Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. LANDASAN TEORI
1. Definisi
Nephrotic Syndrome adalah merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya
injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema. (Suriadi, 2006)
2. Anatomi fisiologi
Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang di mulai dari ketinggian vertebra
torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri
karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan. Masing-masing ginjal
memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal2,5 cm.. Berat ginjal pada pria dewasa 150-
170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram.
Ginjal ditutupi oleh kapsul tunikafibrosa yang kuat, apabila kapsul di buka terlihat
permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua. Ginjal terdiri dari bagian dalam, medula,
dan bagian luar, korteks. Bagian dalam (interna) medula.Substansia medularis terdiri dari
pyramid renalis yang jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal,
sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus,
ansahenle, vasa rekta dan duktuskoli gensterminal. Bagian luar (eksternal) korteks. Subtansia
kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah
tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan
bagian dalam di antara pyramid dinamakan kolumnarenalis. Mengandung glomerulus, tubulus
proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens.
Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal.
Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000 nefron. Setiap nefron biasa
membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu nefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal.
3. Klasifikasi
5. Manifestasi klinis
a. Edema
b. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa
c. Pucat
d. Hematuri
e. Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.
f. Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan umumnya
terjadi.
g. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang)
6. Patofisiologi
9. Penatalaksanaan
a. Prisipnya supportive
b. Anak dipertahankan dalam keadaan bed rest namun aktivitasnya tidak dibatasi pada fase
remesi
c. Infeksi akut: dengan pemberian antibiotik yang sesuai
d. Memberikan diet yang sesuai: membatasi garam
e. Intake tinggi proteindikurangi: gagal ginjal & azotemia
f. Terapi kortikosteroid :
a) Dimulai dini pada saat anak didiognosis NS
b) Pemberian secara oral dalam dosis 2 mg/kg BB = 10 hari – 2 mgg sampai urine
bebas dari protein
c) Perhatikan Efek Samping yang terjadi seperti Growth Retardation, katarak,
obesitas, hypertensi, perdarahan GI, infeksi
g. Terapi imunosupresant:
a) Memungkinkan mengurangi relaps dan memberikan tahap remisi dalam jangka
waktu yang lama
b) Misalnya pemberian cyclophos phamide yang digabung dengan prednison 2-3
bulan
h. Pemberian diuretic:
a) Furosemid yang dikombinasi dengan metolazone
b) Plasma expander seperti salt poor human albumin
1. Fokus pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan. Dalam mengkaji,
harus memperhatikan data dasar pasien. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung
pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian. Pengkajian yang perlu dilakukan pada
klien anak dengan sindrom nefrotik, sebagai berikut :
2. Diagnosa keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan volume urine, retensi cairan
dan natrium.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien.
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, kontrol dan atau
massa.
3. Intervensi keperawatan
4. Daftar pustaka