Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan merupakan peran penting bagi kehidupan dalam membangun suatu negara.
Dengan adanya pendidikan dapat menghasilkan regenerasi-regenerasi suatu bangsa lebih
berkualitas, berkompeten dan menjunjung moral suatu bangsa yang dapat merubah kehidupan
suatu bangsa ke arah yang lebih baik, adapun Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan
peranan penting dalam mengembangkan aspek fisik, intelektual, religius, moral, sosial, emosi,
pengetahuan dan pengalaman peserta didik. Banyak di antara Negara-negara di dunia yang
menekankan pendidikan sebagai suatu hal utama dalam membangun suatu bangsa, contohnya
seprti negara jepang Finlandia, inggris, belanda dan Negara eropa lainya. Beda halnya dengan
negara Indonesia yang pada saat ini Pendidikan di indonesia masih di bilang rendah, banyak
penganguran, tindakan kejahatan, kemiskinan merajalela yang tak lain di sebabkan oleh
lemahnya pendidikan Di level Asia, Indonesia berada di level terenedah yakni urutan ke 12 dari
12 negara. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam di antara Negara

Indonesia mengalami ketertinggalan dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal


maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkan dengan negara lain.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang tak lain di sebabkan oleh masalah
efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran, kurangnya kesdaran masyarakat dalam
memahami arti pentingnya sebuah pendidikan serta kurangnya fasilitas yang menjadi penunjang
bagi keberlanjutan siswa-siswi dalam proses belajar seperti banyaknya sekolah-sekolah dasar di
daerah tepencil yang harus terpaksa belajar di luar karena tidak adanya ruangan kelas, Hal tersebut
masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya.
. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya dapat lebih meningkatkan sumber daya manusia
yaitu dengan cara meningkatkan mutu Pendidikan, yang di rasa baik dari segi efektifitas, efesiensi
bagi para siswa siwi, dan setandarolisasi pengajaran, pemerintah sendiri harus lebih menggalakan
akan sebuah sosialisasi kepada masayarakatnya mengenai akan pentingnya sebuah pendidikan,
serta memberikan sarana fasilitas bagi keberlangsungan siswa-siswi demi keberlangsungan

1
peroses belajar mengajar, agar supaya negara kita tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain.
1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di depan dapat penulis kemukakan
mengenai permasalahan sebagai berikut:

1. Pentingnya Pendidikan bagi pembangunan suatu bangsa dalam sebuah negara


2. lemahnya Pendidikan di indonesia di banding dengan negara negara lain di asia, yang
mana Indonesia berada di level di bawah yakni di urutan 12 dari 12 negara di asia lainya,
3. adanya masalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran bagi para siswa,
kurangnya kesdaran masyarakat dalam memahami arti pentingnya sebuah pendidikan
serta kurangnya fasilitas yang menjadi penunjang bagi keberlanjutan siswa-siswi dalam
proses belajar
4. perlunya peningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan cara meningkatkan mutu
Pendidikan, baik dari segi efektifitas, efesiensi, dan setandarolisasi pengajaran, pemerintah
sendiri harus lebih menggalakan akan sebuah sosialisasi kepada masayarakatnya mengenai
akan pentingnya sebuah Pendidikan serta memberkan fasilitas yang menunjang bagi
keberlangsungan belajar siswa siswi

1.3 Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi permaslahan di atas maka peneliti akan lebih memfokuskan


Batasan masalah pada bidang yang di kaji yakni membahas mengenai pentingnya sebuah
Pendidikan dalam pembangunan sebuah negara serta meningkatkan kualitas Pendidikan di
negara Indonesia dengan meningkatkan mutu, bagi para siswa, baik dari segi efektifitas,
efesiensi, dan setandarolisasi pengajaran, pemerintah sendiri harus lebih menggalakan akan
sebuah sosialisasi kepada masayarakatnya mengenai akan pentingnya sebuah pendidikan,

2
1.4 Rumusan masalah

Berdasarkan Batasan masalah yang telah di identifikasi oleh peneliti, maka peneliti
dapat merumuskan sebagai berikut

1. sebrapa penting Pendidikan bagi kehidupan suatu negara?


2. apa yang menjadi permasalahan lemahnya Pendidikan di negara Indonesia?
3. apa yang harus di lakukan pemerintah dalam menangani masalah Pendidikaan di
Indonesiat?
1.5 Tujuan masalah
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari segala permaslahan yang ingin di capai oleh penulis,
maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengukur seberapa dalam tingkat Pendidikan Indonesia pada saat ini


2. Untuk mengetahui penyebab lemahnya Pendidikan di negara Indonesia yang menjadi
kajian utama
3. Untukn mengtahui apa yang harus di lakukan pemerintah dalam menangani masalah
lemahnya Pendidikan di negara Indonesia

1.6 Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan mengenai pentingnya Pendidikan demi pembangunana sebuah
negara dan memberikan pengetahuan yang sangat berharga dari teori masalah tersebut,
supaya bias lebih berpikir kritis dalam suatu permasalahan

2. Bagi orang lain, yakni memberikan informasi yang bermanfaat tentang Pendidikan agar
supaya orang lain berpikir arti pentingnya sebuah Pendidikan dalam kehidupan suatu
negara

3
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pentingnya Pendidikan bagi setiap indiviu


Pendidikan merupakan suata hal yang sangat penting bagi semua individu dan
hampir seluruh individu/personal pernah merasakan pendidikan dari dulu sampai saat
ini. Kata pendidikan ini emang sudah tidak asing lagi didengar ditelinga kita,
Pendidikan adalah sarana bagi setiap orang dalam mencari pengetahuan, membentuk
moral, keperibadian serta mengembangkan karakter seseorang, dan Pendidikan pula
pendidikan dapat menghasilkan regenerasi-regenerasi suatu bangsa lebih berkualitas,
berkompeten dan menjunjung moral suatu bangsa yang dapat merubah kehidupan
suatu bangsa ke arah yang lebih baik Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan
memainkan peranan penting dalam mengembangkan aspek fisik, intelektual, religius,
moral, sosial, emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik..

2.1.2 . pengertian pendidikan


Dalam bahasa Inggris pendidikan berarti education. Sedangkan dalam bahasa
latin berarti educatum yang berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan
dari luar dari dalam ataupun perkembangan dari sedikit menuju banyak, sedangkan
Duco berarti sedang berkembang. Dari sinilah, pendidikan bisa juga disebut sebagai
upaya guna mengembangkan kemampuan diri.adapun menurut beberapa ahli
mengenai Pendidikan yakni
a.
Ki Hajar Dewantara, ia mengemukakan bahwa pengertian pendidikan ialah tuntunan
tumbuh dan berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan upaya untuk
menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka mampu tumbuh dan
berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat yang bisa mencapai
keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.

4
b. Ahmad D. Rimba, pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh
pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk kepribadian yang utama
secara jasmani dan rohani.
c. Martinus Jan Langeveld, pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta didik
agar mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan bertanggung
jawab secara oral dan susila. Dalam hal ini, pendidikan juga diartikan sebagai upaya
untuk membangun anak agar lebih dewasa.
d. Carter V. Good, pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan
kecakapan individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam bermasyarakat. Dengan
kata lain, pendidikan adalah proses sosial di mana lingkungan yang teroganisir seperti
sekolah dan rumah, mampu mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan
kecakapan sikap dan prilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
e. H. H. Horne, pendidikan ialah sebuah alat di mana komunitas sosial mampu
melanjutkan keberadaan dalam mempengaruhi diri sendiri dan mempertahankan
idealisme.
f. Stella Van Petten Henderson, pendidikan ialah sebuah kombinasi antara
pertumbuhan dan pengembangan diri serta warisan sosial.
g. Gunning dan Kohnstamm, pendidikan ialah sebuah proses pembentukan dan
pembangunan hati nurani, di mana seseorang mampu membentuk serta menentukan
diri secara etis berdasarkan hati nurani.

2.1.3 peran pemerintah dalam menangani masalah lemahnya Pendidikan di


Indonesia
/
Indonesia mengalami ketertinggalan dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal
maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkan dengan negara lain
Kualitas dan kuantitas tenaga pendidik di Indonesia masih sangat rendah. Survei dari
World Bank yang melibatkan sedikitnya 12 negara di Asia menunjukkan, kualitas
pendidikan Indonesia berada pada posisi terendah se-Asia. Walaupun secara kuantitas
jumlah tenaga pendidik di Indonesia cukup memadai, namun sayangnya tidak
diimbangi dengan distribusi yang sesuai dengan kebutuhan dan mutu tenaga pendidik

5
yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang belum
sarjana, namun mengajar di SMU/SMK, serta banyaknya guru yang mengajar tidak
sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Belum lagi rekruitmen guru yang
sejauh ini masih terindikasi adanya kecurangan sehingga kelayakannya patut
dipertanyakan. Dari data Kemendiknas 2010 akses pendidikan di Indonesia masih
perlu mendapat perhatian. Terdapat lebih dari 54% guru memiliki standar kualifikasi
yang perlu ditingkatkan. Sertifikasi pun sepertinya hanya menjadi ajang menaikkan
jumlah pendapatan saja tanpa memperhatikan mutu dari sertifikasi itu sendiri. Selama
ini memang gaji tenaga pendidik di Indonesia masih terhitung rendah dan fasilitas
yang sangat minim.
. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang tak lain di sebabkan oleh
masalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran, kurangnya kesdaran
masyarakat dalam memahami arti pentingnya sebuah pendidikan serta kurangnya
fasilitas yang menjadi penunjang bagi keberlanjutan siswa-siswi dalam proses belajar
seperti banyaknya sekolah-sekolah dasar di daerah tepencil yang harus terpaksa
belajar di luar karena tidak adanya ruangan kelas, Hal tersebut masih menjadi
masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Maka dari itu pemerintah
pemerintah seharusnya dapat lebih meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan
cara meningkatkan mutu Pendidikan, baik dari segi efektifitas, efesiensi, dan
setandarolisasi pengajaran, pemerintah sendiri harus lebih menggalakan akan sebuah
sosialisasi kepada masayarakatnya mengenai akan pentingnya sebuah pendidikan,
serta memberikan sarana fasilitas bagi keberlangsungan siswa-siswi demi
keberlangsungan peroses belajar mengajar, agar supaya negara kita tidak kalah
bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

2.2 Kerangka berpikir

Pendidikan sangat penting dengan adanya Pendidikan dapat menunjang seseorang


lebih berpikir, kreatif, keritis ,serta mampu peranan penting dalam mengembangkan
aspek fisik, intelektual, religius, moral, sosial, emosi, pengetahuan dan pengalaman

6
peserta didik. Banyak di antara Negara-negara di dunia yang menekankan pendidikan
sebagai suatu hal utama dalam membangun suatu bangsa, contohnya seprti negara
jepang Finlandia, inggris, belanda dan Negara eropa lainya. Oleh karena it maka
Pendidikan di negara Indonesia harus lebih di tingkatkan agar tidak kalah saing
dengan negara lain, mengingat Indonesia berada di level paling bawah dalam dunia
Pendidikan di level Indonesia saja Kualitas dan kuantitas tenaga pendidik di
Indonesia masih sangat rendah. Survei dari World Bank yang melibatkan sedikitnya
12 negara di Asia menunjukkan, kualitas pendidikan Indonesia berada pada posisi
terendah se-Asia. Walaupun secara kuantitas jumlah tenaga pendidik di Indonesia
cukup memadai, namun sayangnya tidak diimbangi dengan distribusi yang sesuai
dengan kebutuhan dan mutu tenaga pendidik yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan
dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun mengajar di SMU/SMK,
serta banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka
miliki. Belum lagi rekruitmen guru yang sejauh ini masih terindikasi adanya
kecurangan sehingga kelayakannya patut dipertanyakan. Dari data Kemendiknas
2010 akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian. Terdapat lebih
dari 54% guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan. Sertifikasi pun
sepertinya hanya menjadi ajang menaikkan jumlah pendapatan saja tanpa
memperhatikan mutu dari sertifikasi itu sendiri. Selama ini memang gaji tenaga
pendidik di Indonesia masih terhitung rendah dan fasilitas yang sangat minim. Maka
dari itu pemerintah mempunyai peran penuh dalam meningkatkan kulaitas dan
kuantitas Pendidikan, agar tidak kalah saing dengan negara asia lainya

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya. Arikunto


(2006 :71) mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu belum final,
masih harus dibuktikan kebenaranya atau hipotesis adalah jawaban sementara.
Hipotesis juga dapat dikatakan sebagai kesimpulan sementara suatu hubungan
variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya sehingga hipotesis dapat dikatakan
sebagai suatu prediksi yang melekat pada variabel yang bersangkutan. Meskipun

7
demikian, taraf ketepatan prediksi sangat tergantung pada taraf kebenaran dan
ketepatan landasan teoritis.
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang melekat pada
populasi yang bersangkutan. Berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian ini,
maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh Pendidikan terhadap pembanguan suatu bangsa, yang mana


Pendidikan di negara Indonesia tertinggal jauh di banding dengan negara negara lain
maka dari itu pemrintah harus lebih menekankan akan pentingnya sebuah Pendidikan
demi menunjang keberlangsungan belajar mengajar siswa dan guru
2. Pengaruh siswa dalam belajar yang di rasa masih kurang dalam mutu Pendidikan,
baik dari segi efektifitas, efesiensi, dan setandarolisasi pengajaran, mska dari itu
pemerintah sendiri harus lebih menggalakan akan sebuah sosialisasi kepada
masayarakatnya mengenai akan pentingnya sebuah pendidikan, dan memberikan
fasilitas deme keberlangsuan siswa dalam belajar yang di rasa masih kurang

8
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat pengaruh berganda,


yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh dari dua variabel independen terhadap satu
variabel dependen. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi fakultas
ilmu sosial universitas negeri yogyakarta.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi,
yang digunakan untuk mengumpulkan data prestasi akademik mahasiswa, yaitu
dengan melihat data hasil studi pada semester yang telah dilalui subjek penelitian.
Pada penelitian ini pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan kuesioner
dimana yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner minat belajar dan
keikutsertaan bimbingan belajar. Kuesioner tersebut berisi identitas subjek yang
terdiri dari nama, kelas, jenis kelamin, usia subjek dan tanggal pengisian kuesioner
tersebut. Selain itu, kuesioner tersebut juga berisi skala minat belajar yang berbentuk
skala Likert. Skala minat belajar ini disusun berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar
dari Frandsen (dalam Suryabrata, 2006), yaitu: adanya sifat ingin tahu dan ingin
menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia
dan keinginan untuk selalu maju, adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari
orang tua, guru dan temanteman, adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan
yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi,
adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dan
adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
Validitas yang digunakan untuk menguji alat ukur dalam penelitian ini adalah
validitas konstrak, yaitu salah satu tipe validitas yang menunjukkan sejauh mana tes
mengungkap konstrak teoritis yang hendak diukur (Azwar, 2002). Uji validitas dalam
penelitian iniakan dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product
MomentPearson, yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total
dalam skala. Sedangkan Uji reliabilitas dalam penelitian menggunkan Teknik Alpha
Cronbach (Azwar, 2002). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

9
teknik regresi berganda (multiple regression), yaitu untuk menganalisis pengaruh
tingkat intelegensi dan motivasi belajar sebagai variabel independen terhadap variabel
prestasi akademik sebagai variabel terikat.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi
kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi
menggambarkan berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka penentuan populasi
dalam penelitian ini adalah kurangnya srana Pendidikan baik dari segi efektifitas,
efesiensi bagi para siswa siwi, tersebut menjadi populasi dalam penelitian ini namun
tidak akan dipakai semuanya dalam penelitian ini mengingat minimnya waktu dan
biaya peneliti oleh karena karena itu dipergunakan teknik sampling yang sesuai dengan
kemampuan peneliti. para siswa siwa

3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling
yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Teknik penelitian ini
dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dalam pengambilan data. Data tersebut
diperbolehkan untuk digunakan sebagai refleksi keadaan populasi secara keseluruhan.
Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini adalah menggunakan simple random
sampling. Teknik samplig ini dipandang peneliti dapat mempermudah pemilihan
sampel secara acak namun atas dasar acuan tertentu. Acuan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah dengan memilih secara acak dari daftar populasi yang diteliti yakni
Para siswa siwi mengenai srana Pendidikan baik dari segi efektifitas, efesiensi bagi
para siswa siwi,

10
Penggunaan formula empiris dipergunakan dalam menentukan subjek penelitian.
Jumlah subjek ditentukan oleh banyaknya populasi yang ada. Rumus Sampling
Fraction Per Cluster dituliskan sebagai berikut:
Kemudian didapat besarnya sample per cluster ni = fi x n
Keterangan :
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster
N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub sampel

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat pengaruh berganda,
yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh dari dua variabel independen terhadap satu
variabel dependen. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa-Mahasiswi Ilmu
Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan metode dokumentasi, yang digunakan untuk mengumpulkan data
prestasi akademik siswa, yaitu dengan melihat rata-rata nilai rapor siswa pada semester
terakhir yang telah dilalui subjek penelitian. Pada penelitian ini pengumpulan data juga
dilakukan dengan menggunakan angket kuesioner dimana yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner game online dan kuesioner motivasi belajar. Angket
kuesioner tersebut berisi identitas subjek yang terdiri dari nama, kelas, jenis
kelamin,dan tanggal pengisian kuesioner tersebut. Karena banyaknya responden dalam
penelitian ini, maka angket yang digunakan adalah angket tertutup, sehingga responden
hanya memilih jawaban yang telah disediakan.

3.4 Teknik Analisis Data


(1) Analisis Data Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, teknik analisis data

11
menggunakan metode statistik yang sudah tersedia, misalnya akan menguji hipotesis
hubungan antar dua variabel. Bila datanya ordinal, statistik yang digunakan adalah
Korelasi Spearman Rank, sedangkan bila datanya interval atau ratio digunakan
Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji signifikasi komparasi data dua
sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya noininal
digunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya, bila akan menguji hipotesis komparatif lebih
dan dua sampel, datanya interval, digunakan Analisis Varian.
Data penelitian ini terdiri atas data yang berbentuk angka-angka dan data yang
berbentuk deskripsi kata-kata. Data yang berbentuk angka yang diperoleh dari
hasil tes (sesuai petunjuk LKS), diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data kuantitatif tersebut
sebagaimana disarankan oleh Sudijono (2005:51) adalah sebagai berikut.
1) Menentukan range
2) Menentukan jumlah kelas
3) Menentukan lebar kelas
4) Menyusun table distribusi frekuensi
5) Menghitung nilai rata-rata dengan rumus:

FX
X = ----------
N
Keterangan: X = skor rata-rata yang dicari
FX = hasil perkalian antara F dan X
N = jumlah subjek

12
Bab IV
Organisasi penelitian dan Jadwal penelitan

a. Organisasi penelitian
Penelitian ini di lakukan hanaya oleh satu orang tidak berdasarkan kelompok atau
organisasi
b. Jadwal penelitan

13
Daftar pustaka

Darsono, Max. dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.

Dimyati.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud.


Hamalik,Oemar.2003.Proses Belajar Mengajar.Bandung:Bumi Aksara.
Izzaty, Rita Eka. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Sardiman,A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Grafindo.

Soekamto. 1994. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Dep. P dan K, Ditjen TP
Pusat Antar-Universitas: Jakarta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukardi. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta:


Bumi Aksara.

http://ferdikakinestetik.blogspot.co.id/2013/05/metode-dan-teknik-analisis-data-
dalam.html

14

Anda mungkin juga menyukai