Reservoir Kompre
Reservoir Kompre
Dimana :
∅ = Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc
Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap volume batuan
total yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik dapat ditulis sesuai persamaan
sebagai berikut :
2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling berhubungan
terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan dalam persen.
Dimana :
∅e = Porositas efektif, fraksi (%)
ρg = Densitas butiran, gr/cc
ρb = Densitas total, gr/cc
ρf = Densitas formasi, gr/cc
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan dengan
proses pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses pengendapan.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir,
sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. Untuk pegangan dilapangan,
ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut :
1.2. Permeabilitas ( k )
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan/melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan
porositas efektif.
Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran air
yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil penemuannya diformulasikan kedalam hukum
aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy. Dapat dilihat pada gambar 2 dibawah :
Dimana :
Q = laju alir fluida, cc/det
k = permeabilitas, darcy
μ = viskositas, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
A = luas penampang, cm2
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida
dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang
dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada
kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
• Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir melalui
media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya minyak
atau gas saja.
• Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih dari
satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya.
Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk
minyak, gas dan air.
• Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu terhadap
permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 – 1 darcy. Dapat juga dituliskan
sebagai beikut :
Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga didalam reservoir
akan terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas relatif minyak (Kro),
Permeabilitas relatif gas (Krg) dimana persamaannya adalah :
Dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas
1.3. Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi
tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan
fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat
tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak
(So) dan saturasi gas (Sg), dimana secara matematis dapat ditulis :
Didalam kenyataan, fluida reservoir tidak dapat diproduksi semuanya. Hal ini disebabkan
adanya saturasi minimum fluida yang tidak dapat diproduksi lagi atau disebut dengan
irreducible saturation sehingga berapa besarnya fluida yang diproduksi dapat dihitung dalam
bentuk saturasi dengan persamaan berikut :
Dimana :
St = saturasi total fluida terproduksi
Swirr = saturasi air tersisa (iireducible)
Sgirr = saturasi gas tersisa (iireducible)
Soirr = saturasi minyak tersisa (iireducible)
1.4. Resistiviti
Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-
padatan mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat
kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang
mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat
menghantarkan arus listrik apabila air melarutkan garam.
Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk
menentukan apakah material didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak
maka digunakan parameter resistiviti. Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu
material untuk menghantarkan arus listrik, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana :
ρ = resistiviti fluida didalam batuan, ohm-m
r = tahanan, ohm
A = luas area konduktor, m2
L = panjang konduktor, m
Konsep dasar untuk mempelajari sifat kelistrikan batuan diformasi digunakan konsep “faktor
formasi” dari Archie yang didefinisikan :
Dimana :
Ro = resistiviti batuan yang terisi minyak
Rw = resistiviti batuan yang terisi air
1.5. Wettabiliti
Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida
atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan batuan.
Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan partikel
cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan adhesi
merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti
berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.
Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang terletak diantara
matrik batuan.
Gambar 3 memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak dengan benda padat, dengan sudut
kontak sebesar θ. Sudut kontak diukur antara fluida yang lebih ringan terhadap fluida yang
lebih berat, yang berharga 0o – 180o, yaitu antara air dengan padatan, sehingga tegangan
adhesi (AT) dapat dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
AT = tegangan adhesi, dyne/cm
σso = tegangan permukaan benda padat-minyak, dyne/cm
σsw = tegangan permukaan benda padat-air, dyne/cm
σwo = tegangan permukaan air-minyak, dyne/cm
θ = sudut kontak air-minyak
Dimana :
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
Pnw = tekanan pada permukaan fluida non wetting phase, dyne/cm2
Pw = tekanan pada permukaan fluida wetting phase, dyne/cm2
Hubungan tekanan kapiler di dalam rongga pori batuan dapat dilukiskan dengan sebuah
sistim tabung kapiler. Dimana cairan fluida akan cenderung untuk naik bila ditempatkan
didalam sebuah pipa kapiler dengan jari-jari yang sangat kecil. Hal ini diakibatkan oleh
adanya tegangan adhesi yang bekerja pada permukaan tabung. Besarnya tegangan adhesi
dapat diukur dari kenaikkan fluida , dimana gaya total untuk menaikan cairan sama dengan
berat kolom fluida. Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan kapiler merupakan
kecenderungan rongga pori batuan untuk menata atau mengisi setiap pori batuan dengan
fluida yang berisi bersifat membasahi.
Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara permukaan dua fasa fluida.
Fluida pada sisi konkaf (cekung) mempunyai tekanan lebih besar dari pada sisi konvek
(cembung). Perbedaan tekanan diantara dua fasa fluida terebut merupakan besarnya tekanan
kapiler didalam tabung.
Untuk sistem udara-air (gambar 5) :
Dimana :
Pa = tekanan udara, dyne/cm2
Pw = tekanan air, dyne/cm2
Pc = tekanan kapiler, dyne/cm2
ρw = densitas air, gr/cc
ρo = densitas minyak, gr/cc
g = percepatan gravitasi, m/det2
h = tinggi kolom, m
Dimana :
ρo = densitas minyak, lb/ft3
m = massa minyak, lb
V = volume minyak, ft3
Sedangkan spesifik grafiti merupakan perbandingan dari densitas suatu fluida (minyak)
terhadap densitas air. Baik densitas air maupun fluida tersebut diukur pada kondisi yang sama
(60° F dan 14.7 Psia).
Dimana :
γo = spesifik grafiti minyak
ρo = densitas minyak mentah, lb/ft3
ρw = densitas air, lb/ft3
Meskipun densitas dan spesifik grafiti dipergunakan secara meluas dalam industri
perminyakan, namun API grafiti merupakan skala yang lebih sering dipakai. Grafiti ini
merupakan spesifik grafiti yang dinyatakan dengan rumus :
API grafiti dari minyak mentah pada umumnya memiliki nilai antara 47 °API untuk minyak
ringan sampai 10 °API untuk minyak berat.
Gambar 6 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas tekanan gelembung (Pb),
dengan penurunan tekanan sampai (Pb), mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini
akibat adanya pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari Pb sampai
pada harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositas minyak, karena pada kondisi
tersebut terjadi pembebasan gas dari larutan minyak.
2.3. Faktor Volume Formasi Minyak ( Bo )
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai volume minyak pada tekanan dan
temperatur reservoir yang ditempati oleh satu stock tank barrel minyak dan gas dalam larutan.
Harga ini selalu lebih besar atau sama dengan satu. Untuk minyak tersaturasi, Standing
membuat korelasi berdasarkan persamaan :
Dimana :
Bo = faktor volume formasi minyak, bbl/STBO
T = temperature, °F
Rs = kelarutan gas, SCF/STBO
C = faktor tambahan seperti perhitungan Rs
Faktor volume formasi minyak merupakan fungsi dari tekanan. Gambar 7 memperlihatkan
faktor volume formasi minyak.
Dengan menggunakan grafik korelasi, maka harga kompressibilitas minyak dapat diperoleh
dengan persamaan :
Kompressibilitas minyak pada kondisi dibawah bubble point akan cenderung membesar bila
dibandingkan dengan harga ketika diatas bubble point karena dengan turunnya tekanan, gas
membebaskan diri dari larutan. Volume total minyak yang tertinggal sebenarnya berkurang
dengan turunnya tekanan terebut, akibatnya volume fluida total yang terdiri dari minyak dan
gas makin lama menjadi besar seiring dengan turunnya tekanan.
Reservoir jenis pendorong solution gas drive mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Tekanan reservoir turun secara cepat dan kontinu
2. Perbandingan komulatif produksi gas (Gp) dengan komulatif produksi minyak (Np)
meningkat dengan cepat (GOR) meningkat
3. Produksi air hampir tidak ada (relatif sangat kecil)
4. Jenis-Jenis Reservoir
Jika terjadi suatu retakan atau perekahan pada batuan induk (source rock) maka minyak dan
gas akan mengalami migrasi keluar yang biasa disebut dengan migrasi primer. Setelah itu
minyak dan gas bumi akan bermigrasi terus sampai terjebak didalam suatu wadah yang tidak
bisa dilalui oleh minyak dan gas, yang biasa disebut dengan reservoir.
Reservoir adalah suatu tempat berkumpulnya minyak dan gas bumi. Dalam hal ini akan
dibahas jenis reservoir jenuh dan reservoir tidak jenuh.
4.1. Reservoir Jenuh
Reservoir jenuh (saturated) biasanya mengandung hidrokarbon dalam bentuk minyak yang
dijenuhi oleh gas terlarut dan dalam bentuk gas bebas yang terakumulasi membentuk gas cap.
Bila minyak dan gas diproduksikan, kemungkinan akan ada air yang ikut terproduksi, tekanan
reservoir akan turun. Dengan turunnya tekanan reservoir, maka volume gas yang membentuk
gas cap akan mengembang dan merupakan pendorong keluarnya fluida dari dalam reservoir.
Selain pengembangan volume gas cap dan pembebasan gas terlarut, mungkin juga terjadi
perembesan air kedalam reservoir.