Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN PENGARUH EKSTRAK MENTIMUN DAN AIR JAHE TERHADAP

TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT
TAHUN 2014

Yuliantari, Ni Wayan, Sang Ketut Arta, SKM, M.Kes (1), Ns. I Ketut Suarnata, S. Kep (2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Hypertension is a condition which blood pressure ≥140/90 mmHg and more common
in the elderly because of increased peripheral vascular resistance. This can be overcome by
taking cucumber extract or ginger water. This study aimed to assess the effect of differences in
cucumber extract and ginger water on blood pressure of elderly with hypertension conducted in
Puskesmas II Denpasar Barat, on May 5 until 18, 2014. This research is quasy experimental
design. There are 30 elderly were selected by purposive sampling. Previously performed a pre-
test measurement of blood pressure in each group. In the first group was given cucumber extract
from 100 grams of cucumber and the second group was given a dose of ginger with 4 gr/200 cc
of water given for 2 weeks every morning before breakfast. Post-test performed 4 times for 2
weeks. Data collection was conducted using observation sheets measuring blood pressure.
Results of Mann-Whitney test was found level of systolic and diastolic blood pressure is p=
0.114 and p= 0.959 (p value ≤0.05), which means there is no difference in systolic blood
pressure between the groups of elderly with hypertension were given cucumber extract and
ginger water along with there is no difference in diastolic blood pressure between the groups of
elderly with hypertension were given cucumber extract and ginger water.

Keyword: Blood Pressure, Cucumber Extract, Ginger Water

PENDAHULUAN Proporsi penduduk lanjut usia di Indonesia


tahun 2010 sudah menyamai proporsi
Kemajuan di bidang sosial ekonomi,
penduduk balita. Pada saat ini penduduk
pelayanan kesehatan, dan peningkatan
lanjut usia berjumlah sekitar 24 juta dan
pengetahuan masyarakat menyebabkan
tahun 2020 diperkirakan sekitar 30-40 juta
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH)
jiwa. Provinsi Bali menempati urutan
seseorang. Direktur Bina Kesehatan Jiwa
keempat dengan persentase lansia terbanyak
Kementerian Kesehatan, Eka Viora,
setelah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
mengatakan pada tahun 2014, umur harapan
Timur, dan Jawa Tengah yaitu sebesar
hidup masyarakat Indonesia rata-rata akan
11,02% (Susenas, 2007).
mencapai 72 tahun. Peningkatan tersebut
Proses penuaan penduduk tentunya
menyebabkan bertambahnya populasi
berdampak pada berbagai aspek kehidupan,
penduduk berusia lanjut atau usia di atas 60
baik sosial, ekonomi, dan terutama
tahun (Depkes RI, 2013).
kesehatan, karena dengan semakin
Penuaan penduduk telah berlangsung
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan
secara pesat terutama di negara berkembang
semakin menurun baik karena faktor
pada dekade pertama abad milenium ini.
alamiah maupun karena penyakit. Salah satu
gangguan kesehatan yang paling banyak hipertensi selama ini menggunakan
dialami oleh lansia adalah pada sistem pengobatan farmakologis yang memiliki
kardiovaskuler yaitu hipertensi. Secara beberapa efek samping. Sebagai alternatif
alamiah lansia akan mengalami penurunan lain, masyarakat yang tinggal di daerah
fungsi organ dan mengalami labilitas pedesaan sering menggunakan tanaman
tekanan darah (Mubarak dkk, 2006). herbal tradisional dan bahkan sebagian
Hipertensi telah membunuh 9,4 juta masyarakat di perkotaan juga telah mulai
warga dunia setiap tahunnya. Data Global menggunakannnya (Arini dkk, 2006).
Status Report on Noncommunicable Pengobatan tradisional atau
Diseases 2010 dari WHO, menyebutkan komplementer alternatif telah menjadi salah
40% negara ekonomi berkembang memiliki satu rencana strategis Kementrian Kesehatan
penderita hipertensi, sedangkan negara maju tahun 2010-2014 Keputusan Menteri
hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara, Kesehatan No. HK/03.01/160/2010 dengan
terdapat 36% orang dewasa yang menderita harapan meningkatnya pembinaan dan
hipertensi sedangkan di kawasan Asia, pengawasan upaya kesehatan tradisional
penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang atau komplementer alternatif. Selain itu, di
setiap tahunnya. dalam SK Menkes No.
Data Riset Kesehatan Dasar 2007, HK.02.02/MENKES/148/2010 tentang Izin
menunjukkan prevalensi hipertensi di dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
Indonesia tertinggi terjadi di provinsi disebutkan dalam pasal 8 ayat 3 (c) bahwa
Kalimantan Selatan sebesar 39,6% dan terapi komplementer merupakan bagian dari
terendah di Papua Barat sebesar 20,1%. praktik keperawatan.
Sementara itu, angka kejadian hipertensi di Indonesia merupakan negara yang
Bali yaitu 29,1% dan tercatat sebesar 30,8% memiliki sumber daya alam dan tanaman
terdapat kasus hipertensi di daerah herbal yang melimpah serta beraneka ragam.
perkotaan. Hipertensi merupakan penyebab Hal yang menjadi daya tarik dari
kematian nomor 3 setelah stroke dan penggunaan obat herbal ini adalah sifat
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari kealamiahan, keaslian, dan diperoleh tanpa
populasi kematian pada semua umur di peresepan. Masyarakat di berbagai belahan
Indonesia (Depkes RI, 2010). dunia telah menggunakan pengobatan herbal
Hipertensi seringkali disebut sebagai sebagai pilihan utama dan terkadang
silent killer, karena penderita hipertensi pengobatan yang tersedia hanya pengobatan
mengalami kejadian tanpa gejala herbal saja (Juckett, 2004).
(asymtomatic) selama beberapa tahun dan Obat herbal yang dapat digunakan
juga merupakan faktor resiko langsung sebagai alternatif pengobatan hipertensi
terhadap timbulnya infark miokard, CVA antara lain mentimun (Cucumis sativus),
(cerebrovascular accidents) serta jahe (Zingiber officinale Roscoe), bawang
komplikasi lain seperti edema paru, gagal putih, seledri, murbei, rosella, dan lain-lain.
ginjal, dan kebutaan akibat pecahnya Mentimun dan jahe bukan merupakan suatu
pembuluh darah di mata. Pengobatan untuk hal yang asing bagi masyarakat Indonesia.
Mentimun bermanfaat untuk menurunkan Ginger, menyimpulkan bahwa jahe juga
hipertensi, meningkatkan stamina, dapat membantu mengurangi tekanan darah
menurunkan berat badan, menurunkan tinggi melalui blokade tegangan dependent
kolesterol, serta melancarkan buang air calcium channels pada 100 orang sampel
besar. Jahe sendiri berguna untuk mengobati dewasa dengan rata-rata penurunan tekanan
penyakit rematik, asma, stroke, sakit gigi, sistole sebesar 10 mmHg dan diastole
diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, sebesar 8 mmHg. Hal tersebut menunjukkan
hipertensi, mual, demam dan infeksi (Ali, et bahwa keduanya sama-sama berpengaruh
al, 2008; Wang dan Wang, 2005; Tapsell, et terhadap tekanan darah, namun belum ada
al, 2006). yang mencoba untuk mencari perbedaan
Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali pengaruh antara keduanya terhadap tekanan
tahun 2012, menunjukkan bahwa terdapat darah lansia yang mengalami hipertensi.
18.558 kunjungan puskesmas dengan kasus Berdasarkan studi pendahuluan yang
hipertensi di kota Denpasar. Di tahun 2013, dilakukan peneliti di Puskesmas II Denpasar
laporan kejadian hipertensi pada lansia di Barat, didapatkan bahwa pada tahun 2013,
Denpasar dari bulan Januari sampai dengan jumlah lansia yang dibina oleh puskesmas
Juni 2013 masing-masing 857, 836, 939, ini lebih banyak dibandingkan dengan
891, 978, dan 797 kasus (Dinas Kesehatan puskesmas di wilayah Denpasar lainnya
Kota Denpasar, 2013). Data tersebut yaitu sebanyak 3.898 orang dengan jumlah
menunujukkan kasus hipertensi pada lansia kunjungan hipertensi setiap bulannya rata-
khususnya di Denpasar masih tinggi dan ada rata 90 orang. Kasus hipertensi di
kecenderungan untuk meningkat. Dalam puskesmas ini selalu masuk 10 besar
majalah Trubus tahun 2009, dijelaskan penyakit berdasarkan data tahun 2013. Dari
bahwa dari 5 orang yang menderita penyakit 5 orang lansia yang diwawancarai, mengaku
tertentu, mulai beralih dan memilih memiliki ketertarikan dan pernah mencoba
mengkonsumsi obat herbal untuk mengobati memanfaatkan terapi herbal dalam
penyakitnya setelah mengetahui manfaat menangani penyakit hipertensinya selain
dari herbal tersebut. menggunakan terapi farmakologis.
Penelitian yang dilakukan oleh Lauw Berdasarkan hal tersebut, maka
Haris Hariada (2011) tentang Pengaruh Jus peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan
Mentimun (Cucumis Sativus Linn) pada pengaruh ekstrak mentimun dan air jahe
Tekanan Darah Perempuan dan Laki-Laki terhadap tekanan darah lansia dengan
Dewasa, menunjukkan bahwa pemberian jus hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas II
buah mentimun dapat menurunkan tekanan Denpasar Barat tahun 2014.
darah pada perempuan dan laki-laki dewasa,
dengan penurunan tekanan darah yang METODE PENELITIAN
sebanding. Penelitian lain oleh Vungarala Rancangan Penelitian
Satyanand, et al (2013) tentang Blockade of Penelitian ini merupakan Quasy
Voltage Dependent Calcium Channels Experimental Design yang memiliki dua
Lowers the High Blood Pressure Through kelompok (Sugiyono, 2013). Kedua
kelompok ini akan diberikan perlakuan yang diberikan air jahe dengan takaran 4
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. gr/200 cc air yang direbus selama kurang
Hasil dari reaksi kedua kelompok tersebut lebih 15 menit. Intervensi tersebut diberikan
yang akan diperbandingkan (Prasetyo dan setiap pagi hari sebelum sarapan selama dua
Lina, 2005). minggu.
Sebelumnya sampel dijelaskan
Populasi dan Sampel tentang prosedur dan tujuan penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah kemudian sampel menandatangani inform
semua lansia yang mengalami hipertensi di consent. Pengambilan data dilakukan
Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat dengan cara mengukur tekanan darah
yaitu Dusun Padang Indah dan Purnawira responden sebelum dan setelah diberikan
berjumlah 50 orang. Peneliti mengambil intervensi kemudian hasilnya dikumpulkan
sampel berjumlah 30 orang sesuai dengan dan dicatat dalam lembar observasi.
kriteria sampel.Pengambilan sampel Untuk menganalisis perbedaan
dilakukan dengan cara non probability tekanan darah lansia dengan hipertensi pada
sampling jenis purposive sampling. kelompok yang diberikan ekstrak mentimun
dan air jahe digunakan uji statistik Mann
Instrumen Penelitian Whitney dengan tingkat signifikansi p ≤0.05
Pengumpulan data dilakukan dengan dan tingkat kepercayaan yaitu 95%. Uji
cara mengukur tekanan darah sebelum dan statistik tersebut dilakukan dengan bantuan
setelah diberikan intervensi pada masing- komputer.
masing sampel menggunakan
sphygmomanometer aneroid dan stetoskop HASIL PENELITIAN
yang telah dikalibrasi terlebih dahulu Responden yang mengikuti penelitian
sebelum digunakan dalam penelitian. ini baik pada kelompok yang diberikan
Selanjutnya data yang diperoleh ditulis pada ekstrak mentimun maupun air jahe sebagian
lembar observasi pengukuran tekanan darah. besar berjenis kelamin perempuan yang
berjumlah 23 orang dan lebih banyak berada
Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data pada rentang usia 60-74 tahun (lanjut
Peneliti melakukan pemilihan usia/elderly) yang berjumlah 29 orang.
populasi lansia yang mengalami hipertensi Responden pada kedua kelompok juga
di tempat penelitian dengan cara mengukur meminum ekstrak mentimun maupun air
tekanan darah lansia di setiap rumah sampai jahe yang diberikan secara teratur yaitu 14
memenuhi jumlah sampel penelitian. kali.
Sampel yang terpilih kemudian dibagi Perubahan rata-rata tekanan darah
menjadi dua kelompok, pertama sebagai sistolik saat pre-test dan post-test pada
kelompok yang diberikan ekstrak mentimun kelompok yang diberikan ekstrak mentimun
yang dibuat dari 100 gr mentimun yang yaitu dari 149,333 mmHg menjadi 143,533
diparut lalu diperas dan diambil airnya saja mmHg sedangkan perubahan rata-rata
dan kelompok kedua sebagai kelompok
tekanan darah diastoliknya yaitu dari 91,333 gangguan keseimbangan hormon. Sementara
mmHg menjadi 85,600 mmHg. hipertensi yang muncul bersamaan dengan
Pada kelompok yang diberikan air meningkatnya usia, stres, dan faktor
jahe terjadi perubahan rata-rata tekanan keturunan, disebut hipertensi primer
darah sistolik saat pre-test dan post-test (Anonim, 2005). Berdasarkan klasifikasi
yaitu dari 148 mmHg menjadi 140,233 JNC 7 (The Joint National Committee on
mmHg sedangkan perubahan rata-rata Prevention, Detection, Evaluation, and
tekanan darah diastoliknya yaitu dari 92 Treatment of High Blood Pressure)
mmHg menjadi 86,300 mmHg. responden yang digunakan dalam penelitian
Uji Wilcoxon yang dilakukan untuk ini menderita hipertensi derajat 1 dan 2.
mengetahui tekanan darah pada kelompok Dari hasil uji statistik yang dilakukan
yang diberikan ekstrak mentimun sebelum untuk mengetahui tekanan darah sebelum
dan setelah menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) dan setelah diberikan ekstrak mentimun
yaitu p= 0,001 yang berarti ada pengaruh maupun air jahe sama-sama menunjukkan
ekstrak mentimun terhadap tekanan darah nilai Sig. (2-tailed) yaitu p= 0,001 yang
lansia yang mengalami hipertensi. Hasil berarti bahwa ada pengaruh ekstrak
yang sama juga didapatkan pada kelompok mentimun maupun air jahe terhadap tekanan
yang diberikan air jahe. darah lansia yang mengalami hipertensi. Hal
Berdasarkan uji Mann-Whitney untuk tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya
membandingkan selisih tekanan darah kandungan kalium dan air pada mentimun
sistolik maupun diastolik pada kedua serta sejumlah antioksidan, gingerol, dan
kelompok didapatkan nilai Asymp. Sig. (2- kalium pada jahe. Dalam 100 gr mentimun
tailed) pada tekanan darah sistolik maupun mengandung 136 mg kalium sedangkan
diastolik yaitu p= 0,175 dan p= 0,863 (p dalam 100 gr jahe mengandung 415 mg
>0,05) maka Ho diterima yang berarti tidak (USDA National Nutrient Data Base, 2004).
ada perbedaan tekanan darah sistolik antara Kalium dapat menurunkan sekresi
lansia dengan hipertensi yang diberikan renin yang mengakibatkan penghambatan
ekstrak mentimun dan yang diberikan air pada Renin-Angiotensin System (penurunan
jahe serta tidak ada perbedaan tekanan darah angiotensin I dan II sehingga vasokonstriksi
diastolik antara lansia dengan hipertensi pembuluh darah berkurang). Akibatnya
yang diberikan ekstrak mentimun dan yang terjadi penurunan reabsorpsi natrium dan air
diberikan air jahe. pada ginjal. Penghambatan pada Renin-
Angiotensin System juga turut menyebabkan
PEMBAHASAN terjadinya penurunan ekskresi aldosteron,
Hipertensi lebih sering terjadi pada sehingga terjadi penurunan reabsorpsi
usia tua dibandingkan usia muda. Penderita natrium dan air di tubulus ginjal. Akibat dari
usia muda (di bawah 30 tahun) umumnya mekanisme tersebut, maka terjadi
mengidap hipertensi sekunder, yang peningkatan diuresis yang menyebabkan
penyebabnya sudah diketahui pasti, seperti berkurangnya volume darah, sehingga
minum pil KB, gangguan fungsi ginjal, dan tekanan darah pun menjadi turun. Kalium
adalah sebuah komponen penting dari sel dan tekanan darah menurun (Elkhishin,
dan cairan tubuh yang membantu 2009).
mengendalikan detak jantung dan tekanan Hasil uji menggunakan uji Mann-
darah (Anonim, 2010). Kalium juga Whitney menunjukkan bahwa Ho diterima
merupakan ion utama di dalam cairan yang berarti tidak ada perbedaan tekanan
intraseluler. Kalium mempunyai efek dalam darah sistolik antara lansia dengan hipertensi
pompa Na-K yaitu kalium dipompa dari yang diberikan ekstrak mentimun dan yang
cairan ekstra selular ke dalam sel, dan diberikan air jahe serta tidak ada perbedaan
natrium dipompa keluar sel. Ginjal sebagai tekanan darah diastolik antara lansia dengan
regulator utama kalium di dalam tubuh hipertensi yang diberikan ekstrak mentimun
menjaga agar kadarnya tetap di dalam darah dan yang diberikan air jahe. Hal ini
dengan mengontrol eksresinya. Kadar diasumsikan karena adanya perbedaan
kalium yang tinggi dapat meningkatkan selisih tekanan darah sistolik maupun
eksresi natrium, sehingga dapat menurunkan diastolik saat pre dan post-test pada kedua
volume darah dan tekanan darah (Guyton kelompok yang tidak terlalu besar.
and Hall, 2008:55). Hasil penelitian serupa juga
Mentimun banyak mengandung air. didapatkan pada penelitian yang dilakukan
Banyaknya kandungan air pada mentimun oleh Baharudin (2010) yang
bertindak sebagai diuretik (Myrank, 2009). membandingkan efek samping obat anti
Mentimun pun mengandung zat yang hipertensi terhadap penurunan tekanan darah
berperan sebagai alpha-bloker, yang turut pasien hipertensi. Hasilnya menunjukkan
menyebabkan terjadinya vasodilatasi bahwa tidak ada perbedaan persentase
pembuluh darah perifer, sehingga tekanan kejadian efek samping akibat pemakaian
darah menjadi turun. hidroklortiazid, kaptopril, dan amlodipin
Jahe sendiri mengandung sejumlah pada pasien yang mengalami hipertensi.
antioksidan dan komponen bioaktif yaitu Dalam penelitian ini tidak disebutkan faktor
gingerol. Menurut Schuler (1990) dalam yang mungkin mempengaruhi hasil
Aminah (2004), jahe adalah salah satu bahan penelitian tersebut. Penelitian ini berguna
pangan yang mengandung senyawa fenol bagi tenaga medis dalam memilih dan
yang berperan sebagai antioksidan. Inti jahe memberikan obat antihipertensi kepada
yang disebut gingerol merupakan molekul pasien sesuai dengan kondisinya masing-
radikal bebas yang kuat dan dapat beraksi masing karena ternyata didapatkan efek
sebagai antioksidan yang bermanfaat samping yang tidak berbeda dengan obat
menetralkan efek merusak dari radikal bebas antihipertensi dari golongan lain.
di dalam tubuh (Koswara, 2010). Gingerol Penelitian yang dilakukan peneliti
pada jahe juga bersifat antikoagulan, yaitu pun dapat memberikan pilihan kepada
mencegah penggumpalan darah. Gingerol tenaga kesehatan dan masyarakat dalam
dapat memperlebar pembuluh darah memanfaatkan berbagai macam herbal untuk
sehingga peredaran darah menjadi lancar menurunkan tekanan darah karena
didapatkan pula pengaruh yang sama,
namun masih perlu dilakukan penelitian dapat memberikan masukan kepada instansi
lebih lanjut mengenai perbedaan pengaruh terkait seperti rumah sakit, klinik kesehatan,
herbal-herbal lainnya sebagai obat dinas kesehatan, serta puskesmas-puskesmas
antihipertensi. yang menaungi wilayah kerja masing-
masing dalam mempromosikan pengobatan
KESIMPULAN DAN SARAN komplementer. Peneliti selanjutnya
Perubahan rata-rata tekanan darah diharapkan dapat mengembangkan
sistolik saat pre-test dan post-test pada penelitian yang serupa dalam menangani
kelompok yang diberikan ekstrak mentimun masalah hipertensi baik pada dewasa
yaitu dari 149,333 mmHg menjadi 143,533 maupun lansia dan mampu mengontrol
mmHg sedangkan perubahan rata-rata homogenitas responden, kebiasaan minum
tekanan darah diastolik saat pre-test dan obat antihipertensi selama penelitian,
post-test yaitu dari 91,333 mmHg menjadi menerapkan single blind test pada
85,600 mmHg. Perubahan rata-rata tekanan penelitian, serta dapat memberikan dosis
darah sistolik saat pre-test dan post-test pada herbal yang digunakan sesuai dengan berat
kelompok yang diberikan air jahe yaitu dari badan masing-masing responden sehingga
148 mmHg menjadi 140,233 mmHg didapatkan dosis yang lebih efektif.
sedangkan perubahan rata-rata tekanan
darah diastolik saat pre-test dan post-test DAFTAR PUSTAKA
yaitu dari 92 mmHg menjadi 86,300 mmHg.
Uji Mann-Whitney untuk membandingkan Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A.
selisih pre-test dan post-test tekanan darah, Nemmar. (2008). Some
didapatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada phytochemical, pharmacological and
tekanan darah sistolik maupun diastolik toxicological properties of ginger
yaitu p= 0,175 dan p= 0,863. Keduanya (Zingiber officinale Roscoe): A
sama-sama menunjukkan nilai p lebih besar review of recent research. Food and
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Chemical Toxicology. 46 : 409–420.
Ho diterima yang berarti tidak ada
perbedaan tekanan darah sistolik antara Aminah N., S., Alfinda, N.S, Tanjung M.,
lansia dengan hipertensi yang diberikan Kurniadi B. (2004). Bahan Ajar
ekstrak mentimun dan yang diberikan air Fitokimia, Lab. Kimia Organik,
jahe serta tidak ada perbedaan tekanan darah Jurusan Kimia FMIPA. Surabaya:
diastolik antara kelompok lansia dengan Universitas Airlangga.
hipertensi yang diberikan ekstrak mentimun
dan yang diberikan air jahe. Anonim. (2005). Tetap Bercahaya sampai
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Tua, (online),
memberikan referensi tambahan kepada (http://www.kesrepro.info/., diakses
masyarakat dalam memilih herbal yang akan 11 Juni 2014).
digunakan sebagai terapi untuk menurunkan
tekanan darah. Selain itu, penelitian ini juga
Anonim. (2010). Kombinasikan Khasiat vw=2&id=1909, diakses 13 Januari
Daun Sirsak Untuk Kanker!, 2014).
(online),
(http://kimia.unnes.ac.id/kasmui/herb Elkhishin, Iman A. and Ibrahim A. Awwad.
al/263.htm, diakses 13 Juni 2014). (2009). A Study of the
Cardiovascular Toxic Effects of
Arini Setiawati dan Zunilda S.Bustami. Zingiber Officinale (ginger) in Adult
(2006). Antihipertensi. Dalam: Male Albino Rats and Its Possible
Sulistia G. Ganiswarna, Rianto Mechanisms of Action. Vol. XVII,
Setiabu dy, Frans D. Suyatna, No. 2, (online),
Purwantyastuti, Nafrialdi, editors: (http://medfac.mans.edu.eg/ english/
Farmakologi dan Terapi Edisi 4. forensic/ july 2009/ S.% 208_.pdf,
Jakarta: Gaya Baru. p. 329-332, 334- diakses 25 Juni 2014)
341.
Guyton A. C. and Hall, J.E. (2008). Buku
Badan Pusat Statistik. (2008). Survei Sosial Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2007 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Pedoman Pencacah Kor. BPS: EGC.
Jakarta.
Juckett. G. (2004). Herbal Medicine. In
Baharudin. (2010). Perbandingan efektivitas Charles R. Craig; Robert E. Stitzel
dan efek samping obat Anti eds: Modern Pharmacology 6th ed.
hipertensi terhadap penurunan Lippincott: Williams & Wlkins. p.85-
tekanan darah pasien Hipertensi, 9.
(online),
(http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/ Koswara. (2010). Jahe, rimpang dengan
5b5ee0dcd33bbedd2224e26de97e4c sejuta khasiat, (online),
73.pdf, diakses 25 Juni 2014). (http://www.ebookpangan.com/artike
l/jahe, rimpang, dengan berbagai
Depkes RI. (2010). Masalah Hipertensi Di khasiat, diakses 17 November 2013).
Indonesia, (online),
(http://www.depkes.go.id/index.php? Mubarak dkk. (2006). Ilmu keperawatan
vw=2&id=1909, diakses 17 komunitas 2 teori dan aplikasi dalam
November 2013). praktek dengan pendekatan asuhan
keperawatan komunitas, gerontik,
Depkes RI. (2013). Populasi Lansia dan keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Diperkirakan Terus Meningkat
Hingga Tahun 2020, (online), Myrank. (2009). Awas, Bom Hipertensi!,
(http://www.depkes.go.id/index.php? (online),
(http://www.myrank.web.id/tag/hiper Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
tensi, diakses 17 November 2013). Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul
Jannah. (2005). Metode Penelitian Tapsell, L.C., et al. (2006). Health Benefits
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi oleh of Herbs and Spices: the Past, the
Bambang Prasetyo. Jakarta: PT Raja Present, the Future. Med. J. Aust.
Grafindo Persada. 185 (Suppl. 4),S4–S24.

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan USDA National Nutrition Database. (2013).


Tahun 2010-2014 Keputusan Zingiber officinale Roscoe
Menteri Kesehatan Republik Garden Ginger, (online),
Indonesia Nomor HK (http://plants.usda.gov/core/profile?s
03.01/160/I/2010. (2010). Jakarta: ymbol=ZIOF, diakses 17 November
Kementerian Kesehatan Republik 2013).
Indonesia.
WHO. (2013). Health Topics
Satyanand, Vungarala et al. (2013). Cardiovascular Diseases, (online),
Blockade of Voltage Dependent (http://www.who.int/topics/cardiovas
Calcium Channels Lowers the High cular_diseases/en/, diakses 17
Blood Pressure Through Ginger; (2): November 2013).
64-66 (online),
(http://www.ijapbs.com/admin/php/u
ploads/55_pdf.pdf, diakses 17
November 2013).

SK Menkes No.
HK.02.02/MENKES/148/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat. (2010). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Staessen A Jan, Jiguang Wang, Giuseppe


Bianchi, Willem H Birkenhager.
(2003) Essential Hyppertension. The
Lancet; 1629-1635.

Anda mungkin juga menyukai