Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN DEPARTEMEN MEDIKAL

DI RUANG 28 RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners

Disusun oleh:

NIRMALA KS

150070300113001

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN, ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

KANKER LIDAH

DAN RESUME KEPERAWATAN

DI RUANG 28 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners

Departemen Medikal

Oleh:

Nirmala KS

NIM: 150070300113001

Telah diperiksa dan disetujui

Pada:...................................

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

Departemen : Medikal Persepti : Nirmala KS

Periode : 25-30 April 2016 Preseptor :

Tempat : R. 28 RSSA Minggu :

A. Target yang ingin dicapai


1. Dapat memberikan asuhan keperawatan dengan Kanker Lidah selama 1
minggu di ruang 28RSSA:
1) Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Kanker Lidah
serta keluarga klien
2) Mampu melakukan analisa data dan memprioritaskan masalah klien
Kanker Lidah
3) Mampu menentukan rencana keperawatan pada klien dengan
Kanker Lidah
4) Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan
Kanker Lidah
5) Mampu melakukan evaluasi dari tindakan pada klien dengan
Kanker Lidah
6) Mampu melakukan penyuluhan pada pasien dan keluarga
7) Mampu membuat resume keperawatan (SOAPIE)

B. RencanaKegiatan
No JenisKegiatan Waktu KriteriaHasil
1. 1.1 Melakukan pengkajian dan Hari 1 1.1 Pengkajian dan pemeriksaan
pemeriksaan fisik pada klien fisik dimulai dari head to toe
Kanker Lidah
2. 2.1 Membuatanalisa data Hari 1 2.1 Sesuai hasil pengkajian
danmemprioritaskanmasalah
3. 3.1 Membuat rencana intervensi Hari1 3.1 Sesuai prioritas masalah
sesuai dengan prioritas masalah
4. 4.1 Melakukan implementasi dan Hari2-6 4.1 Sesuai prioritas masalah
catatan perkembangan : klien dan sesuai SOP yang
- Mengambildarah vena berlaku
- Melakukan tranfusi darah
-
Memberikan pendidikan
kesehatan.
- Melakukan injeksi IV
- Melakukan pemeriksaan gula
darah dengan GD stick
- Melakukan perawatan luka
- Memasang NGT
5 Melakukan evaluasi pada klien Hari 6 Sesuai prioritas masalah klien

6. Melakukan penyuluhan Hari ke-4 Penyuluhan sesuai penyakit

7. Membuat resume keperawatan Hari1-6

C. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


 Melakukan pengkajian pada klien dengan Kanker Lidah serta
keluarga klien sesuai standar kompetensi
 Mampu melakukan analisa data dan memprioritaskan masalah pada
klien Kanker Lidah sesuai standar kompetensi
 Mampu menentukan rencana keperawatan pada klien Kanker Lidah
sesuai standar kompetensi
 Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien Kanker
Lidah sesuai standar kompetensi
 Mampu melakukan evaluasi dari tindakan pada klien Kanker Lidah
sesuai standar kompetensi
 Memberikan penyuluhan pada keluarga pasien sesuai standar
kompetensi
 Mampu membuat resume keperawatan (SOAPIE) sesuai standar
kompetensi
D. EvaluasiDiriPraktikan
 Belum mampu melakukan semua rencana secara mandiri
 Masih membutuhkan bantuan dari preseptor klinik dan perawat jaga
dalam melakukan tindakan
 Mendapatkan kompetensi skill berupa memberikan injeksi,
melakukan perawatan luka gangren, dll.

Malang, 25 April 2016

Mengetahui

Preseptor Klinik Mahasiswa

--------------------------------- Nirmala KS

NIP. 19700825 199703 2 006 NIM. 150070300113001


LAPORAN PENDAHULUAN

CA LIDAH

I. PENGERTIAN

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-
kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de
Velde, 1999).

Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan
epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel
gepeng berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker
ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat
melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.

II. ETIOLOGI

Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu


proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah:
1. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok
adalah 5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
2. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan
efeknya sinergis dengan merokok.
3. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV)
khususnya HPV 16 dan HPV 18.
4. Oral hygiene yang jelek.
5. Sunburn: iritasi sinar matahari dan iritasi kronis lainnya.
6. Gaya hidup: kebiasaan mengunyah sirih.
Sumber lain menyebutkan beberapa etioogi atau penyebab kanker lidah
yaitu Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu
proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker lidah:

1. Predisposisi genetic
2. Efek hormonal
3. Lesi prakanker
4. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi
5. Kegagalan fungsi sistem imun
6. Terapi obat
7. Faktor lingkungan (Radiasi pengion, Pemajanan sinar matahar,i Efek
radon dan medan electromagnet, Polusi kimia, Polusi udara)
8. Kebiasaan pola hidup (Rokok dan tembakau, Nutrisi, Konsumsi alcohol,
Praktik seksual)
9. Virus
10. Faktor-faktor psikososial (Sifat kepribadian dan sikap; Sistem
pendukung social)
(Baradero Mary, dkk.2007.Seri Asuhan Keperawatan Klien
Kanker.Jakarta:EGC)
III. PATOFISIOLOGI
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan
menjadi beberapa faktor, yaitu Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non
heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma
krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet,
Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan
suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.

Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsang karsinogen yang


mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak
mempunyai keratin sebagai pelindung.
Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan berproliferasi
secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae biasanya
asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut hingga timbul nyeri menelan
dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix
linguae) dominan bermetastase ke colli/leher. Ketika kanker mengenai
corpus linguae tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada
lidah yang tidak bisa dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yang
mudah berdarah. Kanker pada anterior (corpus linguae) dominan metastase
pada kelenjar limfe submental dan submandibular. Penatalaksanaan kanker
lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi leher yang dilanjutkan dengan
kemoterapi. (http://nurseammar.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-
karsinoma-lidah.html).

IV. MANIFESTASI KLINIS


1. Tanda awal umumnya berupa ulkus tanpa nyeri yang tidak sembuh-
sembuh. Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan
sekitar yang megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri
mandibula (Suyatno, 2010).
2. Infiltrasi ke otot-otot ini mengakibatkan gerakan lidah terbatas sehingga
proses menelan bolus makanan dan bicara terganggu. Kanker ini dapat
menginfiltrasi jaringan sekitarnya seperti dasar mulut (floor of mouth,
FOM), dasar lidah dan tonsil (Suyatno, 2010. Bedah Onkologi Diagnostik
dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto).
3. Sejalan dengan kemajuan kanker pasien dapat mengeluhkan nyeri tekan,
kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara, batuk dengan sputum
bersemu darah atau terjadi pembesaran nodus limfe servikal. (Baughman
Diane C, 2000).
V. KLASIFIKASI

Klasifikasi ca lidah terdiri dari :


a. Tumor primer
1) TIS adalah karsinoma in situ
2) T1 adalah tumor dengan penampang kurang kurang 2 cm.
3) T2 adalah tumor dengan penampang sama dengan 2 cm dengan
infiltrasi dangkal.
4) T3 adalah tumor dengan penampang lebih dari 2 cm dengan infiltrasi
dalam.
5) T4 adalah tumor dengan penampang lebih dari 4 cm dan tumor tersebut
sudah sudah meluas disekelilingnya.
b. Pembesaran kelenjar limfe
1) N0 : Kelenjar-kelenjar leher yang palpable tidak ada.
2) N1 : Sudah ada kelenjar leher yang palpable, mobile serta holmolateral.
3) N2 : Kelenjar leher yang palpable, mobile serta heterolateral/bilateral.
4) N3 : Kelenjar-kelenjar leher ini sudah fixed, baik holmolateral atau
bilateral.
c. Metastase
1) M0 = Metastase jauh tidak ada.
2) M1 = Metase jauh sudah ada.

VI. KOMPLIKASI
1. Komplikasi akut yang dapat terjadi adalah :
a. Mukositis : Mukositis oral merupakan inflamasi pada mukosa mulut
berupa eritema dan adanya ulser yang biasanya ditemukan pada pasien
yang mendapatkan terapi kanker. Biasanya pasien mengeluhkan rasa
sakit pada mulutnya dan dapat mempengaruhi nutrisi serta kualitas hidup
pasien.
b. Kandidiasis : Pasien radioterapi sangat mudah terjadi infeksi opurtunistik
berupa kandidiasis oral yang disebabkan oleh jamur yaitu Candida
albicans. Infeksi kandida ditemukan sebanyak 17-29% pada pasien yang
menerima radioterapi.
c. Dysgeusia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana
salah satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d. Xerostomia : Xerostomia atau mulut kering dikeluhkan sebanyak 80%
pasien yang menerima radioterapi. Xerostomia juga dikeluhkan sampai
radioterapi telah selesai dengan rata-rata 251 hari setelah radioterapi.
Bahkan tetap dikeluhkan setelah 12-18 bulan setelah radioterapi
tergantung pada dosis yang diterima kelenjar saliva dan volume jaringan
kelenjar yang menerima radiasi.
2. Komplikasi kronis adalah:
a. Karies gigi : Karies gigi dapat terjadi pada pasien yang menerima
radioterapi. Karies gigi akibat paparan radiasi atau yang sering disebut
dengan karies radiasi adalah bentuk yang paling destruktif dari karies
gigi, dimana mempunyai onset dan progresi yang cepat. Karies gigi
biasanya terbentuk dan berkembang pada 3-6 bulan setelah terapi radiasi
dan mengalami kerusakan yang lengkap pada semua gigi pada periode 3-
5 tahun.
b. Osteoradionekrosis : Osteoradionekrosis (ORN) merupakan efek kronis
yang penting pada radioterapi. Osteoradionekrosis adalah nekrose
iskemik tulang yang disebabkan oleh radiasi yang menyebabkan rasa
sakit karena kehilangan banyak struktur tulang.
c. Nekrose pada jaringan lunak : Komplikasi oral kronis lain yang dapat
terjadi adalah nekrose pada jaringan lunak, dimana 95% kasus dari
osteoradionekrosis berhubungan dengan nekrose pada jaringan lunak.
Nekrose jaringan lunak didefinisikan sebagai ulser yang terdapat pada
jaringan yang terradiasi, tanpa adanya proses keganasan (maligna).
Evaluasi secara teratur penting dilakukan sampai nekrose berkurang,
karena tidak ada kemungkinan terjadinya kekambuhan. Timbulnya
nekrose pada jaringan lunak ini berhubungan dengan dosis, waktu, dan
volume kelenjar yang terradiasi. Reaksi akut terjadi selama terapi dan
biasanya bersifat reversibel, sedangkan reaksi yang bersifat kronis
biasanya terjadi menahun dan bersifat irreversibel.
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi
tumor primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis
jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang
metastasis ke kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm)
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang)
(Suyatno, 2010).
Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi
a. Incisional biopsy
 Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang
sehat, sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya
adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan mempermudah
penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan keuntunganya dapat
mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
 Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil
dengan atau tanpa metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma
dengan jarak 1 – 1,5 cm dari jaringan sehat. Hasil excisi diletakkan pada
gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ). Dengan kasa yang diberi
formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung
sehingga topograpi tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi
anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat bagian mana yang tidak
bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas
(incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk
menentukan tumor ganas atau bukan.
b. Brush biopsy
 Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat
abnormal dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan
menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan sampel dalam slide dan
melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke
laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum
biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat
kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang
memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi
diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
c. Teknik cahaya khemoluminesen
 Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen
setelah sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat
gambaran opak ‘acetowhite’ pada jaringan yang terkena kanker atau
jaringan yang abnormal.
VIII. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan farmakologi

Typhonium Plus - Alternatif Kanker Pengobatan ( Typhonium Flagelliforme /


Keladi Tikus ekstrak ) Sebagai suplemen alami dapat membantu untuk
memerangi kanker / tumor dan merangsang tubuh anti.
Kanker bukan merupakan salah satu spesifik penyakit . Ini adalah proses yang
dapat mempengaruhi setiap organ tubuh. Tubuh manusia yang sehat terdiri
dari sel-sel yang tumbuh normal yang melaksanakan proses kehidupan secara
normal dan teratur. Sebuah sel hidup normal dapat, karena alasan berbagai
disayangkan, gilirannya yang abnormal atau kanker. Ini mengalikan dalam
tubuh cepat dan berlebihan, membentuk sekelompok sel pertumbuhan yang
tidak terkendali mengakibatkan pembengkakan. Kemudian sel-sel abnormal
pecah dan menyerang jaringan sekitar dan organ dan menghancurkan
mereka. Dengan setiap pertumbuhan sel sibuk, tidak terkendali dan teratur,
energi tubuh yang disalahgunakan dan terbuang. Jika ini terus berlanjut
dicentang, kematian dapat terjadi.
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus adalah tanaman herbal yang tumbuh di
Asia Timur sebagai obat tradisional untuk memerangi kanker .
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus ekstrak dan herbal lainnya
menggabungkan membantu dalam detoksifikasi sistem darah. Typhonium
Plus mengandung ribosom dalam bertindak protein (RIP), anti oksidan, dan
anti kurkumin. Sel bersama-sama dipicu pada gilirannya menghasilkan
mediator yang merangsang dan memperkuat sel-sel lain dari sistem kekebalan
tubuh untuk memerangi sel-sel kanker. Sejak pertumbuhan sel kanker adalah
reversibel diberikan stimulus kimia yang benar dan lingkungan, penjelasan ini
tidak terlalu mengada-ada.
Typhonium Plus merupakan kombinasi herbal selektif ekstrak yang dalam karya
sinergi Typhonium Flagelliforme penguatan / Keladi Tikus. Typhonium
Plus Terdaftar POM TR 043 330 391 Departemen Kesehatan Indonesia
Penggunaan yang disarankan:
Stadium I - II, ambil 1 kapsul 2 kali sehari sebelum makan. Stadium III di atas,
ambil 2 kapsul 2 kali sehari sebelum makan, atau seperti diarahkan oleh
praktisi kesehatan.
Komposisi:
Typhonium Flagelliforme / Keladi Tikus 80%, 10% Andrographis paniculata,
Curcuma zedoaria 10% (dalam ekstrak bentuk)
Penyimpanan: . Simpan pada suhu kamar & jauh dari anak Packing
size: Packing dengan 20 kapsul.
Perhatian:
o Dua hari setelah mengkonsumsi Typhonium Ditambah , Anda mungkin
merasa masalah perut, diare sedikit, feses berubah menjadi hitam dan
tubuh merasa kelelahan.
o Kadang-kadang pasien dapat muntah setelah konsumsi, jika ini terjadi
gejala berhenti minum kapsul, ketika Anda merasa lebih baik, Anda dapat
melanjutkan mengambil kapsul tetapi mengurangi dosis atau berkonsultasi
dengan praktisi medis Anda.
o Wanita hamil tidak harus mengambil kapsul ini

b. Penatalaksanaan non farmakologi


1) Radio Therapy
Radio therapy dilakukan bila :
Tumor Inoperable, T3 atau lebih, N3, M0 – M1
a) External X ray
dengan memasukkan jarum radium sel-sel carcinoma ikut masuk
kedalam. Dapat digunakan dengan cara lain yaitu : Penderita dinarcose,
kemudian memasukkan polyethtylene catherter dan melalui charteter ini
dimasukkan benang yang diikat dengan radium maka radium ini akan
tersebar secara merata, bila sudah selesai benang ditarik keluar cara ini
disebut application.
b) Radon seeds
Dengan biji-biji radon yang diletakkan sekitar cartinoma
o Cytostatica theraphy :
Metotrexate (Mtx) dapat Mendepresi sum-sum tulang, ini dapat diatasi
denganleokoporin. Mempunyai akumulasi baik. Dapat dipakai untuk
merubah T3 menjadi T2-T1.
o Surgical/Hemiglosectomy (total glossectomy)
Dilakukan pengangkatan pada bagian yang diindikasi terkena carcinoma
atau hemiglosectomy atau total glossectomy apabila tumor cukup besar
dan sudah bermetastase ke daerah leher.
Pada metastasenya dilakukan :
Pada N1 dan N2, dilakukan RND (Radical Neck Disection) yang diangkat
a. Kelenjar leher
b. Kelenjar sub madibula.
c. V. Jugularis interna.
d. Kelenjar supra ciavicularis Pada N3, dilakukan bilateral neck
dissection.
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, tanggal masuk, dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat.
II. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
2) Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang
megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.
3) Riwayat penyakit dahulu
a. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok
adalah 5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
b. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan
efeknya sinergis dengan merokok.
c. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV)
khususnya HPV 16 dan HPV 18.
d. Oral hygiene yang jelek.
III. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
- Pemeriksaan Tanda - Tanda Vital (TTV)
- Pemeriksaan Head to Toe (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
- Pemeriksaan B1-B6 :
1. B1 (Breathing)
Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
2. B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
3. B3 (Brain)
Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan
lidah terganggu).
4. B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urine,
perubahan bising usus, distensi abdomen.
5. B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
6. B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas
ekstensi tumor primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis
jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer
yang metastasis ke kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1
cm).
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang)
(Suyatno, 2010).
INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

1. Ketidakseimbangan NOC Pengelolaan nutrisi (Nutrion Management ) :


nutrisi kurang dari □ Monitor catatan masukan kandungan nutrisi dan kalori.
kebutuhan tubuh
Setelah dilakukan tindakan □ Anjurkan masukan kalori yang tepat sesui dengan tipe
keperawatan Nutritional tubuh dan gaya hidup.
Faktor-faktor yang Status adekuat dengan □ Berikan makanan pilihan.
berhubungan : kriteria hasil : □ Anjurkan penyiapan dan penyajian makanan dengan teknik
yang aman.
Ketidakmampuan □ Intake nutrisi baik □ Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
pemasukan atau □1 □2 □3 □4 □5 bagaimana cara memperolehnya
□ Kaji adanya alergi makanan
mencerna makanan
□ Intake makanan baik □ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
atau mengabsorpsi □1 □2 □3 □4 □5 kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
zat-zat gizi □ Yakinkan diet yang dimakan mengandungtinggi serat untuk
berhubungan dengan □ Asupan cairan cukup mencegah konstipasi
faktor biologis, □1 □2 □3 □4 □5 □ Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
psikologis atau harian
□ Peristaltic usus normal □ M o n i t o r a d a n ya p e n u r u n a n B B d a n g u l a darah
ekonomi. □1 □2 □3 □4 □5 □ Monitor lingkungan selama makan
□ Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidakselama jam
□ Berat badan meningkat makan
□1 □2 □3 □4 □5 □ Monitor turgor kulit
□ Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb
dan kadar Ht
□ Monitor mual dan muntah
□ Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
□ Monitor intake nuntrisi
Nutrition Monitoring

□ BB pasien dalam batas normal


□ Monitor adanya penurunan berat badan
□ Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
□ Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
□ Monitor lingkungan selama makan
□ Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
□ Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
□ Monitor turgor kulit
□ Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
□ Monitor mual dan muntah
□ Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
□ Monitor makanan kesukaan
□ Monitor pertumbuhan dan perkembangan
□ Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
□ Monitor kalori dan intake nuntrisi
□ Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
□ Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
Weight Management
□ Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara
intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan
BB
□ Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang
dapat mempengaruhi BB
□ Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya
hidup dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB
□ Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan BB
□ Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
□ Perkirakan BB badan ideal pasien

KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT

Berilah tanda centang (√) pada kotak (□) yang sesuai dengan kondisi pasien
2. Risiko Infeksi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

2. Resiko Infeksi NOC NIC :

Dengan faktor-faktor Setelah dilakukan Infection Control (Kontrol infeksi)


resiko : tindakan keperawatn
risiko infeksi  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
- Prosedur Infasif  Pertahankan teknik isolasi
terkontrol dengan
- Ketidakcukupan
pengetahuan untuk kriteria hasil :  Batasi pengunjung bila perlu
menghindari  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
 Klien bebas dari dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
paparan patogen
tanda dan gejala  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
- Trauma
infeksi
- Kerusakan  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
1 2345
jaringan dan  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
 Menunjukkan
peningkatan  Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
kemampuan untuk
paparan  Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
lingkungan mencegah
petunjuk umum
timbulnya infeksi
- Ruptur membran  Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung
amnion 1 2345
kencing
 Jumlah leukosit
- Agen farmasi  Tingktkan intake nutrisi
(imunosupresan) dalam batas
 Berikan terapi antibiotik bila perlu
- Malnutrisi normal
- Peningkatan 1 2345
paparan  Menunjukkan Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
lingkungan perilaku hidup
patogen sehat  Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Imonusupresi 1 2345  Monitor hitung granulosit, WBC
- Ketidakadekuatan  Monitor kerentanan terhadap infeksi
imum buatan  Batasi pengunjung
- Tidak adekuat  Saring pengunjung terhadap penyakit menular
pertahanan  Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
sekunder  Pertahankan teknik isolasi k/p
(penurunan Hb,  Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Leukopenia,
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
penekanan respon
drainase
inflamasi)
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
- Tidak adekuat
pertahanan tubuh  Dorong masukkan nutrisi yang cukup
primer (kulit tidak  Dorong masukan cairan
utuh, trauma  Dorong istirahat
jaringan,  Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
penurunan kerja  Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
silia, cairan tubuh  Ajarkan cara menghindari infeksi
statis, perubahan  Laporkan kecurigaan infeksi
sekresi pH,  Laporkan kultur positif
perubahan
peristaltik)
- Penyakit kronik

KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT

Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Nyeri Akut

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

3. Nyeri akut NOC : Manajemen nyeri (Pain Management) :


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
agen cedera biologis keperawatan Pain Control  Kaji nyeri secara komprehensif meliputi (lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil : dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri)
 Mengenali faktor  Kaji skala nyeri
penyebab  Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat
1 2345 mengekspresikan nyeri
 Mengenali onset  Kaji factor yang dapat menyebabkan nyeri timbul
(lamanya sakit)  Anjurkan pada pasien untuk cukup istirahat
1 2345  Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
 Menggunakan metode  Monitor tanda tanda vital
pencegahan untuk  Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi (relaksasi) untuk
mengurangi nyeri mengurangi nyeri
1 2345  Jelaskan factor factor yang dapat mempengaruhi nyeri
 Menggunakan metode  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
nonanalgetik untuk Analgesic Administration
mengurangi nyeri
1 2345  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
 Mengunakan analgesik sebelum pemberian obat
sesuai dengan kebutuhan  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
1 2345  Cek riwayat alergi
 Mencari bantuan tenaga  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
kesehatan ketika pemberian lebih dari satu
1 2345  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
 Melaporkan gejala pada  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
petugas kesehatan  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
1 2345 secara teratur
 Mengenali gejala gejala  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
nyeri pertama kali
1 2345  Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
 Melaporkan nyeri yang  Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
sudah terkontrol
1 2345
KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT

Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
4. Hipertermi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

4. Hipertermi NOC NIC :


berhubungan dengan Fever treatment
penyakit Setelah dilakukan tindakan  Monitor suhu sesering mungkin
keperawatanThermoregul  Monitor IWL
ation dalam batas normal  Monitor warna dan suhu kulit
dengan kriteria hasil :  Monitor tekanan darah, nadi dan RR
 Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Tidak menggigil  Monitor WBC, Hb, dan Hct
1 2345  Monitor intake dan output
 Nadi dbn ( 60-100 x/  Berikan anti piretik
menit)  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
1 2345  Selimuti pasien
 RR dbn ( 16-24 x/  Lakukan tapid sponge
menit)  Kolaborasipemberian cairan intravena
1 2345  Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
 Suhu dbn (36-37°C)  Tingkatkan sirkulasi udara
1 2345  Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation
 Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor TD, nadi, dan RR
 Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT

Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
5. Kurang Pengetahuan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

5. Kurang NOC : Mengajarkan proses penyakitnya :


pengetahuan b/d
Setelah dilakukan tindakan  Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
- keterbatasan keperawatan klien  Jelaskan patofisiologi penyakitnya dan bagaimana hubungannya
kognitif mengetahui tentang proses dengan anatomi dan fisiologinya
- interpretasi penyakitnya :  Deskripsikan tanda dan gejala dari penyakitnya
terhadap  Jelaskan pada pasien bagaimana mengelola gejala ytang timbul
informasi yang  Klien familier dengan  Deskripsikan proses penyakitnya
salah nama penyakitnya  Identifikasi faktor penyebab penyakitnya
- kurangnya 1 2345  Jelaskan tentang kondisi penyakit pasien saat ini
keinginan untuk  Klien dapat  Diskusikan gaya hidup yang harus dirubah untuk mencegah
mencari informasi mendeskripsikan proses komplikasi atau kekambuhan penyakitnya
- tidak mengetahui penyakitnya  Diskusikan rencana terapi yang akan dijalani pasien
sumber-sumber 1 2345  Jelaskan komplikasi yang bisa muncul
informasi.
 Klien dapat  Anjurkan pasien untuk mengontrol risiko
mendeskripsikan faktor  Anjurkan pasien segera ke pelayanan kesehatan ketika muncul
penyebab dari gejala yang sama
penyakitnya
1 2345
 Klien dapat
mendeskripsikan faktor
risiko
1 2345
 Klien dapat
mendeskripsikan efek
samping dari
penyakitnya
1 2345
 Klien dapat
mendeskripsikan tanda
dan gejala
1 2345
 Klien dapat
mendeskripsikankompli
kasi mungkin terjadi
1 2345

 Klien dapat
mendeskripsikan cara
pencegahan komplikasi
1 2345
KETERANGAN PENILAIAN NOC:

Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT

Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak (  ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Ackerman, Lauren Vedder (1989).”Pathology Surgical”,7th edition, The C.V.Mosby


company.Washington DC.

Baradero Mary, dkk. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta.

Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.

Roezin Averdi. 2004. Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorok. Jakarta: FKUI.

Roezin, Averdi. 2003. Penatalaksanaan Penyakit dan Kelainan Telinga-Hidung-


Tenggorok. Jakarta: FKUI.

Suyatno. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai