Pengetahua
n Bahan
Concrete Material
(adapted from Concrete: Structure,
Properties, and Materials, author: P. Kumar
Mehta & Paula J.M Monteiro) – Revisi 01.
23.11.17
10
Teknik Teknik Industri MK16015 Ir. Agung Chandra, MT, MM, IPM, CPISC
Abstract Kompetensi
Introduction to Concrete, Structure of Mahasiswa/mahasiswi mengerti dan
concrete, Progress in Concrete memahami arti concrete, structure of
Technology, the Future of Concrete concrete, progress in concrete
technology, the future of concrete, and
application
DEFINISI CONCRETE
Concrete merupakan composite partikel besar biasa dimana matriks dan fase dispersinya adalah
material keramik (Callister & Rethwisch, 2015)
Dengan dasar inilah concrete disebut sebagai material yang mendunia universal material
Type of Concrete
a. Based on unit weight:
a.1. normal weight concrete: 2400 Kg / m3
a.2. lightweight concrete: 1800 Kg / m3
a.3. heavyweight concrete: 3200 Kg / m3
STRUCTURE OF CONCRETE
Jenis, jumlah, ukuran, bentuk, dan fase distribusi yang ada dalam bentuk solid berhubungan
dengan struktur.
Macrostructure secara umum digunakan untuk gross structure dan bisa terlihat dengan kasat mata.
Batas kasat mata ini 200 µm. Microstructure digunakan untuk porsi microskop
Significance
Properties (sifat bahan) dapat dimodifikasi dengan membuat perubahan yang sesuai dalam struktur
bahan. Meskipun concrete merupakan material yang paling banyak digunakan, namun struktur
concrete merupakan struktur yang sangat kompleks dan heterogen.
Faktor yang paling mempengaruhi concrete adalah:
- Strength (kekuatan)
- Elasticity
- Shrinkage
- Creep
- Cracking
- Durability
Complexities
- Calcium hydroxide:
Calcium hydroxide crystal disebut juga portlandite merupakan komponen penyusun sebesar
20 sampai 25% volume solid dalam pasta hydrated. Calcium hydroxide ini merupakan
senyawa stoichiometry yang terdefinisi. Cenderung untuk membentuk Kristal besar dengan
hexagonal prisma morfologi yang khas
- Calcium sulfoaluminates:
Komponen ini hanya terdiri berkisar 15 – 20% dari volume solid sehingga hanya memegang
peranan minor dalam hubungan structure – properties
- Capilary voids:
Mempresentasikan space yang tidak diisi oleh komponen solid hcp. Total volume campuran
semen dan air tidak berubah selama proses hidrasi. Metode untuk menghitung total volume
rongga kapiler yang lazim disebut porosity dalam Portland cement pastes memiliki ratio water
/ cement yang berbeda atau tingkat hidrasi yang berbeda. Rongga capiler berkisar antara 10
sampai 50 nm dalam pasta ratio water/cement yang tinggi. Pada awal hidrasi ronggal capiler
berkisar 3 sampai 5 µm. Rongga yang lebih besar dari 50 nm disebut dengan macropores
dan dapat merusak kekuatan (strength) dan permeability. Rongga yang lebih kecil dari 50 nm
disebut dengan micropores dan diasumsikan lebih penting dalam drying shrinkage dan creep
- Air voids:
Memiliki bentuk umum spherical, sedangkan pada capillary void memiliki bentuk yang tidak
teratur. Admixture ditambahkan ke concrete untuk mengatasi ronggal udara yang sangat kecil
dalam pasta semen. Udara dapat terjebak dalam pasta cement yang fresh selama proses
mixing. Rongga udara yang terperangkap bisa sebesar 3 nm; entrained rongga udara
biasanya sekitar 50 sampai 200 µm. Oleh karena itu baik entrapped maupun entrained
rongga udara dalam hcp lebih besar dari ronggal capiler (capillary voids) bisa mempengaruhi
kekuatan (strength) dan impermeability
c. Water in hydrated cement paste
- Capillary water:
merupakan air yang ada dalam rongga yang lebih besar dari 50 Ǻ. Behavior dari capillary
water dalam hcp, dibagi menjadi 2 kategori yakni water dalam rongga yang besar dan lebih
dari 50 nm (0.05 µm) dan diperhitungkan sebagai air yang bebas (free water) karena jika
dibuang pun tidak menyebabkan perubahan volume. Kemudian yang satu lagi ditahan dalam
capillary tension dalam capillaries yang kecil ( 5 sampai 50 nm) dan jika dibuang maka akan
menyebabkan shrinkage dalam suatu system
- Adsorbed water:
Ini merupakan air yang dekat dengan permukaan padat, dan dalam pengaruh tekanan
molekul air yang secara fisik diakumulasikan pada permukaan solid di hcp. Kehilangan
akumulasi air akan mempegaruhi shrinkage hcp
- Interlayer water:
Diasosiasikan dengan struktur C-S-H. Layer air monomolecular ini berada diantara layer C-
S-H yang diikat secara kuat dengan ikatan hydrogen. Interlayer water akan hilang hanya
pada strong drying. Struktur C-S-H akan menyusut pada saat interlayer water hilang
Dimensional Stability
Saturated hcp secara dimensi tidak stabil. Sepanjang dijaga 100% RH (relative humidity) maka
secara praktis tidak ada perubahan dimensi yang terjadi. Namun jika diekspos dengan kelembaban
lingkungan, dimana secara normal lebih rendah dari 100%, maka material akan mulai kehilangan air
dan menyusut. Yang perlu dicatat bahwa mekanisme yang berperan dalam drying shrinkage amak
akan berperan juga dalam creep hcp.
Durability
Berhubungan dengan service life pada kondisi lingkungan. Hcp adalah alkaline, dan diekspose pada
air yang mengandung asam maka akan merusak material. Pada kondisi ini maka impermeability yang
disebut juga watertightness menjadi factor utama untuk menentukan durability. Impermeability hcp
merupakan karakter yang penting karena diasumsikan impermeable hcp akan menghasilkan
impermeable concrete.
b. Fire resistance
Api dapat merusak steel secara permanen dan juga mengancam keselamatan manusia
dan investasi. Tidak halnya dengan concrete, namun untuk panas yang berlebihan
concrete memerlukan proteksi juga.
d. Vibration damping
Berkaitan dengan kenyamanan manusia, efek kelembaban dengan minimal vibrasi
dalam struktur dan pondasi mesin sangatlah penting untuk keberhasilan operasi. Steel
memiliki efek damping yang lebih rendah dibandingkan dengan concrete
e. Control of deflections
Defleksi prestressed concrete hanya sekitar 35%
f. Explosion resistance
Explosion resistance yang dimiliki concrete beam lebih baik dibandingkan dengan normal
steel girders. Terhadap ledakan, api, sabotage, dan misil, struktur reinforced concrete
memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan dengan material lainnya.
- Economic consideration
Dalam pengerjaan, concrete hanya membutuhkan beberapa hari saja dibandingkan dengan
steel yang bisa membutuhkan waktu 1 tahun untuk project berstruktur tinggi
- Energy consideration
Banyak studi menunjukkan bahwa struktur concrete lebih hemat energy dibandingkan dengan
steel.
DAFTAR PUSTAKA