4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan menyajikan hasil dan analisa dari pengujian
laboratorium yang dilakukan terhadap benda uji yang telah dilakukan
pengujian di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Diponegoro.
Pengujian laboratorium yang dilakukan adalah pengujian indeks properties
yang meliputi pengujian soil test, batas-batas atterberg, analisa saringan dan
hydrometer, kadar air, berat jenis tanah, berat volume basah, engineering
properties meliputi pengujian uji geser langsung (direct shear test), pengujian
ketahanan batuan (slake durability test) dan pengujian lainnya seperti
pemeriksaan mineralogy test dan free swelling test.
Selanjutnya data-data tersebut (indeks properties) dikorelasikan dengan
data yang diperoleh dari pengujian engineering test (direct shear test) untuk
melihat hubungan dari data-data soil properties berupa LL, PI, PL, % fraksi
lempung, dry density, kadar air, dan activity terhadap parameter efektif kuat
geser residual (’r) yang diperoleh dari pengujian direct shear dan parameter
tahanan batuan dari pengujian slake durability serta pemeriksaan free swelling
test dan mineralogi terhadap sampel
81
Tabel 4.1 Indeks Properties Sampel TTK 2 dan TTK 3
TTK 2 TTK 3
Sample
Parafin Non-Parafin Parafin Non-Parafin
Kadar air (%) 13.30 9.24 12.25 8.20
Specific Gravity (Gs) 2.730 2.707 2.833 2.821
Gravel (%) 67.41 63.04 71.99 66.86
Sand (%) 32.59 36.96 28.01 33.14
Silt and Clay (%) 1.33 1.28 1.87 0.84
Lolos saringan No. 4 (%) 64.07 82.05 64.05 66.17
Lolos saringan No. 10 (%) 32.59 36.96 28.01 33.14
Lolos saringan No. 40 (%) 20.93 13.45 13.61 18.87
Lolos saringan No. 200 (%) 1.33 1.28 1.87 0.84
D10 (mm) 0.153 0.200 0.284 0.157
D30 (mm) 1.500 1.500 2.250 1.160
D60 (mm) 4.350 3.000 4.500 4.100
Cu 44.231 16.750 18.182 35.333
Cc 2.261 2.522 1.823 2.361
82
4.3.2 Indeks Properties Sampel TTK 1 dan TTK 4
Hasil dari pengujian indeks properties yang dilakukan pada benda
uji dari titik pengambilan pada TTK 1 dan TTK 4 ditampilkan pada Tabel
4.2. Secara visual, banda uji dapat digolongkan tanah berbutir halus (clay
shale).
Tabel 4.2 Indeks Properties Sampel TTK 1 dan TTK 4
TTK 1 TTK 4
Sample
Parafin Non-Parafin Parafin Non-Parafin
Kadar air (%) 18.38 13.25 16.39 11.63
Wet density (ɣb) 2.091 2.08 2.098 2.094
Specific Gravity (Gs) 2.66 2.65 2.63 2.65
Liquid Limit (%) 57.63 57.85 57.85 57.00
Plastic Limit (%) 29.31 29.74 29.5 28.58
Plasticity Index (%) 28.32 28.11 28.35 28.42
Lolos saringan No. 40 (%) 100 100 99.9 99.89
Lolos saringan No. 200 (%) 97.89 91.83 89.86 91.69
Fraksi lempung (%) 78.26 70.71 75.87 53.54
Persentase lolos saringan No. 200 untuk sampel TTK 1 dan TTK 4
lebih dari 50%, dengan persentase masing-masing 97,89% - 91.83% untuk
sampel TTK 1 dan 89.86% - 91.69% untuk sampel TTK 4. Nilai Liquid
Limid (LL) dan Plasticity Index (PI) berturut-turut untuk sampel TTK 1 dan
TTK 4 adalah 57.63% - 57.85% dan 28.11% - 28.32% (TTK 1) dan 57.00%
- 57.85% dan 28.35% - 28.42% (TTK 4).
Dari nilai Liquid Limid (LL) dan Plasticity Index (PI) jika diplotkan
kedalam Grafik Plastisitas menurut USCS, kedua benda uji berada diatas
garis A seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.
70
60
Plasticity Index (%)
CH
50
40 CL
30
20 MH
10
ML
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Liquid Limit (%)
A-line PI = 0.73(LL-20) Batas LL TTK 1 TTK 4
83
Berdasarkan Sistem Klasifikasi USCS, sampel TTK 1 dan TTK 4
termasuk kelompok OH, yaitu lempung organik dengan plastisitas sedang
sampai dengan tinggi.
Persentase lolos saringan No. 200 untuk sampel TTK 1 dan TTK 4
lebih dari 35%, dengan persentase masing-masing 91.83% - 97.89% untuk
sampel TTK 1 dan 89.86% - 91.69% untuk sampel TTK 4. Nilai Liquid
Limid (LL) untuk masing-masing kedalaman adalah 57.63% - 57.85% (TTK
1) dan 57.00% - 57.85% (TTK 4). Nilai tersebut lebih dari 41% (LL > 41%).
Dan nilai Plasticity Index (PI) untuk masing-masing kedalaman adalah
28.11% - 28.32% (TTK 1) dan 28.35% - 28.42% (TTK 4). Nilai tersebut
lebih dari 11% (PI > 11%). Jika nilai-nilai tersebut (LL dan PI) diplotkan
kedalam Grafik Plastisitas menurut AASHTO, dapat dilihat seperti Gambar
4.2 berikut.
A-2-6
A-7-6
A-6
A-2-7
A-7-5
Gambar 4.2 Grafik Plastisitas sampel TTK 1 dan TTK 4 menurut AASHTO
(Braja et al, 2012)
84
sama seperti halnya pada pengujian tanah lempung dimana permeabilitas yang
rendah yaitu pengujian dilakukan dengan tipe slow test dengan mengacu pada
“residual test procedure” penjelasan BAB II sebelumnya 2.7.5. Jenis
pengujian geser langsung yang digunakan untuk clay shale adalah uji geser
langsung terkonsolidasi dan terdrainase (consolidated drained).
Gaya normal yang diberikan tergantung dari kedalaman benda uji atau
tekanan overburdennya. Gaya normal untuk tiap-tiap sampel berbeda Tabel
4.3, karena memiliki berat volume basah yang berbeda dan berada pada
kedalaman yang berbeda. Luas penampang lintang sampel tanah dihitung
menggunakan rumus luas lingkaran, dengan diameter sampel tanah 65 mm.
Berikut tegangan normal yang diberikan saat pengujian geser langsung.
85
Tabel 4.3 Tegangan Normal
Normal Stress,
Sample σn
(kN/m²)
σn 1 45.23
PL σn 2 90.45
σn 3 135.68
σn 1 45.23
TTK 1 PL + 5% σn 2 90.45
σn 3 135.68
σn 1 45.23
PL + 10% σn 2 90.45
σn 3 135.68
σn 1 45.23
PL σn 2 90.45
σn 3 135.68
σn 1 45.23
TTK 4
PL + 5% σn 2 90.45
σn 3 135.68
σn 1 45.23
PL + 10% σn 2 90.45
σn 3 135.68
86
dijelaskan perhitungan kecepatan penggeseran untuk sampel uji sampel
TTK 4 dengan tegangan normal 135.68 kPa.
87
Tabel 4.4 Kecepatan Penggeseran Tabel 4.5 Kecepatan Penggeseran
untuk 15x tumbukan untuk 25x tumbukan
88
Nilai tegangan geser residual maksimum dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan
Tabel 4.7.
Tabel 4.6 Residual Shear Stress Tabel 4.7 Residual Shear Stress
15x tumbukan 25x tumbukan
89
4.3.4 Grafik Hubungan Uji Geser Langsung
Dari hasil pengujian geser langsung, kemudian dibuat grafik
hubungan tegangan geser (kN/m2) terhadap perpindahan horizontal (mm)
dengan tegangan geser sebagai ordinat (sumbu-y). Pada skala horizontal
yang sama, dibuat grafik hubungan deformasi vertical (mm) terhadap
perpindahan horizontal (mm) dengan deformasi vertical sebagai ordinat
(sumbu-y). Untuk menentukan nilai parameter-parameter efektif kuat geser
residual clay shale yaitu (c’ dan ’r), dibuat grafik hubungan tegangan geser
residual maksimum terhadap tegangan normal dari masing-masing
pengujian. Grafik ini merupakan satu set dari tiga pengujian yang dilakukan
dengan tegangan normal yang berbeda.
Grafik hubungan deformasi vertical terhadap perpindahan horizontal
pada pengujian sampel clay shale berfungsi untuk menetukan apakah tanah
tersebut mengalami normally consolidated atau over consolidated. Berikut
grafik hasil pengujian geser langsung untuk sampel clay shale diambil
contoh pada sampel TTK 1 dengan kode 1PL15x dan 1PL25x dan sampel
TTK 4 dengan kode 4PL15x dan 4PL25x. Selanjutnya pengujian secara
lengkapnya dapat dilihat didalam BAB LAMPIRAN.
80
70
60
50 1st Cycle
40 2nd Cycle
30
20 3rd Cycle
10
0
0 5 10 15 20 25 30
90
SHEAR STRESS - DISPLACEMENT
100
90
90
80
70
60
1st Cycle
50
40 2nd Cycle
30 3rd Cycle
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
91
Selanjutnya dibuat grafik dimana hubungan tegangan geser residual
maksimum terhadap tegangan normal dari masing-masing pengujian, seperti
gambar dibawah ini.
Stress
Displ. mm 30.00 30.00 30.00
Settlement mm - - -
Shear Stress at Failure (kN/m²)
100
y = 0.1580x + 9.8463
80
R² = 0.9645
60
40
[CELLREF]
[CELLREF]
20 [CELLREF]
0
0 50 100 150 200
Normal Stress (kN/m²)
92
SHEAR STRESS - DISPLACEMENT
100
60
1st Cycle
40
2nd Cycle
20 3rd Cycle
0
0 5 10 15 20 25 30
Gambar 4.8 Grafik Hubungan Shear Stress dan Horizontal Displacement 1PL25x
Beban Normal 45.23 kN/m2
80
70
60
50 1st Cycle
40 2nd Cycle
30
20 3rd Cycle
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Gambar 4.9 Grafik Hubungan Shear Stress dan Horizontal Displacement 1PL25x
Beban Normal 90.45 kN/m2
90
80
70
60
50 1st Cycle
40
30 2nd Cycle
20
10 3rd Cycle
0
0 5 10 15 20 25 30
93
Grafik diatas merupakan hasil yang diperoleh pada pengujian kode
sampel 1PL25x. Dalam mencari residual shear stress maksimum dilakukan
pada pembacaan pergeseran langsung yang ke-3 pada setiap pembebanan
seperti pada Tabel 4.9. Tegangan geser maksimun terjadi pada pergeseran
horizontal kurang dari 2 mm. Jika dirata-rata, pergeseran terjadi saat benda
uji telah bergeser sejauh 1.567 mm atau mengalami regangan sebesar ±
2.410 %.
Selanjutnya dibuat grafik dimana hubungan tegangan geser residual
maksimum terhadap tegangan normal dari masing-masing pengujian, seperti
gambar di bawah ini.
Tabel 4.9 Residual Shear Stress Sampel 1PL25x
SPECIMEN 15kg 30kg 45kg
Stress
Displ. mm 23.60 23.30 22.50
Settlement mm - - -
ShearS stress at Failure (kN/m²)
100
80
y = 0.1195x + 5.9663
60 R² = 0.9989
40
[CELLREF]
20 [CELLREF]
[CELLREF]
0
0 50 100 150 200 250
Normal Stress (kN/m²)
94
persamaan garis lurus, m = tan ϕ’ sehingga diperoleh besaran sudut geser
residual ϕ’r = 6.81°. Nilai kohesi merupakan perpotongan trendline terhadap
sumbu-y. Jika garis tersebut diperpanjang, akan memotong sumbu-y pada
ordinat 5.9663. Sehingga nilai c’ = 5.97 kN/m2.
80
70
60
50 1st Cycle
40 2nd Cycle
30
3rd Cycle
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
80
70
60
50 1st Cycle
40 2nd Cycle
30
20 3rd Cycle
10
0
0 5 10 15 20 25 30
95
SHEAR STRESS - DISPLACEMENT
100
90
Stress
Displ. mm 30.00 30.00 25.70
Settlement mm - - -
96
Shear Stress at Failure (kN/m²)
100
y = 0.1724x + 17.1195
80 R² = 0.9993
60
[CELLREF]
40 [CELLREF]
[CELLREF]
20
0
0 50 100 150 200 250
Normal Stress (kN/m²)
80
70
60
50 1st Cycle
40 2nd Cycle
30
20 3rd Cycle
10
0
0 5 10 15 20 25 30
97
SHEAR STRESS - DISPLACEMENT
100
90
80
70
60
50 1st Cycle
40 2nd Cycle
30
20 3rd Cycle
10
0
0 5 10 15 20 25 30
98
Selanjutnya dibuat grafik dimana hubungan tegangan geser residual
maksimum terhadap tegangan normal dari masing-masing pengujian, seperti
gambar di bawah ini.
Stress
Displ. mm 30.00 26.40 24.90
Settlement mm - - -
Shear Stress at Failure (kN/m²)
100
y = 0.1418x + 15.5198
80
R² = 0.8819
60
[CELLREF]
40
[CELLREF]
20 [CELLREF]
0
0 50 100 150 200 250
Normal Stress (kN/m²)
99
penurunan volume. Ini dibuktikan dengan menurunnya tinggi benda uji
selama proses geser berlangsung. Berkurangnya volume benda uji ini
diakibatkan oleh air yang berada di dalam benda uji keluar selama
penggeseran berlangsung.
Berikut akan ditampilkan grafik perpindahan vertical pada pengujian
sampel TTK 1 kode 1PL15x dan 1PL25x dan sampel TTK 4 kode 4PL15x
dan 4PL25x.
0.2
Vertical Movement (mm)
VERTICAL MOVEMENT
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
1.0
1.2
0.2
Vertical Movement (mm)
VERTICAL MOVEMENT
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
1.0
1.2
100
Horizontal Displacement (mm)
0 2 4 6 8 10
0.0
0.2
VerticalMovement (mm)
VERTICAL MOVEMENT
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
1.0
1.2
0.2
Vertical Movement (mm)
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
VERTICAL MOVEMENT
1.0
1.2
101
Horizontal Displacement (mm)
0 2 4 6 8 10
0.0
0.2
0.8
1.2
0.2
Vertical Movement (mm)
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
Dari hasil pengujian pada kode sampel 1PL25x diatas dapat disimpulkan
bahwa sampel uji mengalami normally consolidated berdasarkan Gambar
2.25 pada BAB II 2.7.6.
102
Horizontal Displacement (mm)
0 2 4 6 8 10
0.0
0.8
1.0
1.2
0.2
VERTICAL MOVEMENT
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
1.0
1.2
0.8
1.0
1.2
103
Dari hasil pengujian pada kode sampel 4PL15x diatas dapat disimpulkan
bahwa sampel uji mengalami normally consolidated berdasarkan Gambar
2.25 pada BAB II 2.7.6.
0.2
Vertical Movement (mm)
VERTICAL MOVEMENT
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
1.0
1.2
0.2
Vertical Movement (mm)
VERTICAL MOVEMENT
1st Cycle
0.4
2nd Cycle
0.6 3rd Cycle
0.8
1.0
1.2
104
Horizontal Displacement (mm)
0 2 4 6 8 10
0.0
0.2
0.8
1.0
1.2
Dari hasil pengujian pada kode sampel 4PL25x diatas dapat disimpulkan
bahwa sampel uji mengalami normally consolidated berdasarkan Gambar
2.25 pada BAB II 2.7.6.
4.3.6 Rekapitulasi Nilai Kohesi Efektif (c’) dan Sudut Geser Residual
Efektif (’r)
Rekapitulasi dari nilai kohesi efektif dan sudut geser residual efektif
untuk masing- masing sampel diberikan pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13
pada pengujian direct shear test.
Tabel 4.12 Nilai kohesi efektif (c’) dan sudut geser residual efektif
(’r) untuk 15x tumbukan
'r c'
Sample
(°) (kN/m²)
1PL15x 8.98 9.85
TTK 1
105
Tabel 4.13 Nilai kohesi efektif (c’) dan sudut geser residual efektif (’r)
untuk 25x tumbukan
'r c'
Sample
(°) (kN/m²)
1PL25x 6.81 5.97
TTK 1
1PL+5%25x 5.80 7.69
1PL+10%25x 4.77 9.37
4PL25x 8.07 15.52
TTK 4
4PL+5%25x 7.25 13.51
4PL+10%25x 6.43 12.59
Sedangkan sudut geser residual efektif (’r) clay shale untuk residual
shear strength didapatkan hasil pengujian 4.77 - 9.78° dalam penjelasannya
(Gartung, 1986) shale merupakan material yang sensitive terhadap proses
pelapukan. Kekuatan mekaniknya sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan. Clay shale mempunyai sifat yang keras apabila ditemukan pada
tempat asalnya. Ketika telah mengalami kontak dengan lingkungan,
perubahan tekanan, perubahan suhu, dan mengalami swelling yang besar
akibat adanya air, maka kekuatan yang besar akan mengalami reduksi yang
sangat besar.
106
Plot Hasil Pengujian
Direct Shear
Gambar 4.32 Plot Hasil Pengujian Geser Langsung ke Grafik Kuat Geser oleh
(Gartung, 1986)
107
Gambar 4.33 Hasil Pengujian XRD Laboratorium Pusat Geologi UGM
108
4.4.2 Pengujian Free Swelling Test
Pengujian pengembangan bebas atau free swelling test diperkenalkan
oleh (Holtz et al, 1956) sebagaimana oleh dikutip (Chen, 1975), yaitu
dengan cara memasukkan tanah lempung kering yang telah diketahui
volumenya kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur yang diisi air tanpa
pembebanan. Pengamatan dilakukan setelah lempung mengendap.
Perbedaan tinggi air atau volume awal pengamatan dengan akhir
pengamatan menunjukkan perubahan volume material tanah. Persentase free
swelling test adalah perbandingan perubahan volume tanah dengan volume
tanah awal. Dalam penelitian didapatkan hasil sebagai berikut.
Gambar 4.35 Pengujian Free Swelling TTK 4 (kiri) aquades dan (kanan)
minyak tanah
= 50%
109
Gambar 4.36 Pengujian Free Swelling TTK 1 (kiri) aquades dan (kanan)
minyak tanah
= 50%
110
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Slake Durability Parafin
Berat Berat
Berat
Tertahan 1st Tertahan 2nd % Tertahan % Tertahan
No.Titik Awal
Siklus Siklus 1st Siklus 2nd Siklus
(gram)
(gram) (gram)
111
4.6 Hubungan Index Properties terhadap Parameter Efektif Kuat Geser
Residual
Dari pengujian laboratorium yang telah dilakukan, didapatkan data
soil properties dan engineering properties dari masing-masing sampel.
Data engineering properties berupa parameter efektif kuat geser residual
yaitu sudut geser residual efektif (’r) dari pengujian direct shear.
Selanjutnya dibuat hubungan korelasi indeks properties terhadap
parameter efektif kuat geser residual clay shale yaitu sudut geser residual
efektif (’r) didalam penelitian ini.
4.6.1 Analisis Sudut Geser Residual Efektif Terhadap Liquid Limit (LL)
Nilai Liquid Limit (LL) dan kuat geser residual efektif (’r) untuk clay
shale dengan kepadatan 15x dan 25x tumbukan dapat dilihat pada Tabel
4.16. (Stark et al, 1994) menjelaskan adanya korelasi grafik hubungan
Liquid Limit (LL) terhadap sudut geser residual efektif (’r). Oleh karena itu
didalam penelitian ini dicari hubungan korelasi antara nilai Liquid Limit
(LL) dan kuat geser residual efektif (’r). Grafik hubungan korelasi dapat
dilihat seperti grafik dibawah ini.
112
12.00
4PL15x
10.00 4PL+5%15x
4PL+10%15x
8.00
1PL15x
ϕ' (°)
6.00 1PL+5%15x
0.00
52 53 54 55 56 57 58
LL (%)
10.00
4PL25x
8.00
4PL+5%25x 4PL+10%25x
6.00 1PL25x
ϕ' (°)
1PL+5%25x
4.00
y = -0.5182x + 35.284 1PL+10%25x
2.00 R² = 0.5216
0.00
53 54 55 56 57 58
LL (%)
Gambar 4.37 Grafik Hubungan Kuat Geser Residual (’r) terhadap Liquid
Limit (LL)
Gambar 4.38 Plot Grafik Hubungan Kuat Geser Residual (’r) terhadap
Liquid Limit (LL) oleh (Stark et al, 1994)
113
Dari grafik diatas, menunjukkan bahwa semakin besar nilai Liquid
Limit (LL), nilai kuat geser residual efektif (’r) hasil percobaan uji geser
langsung menurun. Rumus pendekatan untuk hubungan LL dengan kuat
geser residual efektif (’r) adalah
Tabel 4.17 Nilai % Kadar Air dan Kuat Geser Residual ’r
Titik Kadar Air
Klasifikasi Samp le ' r
Samp el (%)
dengan plastisitas sedang dengan plastisitas sedang dengan plastisitas sedang dengan plastisitas sedang
sampai dengan tinggi) sampai dengan tinggi) sampai dengan tinggi) sampai dengan tinggi)
OH (lempung organik OH (lempung organik OH (lempung organik OH (lempung organik
114
12.00
4PL15x
10.00 4PL+5%15x
8.00 4PL+10%15x
1PL15x
ϕ' (°)
6.00 1PL+5%15x
4.00 1PL+10%15x
y = -0.3231x + 18.722
2.00 R² = 0.6688
0.00
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kadar Air (%)
10.00
1PL+5%25x
1PL+10%25x
4.00
y = -0.1768x + 12.292
2.00 R² = 0.2931
0.00
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kadar Air (%)
Gambar 4.39 Grafik Hubungan Kuat Geser Residual (’r) terhadap % Kadar
Air
115
sebagian besar tanah alami mengandung berbagai jenis mineral lempung
dalam proporsi yang berbeda, agak sulit untuk mengisolasi efek individu,
oleh karena itu (Skempton, 1985) memberikan gambaran mengenai grafik
hubungan % fraksi lempung terhadap kuat geser efektif (’r). Grafik
hubungan % fraksi lempung terhadap kuat geser residual efektif (’r) dapat
dilihat seperti grafik dibawah ini.
116
12.00
4PL15x
10.00 1PL15x
1PL+5%15x
8.00
ϕ' (°)
6.00 4PL+5%15x
4PL+10%15x
4.00 y = -0.1934x + 21.511 1PL+10%15x
R² = 0.4586
2.00
0.00
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Fraksi Lempung (%)
10.00 4PL25x
8.00 1PL25x
4PL+5%25x 1PL+5%25x
6.00
ϕ' (°)
4PL+10%25x
4.00 1PL+10%25x
y = -0.1763x + 18.769
2.00 R² = 0.7444
0.00
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Fraksi Lempung (%)
Gambar 4.40 Grafik Hubungan Kuat Geser Residual (’r) terhadap % Fraksi
Lempung
4.6.4 Analisis Nilai Kohesi Efektif (c’) Terhadap Persentase Butir Fraksi
Lempung
Menurut (Wesley, 2012) nilai kohesi (c’) umumnya makin keras
tanahnya, akan semakin tinggi nilai c’-nya. Oleh karena itu didalam
penelitian ini dicari hubungan antara nilai % fraksi lempung dan nilai kohesi
117
efektif (c’) untuk sampel TTK1 dan TTK 4 dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Grafik hubungan % fraksi lempung terhadap nilai kohesi efektif (c’) dapat
dilihat seperti grafik dibawah ini.
118
20.00 4PL+5%15x
4PL+10%15x
15.00 4PL15x
c' (kN/m²)
1PL+10%15x
10.00 1PL15x
y = -0.7314x + 64.586 1PL+5%15x
5.00 R² = 0.8004
0.00
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Fraksi Lempung (%)
20.00
4PL25x
15.00 4PL+10%25x
c' (kN/m²)
4PL+5%25x 1PL+10%25x
10.00
4.6.5 Analisis Sudut Geser Residual Efektif Terhadap Plasticity Index (PI)
Nilai Plasticity Index (PI) dan kuat geser residual efektif (’r) untuk
clay shale dengan kepadatan 15x dan 25x tumbukan dapat dilihat pada
Tabel 4.20. (Voight, 1973) mengidentifikasi bahwa adanya hubungan
korelasi antara kuat geser residual efektif (’r) terhadap Plasticity Index
119
(PI). Oleh karena itu didalam penelitian ini dicari hubungan antara kuat
geser residual efektif (’r) terhadap Plasticity Index (PI). Grafik Plasticity
Index (PI) terhadap kuat geser residual efektif (’r) dapat dilihat seperti
grafik dibawah ini.
120
12.00
4PL15x
10.00 1PL15x
8.00 1PL+5%15x
4PL+5%15x
ϕ' (°) 6.00 4PL+10%15x
4.00 1PL+10%15x
y = -2.368x + 74.635
2.00 R² = 0.5382
0.00
27 28 29
PI (%)
10.00
4PL25x
8.00 4PL+5%25x
6.00 1PL25x
ϕ' (°)
121
Tabel 4.21 dan grafik hubungan korelasi Activity (A) terhadap kuat geser
residual efektif (’r) menurut (Yatabe et al, 1991) dapat dilihat seperti grafik
dibawah ini.
tinggi)
TTK 1
1PL+5%15x 8.08 0.445
122
12.00
4PL15x
10.00 4PL+5%15x
1PL15x
8.00 1PL+5%15x
ϕ' (°)
6.00 4PL+10%15x
1PL+10%15x
4.00
y = -105.72x + 54.324
2.00 R² = 0.3303
0.00
0
A (Activity)
10.00
4PL25x
8.00 4PL+5%25x
1PL+5%25x 1PL25x
6.00 4PL+10%25x
ϕ' (°)
1PL+10%25x
4.00
y = -16.373x + 14.391
2.00 R² = 0.3951
0.00
0
A (Activity)
Gambar 4.43 Grafik Hubungan Kuat Geser Residual (’r) terhadap Activity (A)
123
fraksi lempung. Grafik Plasticity Index (PI) terhadap % fraksi lempung
dapat dilihat seperti grafik dibawah ini.
dengan plastisitas sedang dengan plastisitas sedang dengan plastisitas sedang dengan plastisitas sedang
sampai dengan tinggi)
OH (lempung organik
1PL15x 27.9 72.125
TTK 1
1PL+5%15x 28.59 74.235
124
29.00
28.80 1PL+10%15x
1PL+5%15x
28.60
28.40 y = 0.0756x + 22.859
R² = 0.7299
PI
28.20
28.00 4PL15x
4PL+10%15x 1PL15x
27.80
27.60 4PL+5%15x
27.40
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Fraksi Lempung (%)
29.00 1PL+10%25x
28.80
28.60 y = 0.0682x + 23.124
28.40 R² = 0.5243
28.20
PI
dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.7241 - 0.8543. Nilai koefisien
korelasi termasuk pada kategori kuat. Jadi, % fraksi lempung memberikan
pengaruh yang kuat terhadap nilai PI untuk pengujian pemadatan pada
sampel benda uji. Semakin besar % fraksi lempung, nilai PI semakin besar
pula.
125
Tabel 4.23 Nilai Dry Density (ρd) dan Pengujian Atterberg
Titik Dry Density LL PL PI
Klasifikasi Sample
Sampel (ρd) (%) (%) (%)
OH (lempung organik
dengan plastisitas
tinggi)
TTK 1
1PL+5%15x 1.715 54.5 25.91 28.59
tinggi)
TTK 4
4PL+5%15x 1.750 55.35 27.60 27.75
tinggi)
TTK 1
tinggi)
TTK 4
1.800 4PL15x
y = -0.0154x + 2.5838
Dry Density (gr/cm3)
1.780 R² = 0.6267
1.760
1PL15x 4PL+5%15x
1.740
1PL+10%15x
1.720
1PL+5%15x
1.700 4PL+10%15x
1.680
52 53 54 55 56 57 58
LL (%)
1.800 4PL25x
y = -0.0171x + 2.6993
Dry Density (gr/cm3)
1.780 R² = 0.6899
4PL+5%25x
1.760 1PL25x
1.740 1PL+10%25x
1.720
1PL+5%25x 4PL+10%25x
1.700
53 54 55 56 57 58
LL (%)
126
1.800 4PL15x
R² = 0.6364
1.780
1PL25x 4PL+5%25x
1.760
1.740 1PL+10%25x
1.720 4PL+10%25x
1PL+5%25x
1.700
25 26 27 28 29 30
PL (%)
1.800
4PL15x y = -0.0331x + 2.6716
Dry Density (gr/cm3)
1.780 R² = 0.2251
1.760 1PL15x
1.740 1PL+10%15x
4PL+5%15x
1.720
1.700 4PL+10%15x 1PL+5%15x
1.680
27 28 29 30
PI (%)
1.800 4PL25x
Dry Density (gr/cm3)
1.740
1PL+10%25x
1.720 4PL+10%25x
1PL+5%25x
1.700
27 28 29 30
PI (%)
127
percobaan semakin kecil. Rumus pendekatan untuk hubungan pengujian
atterberg dengan dry density (ρd) adalah
,
, dan dengan
nilai koefisien korelasi (R) berturut-turut sebesar 0.7916 - 0.831, 0.6842 -
0.7977 dan 0.4744 - 0.6351. Nilai koefisien korelasi termasuk pada kategori
kuat. Jadi, pengujian atterberg memberikan pengaruh yang kuat terhadap
dry density (ρd) untuk pengujian pemadatan sampel benda uji. Semakin
besar pengaruh pengujian atterberg, dry density (ρd) semakin kecil.
sedang sampai dengan sedang sampai dengan sedang sampai dengan sedang sampai dengan
tinggi)
TTK 1
tinggi)
TTK 4
tinggi)
TTK 1
tinggi)
TTK 4
128
1.800 4PL15x
y = -0.0062x + 1.947
1.800 4PL25x
Dry Density (gr/cm3)
y = -0.0064x + 1.9583
1.780 R² = 0.4628
4PL+5%25x
1.760 1PL25x
1.740 1PL+10%25x
1.720
1PL+5%25x 4PL+10%25x
1.700
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Kadar Air (%)
Gambar 4.48 Grafik Hubungan Dry Density (ρd) terhadap % Kadar Air
129
Tabel 4.25 Nilai % Kadar Air terhadap Pengujian Atterberg
Titik Kadar Air LL PL
Klasifikasi Sample
Sampel (%) (%) (%)
dengan plastisitas
tinggi)
TTK 1
1PL+5%15x 32.445 54.5 25.91
tinggi)
TTK 4
4PL+5%15x 33.125 55.35 27.60
tinggi)
TTK 1
tinggi)
TTK 4
40.000 1PL+10%15x
4PL15x 4PL+10%15x
35.000
Kadar Air (%)
30.000 4PL+5%15x
1PL+5%15x
25.000
20.000 1PL15x
15.000
10.000 y = 2.1813x - 86.241
5.000 R² = 0.9157
0.000
52 53 54 55 56 57 58
LL (%)
40.000 4PL+10%25x
35.000 4PL+5%25x
4PL25x 1PL+10%25x
30.000
Kadar Air (%)
1PL+5%25x
25.000
1PL25x
20.000
15.000
y = 2.0956x - 83.673
10.000
R² = 0.9099
5.000
0.000
53 54 55 56 57 58
LL (%)
130
40.000 1PL+10%15x
35.000 4PL15x
4PL+10%15x
30.000 4PL+5%15x
1PL+5%25x
25.000
1PL25x
20.000
15.000
y = 2.6783x - 41.385
10.000
R² = 0.899
5.000
0.000
25 26 27 28 29 30
PL (%)
131
dari pengujian direct shear test dan data durability properties berupa
parameter ketahanan batuan yang dinyatakan dalam Slake Durability Index
(SDI) dari pengujian slake durability test. Selanjutnya dibuat hubungan
korelasi dari data indeks properties terhadap parameter efektif kuat geser
residual yaitu sudut geser residual efektif (’r) dan terhadap parameter
ketahanan batuan dalam Slake Durability Index (SDI).
4.7.1 Analisis Natural Water Content Terhadap Slake Durability Index 2nd
Siklus
Sebagai kelanjutan dari studi sebelumnya (Hopkins, 1988) dilakukan
berbagai tes pada beberapa sampel shale atau serpih yang berbeda dalam
upaya untuk menyajikan persamaan prediksi parameter rekayasa dari
berbagai tes indeks. Misalnya, dalam penelitian menemukan bahwa
kandungan air alami atau natural water content dari unweathered shale
adalah prediktor yang baik dari sifat rekayasa penting dalam geologi teknik.
Dalam penelitian ini dicari korelasi antara hubungan natural water content
dengan Slake Durability Index 2nd siklus dalam pengujian slake durability
dapat dilihat pada Tabel 4.26.
132
100
NP3 P3
80
0
0 5 10 15 20
Wnatural (%)
4.7.2 Analisis Natural Water Content Terhadap Slake Durability Index 1st
Siklus
Nilai Slake Durability Index 1st cycle dan natural water content untuk
sampel kondisi parafin dan non-parafin didapatkan korelasi hubungan
sebagai kelanjutan dari study (Vishal et al, 2015). Hubungan nilai Slake
Durability Index 1st cycle dan natural water content dapat dilihat pada Tabel
4.27. Grafik hubungan nilai Slake Durability Index 1st cycle terhadap
natural water content dapat dilihat seperti grafik dibawah ini.
133
Tabel 4.27 Nilai % Wnatural dan SDI 1st Siklus
SDI SDI
Keterangan Keterangan
Sampel Wnatural st
Sampel Wnatural st
Sampel 1 Siklus Sampel 1 Siklus
NON-PARAFIN
2 13.302 85.812 2 9.24 81.278
PARAFIN
120
P3
NP3
100 P2
P4
P1
SDI 1st Siklus
80 NP2
y = -1.3698x + 100.89 NP1
60 NP4
R² = 0.2715
40
20
0
0 5 10 15 20
Wnatural (%)
134
4.7.3 Analisis Sudut Geser Residual Efektif Terhadap Slake Durability
Index 1st dan 2nd Cycle
Nilai Slake Durability Index (SDI) terhadap sudut geser residual
efektif (’r) sebelumnya telah dibahas oleh (Koncagul et al, 1999) dimana
menunjukkan peningkatan yang linear hubungan korelasi antara kekuatan
dengan durability. Dalam penelitian ini dicoba untuk mengetahui hubungan
sudut geser residual efektif (’r) dengan nilai Slake Durability Index (SDI),
data-data dapat dilihat pada Tabel 4.28. Grafik hubungan Slake Durability
Index (SDI) terhadap sudut geser residual efektif (’r) dapat dilihat seperti
grafik dibawah ini.
TTK 1
TTK 4
TTK 1
TTK 4
135
12.00
4PL15x
10.00 1PL15x
8.00 4PL+5%15x
1PL+5%15x
ϕ' (°)
6.00 4PL+10%15x
4.00 1PL+10%15x
y = 1.6964x - 121.85
2.00 R² = 0.1348
0.00
76 76 76 77 77 77 77 77 77
Slake Durability 1st Cycle (%)
9.00 4PL25x
8.00 1PL25x
7.00 4PL+5%25x
6.00
1PL+5%25x 4PL+10%25x
ϕ' (°)
5.00
4.00 1PL+10%25x
3.00
2.00 y = 2.471x - 182.62
1.00 R² = 0.4816
0.00
76 76 76 77 77 77 77 77 77
Slake Durability 1st Cycle (%)
6.00 4PL+10%15x
4.00 1PL+10%15x y = 1.101x - 25.822
R² = 0.1348
2.00
0.00
30 30 31 31 31 31 31
Slake Durability 2nd Cycle (%)
10.00
4PL25x
8.00 1PL25x
4PL+5%25x
6.00
ϕ' (°)
1PL+5%25x 4PL+10%25x
4.00
1PL+10%25x y = 1.6038x - 42.741
2.00 R² = 0.4816
0.00
30 30 31 31 31 31 31
Slake Durability 2nd Cycle (%)
136
Dari grafik diatas, menunjukkan bahwa semakin besar nilai Slake
Durability Index (SDI), nilai sudut geser residual efektif (’r) hasil
percobaan kuat geser langsung besar pula. Rumus pendekatan untuk
hubungan nilai Slake Durability Index (SDI) dengan sudut geser efektif (’r)
adalah sebagai berikut
dan
137
Tabel 4.29 Nilai Slake Durability Index dan Number of Cycle
Slake Durability Number
Keterangan Index
Sample of
Sampel
(%) Cycle
P1 76.964 1
PARAFIN
P2 85.812 1
P3 96.723 1
P4 77.861 1
P1 30.438 2
PARAFIN
P2 61.154 2
P3 95.187 2
P4 31.574 2
NON PARAFIN NON PARAFIN
NP1 75.536 1
NP2 81.278 1
NP3 96.556 1
NP4 75.818 1
NP1 30.087 2
NP2 60.608 2
NP3 94.008 2
NP4 30.768 2
120.00
100.00
Slake Durability Index
NP-P3 NP-P3
NP-P2
80.00 NP-P4
NP-P1 NP-P2
60.00
40.00 NP-P4
y = -29.091x + 112.41
20.00 R² = 0.3564 NP-P1
0.00
0 1 2 3
Number of Cycle
138
Slake Durability Index (SDI) pada pengujian slake durability. Semakin
besar number of cycle, nilai Slake Durability Index (SDI) semakin menurun.
Tabel 4.30 Nilai Slake Durability Index dan Liquid Limit (LL)
T it ik LL SDI
Sampel
Sampel (%) (%)
1P L15x 52.45
76.964
TTK 1
1P L+5%15x 54.5
85.812
96.723
1P L+10%15x 56.03
77.861
4P L15x 53.35
75.536
TTK 4
81.278
4P L+5%15x 55.35
96.556
4P L+10%15x 56.85
75.818
30.438
1P L25x 53.45
61.154
TTK 1
1P L+5%25x 55.85
95.187
31.574
1P L+10%25x 57.25
30.087
4P L25x 53.85
60.608
TTK 4
94.008
4P L+5%25x 55.45
30.768
4P L+10%25x 57.15
139
58
1PL+5%25x 4PL+10%15x
57 4PL+10%25x
1PL+5%25x 1PL+10%15x
56
4PL+5%25x
LL
55 4PL+5%15x
54 y = -0.0325x + 57.521
4PL25x) 1PL+5%15x
R² = 0.2074
1PL25x
53 4PL15x)
1PL15x
52
0 20 40 60 80 100 120
Slake Durability Index
140
Tabel 4.31 Rekapitulasi Data Korelasi Pengujian Sampel Clay Shale
141
Tabel 4.32 Rekapitulasi Data Korelasi Pengujian Sampel Batuan
Keterangan Titik SDI 2nd SDI 1st LL ' r
Wnatural
Sampel Sampel Cycle Cycle
(%) (°)
52.45 8.98
P1 18.381 30.438 76.964
54.5 8.08
53.35 9.78
P3 12.25 95.187 96.723
55.35 8.27
53.45 6.81
NP1 13.248 30.087 75.536
55.85 5.8
NON PARAFIN
53.85 8.07
NP3 8.205 94.008 96.556
55.45 7.25
142
Tabel 4.33 Rekap Hasil Analisa Pengujian
Location TTK 1 TTK 4 TTK 2 TTK 3
NON- NON-
Keterangan Sampel PARAFIN NON-PARAFIN PARAFIN NON-PARAFIN PARAFIN PARAFIN
PARAFIN PARAFIN
143
Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Korelasi Pengujian
Dependent variable - y Independent variable - x R Equation
ϕ'r LL (%) 0.7222 - 0.7340 y = -0.661x + 44.19 dan y = -0.5182x + 35.284
ϕ'r Fraksi Lempung (%) 0.6772 - 0.8628 y = -0.1934x + 21.511 dan y = -0.1763x + 18.769
ϕ'r Kadar air (%) 0.5414 - 0.8178 y = -0.3231x + 18.722 dan y = -0.1768x + 12.292
ϕ'r PI (%) 0.7336 - 0.9331 y = -2.368x + 74.635 dan y = -2.0234x + 62.901
ϕ'r Activity (A) 0.5747 - 0.6286 y = -105.72x + 54.324 dan y = -16.373x + 14.391
c' Fraksi Lempung (%) 0.8797 - 0.8947 y = -0.7314x + 64.586 dan y = -0.5761x + 50.789
PI Fraksi Lempung (%) 0.7241 - 0.8543 y = 0.0756x - 22.859 dan y = 0.0682x - 23.124
Dry Density LL (%) 0.7916 - 0.831 y = -0.0154x + 2.5838 dan y = -0.0171x + 2.6993
Dry Density PL (%) 0.6842 - 0.7977 y = -0.0138x + 2.1079 dan y = -0.0211x + 2.3339
Dry Density PI (%) 0.4744 - 0.6351 y = -0.0331x + 2.6716 dan y = -0.0395x + 2.8511
Dry Density Kadar Air (%) 0.6803 - 0.7301 y = -0.0062x + 1.947 dan y = -0.0064x + 1.9583
Kadar Air LL (%) 0.9539 - 0.9569 y = 2.1813x - 86.241 dan y = 2.0956x - 83.673
Kadar Air PL (%) 0.8648 - 0.9482 y = 2.0459x - 21.252 dan y = 2.6783x - 41.385
144