.
melakukan penelitian.
ix
7. Seluruh perawat di IGD RSUD Kabupaten Buleleng dan pasien kategori
triage 4 dan 5, selaku obyek dari penelitian ini dan telah berkenan untuk di
teliti.
9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan SKRIPSI ini dan
sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik
yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga SKRIPSI ini dapat
Penulis
x
ABSTRAK
xi
ABSTRACT
Putra, Kusumajaya I Gede. 2016. The Relationship Response Time Nurse With
Patient Satisfaction Triage Categories 4 and 5 in Emergency Instalation in
General Hospital Goverment Buleleng Regency. Final Asigment, Nursing
Science Program , Institute of Health Sciences Buleleng. Advisor (1) Gede Budi
Widiarta, S.Kep., Ns., M.Kep. Advisor (2) Drs. Gede Sukayatna, MM.
This research is motivated for the patient triage 4 and 5 which states have long
been treated and left to wait, so that it caus dissatisfaction with the services given.
Patient’s satisfaction is determined by the services one of them is fast response
time. The purpose of this study is to determine the relationship of response time
nurse with patient satisfaction level triage categories 4 and 5 in Emergency
Instalation in General Hospital Goverment Buleleng. The type of this research is
descriptive correlation with cross sectional approach. Collecting data using
observation sheet and questionnaire with technique of accidental sampling with a
sample of 102 people. From the results, response time of nurses in the medium
category are 3 respondents (2.9%), slow are 99 respondents (97.1%) and the level
of patient satisfaction in the category of very dissatisfied are 3 respondents
(2.9%), are not satisfied the are 80 respondents (78.4%) and satisfied are 19
respondents (18.6%). The conclusion of this study is still in the nurse's response
time is slow category (97.1%) and the level of patient satisfaction is most
disatisfied (78.4%). Expected for health workers, especially workers in the field of
nursing, can improve response time to increase patient satisfaction.
xii
RINGKASAN PENELITIAN
RSUD Kabupaten Buleleng pada 26 Januari 2016, dari hasil observasi response
time perawat dan wawancara dengan 10 pasien kategori triage 4 dan 5 di ruang
response time perawat di IGD rata-rata > 5 menit. Wawancara yang dilakukan
pada 10 pasien yang setelah mendapatkan respon dan tindakan dari perawat, 7
pasien mengatakan kurang puas karena lamanya perawat menangani mereka dan 3
dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4 dan 5 di Instalasi Gawat Darurat
xiii
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa response time perawat di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Kabupaten Buleleng yaitu dari 102 responden 3 responden
(2,9%) dalam kategori sedang, 99 responden (97,1%) dalam kategori lambat dan
tidak ada dalam kategori cepat dan tingkat kepuasan pasien dari 102 responden 3
responden (2,9%) dalam kategori sangat tidak puas, 80 responden (78,4%) dalam
kategori tidak puas, 19 responden (18,6%) dalam kategori puas dan tidak ada
dalam kategori sangat puas. Hasil uji analisis didapatkan nilai p value adalah
0,037 nilai ini menujukkan adanya hubungan yang bermakna antara response time
kategori lambat. Tingkat kepuasan pasien dari 102 responden didapatkan bahwa
hanya sebagian kecil responden puas (2,9%) dan sebagian besar responden tidak
puas (78,4%). Dari uji analisis terdapat hubungan yang bermakna antara response
pasien.
xiv
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................ i
MOTTO ...................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
xv
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 5
xvi
BAB III KERANGKA KONSEP
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR TABEL
xix
DAFTAR LAMPIRAN
xx
BAB I
PENDAHULUAN
sakit yang dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Tugas instalasi gawat darurat
keperawatan serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan
sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang harmonis dengan unit-unit dan
Salah satu tujuan dalam pelayanan di rumah sakit adalah kepuasan pelanggan,
baik itu pasien maupun keluarga. Berdasarkan hasil penelitian dari Tomsal Siboro
lingkungan fisik rumah sakit. Sriyono dalam Tomsal Siboro (2013) menjelaskan
bahwa salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien adalah
pelayanan yang diberikan oleh perawat di instalasi gawat darurat karena kurang
1
2
pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat
penting (Time saving is life saving) seluruh tindakan yang dilakukan pada saat
kondisi gawat darurat harus benar-benar efektif dan efisien, hal ini mengingatkan
bahwa pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja karena
waktu adalah nyawa (Sutawijaya, 2009). Standar IGD sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan (2009) bahwa indikator waktu tanggap di IGD adalah harus ≤ 5 menit,
waktu tanggap dari perawat pada penanganan pasien gawat darurat yang
waktu tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita penyakit
ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke instalasi gawat
time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan
dan mengurangi angka kesakitan, kematian dan kecacatan (Suhartati et al, 2011)
pada beratnya cedera yang diprioritaskan ada tidaknya gangguan pada airway,
triage antara lain triage dua tingkat, triage tiga tingkat, triage empat tingkat,
triage lima tingkat, skala triage Australia, skala triage Kanada dan skala triage
Buleleng yang sekarang ini sudah menggunakan skala triage Australia dimana
pasien dibedakan dalam 5 (lima) kategori yaitu 1 (satu) sangat mengancam hidup,
Response Time perawat yang cepat (≤ 5 menit) dan yang lambat (>5 menit) sama,
di IGD RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado masih belum 100% memilki
berjumlah 6 orang (20%) dan yang puas berjumlah 24 orang (80%), dan terdapat
response time yang tidak tepat > 5 menit dari perawat, sedangkan hasil penelitian
dengan tingkat kecemasan panik dan terdapat hubungan yang signifikan (p value
RSUD Kabupaten Buleleng pada 26 Januari 2016, dari hasil observasi response
time perawat dan wawancara dengan 10 pasien kategori triage 4 dan 5 di ruang
response time perawat di IGD rata-rata > 5 menit. Wawancara yang dilakukan
pada 10 pasien yang setelah mendapatkan respon dan tindakan dari perawat, 7
pasien mengatakan kurang puas karena lamanya perawat menangani mereka dan 3
response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4 dan 5 di
Kepuasan Pasien Kategori Triage 4 dan 5 di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Kabupaten Buleleng”
penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Response Time Perawat dengan
khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.4 Manfaat
tentang response time dengan tingkat kepuasan pasien, sehingga perawat dapat
penelitian selanjutnya.
Kabupaten Buleleng.
Time Dengan Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Pada Triase Merah Di
IGD RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado”. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, populasi dalam penelitian ini diambil dari jumlah kunjungan pasien
triase merah ke ruang IGD dengan jumlah rata-rata perbulan adalah 30 pasien dan
pendekatan cross sectional dan tehknik sampling yang digunakan adalah non
7
lembar kuisioner dan observasi. Hasil dari penelitian menggunakan uji Chi-
Square didapatkan nilai p value = 0,017, yaitu ada hubungan antara response time
dengan kepuasan keluarga pasien. Penelitian yang saya ambil berjudul “Hubungan
Response Time Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Katagori Triage 4 dan
dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh pasien katagori triage 4 dan
Kabupaten Buleleng.
Time Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kategori Triase Kuning Di IGD
populasi dalam penelitian ini diambil dari rata-rata jumlah kunjungan pasien triase
kuning per bulan ke ruang IGD yaitu 239 pasien/bulan dengan sampel 77
didapatkan nilai p value = 0,001, yaitu ada hubungan yang signifikan antara
response time perawat dengan kecemasan pasien di IGD RSU GMIM Kalooran
Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Katagori Triage 4 dan 5 di IGD RSUD
pendekatan cross sectional. Populasi seluruh pasien katagori triage 4 dan 5 yang
dengan non probability sampling yaitu accidental sampling dan pengambilan data
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Jadi kepuasan adalah
hasil dari akumulasai konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk atau
yang dimaksud dengan kepuasan pasien adalah suatu ungkapan perasaan pasien
pangan dan afiliasi sosial) dan aspek budaya. Siapapun yang mengetahui secara
khusus kebutuhan, keinginan ataupun harapan pelanggan atau pasien, maka dialah
harapan pelanggan dapat anda penuhi, maka pelanggan akan puas. Kepuasan
9
10
pelanggan adalah perasaan senang atau puas bahwa produk atau jasa yang
merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan
pasien adalah suatu modal untuk mendapatkan pasien lebih banyak lagi untuk
mendapatkan pasien yang loyal (setia). Pasien yang loyal akan menggunakan lagi
pelayanan kesehatan yang sama bila mereka membutukan lagi. Bahkan telah
diketahui bahwa pasien loyal akan mengajak orang lain untuk menggunakan
bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan
beserta kelengkapannya.
tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.
11
konsumen.
oleh perawat.
Emotional, Factor, dan Cost of Aquiring (Supriyanto dan Ratna dalam Nursalam,
2015).
1) Product Quality
lain.
2) Service Quality
Skala ini dinyatakan dengan skala 1-5. Skala 1 adalah tidak puas dan skala 5
adalah puas. Nilai rerata skala adalah nilai skor (skor=jumlah n pengukuran
dikatakan skala).
12
3) Emotional Factor
4) Price
Harga dari produk, jasa yang di ukur dari value (nilai) manfaat
5) Cost of Aquaring
yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Menurut Palmer dalam Sari
pelayanan yang cepat dan tanggap, yaitu meliputi: kesigapan petugas dalam
para petugas rumah sakit menumbuhkan rasa percaya pada para pasien. Hal
meliputi:
sarana dan prasarana fisik rumah sakit yang dapat diandalkan, keadaan
oleh pemberi jasa pelayanan. Hal ini meliputi fasilitas fisik yaitu gedung,
meliputi:
penyediaan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila
pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka
pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan efisien. Metode yang sampai
saat ini paling tepat untuk mengukur kepuasan adalah dengan menggunakan
kuesioner (Supranto, 2006). Menurut Nursalam (2015) dan Hidayat (2014) untuk
2) Tidak puas = 2
3) Puas = 3
4) Sangat puas = 4
2) 26 – 50 % = Tidak puas
3) 51 – 75 % = Puas
(Aspuah, 2011):
Ket:
Sp = Skor perolehan
Sm = Skor maksimal
Menurut Depkes RI (2006) salah satu indikator mutu pelayanan IGD adalah
waktu tanggap atau yang disebut dengan response time. Menteri Kesehatan pada
tahun (2009) telah menetapkan salah satu prinsip umumnya tentang penanganan
pasien gawat darurat yang harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah
sampai di IGD, waktu tanggap gawat darurat merupakan gabungan dari waktu
response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai
dari 10 menit.
5) Kategori 5 (biasa), response time perawat harus kurang dari 120 menit.
2.3 Triage
Triage berasal dari bahasa Prancis ‘Trier’ yang artinya membagi atau
melakukan penanganan pada tentara korban perang yang mengalami luka ringan
Triage mulai digunakan di unit gawat darurat pada tahun 1950 dan tahun
1960. Penggunan triage di unit gawat darurat disebabkan oleh peningkatan jumlah
kunjungan ke unit gawat darurat yang dapat mengarah pada lamanya waktu
(Kartikawati, 2012)
jumlah korban puluhan atau mungkin ratusan, dimana penolong sangat belum
prioritas perawatan pada pasien. Keakutan dan jumlah pasien, skill perawat,
8) Tanggung jawab yang paling utama dari proses triage yang dilakukan
10. Penempatan pasien yang benar pada tempat yang benar saat waktu yang
level perawatan. Prioritas didasarkan pada pengetahuan, data yang tersedia, dan
situasi terbaru yang ada (Kartikawati, 2012). Huruf atau angka yang sering
1) Korban kritis diberi label merah atau kegawatan yang mengancam nyawa
misalnya: serangan jantung, trauma berat, gagal napas, syok dan fraktur
terbuka.
2) Tertunda diberi label kuning atau kegawatan yang tidak mengancam nyawa
b. Nadi teraba.
3) Pasien yang masih bisa berjalan atau setelah dilakukan pengkajian, karena
kondisi pasien tidak kritis, maka pasien dapat menunggu diberi label hijau
dan sebagainya.
Dalam sistem triage dua tingkat, pasien dikategorikan sakit atau tidak
sakit. Pasien yang sakit membutuhkan perawatan darurat dengan kondisi yang
membahayakan nyawa, tubuh atau organ. Sementara itu, pasien yang tidak sakit
atau pemberian nomor (kategori 1, 2, 3), tetapi pada dasarnya kategori tersebut
berdasarkan pada ancaman serius terhadap nyawa, tubuh, atau organ, misalnya:
serangan jantung, trauma berat, gagal napas, syok dan fraktur terbuka
(Kartikawati, 2012).
2.3.5.2.2 Darurat
2.3.5.2.3 Biasa
karena kondisi pasien tidak kritis, maka pasien dapat menunggu diberi label hijau,
(Kartikawati, 2012)
Emergency Physicians (ACEP) dan ENA pada tahun 2003, maka di Amerika
Serikat telah diberlakukan secara nasional penggunaan sistem triage lima tingkat.
ACEP dan ENA meyakini bahwa kualitas pelayanan pasien akan bertambah
dengan menerapkan skala triage terstandar dan proses kategori akuitas. Saat ini,
skala triage lima tingkat banyak digunakan diseluruh UGD rumah sakit di
Amerika Serikat. Pada skala ini ada penambahan level yaitu tingkat 1 yang berarti
gawat darurat tertinggi dan tingkat 5 untuk pasien dengan kondisi yang paling
Australia. Penghitungan waktu dimulai sejak pasien pertama kali tiba di UGD,
tingkat kedaruratan triage. Selain itu, proses triage meliputi pemeriksaan kondisi
Darurat 60 menit 70
penilaian tepat waktu untuk semua pasien yang datang ke IGD berdasarkan
kriteria klinis, praktis digunakan karena membedakan katagori pada pasien gawat
darurat, pengalokasian kode triage memerlukan waktu tidak lebih dari lima menit
besar, amputasi).
banyak, sesak napas cukup berat, kejang, muntah terus menerus, dehidrasi,
cedera kepala, nyeri dada yang berat tidak di jantung, nyeri perut, cedera
ringan, tidak ada kehilangan kesadaran, nyeri sedang, muntah atau diare
tanpa dehidrasi, radang mata atau ada benda asing, pergelangan kaki
rendah, gejala minor penyakit stabil yang ada, gejala minor kondisi
jahitan).
dan triage lima tingkat. Setiap tingkst triage mewakili beberapa keluhan dari
pasien. Pada triage tingkat 1, contoh kasusnya yaitu serangan jantung, trauma
berat, gagal napas akut dan lain-lain. Sementara itu triage tingkat 5, contohnya
pasien terkilir, luka ringan dan sebagainya. Triage yang dilakukan oleh perawat
25
perawat langsung
gawat darurat. Setiap tingkatan pada triage ini diberi nama, nomor dan warna
menanyakan tanda dan gejala kepada pasien dan jawaban iya dari pasien
Suatu rumah sakit disebut memiliki pelayanan paripurna salah satunya adalah
pelayanan yang maksimal. Setiap pasien yang masuk ruang rawat inap hampir
75% akan melewati IGD sebelum masuk ruang rawat inap. Ini artinya respon
terhadap kualitas rumah sakit pertama kalidirasakan oleh pasien adalah di IGD.
adalah waktu tanggap (response time) perawat. Dalam pelayanan gawat darurat
diperlukan response time dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
RI, 2006). Menurut Nursalam (2015) kepuasan muncul dari kesan pertama masuk
pasien terhadap pelayanan yang diberikan perawat, seperti pelayanan yang cepat
dan tanggap.
Hal ini didukung oleh penelitian Anjaryani (2009) yang menemukan dengan
pasien. Penelitian yang berbeda dilakukan Wilde (2009) waktu tanggap cepat
sangat dibutuhkan pada pasien di IGD, waktu tanggap maksimal yang dapat
mengurangi angka kematian baik kasus medik maupun surgical. Penelitian yang
dilakukan Widodo, dkk (2015) yang menemukan bahwa response time perawat
menemukan bahwa semakin cepat response time perawat semakin puas pasien dan
sebaliknya semakin lambat response time perawat semakin tidak puas pasien.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Karangka konseptual adalah suatu hubungan atau kegiatan antara konsep satu
terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin di teliti. Karangka konseptual
variabel yang akan di teliti (Setiadi, 2013). Karangka ini di dapat dari konsep ilmu
atau teori yang di pakai sebagai landasan penelitian atau ringkasan dari tinjauan
pustaka yang di hubungkan dengan garis sesuai dengan variabel yang akan di
teliti. Sesuai dengan tujuan dan pemikiran peneliti yaitu Hubungan Response
Time Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Kategori Triage 4 dan 5 di IGD
28
29
Dimensi Kepuasan:
1. Reliability
Response Time
2. Responsivines
3. Assurance
4. Tangible
5. Emphaty
Ket :
: Tidak diteliti
: Mempengaruhi
30
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
dampak pada variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu
respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain. Dalam
3.3 Hipotesis
statistik dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis nol dapat sederhana atau
adanya suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan antara dua atau lebih variabel.
independen dan dependen diamati hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,
2014), dalam hal ini adalah hubungan response time perawat dengan tingkat
Variabel I Deskripsi
Variabel
Uji Interpretasi
Hubungan makna/arti
Deskripsi
Variabel II
Variabel
Berdasarkan rumusan masalah, maka kerangka kerja pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
33
34
Populasi
Pasien kategori triage 4 dan 5 di IGD
RSUD Kabupaten Buleleng dengan
jumlah 137 pasien
Inklusi Eksklusi
Sampel
Pasien kategori triage 4 dan 5 di IGD
RSUD Kabupaten Buleleng dengan
jumlah 102 pasien
Tehnik Sampling
Non Probability sampling dengan tehnik accidental
sampling
Instrument Penelitian
(Kuesioner & Observasi )
Analisa data
Menggunakan uji statistik dengan analisa data korelasi bivariat yaitu
uji Spearman Rank, berbantuan sistem komputer
Mei 2016.
4.4.1 Populasi
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
sekelompok atau subyek atau data dengan karakteristik klinis dan demografi.
Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi oleh tempat
dan waktu (Sastroasmoro, 2008). Populasi target adalah seluruh pasien kategori
terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kategori triage 4 dan 5 di
IGD RSUD Kabupaten Buleleng yang rata-rata perbulan yaitu 137 pasien
4.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Sampel terdiri dari
melalui sampling (Nursalam, 2014). Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2014). Kriteria
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2014).
Kriteria eksklusi yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi pasien:
Teknik Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan
populasi yang ada (Hidayat, 2014). Teknik pengambilan sampel dengan cara
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data Primer yaitu
data yang dikumpulkan dari para responden dan bukan berasal dari pengumpulan
data yang pernah dilakukan sebelumnya. Data primer didapatkan dari responden
yang diperoleh adalah hasil pengukuran meliputi kepuasan pasien dan observasi
Pengumpulan data diperoleh dari data primer. Data primer diperoleh dengan
menggunakan arloji/stop watch ketika responden baru masuk pintu IGD sampai
dari hasil pengisian kuesioner oleh responden yang lebih dahulu diberikan
kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat peneliti sesuai
kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan
diteliti (Hidayat, 2014). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
penelitian.
pasien.
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabititas data. Uji Validitas
40
adalah suatu indeks yang menunjukkan alat itu benar untuk mengukur apa yang
untuk melihat tingkat konsistensi suatu instrument. Berdasarkan hasil uji validitas
RSUD Kabupaten Buleleng, didapatkan bahwa semua pernyataan valid dan dapat
digunakan, r hitung terendah yaitu 0,341 dan tertinggi yaitu 0,758 dengan r tabel
0,312.
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sugiyono, 2015).
bahwa semua pernyataan sangat reliabel dan dapat digunakan, terendah 0,896 dan
tertinggi 0,907.
4.6.1.1 Editing
4.6.1.2 Coding
pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Untuk memudahkan dalam pengolahan data,
maka setiap jawaban dari kuesioner yang telah disebutkan diberi kode dengan
seperti, Tingkat Pendidikan : (0) Tidak Sekolah ,(1) SD, (2) SMP , (3) SMA,
Tamatan Akademik (4). Jenis kelamin : (0) Laki-laki , (1) Perempuan. Pekerjaan :
Tidak Bekerja (0) ,Buruh (1) , Petani (2), PNS (3), Wiraswasta (4). Response time
perawat: Cepat (1), Sedang (2), Lambat (3). Tingkat kepuasan pasien: Sangat
tidak puas (1), Tidak puas (2), Puas (3), Sangat puas (4).
4.6.1.3 Entering
Yaitu memasukkan data yang telah diperoleh sesuai dengan kode yang
4.6.1.4 Cleaning
entry.
42
4.6.1.5 Tabulating
analisa yang digunakan untuk melihat gambaran dari masing-masing variabel dan
dapat menghasilkan data persentase. Dalam penelitian ini, uji univariat akan
antara response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4
dan 5 di IGD RSUD Kabupaten Buleleng, untuk uji hubungan antara kedua
variabel adalah dengan tehnik korelasi Spearman Rank dengan dibantu program
komputer.
43
1) Bila t hitung ≥ t tabel , Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara
response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4 dan 5
2) Bila t hitung ≤ t tabel , Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara response
time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4 dan 5 di IGD
Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
dengan manusia, maka segi etika peneliti harus di perhatikan karena manusia
mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Nursalam, 2014). Etika dalam
atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian, setelah semua informasi yang
yang di berikan.
berikan sebelum peneliti melakukan tujuan agar responden mengerti maksud dan
44
4.7.3 Anominity
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
4.7.4 Confidentiality
Pada saat penelitian untuk menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik
4.7.5 Beneficence
kepada klien mengandung prinsip kebaikan (promote good). Prinsip berbuat yang
terbaik bagi klien ini tentu saja dalam batas-batas hubungan teraupetik antara
4.7.6 Justice
Buleleng berlokasi di jalan Ngurah Rai No. 30 yang merupakan RS tipe B yang
beberapa ruang unit pelayanan kesehatan diantaranya ruang IGD yang memiliki
ruang perawatan, ruang triase dan ruang tindakan bedah. Jumlah perawat yang ada
D3 19 orang dan D4 2 orang. IGD memiliki jam kerja yang dibagi menjadi 3 shift
yaitu pagi, sore dan malam, yang terdiri dari 1 shift 7 jam kerja dengan 6 perawat
jaga.
umur yang didistribusikan dengan mancari mean, standar deviasi, minimal dan
maksimal, dan 95%CI, sedangkan jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan yang
45
46
Dari tabel 5.1 dapat dilihat rata-rata umur responden yaitu 34.97 tahun
(95% CI: 32.91 – 37.03) dengan standar deviasi 10.475. Umur terendah 18 tahun
dan tertinggi 55 tahun. Dari estimasi interval disimpulkan bahwa 95% diyakini
bahwa rata-rata umur responden di IGD yaitu diantara 32.91 tahun sampai dengan
37.03 tahun.
kelamin. Data ini menunjukkan bahwa paling banyak yang menjadi responden
terakhir. Data ini menunjukkan bahwa paling banyak yang menjadi responden
(50,0%).
ini menujukkan bahwa yang paling banyak menjadi responden yaitu responden
Berdasarkan tabel 5.5 diatas response time perawat dari 102 responden.
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat tingkat kepuasan pasien dari 102
responden. Data ini menujukkan lebih dominan pasien tidak puas dengan jumlah
80 orang (78,4%).
49
dengan tingkat kepuasan pasien yaitu yang response time sedang dengan
responden yang tidak puas berjumlah 1 responden (1%), dengan responden puas
berjumlah 2 responden (2%) dan tidak ada responden yang sangat puas. Response
time lambat dengan responden yang sangat tidak puas berjumlah 3 responden
dengan responden yang puas berjumlah 17 responden (16,7%) dan tidak ada
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi adalah -
0,207 yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara response time
perawat dengan tingkat kepuasan pasien dengan signifikasi (p) adalah 0,037. Hasil
yang berbunyi ada hubungan antara response time perawat dengan tingkat
diterima. Selain itu berarti nilai H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara response time perawat
Berdasarkan data yang telah disampaikan, maka berikut ini akan di bahas
Dari hasil uji menggunakan uji korelasi Spearman Rank adalah 0,037 nilai
ini lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05 hal ini menunjukkan
bahwa ada Hubungan Response Time Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien
masih lambat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tumbuan
response time yang lambat dari perawat ini menujukkan response time perawat di
IGD masih lambat, keadaan ini menujukkan belum terpenuhinya standar IGD
51
sesuai Kepmenkes (2009) tentang indikator response time di IGD, berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2015) yang menyatakan bahwa dari
perawat, ini menujukkan response time perawat di IGD cepat, karena RS Panti
pelayanan minimal di IGD berupa response time < 3 menit pada tahun 2015,
namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tumbuan (2015) dan
Widodo (2015) hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba (2015) yang
menyatakan bahwa rewsponse time perawat yang cepat (≤ 5 menit) dan yang
Menurut Depkes RI (2006) salah satu indikator mutu pelayanan IGD adalah
waktu tanggap atau yang disebut dengan response time. Menteri Kesehatan pada
tahun (2009) telah menetapkan salah satu prinsip umumnya tentang penanganan
pasien yang harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di IGD,
waktu tanggap gawat darurat merupakan waktu tanggap saat pasien tiba di depan
pintu IGD. Dalam mencapai hal tersebut, dilakukan program yaitu memenuhi
IGD RSUD Kabupaten Buleleng yaitu rata-rata 137 orang/bulan atau per/hari 5
orang dan jumlah SDM perawat 33 orang. Hal ini didukung oleh penelitian
Widodo (2015) mengemukakan bahwa jumlah kunjungan pasien IGD RS. Panti
perawat 18 orang, maka kebutuhan tenaga perawat sudah cukup dan penempatan
perawat yang sudah terlatih untuk melakukan triage dan pertolongan pertama
response time yang baik. Hal ini sesuai dengan teori dari American College of
Emergency Physician (2008) dalam Widodo (2015) yang menyatakan bahwa pada
Ketersediaan sarana dan prasarana selain alat medis yang memadai, untuk
strecher/tempat tidur pasien yang cukup di IGD. IGD RSUD Kabupaten Buleleng
untuk triage, 3 bed untuk tindakan bedah dan 2 bed untuk observasi. Posisi tempat
jumlah strecther akan membuat response time perawat menjadi lebih lambat
karena harus mengupayakan fasilitas dengan cara mencari fasilitas alternatif untuk
53
kedatangan pasien baru yang mungkin saja dalam kedaan yang sangat kritis.
(78,4%) tidak puas. Ini menujukkan masih banyak responden tidak puas dengan
response time perawat di IGD. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
menyatakan kurang puas dan 17 orang (28,3%), ini menujukkan bahwa masih
banyak responden yang tidak puas dengan response time perawat, berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba (2015) yang menyatakan bahwa dari
ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan keperawatan di IGD RSUP Prof. Dr.
semakin cepat tindakan yang diberikan oleh perawat maka semakin puas pasien
begitu juga sebaliknya semakin lambat tindakan yang diberikan maka semakain
Walter dan White dalam Nooria, 2008) yaitu karakteristik produk, harga,
penelitian yang dilakukan Lestari (2008) dalam Purba (2015) menyatakan faktor
responsiviness atau daya tanggap sangat penting dalam memandang sikap dan
perilaku petugas kesehatan dalam menentukan kepuasan mereka dan juga faktor
dengan kepuasan pasien, bahwa sebagian besar menyatakan bahwa perawat telah
menyatakan telah puas dengan komunikasi yang diberikan oleh perawat, dimana
oleh pasien sangat berkaitan erat dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat
di IGD. Selain kecepatan dan ketepatan, perilaku perawat merupakan hal yang
= 0,037 dimana p value < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima
artinya ada hubungan antara response time perawat dengan tingkat kepuasan
dirasakan pasien, dimana semakin cepat response time perawat maka kepuasan
yang dilakukan oleh Surtiningsih (2015) yang menyatakan bahwa semakin cepat
response time perawat maka semakin puas pasien dan begitu juga sebaliknya
semakin lambat response time perawat makan semakin tidak puas pasien.
saat pasien tiba di depan pintu IGD sampai mendapat respon dari perawat
Menurut Moison, Walter dan White dalam Nooria (2008) adapun beberapa
kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta kelengkapannya, harga:
semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih
dalam pelayanan dan tanggap terhadap keluhan pasien. Rumah sakit dianggap
maupun orang lain yang berkunjung di rumah sakit, fasilitas: kelengkapan fasilitas
kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman
dan ruang kamar rawat inap, image: yaitu citra, reputasi dan kepedulian perawat
rendah angka response time perawat maka tingkat kepuasan semakin tinggi,
begitu juga sebaliknya semakin besar angka response time perawat maka tingkat
57
didapat hasil korelasi negatif yaitu -0,596, hal ini disebabkan karena response
time perawat sebagian sangat cepat yaitu 0 menit dan pasien sangat puas dengan
waktu tanggap yang diberikan oleh perawat. Berbeda dengan penelitian Widodo
(2015) yang menemukan hasil korelasi positif dalam kategori rendah yaitu
0,207, hal ini disebabkan karena kecepatan bukan merupakan hal utama yang
Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa jika semakin rendah
angka response time perawat maka tingkat kepuasan semakin tinggi, begitu juga
sebaliknya jika semakin tinggi angka response time maka tingkat kepuasan
semakin menurun.
komunikasi dari perawat dan ada pula responden yang merasa tidak mood untuk
mengisi kuesioner.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
sedang, 99 responden (97,1%) dalam kategori lambat dan tidak ada dalam
kategori cepat.
kategori sangat tidak puas, 80 responden (78,4%) dalam kategori tidak puas,
19 responden (18,6%) dalam kategori puas dan tidak ada dalam kategori
3) Ada hubungan yang bermakna antara response time perawat dengan tingkat
6.2 Saran
58
59
tentang response time sebagai upaya untuk mengetahui ketepatan bahkan ketidak
rancangan penelitian yang berbeda, cakupan responden yang lebih luas dan lokasi
Kepmenkes. 2009. Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
No KEGIATAN BULAN
DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Sosialisasi Proposal
2 Registrasi Administrasi/Akademik
3 Registrasi Proposal sesuai dengan syarat
4 Penyusunan Proposal
5 Sidang Proposal
6 Perbaikan Proposal
7 Pengurusan Izin Penelitian
8 Pengumpulan data dan analisis
9 Penyusunan laporan penelitian
10 Sidang SKRIPSI
11 Perbaikan SKRIPSI
12 Pengumpulan SKRIPSI
Lampiran 2: Keaslian Penelitian
NIM : 12060140050
Jurusan : S1 Keperawatan
Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil
NIM : 12060140050
Semester : VII
Jurusan : S1 Keperawatan
NIM : 12060140050
Semester : VII
Jurusan : S1 Keperawatan
PENGANTAR RESPONDEN
Buleleng. Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir, saya bermaksud untuk
berikan, oleh karena itu saya mohon diisi sesuai dengan keadaan yang
Singaraja,.............................2016
Peneliti
Mengetahui,
PENGANTAR KUESIONER
berikan, oleh karena itu saya mohon diisi sesuai dengan keadaan yang
Singaraja,………………….2016
Peneliti,
Mengetahui,
penelitian. Saya mengerti resiko yang akan terjadi pada penelitian ini tidak ada.
maka penelitian akan dihentikan. Saya mengerti bahwa catatan mengenai data
penelitian ini akan dirahasiakan, dan kerahasiaan ini akan dijamin. Informasi
mengenai identitas saya tidak akan ditulis pada instrument penelitian dan akan
Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam
penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya
atau mengenai peran serta saya dalam penelitian ini dan dijawab serta dijelaskan
secara memuaskan. Saya secara sukarela dan sadar bersedia berperan serta dalam
.
Lampiran 8 : Lembar Kuesioner
INSTRUMEN PENELITIAN
KUESIONER
2016
LEMBAR KUESIONER KEPUASAN
No Responden :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian:
No DAFTAR PERNYATAAN 1 2 3 4
A KEANDALAN/RELIABILITY
B DAYA TANGGAP/RESPONSIVENESS
C KEYAKINAN/ASSURANCE
D KENYATAAN/TANGIBLES
E EMPATI/EMPHATY
Total Skor
Lampiran 8 : Lembar Observasi
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR OBSERVASI
2016
LEMBAR OBSERVASI RESPONSE TIME PERAWAT
KISI-KISI KUESIONER
ANGGARAN BIAYA
Satuan Jumlah
3 Foto Copy
Rp. 150.000 Rp. 150.000
4 Transfortasi dan Penjilidan Rp. 200.000
4 Paket Rp. 50.000
5 Biaya Studi Pendahuluan di RSUD Rp. 150.000
1 Paket Rp. 150.000
6 Biaya Penelitian di IGD RSUD Rp. 150.000
1 Paket
Rp. 150.000
Jumlah Rp 3.895.000
Lampiran 12: Master Tabel
MASTER TABEL
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Statistics
Umur
N Valid 102
Missing 0
Mean 34.97
Median 37.00
Mode 38
Minimum 18
Maximum 55
Descriptives
Median 37.00
Variance 109.732
Minimum 18
Maximum 55
Range 37
Interquartile Range 17
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptives
Median 16.00
Variance 15.995
Minimum 10
Maximum 26
Range 16
Interquartile Range 5
Median 33.50
Variance 57.639
Minimum 20
Maximum 52
Range 32
Interquartile Range 10
response kepuasan
N 102 102
a
Normal Parameters Mean 16.84 33.84
D. Output Univariat
Response Time
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kepuasan Pasien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
klp_kepuasan
lambat Count 3 79 17 99
F. Output Bivariat
Correlations
klp_response klp_kepuasan
*
Spearman's rho klp_response Correlation Coefficient 1.000 -.207
N 102 102
*
klp_kepuasan Correlation Coefficient -.207 1.000
N 102 102
BIODATA PENULIS
NIM : 12060140050
ANGKATAN :V
NOMOR HP : 085847849177
EMAIL : e_puspita10@yahoo.co.id