Anda di halaman 1dari 2

1. Apa itu penggorengan saham, apa pengaruhnya terhadap investasi?

Menggoreng saham atau di luar negeri dikenal sebagai “Stock Cornering” pada dasarnya
adalah suatu teknik yang dipakai oleh spekulan untuk mengumpulkan semua atau sebagian
besar persediaan suatu saham yang ada di pasar dengan tujuan untuk menaikkan harga
saham tersebut sesuai keinginan spekulan tersebut. Hal ini terjadi karena pada saat
permintaan atas suatu saham tersebut tetap atau meningkat tapi persediaan saham tersebut
tidak ada di pasar, maka otomatis harga akan naik dan spekulan bisa menjual saham
tersebut di pasar pada harga yang sudah tinggi.
Ada banyak cara di dalam melakukan penggorengan saham ini. Salah satu cara melakukan
penggorengan saham adalah dengan memanfaatkan “repo” saham yaitu saham yang akan
digoreng dibeli sebanyak mungkin terus diagunkan (dengan imbalan biaya bunga), terus
dana pinjaman yang didapat dipakai untuk membeli lagi saham yang akan digoreng
tersebut, terus di-repo lagi. Proses ini bisa dilakukan terus menerus sampai spekulan bisa
memegang mayoritas saham yang akan digoreng. Setelah itu barulah dilakukan proses
penjualan dengan meniupkan issue – issue ke pasar.

Untuk melakukan itu tentu saja spekulan tidak bekerja sendirian. Ia akan melibatkan sesama
spekulan dengan membentuk kelompok tertentu, perusahaan pialang saham (sekuritas) tertentu
bahkan pemilik perusahaan penerbit saham yang digoreng tersebut. Sambil menebarkan bumbu
spekulan terus menggoreng, sambil meniupkan isu perusahaan sekuritas terus membeli saham
tersebut dengan harga dan volume yang terus naik. Investor, trader atau spekulan lain yang tidak
tahu bahwa saham tersebut sedang digoreng akan termakan oleh isu dan kenaikan harga yang
begitu cepat, mereka mengira pasti saham perusahaan tersebut sedang naik daun, daripada
ketinggalan lebih baik membeli sekarang.

Tetapi, dari mana spekulan tersebut mendapatkan uang untuk membeli saham yang akan digoreng,
mengingat dana untuk itu tidak sedikit. Cara yang sering dilakukan adalah dengan membeli
sebanyak mungkin saham yang akan digoreng, kemudian diagunkan untuk meminjam sejumlah
dana, dan dana hasil pinjaman tersebut digunakan untuk membeli lagi saham tersebut, kemudian
diagunkan lagi, dan proses ini dilakukan terus menerus hingga sebagian besar saham tersebut
menjadi milik kelompok spekulan penggoreng saham itu.
2. Leveraged Buyout (“LBO”) adalah suatu proses membeli atau mengakuisisi sebuah
perusahaan yang mana uang yang akan digunakan untuk mengakusisi didapat melalui
utang dari bank atau pihak ketiga lainnya. Aset dari perusahaan yang akan diakuisisi
dijadikan jaminan bagi utang tersebut. Implementasi dari akuisisi di Indonesia itu sendiri
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Anda mungkin juga menyukai