PENDAHULUAN
1
peroses belajar mengajar, agar supaya negara kita tidak kalah bersaing dengan sumber daya
manusia di negara-negara lain.
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di depan dapat penulis kemukakan
mengenai permasalahan sebagai berikut:
2
1.4 Rumusan masalah
Berdasarkan Batasan masalah yang telah di identifikasi oleh peneliti, maka peneliti
dapat merumuskan sebagai berikut
1. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan mengenai pentingnya Pendidikan demi pembangunana sebuah
negara dan memberikan pengetahuan yang sangat berharga dari teori masalah tersebut,
supaya bias lebih berpikir kritis dalam suatu permasalahan
2. Bagi orang lain, yakni memberikan informasi yang bermanfaat tentang Pendidikan agar
supaya orang lain berpikir arti pentingnya sebuah Pendidikan dalam kehidupan suatu
negara
3
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
4
b. Ahmad D. Rimba, pendidikan ialah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh
pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk kepribadian yang utama
secara jasmani dan rohani.
c. Martinus Jan Langeveld, pendidikan ialah upaya untuk membantu peserta didik
agar mereka mampu mengerjakan tugas kehidupan secara mandiri dan bertanggung
jawab secara oral dan susila. Dalam hal ini, pendidikan juga diartikan sebagai upaya
untuk membangun anak agar lebih dewasa.
d. Carter V. Good, pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan
kecakapan individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam bermasyarakat. Dengan
kata lain, pendidikan adalah proses sosial di mana lingkungan yang teroganisir seperti
sekolah dan rumah, mampu mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan
kecakapan sikap dan prilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
e. H. H. Horne, pendidikan ialah sebuah alat di mana komunitas sosial mampu
melanjutkan keberadaan dalam mempengaruhi diri sendiri dan mempertahankan
idealisme.
f. Stella Van Petten Henderson, pendidikan ialah sebuah kombinasi antara
pertumbuhan dan pengembangan diri serta warisan sosial.
g. Gunning dan Kohnstamm, pendidikan ialah sebuah proses pembentukan dan
pembangunan hati nurani, di mana seseorang mampu membentuk serta menentukan
diri secara etis berdasarkan hati nurani.
5
yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang belum
sarjana, namun mengajar di SMU/SMK, serta banyaknya guru yang mengajar tidak
sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Belum lagi rekruitmen guru yang
sejauh ini masih terindikasi adanya kecurangan sehingga kelayakannya patut
dipertanyakan. Dari data Kemendiknas 2010 akses pendidikan di Indonesia masih
perlu mendapat perhatian. Terdapat lebih dari 54% guru memiliki standar kualifikasi
yang perlu ditingkatkan. Sertifikasi pun sepertinya hanya menjadi ajang menaikkan
jumlah pendapatan saja tanpa memperhatikan mutu dari sertifikasi itu sendiri. Selama
ini memang gaji tenaga pendidik di Indonesia masih terhitung rendah dan fasilitas
yang sangat minim.
. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang tak lain di sebabkan oleh
masalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran, kurangnya kesdaran
masyarakat dalam memahami arti pentingnya sebuah pendidikan serta kurangnya
fasilitas yang menjadi penunjang bagi keberlanjutan siswa-siswi dalam proses belajar
seperti banyaknya sekolah-sekolah dasar di daerah tepencil yang harus terpaksa
belajar di luar karena tidak adanya ruangan kelas, Hal tersebut masih menjadi
masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Maka dari itu pemerintah
pemerintah seharusnya dapat lebih meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan
cara meningkatkan mutu Pendidikan, baik dari segi efektifitas, efesiensi, dan
setandarolisasi pengajaran, pemerintah sendiri harus lebih menggalakan akan sebuah
sosialisasi kepada masayarakatnya mengenai akan pentingnya sebuah pendidikan,
serta memberikan sarana fasilitas bagi keberlangsungan siswa-siswi demi
keberlangsungan peroses belajar mengajar, agar supaya negara kita tidak kalah
bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
6
peserta didik. Banyak di antara Negara-negara di dunia yang menekankan pendidikan
sebagai suatu hal utama dalam membangun suatu bangsa, contohnya seprti negara
jepang Finlandia, inggris, belanda dan Negara eropa lainya. Oleh karena it maka
Pendidikan di negara Indonesia harus lebih di tingkatkan agar tidak kalah saing
dengan negara lain, mengingat Indonesia berada di level paling bawah dalam dunia
Pendidikan di level Indonesia saja Kualitas dan kuantitas tenaga pendidik di
Indonesia masih sangat rendah. Survei dari World Bank yang melibatkan sedikitnya
12 negara di Asia menunjukkan, kualitas pendidikan Indonesia berada pada posisi
terendah se-Asia. Walaupun secara kuantitas jumlah tenaga pendidik di Indonesia
cukup memadai, namun sayangnya tidak diimbangi dengan distribusi yang sesuai
dengan kebutuhan dan mutu tenaga pendidik yang tinggi. Hal ini dapat dibuktikan
dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun mengajar di SMU/SMK,
serta banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka
miliki. Belum lagi rekruitmen guru yang sejauh ini masih terindikasi adanya
kecurangan sehingga kelayakannya patut dipertanyakan. Dari data Kemendiknas
2010 akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian. Terdapat lebih
dari 54% guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan. Sertifikasi pun
sepertinya hanya menjadi ajang menaikkan jumlah pendapatan saja tanpa
memperhatikan mutu dari sertifikasi itu sendiri. Selama ini memang gaji tenaga
pendidik di Indonesia masih terhitung rendah dan fasilitas yang sangat minim. Maka
dari itu pemerintah mempunyai peran penuh dalam meningkatkan kulaitas dan
kuantitas Pendidikan, agar tidak kalah saing dengan negara asia lainya
2.3 Hipotesis
7
demikian, taraf ketepatan prediksi sangat tergantung pada taraf kebenaran dan
ketepatan landasan teoritis.
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi
yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang melekat pada
populasi yang bersangkutan. Berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian ini,
maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
8
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Desain Penelitian
9
teknik regresi berganda (multiple regression), yaitu untuk menganalisis pengaruh
tingkat intelegensi dan motivasi belajar sebagai variabel independen terhadap variabel
prestasi akademik sebagai variabel terikat.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling
yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Teknik penelitian ini
dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dalam pengambilan data. Data tersebut
diperbolehkan untuk digunakan sebagai refleksi keadaan populasi secara keseluruhan.
Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini adalah menggunakan simple random
sampling. Teknik samplig ini dipandang peneliti dapat mempermudah pemilihan
sampel secara acak namun atas dasar acuan tertentu. Acuan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah dengan memilih secara acak dari daftar populasi yang diteliti yakni
Para siswa siwi mengenai srana Pendidikan baik dari segi efektifitas, efesiensi bagi
para siswa siwi,
10
Penggunaan formula empiris dipergunakan dalam menentukan subjek penelitian.
Jumlah subjek ditentukan oleh banyaknya populasi yang ada. Rumus Sampling
Fraction Per Cluster dituliskan sebagai berikut:
Kemudian didapat besarnya sample per cluster ni = fi x n
Keterangan :
fi = sampling fraction cluster
Ni = banyaknya individu yang ada dalam cluster
N = banyaknya populasi seluruhnya
n = banyaknya anggota yang dimasukkan sampel
ni = banyaknya anggota yang dimasukkan menjadi sub sampel
11
menggunakan metode statistik yang sudah tersedia, misalnya akan menguji hipotesis
hubungan antar dua variabel. Bila datanya ordinal, statistik yang digunakan adalah
Korelasi Spearman Rank, sedangkan bila datanya interval atau ratio digunakan
Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji signifikasi komparasi data dua
sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya noininal
digunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya, bila akan menguji hipotesis komparatif lebih
dan dua sampel, datanya interval, digunakan Analisis Varian.
Data penelitian ini terdiri atas data yang berbentuk angka-angka dan data yang
berbentuk deskripsi kata-kata. Data yang berbentuk angka yang diperoleh dari
hasil tes (sesuai petunjuk LKS), diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data kuantitatif tersebut
sebagaimana disarankan oleh Sudijono (2005:51) adalah sebagai berikut.
1) Menentukan range
2) Menentukan jumlah kelas
3) Menentukan lebar kelas
4) Menyusun table distribusi frekuensi
5) Menghitung nilai rata-rata dengan rumus:
FX
X = ----------
N
Keterangan: X = skor rata-rata yang dicari
FX = hasil perkalian antara F dan X
N = jumlah subjek
12
Bab IV
Organisasi penelitian dan Jadwal penelitan
a. Organisasi penelitian
Penelitian ini di lakukan hanaya oleh satu orang tidak berdasarkan kelompok atau
organisasi
b. Jadwal penelitan
13
Daftar pustaka
Darsono, Max. dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Soekamto. 1994. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Dep. P dan K, Ditjen TP
Pusat Antar-Universitas: Jakarta
http://ferdikakinestetik.blogspot.co.id/2013/05/metode-dan-teknik-analisis-data-
dalam.html
14