potensial aksi kedua dapat dihasilkan hanya dengan suatu stimulus yang lebih kuat daripada stimulus
yang biasa diperlukan. Periode ini adalah periode yang dimulai dari terbukanya pintu K⁺ (pada puncak
potensial aksi untuk menghasilkan repolarisasi) sampai tertutup (pada akhir repolarisasi). Hanya bila
semua saluran telahm diperbaiki ke keadaan istirahatnya, petak membran yang semula mengalami
potensial aksi siap merespon stimulus lagi seperti keadaan normal. Sementara itu impuls telah
diteruskan merambat dengan cepat ke arah depan. Pada saat itu keadaan semula telah diperbaiki dari
periode refrakternya dan mampu distimulus, sedangkan potensial aksi sudah merambat jauh sehingga ia
tidak dapat lagi mempengaruhi daerah asalnya. Jadi periode refrakter menjamin perambatan potensial
aksi pada akson ke satu arah menjauhi tempat semula yang diaktivasi.
Periode refrakter juga bertanggung jawab untuk mengatur batas atas frekuensi potensial aksi.
schingga ia menentukan jumlah maksimum potensial aksi baru yang dapat dimulai dan dirambatkan
sepanjang saraf dalam periode waktu yang disediakan. Tempat asal potensial aksi hanus menyembuhkan
diri dari periode refrakternya dulu sebelum impuls baru dapat dipicu untuk mengikuti impuls pertama.
Panjang periode refrakter berbeda-beda untuk tipe sel yang berbeda. Makin panjang periode saraf
refrakternya, makin besar penundaan sebelum potensial aksi yang baru dimulai dapat dan makin rendah
frekuensi sel saraf untuk merespon stimulus baru.
Bila setiap bagian sel saraf, biasanya aksonakson hilok , didepolarisasi ke ambang,maka akan terjadi
potensial aksi yang akan dirambatkan ke seluruh membran dalam keadaan tidak benababa. selanjutnya,
sekali potensial ambang telah dicapai, resultan potensial aksi selalu ke arah ketinggian mausimal, sebab
perubahan voltase selama po ensial aksi disebabkan oleh gerakan ion mengikai gradien konsentrasi dan
gradien kelistrikan, yang tidak terpengaruh oleh kekuatan stimulus.
Suatu stimulus yang lebih kuat daripada yang dibutuhkan untuk menyebabkan membran ke
potensial ambang tidak akan menghasinan potensial aksi yang lebih kuat.Di samping itu suatu stimulus
yang gagal mendepolarisasi membran ke ambang,tidak akan memicu suatu potensial aksi sama sekali.
Jadi suatu membran yang dapat dirangsang akan merespon suatu stimulus dengan suatu potensial aksi
yang maksimum yang akan menyebar tanpa penurunan ke seluruh membran, tidak merespon sama
sekali dengan potensial aksi. Keadaan inilah yang disebut ukurn ‘'all or none”.
stimuli yang terlalu lemah untuk membawa potensial membran ke ambang (stimuli subminimal)
tidak akan menghasilkan potensial aksi, sedangkan stimuli yang cukup kuat untuk membawa potensial
membran ke ambang (stimuli mininal dan stimuli supraminimal) akan menghasilkan potensial aksi.
5.2 Sinaps
Suatu sel saraf mungkin akan bersambungan atau berakhir pada alah satu daripada tiga struktur berikut:
(1) otot: 2 suatu kelenjar, atau 3) sel saraf yang lain. Persambungan antara saraf dengan otot disebut
persambungan saraf atot (myoneural junctions), dan persambungan antara dua sel saraf disebut sinaps.
Umumnya sinaps antar sel saraf melibatkan suatu sambungan antara suatu ujung akson dari suatu sel
saraf dengan dendrit atau badan sel saraf kedua. Sel saraf pertama sebelum sinaps disebut sel saraf
prasinaps,sedangkan sel saraf kedua setelah sinaps disebut sel saraf pascasinaps. Jarang sekali terjadi
hubungan antara aksons dengan aksons, atau dendrit dengan dendrit.Kebanyakan badan sel saraf dan
dendritnya menerima ribuan masukan sinaps, yaitu ujung aksoa dari banyak sel saraf yang lain.
Diperkirakan bahwa beberapa sel saraf khusus di dalam sistem pusat tertutup rapat saraf oleh bonggol
sinaps, yang diperkirakan dapat mencapai 10.000 masukan sinaps.
Berdasarkan mekanisme transmisi impuls pada satu sinaps dienal ada dua macam sinaps, yaitu:
sinaps listrik (electrical synapses), dan sinaps kimia (chemical synapses). Sedangkan berdasarkan
fungsinya dikenal juga dua macam sinaps, yaitu:sinaps eksitatori, dan sinaps inhibitori.
Pada sinaps listrik (gambar 5.11a. antara membran prasinaps dengan membrane pascasinaps disambung
sangat erat oleh persambungan gap junction dengan ketebalan sekitar 2 nm. Gap junction ini memiliki
tahanan listrik yang sangat rendah sehingga impuls oang berupa sinyal listrik) dari sel saraf prasinaps ke
sel saraf pascasinaps dapat merambat secara konduksi sederhana hampir tanpa mengalami penundaan
sama sekali. Transmisi informasi teriadi sebagai listrik murni tanpa keterlibatan neurotransmitter sama
sekali. Kebanyakan sinapsis pada sistem saraf pusat merupakan sinaps listrik. Kebanyakan sinaps listrik
dapat mengonduksikan impuls ke kedua arah sama baiknya, tetapi beberapa yang lain hanya
memungkinkan impuls merambat ke satu arah, yaitu dari sel saraf prasinaps ke sel saraf pascasinaps. Jadi
beberapa sinaps listrik menunjukkan sifat penyearah, yaitu mengijinkan impuls meintasi sinaps hanya
satu arah seperti terjadi pada sinaps kimia.
Pada suatu sinaps pembangkit, respon terhadap interaksi reseptor. neurotransmiter adalah
terbukanya saluran Na⁺ dan K⁺ pada membran sel,sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap dua
ion tersebut. Baik gradient maupun gradien kelistrikan untuk Na⁺ menyebabkan perpindahan ion ini ke
konsentrasidalam sel saraf pascasinaps pada potensial istirahat, sedangkan perpindahan K⁺ ke luar hanya
disebabkan oleh gradien konsentrasinya saja. Sehingga perubahan permeabilitas mengakibatkan suatu
perpindahan simultan: sedikit K⁺ ke luar sel saraf pascasinaps dan lebih banyak Na⁺ masuk. Kejadian ini
menghasilkan suatu kelebihan perpindahan ion positif masuk sel saraf, membuat bagian sebelah dalam
membran kurang negative daripada saat istirahat, membran sel saraf pascasinaps mengalami
depolarisasi kecil.(membran dibangkitkan)
Pengakifan dari satu sinaps pembangki jarang dapat mendepolarisasi membran pasca sinaps ke
potensial ambang, sebab sangat sedali saluran terlibat pada membrane subsinaps tunggal untuk dapat
mengubah potensial ke ambang. Namun depolarisasi yang sedikit ini bagaimanapun juga dapat
membawa sel saraf pascasinaps lebih dekat ke potensial ambang, yang berarti dapat meningkatkan
kecenderungan dicapainya potensial ambang yang akan dilanjuthan ke potensial aksi, oleh karena itu
perubahan suatu potensial pascasinapi yang terjadi pada vaatu sinaps pembangkit disebut potensial
Pada sinaps penghambat (sinaps inhibitori), interaksi antara neurotransmitter dengan reseptor
subsinaps akan meningkaikan permeabilitas membran subsinaps terhadap K⁺ dan Cl⁻ dengan mengubah
konformasi dari masing-masing saluran tersebut .Dalam kasus ini hasil gerakan ion menyebabkan suatu
hiperpolarisasi kecil dari sel saraf pascasinaps (bagian dalam sel lebih negatif dari saat istirahan. Pada
kasus peningkatan permeabilitas K⁺. (PK⁺), lebih banyak muatan positif meninggalkan sel secara difusi,
sehingga meninggalkan lebih banyak muatan negatif di sebelah dalam sel. Dalam kasus peningkatan
permeabilitas Cl⁻ (PCI⁻),muatan negatif masuk sel dalam bentuk ion cl⁻, sebab konsetrasi ion sangat
tinggi di sebelah luar sel. Hiperpolarisasi kecil ini menggerakkan potensial membran menjauhi potensial
ambang , merupakan pengurangan kemampuan sel saraf pascasinaps itu mencapai ambang dan
potensial aksi. Membran dalam keadaan ini disebut dihambat, dan hiperpolarisasi kecil dari sel
pascasinaps disebut suatu potensial penghambat pascasinaps (inhibitory postsynaptic potensial= IPSP)
Perubahan sinyal listrik (suatu potensial aksi) pada sel saraf prasinaps (melalui interaksi reseptor
Neurotransmitter menjadi sinyal listrik dalam sel saraf pascasinaps (baik suatu EPSP atau PSP,
memerlukan waktu kurang lebih 0,5-1 mili detik.Penundaan ini disebut penundaan sinnplik (synaptic
delay) Sering suatu sinyal harus melalui serangkaian sel saraf, sehingga makin kompleks rangkaian sel
saraf, makin banyak penundaan sel dan makin lama waktu reaksi total (waktu yang diperlukan untuk
merespon suatu kejadian khusus). Lebih dari 30 zat kimia diketahui atau diduga berporan sebagai
neurotransmiter.Bahkan diketahui pula bahwa antara satu sinaps dengan sinaps yang lain memiliki
neurotransmiter yang berbeda, neurotransmiter yang sama selalu dibebaskan pada sinaps tertentu.
Selanjutnya, sel saraf prasinaps tertentu akan selalu membebaskan neurotransmiter yang sama dari
semua ujung sinaps, sebab setiap sel saraf secara genetik dikode untuk mensintesis neurotransmiter
tertentu.
(1) membuat neurotransmiter inaktif dengan menggunakan enzim khusus dalam membran subsinaps
3) pengambilan kembali neurotransmiter ke dalam ujung akson dengan mekanisme tranpor aktif pada
membran prasinaps. Di dalam bonggol sinaps, neurotransmitter tersebut dapat (a) disimpan dan
dibebaskan kembali di lain waktu, atau b) dirusak dengan enzin di dalam bonggol siraps
Peristiwa yang terjadi pada suatu sinaps tunggal menghasilkan suatu EPSP atau IPSP pada sel saraf
pascasinaps. Bila suatu EPSP tunggal tidak cukup membawa sel saraf pascasinaps ke potensial ambang,
dan suatu tPSP menyebabkan makin menjauhi potensial anbang, maka pertanyaannya bagaimana dapat
memulai suatu potensial aksi pada sel saraf pascasinaps? Ingat bahwa badan sel suatu sel saraf
menerima ribuan masukan prasinaps dari banyak sel saraf yang lain. Beberapa dari masukan prasinaps
tersebut mungkin membwa informasi sensori dari lingkungan; beberapa lagi mungkin sinyal perubahan
internal dalam yang lain lagi mungkin keseimbangan homeostasis, yang lain merambatkan sinyal dari
pusat pengontrol di otak: dan masih banyak lagi
Pada saat yang sama sejumlah sel saraf prasinaps tersebut (mungkin ratusan) dalam sel
sarafbersama-sama membawa sinyal ke sel saraf pascasinaps. Potensial total pascasinaps yang disebut
"the grand postsynaptic potensial (GPSP) adalah jumlah dari potential semua EPSP dan iPSP yang teradi
pada waktu yang hampir bersamaan.
Ada dua cara membawa sel saraf pascasinaps ke ambanga sumasi remporal dan sumasi spasial.
Untuk menggambarkan dua cara sumasi ini, kita akan mengamati kemungkinan interaksi dari 3 imput
prasinaps, misalnya saja dua sinaps eksitatori (EI dan E2), dan satu sinaps inhibitori ay pada suatu sel
saraf pascasinaps
EPSP dengan kekuatan yang sama akan mengikutinya . Dengan dugaan berikutnya bahwa EI memiliki dua
potensial aksi berurutan sangat dekat dengan yang lain (panel B). Potensial aksi pertama pada El
memproduksi suatu EPSP pada sel saraf pascasinaps. Sementara membran pascasinaps mengalami
depolarisasi parsial dari EPSP pertama ini (sebelum ini kembali ke istirahat). potensial aksi pascasinaps
kedua memproduksi EPSP kedua pada sel saraf pascasinaps. EPSP kedua akan menambah EPSP pertama,
membawa membran ke ambang sehingga potensial aksi dapat terjadi pada sel saraf pasca sinaps.
Potensial bertingkat tidak memiliki periode refraktori, sehingga memungkinkan adanya pengaruh
tambahan. Jumlah beberapa EPSP yang terjadi sangat dekat pada waktu yang bersamaan katena dilepas
secara berurutan dari sel saraf prasinaps tunggal, disebut sebagai sumasi temporal (tempus=waktu)
Peristiwa yang sebenarnya jauh sangat kompleks daripada penjelasan tadi.Sebetulnya lebih dari
50 EPSP yang dijumlah untuk membawa Doembran pascatinaps ke ambang. Setiap potensial aksi pada
suatu sel saraf prasinapi mengosongkan sejutilah vesikel prasinaps tertentu, Jumalah neurotransmiter
yang dibebaskan, dan resultan besarnya perubahan pada potensial pascasinaps, secara langsung
tergantung pada frekuensi dari potensial aksi prasinaps.
Marilah sekarang melihat apa yang akan tetjadi pada sel saraf pancasinaps bila kedua input
eksitatori distimuluskan secara simultan .Suatu potensial aksi baik pada El atau E2 akan memproduksi
suatu EPSP pada sel saraf pascasinaps; bagaimanapun juga, bila sendiri-sendiri tidak akan membawa
membran ke ambang. Potensial aksi secara simultan pada El dan E2, akan menghasilkan EPSP yang saling
memperkuat,akan membawa membran pascasinaps ke ambang sehingga terjadi yang berbeda seperti ini
dipetit bagai eposuol
PSPHPSP
progresif memindahkan
mengurangi
a). Bila input prasinaps yang menonjoladalda ekritatiri, baik dari cioritasori yang
kuat (sumasi tempora) atau dari beberapa input eksitatori yang diakainan secara
simultan (sumasi spasiay, maka sel saraf pascasinapi akan mencapai Embang das
menjadi potensial aksi. Potensial aksi ini akan menyebabkan sel saraf yascatiraps
a. Bila input eksitatori lebih besar dari input inlalbiori, tetapi membran masih tidak
cukup terdepolarisani untuk mencapai ambang. membran dikatakan digalakan
potensial aksi.
lebih jauh dari ambang, yang berarti menghalangi teriadinya potential akal. yang
Bila terdapat keselmbangan antara input cksitatori dan itiput inhibitori yang
dlaktinian, pengaruhnya akan saling mengurangi satu dengan yang lain. dan sei
Kadang-kadang suatu sel saraf ketiga mempengaruhi aktivitas antara suatu ujung
prasinaps dan suatu sel saraf pascasinaps, suatu ujung akson presinaps (unda A pada
gambar 5.14 mungkin diinervasi oleh ujung akson yang lain (tanda B) yang dupat
neurotransmiter dibebaskan dari ujung akson B ke reseptor pada ujung akson A. Maka jumlah transmiter
yang dibebaskan dari ujung A dalarn uereupon posetsial sisi
berubah. Bila jumlah trammilet yang dibebaskan dari ujung Adikurangi fiootsetu id
fenomena ini disebut fasilitasi pasiiaptik. Mekatiste pengaruh ini tidak setapi
Cat du potentiel
EPSP pada membran pascasinaps Coleh input A secara khusus akan dicegah. Hksinya
pada A tidak terjadi potensial aksi, yang selanjutnya tidak akan tetjadi perubahan
Hal yang sama tidak selalu dapat dihasilkan oleh suatu produksi sinulian dari
suatu IPSP melalui aktivasi dari suatu ieput inhibitori untuk mensutargi EPSP
diproduksi oleh aktivasi A. Selunuh membran pascasinaps daiperpolarinasi oleh IPSP IPSP, dengan
demikian pengurangan informasi eksitatori yang masuk ke dalam setiap
input Di samping itu inhibisi prasinaps (atau fasilitasi prasinaps), dapat berarti bahwa
tertentu ke sel saraf pascasinaps dapat dirubah secara selektif tanpa mempengaruhi
kontribusi dari setiap input yang lain. Misalnya peledakan B tidak berpengaruh apa-apa
pada input eksitatori prasinaps yang lain (anda D pada gambar 5.14)-
daerah nonsinaps. Dalam kerjanya, mereka mengaktinian sistem duta kedua yang
Yang paling rendah ambangnya adalah pada akson hilok, sebab daerah ini memiliki
pintu saluran Na' yang sangat banyak, yang membuatnya menjadi lebih sensitif
terhadap perubahan potensial daripada bagian yang lain. Bagian yang lain memiliki
potensial ambang yang lebih besar daripada akson hilok, Karena aliran arus lokal
mengubah potensial membran di bagian mana saja dari badan sel atau dendrit, maka
EPSP atau IPSP akan menyebar ke badan sel, dendrit, dan akson hilok. Bila sumasi
EPSP terjadi, maka akson hilok akan mencapai ambang yang pertama, sedangkan badan
sel dan dendrit belum/tidak mencapainya. Akibatnya potensial aksi dimulai pada akson
Dua cara hubungan penting antara beberapa sel saraf adalah: konvergen
divergen. Setiap sel saraf mungkin menerima banyak sinaps dari sel
nput konvergen