2
KELOMPOK 3A
SKENARIO 2
Anggota :
Septia Puji Mayasari G1A112075
R. M. Andriyan G1A112076
Alvin Pratama G1A112083
Shintia Bela Bangsa G1A113004
Hani Ledly Norvitasari G1A113005
Alnesti Purnama. Y G1A113006
Sandi Putra Perdana G1A113009
Floera Finalita G1A113011
Frizka Primadewi. F G1A113012
Seorang laki-laki Tn. A, umur 65 tahun, datang ke IGD RS Raden Mattaher, dengan keluhan
nyeri dan rasa panas terbakar pada telinga kiri, telah dirasakan sejak 5 hari yang lalu,
didapatkan keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 hari yang lalu, pendengaran telinga kiri
dirasa berkurang sejak 2 hari yang lalu, tidak ada riwayat mengorek telinga, pasien tidak
demam, pasien tidak ada riwayat batuk/pilek, riwayat penyakit sebelumnya : DM (-),
hipertensi (-), pernah menderita sakit cacar (varicella) 10 tahun yang lalu.
1. Varicella : Cacar air/penyakit infeksi akut primer yang disebabkan oleh virus
varicella Zoster yang sering menyerang kulit dan mukosa.
2. Ruam : Bintik-bintik dan benjolan kecil kemerahan pada kulit.
3. Komposmentis : Tingat kesadaran yang normal, orang tersebut sadar sepenuhnya
atas diri sendiri dan dapat menjawab pertanyaan tentang keadaan
Sekelilingnya.
4. Vesikel : Tonjolan epidermis, berbatas tegas, mengandung cairan serosa.
5. Eritemaosa : Kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh
darah kapiler reversibel.
6. Ekskotiasi : Kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit
tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan.
7. Krusta : Ruam sekunder berupa cairan eksudat pada kulit yang mengering
dan dapat bercampur dengan kotoran.
8. Hiperemis : Vasodilatasi dan peningkatan jumlah darah di bagian organ
tubuh/ekses darah pada bagian tubuh tertentu.
9. Septum deviasi : Suatu kondisi medis yang ditandai dengan ketidak sejajaran dari
septum.
10. Granul : Gumpalan-gumpalan dari partikel yang kecil.
IDENTIFIKASI MASALAH
Auricula/pinna :
Membran timpani :
Telinga dalam :
Telinga dalam terdiri dari 2 bagian penting, yaitu cochlea (untuk pendengaran) dan
vestibula (untuk keseimbangan tubuh).(18)
Histologi Telinga
1. Telinga Luar
Terdiri atas:
- Daun telinga
- Meatus akustikus eksternus
- Membran Timpani
c. Membrana timpani
Bentuk oval dan semi transparan.
Berfungsi meneruskan getaran suara ke osikula telinga tengah.
Terdiri atas 3 lapis:
a. Luar
Epidermis yang sangat tipis tidak mengandung rambut dan kelenjar.
b. Tengah
- Serat kolagen radier & sirkuler.
- Serat elastin dan fibroblast.
Serat elastin terutama terdapat di bagian sentral dan perifer
mebrana timpani
c. Dalam
Dilapisi mukosa yang terdiri dari epitel selapis kubis dan lamina
propria yang tipis Kwadran anterosuperior membrana timpani
terdapat bagian yang lunak dan lebih transparan, yang tidak
mengandung serat kolagen. Bagian ini disebut membran Shrapnell,
dan mengandung pembuluh darah.
2. Telinga Tengah
Kavum/ruang timpani, beserta isinya:
- Osikula auditoris
- Tuba faringotimpani (tuba Eustachii)
a. Kavum Timpani
Adalah ruang berisi udara,bentuk tidak beraturan,terdapat dalam os
temporal.
Pada tulang yang memisahkan kavum timpani dan telinga dalam terdapat
2 celah yang disebut foramen ovalis (oval window) dan foramen
rotundum (round window), yang masing masing ditutup suatu membran .
3. Telinga Dalam/Labirin
Terdiri dari 2 labirin:
- Labirin tulang (labyrinthus osseus) : terdiri atas sejumlah rongga di dalam pars
petrosus tulang temporal berisi perilimfe
- Labirin membranosa (labyrinthus membranaceus) : sederetan rongga yang
berlapiskan ep. selapis gepeng dg jar ikat tipis berisi endolimfe
- Diantara labirin tulang dan membranosa terdapat sistem perilimfatik
subarachnoid otak
2. Kanalis Semisirkularis
Duktus endolimfatikus dilapisi epitel selapis gepeng, mendekati sakus
endolimfatikus berubah menjadi epitel silindris tinggi, dimana terdiri
atas 2 jenis sel yang salah satunya memiliki mikrovili pada permukaan
apikalnya dan banyak vesikel dan vakuol pinositotik.
3. Koklea
Fungsi untuk menerima suara.
Merupakan saluran tulang berbentuk spiral dengan 2 ½ -2 ¾ putaran,
panjang ±35 mm yang disebut modiolus, didalam nya terdapat serat
saraf dan pembuluh darah.
Dalam modiolus terdapat ganglion spiralis.
Di bag lateral modiolus terdapat rigi tulang disebut lamina spiralis
ossea.
Organ Corti tampak di atas lamina spiralis, terdiri atas sel-sel sensoris
untuk pendengaran.
Koklea di bagi menjadi 3 saluran oleh lamina spiralis dan membrana
vestibuli, yaitu:
- Skala vestibuli
- Skala media ( duktus koklearis), termasuk labirin membranosa
yg terisi endolimf.
- Skala timpani
b. Labirin membranosa
Utrikulus, Sakulus, Kanalis semisirkularis membranosa dilapisi oleh epitel
selapis gepeng , kecuali daerah sensoris pada utrikulus dan sakulus
(makula) dan di kanalis semisirkularis membranosa (krista ampularis).
Makula dan krista ampularis terdiri atas penebalan jaringan penyambung
perilimfatik , dilapisi oleh epitel yg terdiri dari sel reseptor (sel rambut)
dan sel penyokong.
a. Sel rambut : silindris, strereosilia kaku yang sebenarnya merupakan
mikrovili khusus.
- Sel rambut ada 2 jenis (dipisahkan oleh bentuk persarafan
aferen): Tipe I (ujung berbentuk mangkuk besar, mengelilingi
sebagian besar basis sel). Tipe II (memiliki banyak ujung aferen
kecil) keduanya juga memiliki ujung saraf eferen.
b. Sel penyokong:
- Terletak diantara sel rambut.
- Bentuk silindris dg inti pada dasar sel dan mikrovili pada
permukaan apikal menghasilkan glikoprotein berbentuk
agar-agar yang ditaburi kristal kalsium karbonat (Otolit). (14)
Fisiologi Pendengaran
Suara masuk melalui auricula (pinna) meatus akustikus eksternus gelombang
menggetarkan membran timpani gelombang diperkuat oleh tulang-tulang
pendengaran (malleus, incus, stapes) gelombang masuk menggetarkan scala
vestibuli scala media (organ corti) depolarisasi dari ujung saraf.(23)
2. Apa makna klinis rasa nyeri dan rasa terbakar pada telinga kiri sejak 5 hari yang lalu?
Rasa nyeri dan terbakar merupakan nyeri radikuler dimana terjadi infeksi atau
iritasi pada saraf. Tn. A merasa nyeri dan terbakar dikarenakan telah terjadi infeksi di
persarafan sekitar telinga.(15)
3. Apa makna klinis keluar cairan dan berkurangnya pendengaran pada telinga kiri sejak 2
hari yang lalu?
Sekret dari telinga luar dan tengah : konsistensinya cair
Sekret dari telinga dalam : sekret mukoid (berbentuk seperti benang)
Pada skenario tidak dijelaskan konsistensi dari sekret sehingga belum bisa
diprediksi asal sekretnya. Kemungkinan, cairan yang keluar disebabkan oleh Virus
varicella yang berjalan melalui persarafan. Kemudian, virus menginfeksi membran
timpani sehingga timbul vesikel. Apabila vesikel pecah menyebabkan perforasi
membaran timpani dan keluarnya cairan vesikel.(21,22)
4. Apa saja penyakit yang ditandai dengan rasa nyeri dan rasa terbakar pada telinga kiri?
a. Trauma : Menyebabkan kerusakan di nervus sensoris
b. Infeksi :
Otitis media
Tuba eustachi menghubungankan telinga tengah dengan tenggorokkan dan
untuk drainase cairan dari telinga tengah. Jika tuba diblokir cairan akan
terakumulasi di telinga tengah. Kondisi ini baik untuk pertumbuhan infeksi
sehingga menyebabkan rasa nyeri dan terbakar ditelinga.
Otitis eksterna/ swimming ear
Air kaporit masuk ke telinga sehingga menyebabkan lingkungan yang baik
untuk pertumbuhan kuman
Sinusitis
Sinus tersumbat sehingga terhambatnya drainase. Cairan terakumulasi di sinus
menyebabkan kondisi yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
c. Herpes zoster Otikus : Infeksi di nervus trigeminus cabang I
d. Penyakit kulit : Eczema, psoriasis, neurodermatitis
e. Alergi(3)
5. Apa makna klinis pasien tidak ada riwayat mengorek telinga, tidak demam, tidak
batuk/pilek?
Makna klinis pasien tidak demam, suhu pasien 38 celcius (subfebris), kemungkinan
keluhan tidak terlalu mengganggu pasien.
Makna klinis pasien tidak batuk dan pilek, menyingkirkan faktor resiko penyakit
yang dapat disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas.
6. Apa hubungan riwayat Tn.A pernah menderita penyakit cacar (varisella) 10 tahun yang
lalu dengan keluhan?
Kemungkinan penyebab keluhan Tn.A adalah virus Varisela zoster yang juga
merupakan penyebab cacar 10 tahun yang lalu.
Infeksi primer Varisela zoster partikel virus dapat tetap tinggal di ganglion
sensoris saraf spinalis selama tahunan respon imunitas seluler dan antibodi
menurun reaktivasi virus ruam kulit yang terlokalisir di satu dermatom.(23)
9. Mengapa pada Tn.A, perforasi yang terjadi terletak di central, bukan di marginal?
Karena kalau perforasi marginal disebabkan oleh barotrauma (bunyi yang keras),
sedangkan pada skenario tidak dipaparkan bahwa pasien mengalami barotrauma.(21)
Tuli sensorineural terjadi karena virus Varisela zoster menyerang sistem saraf,
bukan hantaran (konduksi) dari pendengaran.
Virus tetap tinggal di ganglion geniculata sistem imun pasien menurun terjadi
reaktivasi virus Varisela zoster virus menyerang saraf-saraf sekitarnya tuli
sensorineural.(9)
Disamping itu juga dapat dilakukan tes topografi untuk menentukan letak lesi saraf
fasialis dengan tes Schirmer dan tes gustometri. Pemeriksaan N. VII dimulai dari fungsi
saraf motorik dengan cara menggerakkan otot-otot wajah utama di muka, mulai dari
mengankat alis (m. frontalis), mengerutkan alis (m. soucilier), mengakat serta
mengeruktan hidung ke atas (m. piramidalis), memejamkan mata kuat-kuat (m.
orbicularis okuli), tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi (m. zygomatikus),
memoncongkan mulut ke depan sambil memperlihatkan gigi (m. relever komunis),
meggembungkan kedua pipi (m. businator), bersiul (m. orbicularis oris), menarik kedua
sudut bibir ke bawah (m. triangularis), dan memoncongkan mulut yang tertutup rapat ke
depan ( m. mentalis). Setiap gerakkan yang dilakukan dibandingkan kanan dan kiri.
Penilaiain yang diberikan adalah angka 3 jika gerakkan normatl serta simetris, angka 1
jika sedikit ada gerakkan, angka 2 gerakkan yang berada diantara angka 3 dan 1, angka 0
jika tidak ada gerakkan sama sekali. Tes gustatomeri ini digunakan untuk menilai n.corda
timpani, dengan cara membandingkan ambang rasang antara sisi lidah kanan dan kiri.
Tes Schrimer digunakan untuk mengetahui fungsi serabut serabut pada simpatis dari
N.VII yang disalurkan melalui nervus petrosus superfisialis mayor setinggi genikulatum,
dengan cara meletekkan kertas lakmus pada bagian inferior konjungtiva dan dihitung
berapa banyak sekresi kelenjar lakrimalis.(20)
Topikal:
a. Obat tetes mata agar tidak kering
- Artifical tears: cendolytex (ED) 6x/ hari
b. Bedak jika vesikel belum pecah dan obat salep antibotik jika vesikel pecah
Follow up : Setelah inisial terapi medis, pasien harus di follow up setelah 2 minggu, 6
minggu, dan 3 bulan.
1. Agius AM, Pickles JM, Burch KL. A prospective study of otitis externa. Clin
Otolaryngol 1992;17:150-4.
2. Bhupal HK. Ramsay hunt syndrome presenting in primary care. In: ThePrectitioner
casebook:2010;254:33-35.
3. Bora, chandramita. 2013. Burning Sensation in the Ear. Diakses tanggal 25 Mei 2015
(http://www.www.buzzle.com) .
4. Davis, Charles Patrick. 2015. Ramsay Hunt Syndrome. Diunduh 25 Mei 2015
(http://www.MedicineNet.com)
5. Dorland, W A Newman. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC
6. Draper, Richard. 2011. Herpes Zoster Oticus (Ramsay Hunt Syndrome). Diunduh 25 Mei
2015 (http://www.Patient.co.uk)
7. Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
8. Honda, Nobumitsu et al. Swelling of the intratemporal facial nerve in Ramsay Hunt
syndrome. Acta Otolaryngol. 2002; 122:348-52.
9. http://emedicine.medscape.com. Diakses tanggal 28 Mei 2015
10. Kim HJ, et al. Ramsay Hunt syndrome complicated by a brainstem lesion. Journal of
Clinical virology 39 (2007) 322-325.
11. Kotikosi, M. Acute miringitis in children less than two years of age. Acta University
Tamperensis 991. Finland. 2004. p.7, 15-20, 24-42.
12. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Penyunting. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI: 2014
13. Merskey H, Bogduk N. Classification of chronic pain. Descriptions of chronic pain
syndromes and definitions of pain terms. Seattle (WA): IASP Press; 1994. p. 59-71.
14. Mescher,Anthony L. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas, Edisi 12. 2011. Jakarta :
EGC
15. Munilson, Jacky, et all. 2014. Diagnosis dan Penatalaksanaan Sindrom Ramsay Hunt.
Universitas Andalas.
16. Ramussen et all. 2014. Virology Discovery. Diakses tanggal 25 Mei 2015
(http://www.hoajonline.com/journals/pdf/2052-6202-2-2.pdf)
17. Ryu EW, Lee HY, Lee SY, Park MS, Yeo SG. Clinical manifestations and prognosis of
patients with Ramsay Hunt syndrome. Am J Otolaryngol. November 8th 2011.
18. Saladin, Kenneth S. 2008. Human Anatomy, 2nd edition. Jakarta: EGC
19. Sjaiful dkk. Infeksi Virus Herpes. Jakarta: kelompok studi herpes Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.2002.p196-7.
20. Sjarifudin, Bashirudin J, Bramantyo B. Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer. Dalam:
Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher Edisi 6. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia;2007.p114 -17
21. Soepardi, Eflaty Arsyad, Prof., Dr., Sp.THT-KL (K), et al. 2012. Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher, Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
22. Thompson, Dennis. 2015. A Shingles Complication That Can Damage Hearing. Diunduh
25 Mei 2015 (http://www.EverydayHealth.com)
23. www.nejm.org. Diakses tanggal 26 Mei 2015.
MIND MAPING
- Nyeri
- Rasa panas terbakar
- Keluarnya sekret
- Pendengeran Tn.A
berkurang 65 tahun
- Rriwayat sakit cacar
(Varicella)
- Perforasi central
Anamnesis
membran timpani
Anatomi
Pemeriksaan Fisik
- Tanda vital
Histologi - Status lokalisata
a. Kulit
b. THT
Fisiologi
- Pemeriksaan pelana
Diagnosis
Banding
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis