Disusun oleh:
NIRMALA KS
150070300113001
KANKER LIDAH
Departemen Medikal
Oleh:
Nirmala KS
NIM: 150070300113001
Pada:...................................
( ) ( )
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
B. RencanaKegiatan
No JenisKegiatan Waktu KriteriaHasil
1. 1.1 Melakukan pengkajian dan Hari 1 1.1 Pengkajian dan pemeriksaan
pemeriksaan fisik pada klien fisik dimulai dari head to toe
Kanker Lidah
2. 2.1 Membuatanalisa data Hari 1 2.1 Sesuai hasil pengkajian
danmemprioritaskanmasalah
3. 3.1 Membuat rencana intervensi Hari1 3.1 Sesuai prioritas masalah
sesuai dengan prioritas masalah
4. 4.1 Melakukan implementasi dan Hari2-6 4.1 Sesuai prioritas masalah
catatan perkembangan : klien dan sesuai SOP yang
- Mengambildarah vena berlaku
- Melakukan tranfusi darah
-
Memberikan pendidikan
kesehatan.
- Melakukan injeksi IV
- Melakukan pemeriksaan gula
darah dengan GD stick
- Melakukan perawatan luka
- Memasang NGT
5 Melakukan evaluasi pada klien Hari 6 Sesuai prioritas masalah klien
Mengetahui
--------------------------------- Nirmala KS
CA LIDAH
I. PENGERTIAN
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi didasar mulut, kadang-
kadang meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de
Velde, 1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan
epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma (cell epitel
gepeng berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu (premaligna). Kanker
ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, disamping itu dapat
melakukan metastase secara limfogen dan hematogen.
II. ETIOLOGI
1. Predisposisi genetic
2. Efek hormonal
3. Lesi prakanker
4. Iritasi kronis, trauma, dan inflamasi
5. Kegagalan fungsi sistem imun
6. Terapi obat
7. Faktor lingkungan (Radiasi pengion, Pemajanan sinar matahar,i Efek
radon dan medan electromagnet, Polusi kimia, Polusi udara)
8. Kebiasaan pola hidup (Rokok dan tembakau, Nutrisi, Konsumsi alcohol,
Praktik seksual)
9. Virus
10. Faktor-faktor psikososial (Sifat kepribadian dan sikap; Sistem
pendukung social)
(Baradero Mary, dkk.2007.Seri Asuhan Keperawatan Klien
Kanker.Jakarta:EGC)
III. PATOFISIOLOGI
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan
menjadi beberapa faktor, yaitu Faktor luar, faktor heriditer dan faktor non
heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol, infeksi kronis dan trauma
krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti sinar ultraviolet,
Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui hubungan
suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
VI. KOMPLIKASI
1. Komplikasi akut yang dapat terjadi adalah :
a. Mukositis : Mukositis oral merupakan inflamasi pada mukosa mulut
berupa eritema dan adanya ulser yang biasanya ditemukan pada pasien
yang mendapatkan terapi kanker. Biasanya pasien mengeluhkan rasa
sakit pada mulutnya dan dapat mempengaruhi nutrisi serta kualitas hidup
pasien.
b. Kandidiasis : Pasien radioterapi sangat mudah terjadi infeksi opurtunistik
berupa kandidiasis oral yang disebabkan oleh jamur yaitu Candida
albicans. Infeksi kandida ditemukan sebanyak 17-29% pada pasien yang
menerima radioterapi.
c. Dysgeusia adalah respon awal berupa hilangnya rasa pengecapan, dimana
salah satunya dapat disebabkan oleh terapi radiasi.
d. Xerostomia : Xerostomia atau mulut kering dikeluhkan sebanyak 80%
pasien yang menerima radioterapi. Xerostomia juga dikeluhkan sampai
radioterapi telah selesai dengan rata-rata 251 hari setelah radioterapi.
Bahkan tetap dikeluhkan setelah 12-18 bulan setelah radioterapi
tergantung pada dosis yang diterima kelenjar saliva dan volume jaringan
kelenjar yang menerima radiasi.
2. Komplikasi kronis adalah:
a. Karies gigi : Karies gigi dapat terjadi pada pasien yang menerima
radioterapi. Karies gigi akibat paparan radiasi atau yang sering disebut
dengan karies radiasi adalah bentuk yang paling destruktif dari karies
gigi, dimana mempunyai onset dan progresi yang cepat. Karies gigi
biasanya terbentuk dan berkembang pada 3-6 bulan setelah terapi radiasi
dan mengalami kerusakan yang lengkap pada semua gigi pada periode 3-
5 tahun.
b. Osteoradionekrosis : Osteoradionekrosis (ORN) merupakan efek kronis
yang penting pada radioterapi. Osteoradionekrosis adalah nekrose
iskemik tulang yang disebabkan oleh radiasi yang menyebabkan rasa
sakit karena kehilangan banyak struktur tulang.
c. Nekrose pada jaringan lunak : Komplikasi oral kronis lain yang dapat
terjadi adalah nekrose pada jaringan lunak, dimana 95% kasus dari
osteoradionekrosis berhubungan dengan nekrose pada jaringan lunak.
Nekrose jaringan lunak didefinisikan sebagai ulser yang terdapat pada
jaringan yang terradiasi, tanpa adanya proses keganasan (maligna).
Evaluasi secara teratur penting dilakukan sampai nekrose berkurang,
karena tidak ada kemungkinan terjadinya kekambuhan. Timbulnya
nekrose pada jaringan lunak ini berhubungan dengan dosis, waktu, dan
volume kelenjar yang terradiasi. Reaksi akut terjadi selama terapi dan
biasanya bersifat reversibel, sedangkan reaksi yang bersifat kronis
biasanya terjadi menahun dan bersifat irreversibel.
VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi
tumor primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis
jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang
metastasis ke kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm)
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang)
(Suyatno, 2010).
Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi
a. Incisional biopsy
Dengan cara mengambil sampel dari daerah carcinoma dan daerah yang
sehat, sehingga diketahui batas jelas dari carcinoma. Tetapi kejelekannya
adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan mempermudah
penyebaran dari carcinoma tersebut, sedangkan keuntunganya dapat
mengetahui batas dari carcinoma guna terapi selanjutnya ( Penyinaran ).
Cara biopsy ini dapat dilakukan pada cacinoma lidah yang masih kecil
dengan atau tanpa metastase. Excisi jaringan yang diduga carcinoma
dengan jarak 1 – 1,5 cm dari jaringan sehat. Hasil excisi diletakkan pada
gabus ( maksudnya adalah untuk cukup bersih ). Dengan kasa yang diberi
formalin diletakkan diatas preparat agar preparat tidak melengkung
sehingga topograpi tidakm berubah, kemudian dikirim ke patologi
anatomi. Dipotong menjadi 7 preparat, dan dilihat bagian mana yang tidak
bersih dapat diulang excisinya.Setelah dilakukan pemeriksaan diatas
(incisional biopsi) baru dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk
menentukan tumor ganas atau bukan.
b. Brush biopsy
Pada prosedur ini, sampel diambil pada permukaan mukosa yang terlihat
abnormal dengan cara mengumpulkan sel epitel mukosa dengan
menggunakan alat berbentuk sikat, menempatkan sampel dalam slide dan
melakukan tindakan fiksasi sebelum membawa jaringan tersebut ke
laboratorium. Tindakan pengambilan sampel dengan skapel dan jarum
biopsi diindikasikan pada kanker yang sudah jelas terlihat, terdapat
kecurigaan yang kuat terhadap lesi atau lesi terdapat pada orang yang
memiliki faktor-faktor resiko kanker mulut. Sedangkan brush biopsi
diindikasikan pad keadaan yang sebaliknya.
c. Teknik cahaya khemoluminesen
Jaringan yang dicurigai sebagai kanker disinari dengan khemoluminesen
setelah sebelumnya diwarnai dengan asam asetat. Hasilnya akan terlihat
gambaran opak ‘acetowhite’ pada jaringan yang terkena kanker atau
jaringan yang abnormal.
VIII. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan farmakologi
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, tanggal masuk, dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat.
II. RIWAYAT KESEHATAN
1) Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
2) Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
Kemudian membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang
megakibatkan nyeri lokal, otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.
3) Riwayat penyakit dahulu
a. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok
adalah 5-9 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok.
b. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan
efeknya sinergis dengan merokok.
c. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV)
khususnya HPV 16 dan HPV 18.
d. Oral hygiene yang jelek.
III. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum
- Pemeriksaan Tanda - Tanda Vital (TTV)
- Pemeriksaan Head to Toe (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
- Pemeriksaan B1-B6 :
1. B1 (Breathing)
Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
2. B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
3. B3 (Brain)
Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan
lidah terganggu).
4. B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urine,
perubahan bising usus, distensi abdomen.
5. B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
6. B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas
ekstensi tumor primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis
jauh.
3. Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer
yang metastasis ke kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1
cm).
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang)
(Suyatno, 2010).
INTERVENSI KEPERAWATAN
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Berilah tanda centang (√) pada kotak (□) yang sesuai dengan kondisi pasien
2. Risiko Infeksi
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak ( ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
3. Nyeri Akut
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak ( ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
4. Hipertermi
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
KETERANGAN PENILAIAN NOC:
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak ( ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
5. Kurang Pengetahuan
Klien dapat
mendeskripsikan cara
pencegahan komplikasi
1 2345
KETERANGAN PENILAIAN NOC:
Score Keterangan
1 sangat membahayakan sekali/ kondisi sangat berat/ tidak menunjukkan perubahan/ tidak adekuat/tidak pernah
menunjukkan
2 banyak hal yang membahayakan/ masih banyak hal yang memberatkan kondisi/ perubahan sangat terbatas/ sedikit
adekuat/ jarang menunjukkan
3 cukup membahayakan/ kondisi cukup atau sedang dalam menunjukkan perbaikan/ perubahan taraf sedang/ cukup
adekuat/kadang-kadang menunjukkan
4 membahayakan dalam tingkat ringan/ sedikit lagi sudah membaik/ banyak prubahan/ adekuat tingkat sedang/ sering
menunjukkan
5 kondisi sudah tidak membahayakan/ kondisi baik/ berubah sesuai target/ sangat adekuat/ selalu menunjukkan
Berilah tanda centang ( √ ) pada kotak ( ) yang sesuai dengan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero Mary, dkk. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta.
Suyatno. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta: Sagung Seto.