proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan Indonesia pada 17 agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari belanggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan muda. Golongan tua tidak mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian jepang, lain halnya golongongan muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri. Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangan yang lebih berat lagi yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
Tujuan ‘’mengetahui lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan indonesia’’. BAB II PEMBAHASAN
A. persiapan menjelang proklamasi
1. Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi a. Peristiwa Rengas Dengklok Peristiwa rengas dengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua dalam menentukan waktu di proklamasikanya kemerdekaan Negara republik Indonesia. Golongan muda yang tergabung dalam anggota muda Indonesia yang tergabung dalam angkatan muda Indonesia yang di pimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya jepang tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan jepang melalui siara radio BBC di bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya mereka berpendapat bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan Negara manapun. Pada hari yang sama Soekarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan panglima mandala asia tenggara Marskel Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang di pimpin oleh Soekarno dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah di sepakati dalam pertemuan di Saigon. Pendapat itu tidak di tanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta keluar kota, yakni ke rengas dengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh ini lah golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh jepang. Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa campur tangan jepang dan sesegera mungkin di kumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini tidak berhasil. Kedua tokoh itu tetap pada pendirianya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan kawanya. Para tokoh lainnya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Soebarjo yang mewakili golongan tua dan wikana yang mewakili golongan muda, setelah sepakat menentukan tempat di kumandangkannya proklamasi di Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian jusuf kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebarjo bersama sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan selamat. Peyusunan teks proklamasi disepakati akan di lakukan di rumah kediaman Tadashi Maeda di jalan Imam bonjol No.1 (sekarang perpustakaan nasional, Depdiknas) b. Penyusunan teks proklamasi Sebelum pembicaraan pembuatan naskah teks proklamasi di mulai, Soekarno Hatta telah menemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka di temani oleh Laksamana Tadashi Maeda. Singetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan miyoshi sebagai penerjamah dalam pertemuan itu di sepakati agar pemerintah Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang akan di lakukan oleh rakyat Indonesia. Setelah pertemuan itu, Soekarno Hatta kembali ke rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama 3 tokoh pemuda, yaitu Sukami, Soediro dan B.M Diah menyaksikan Soekarno Moh Hatta dan ahmad soebarjo membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Menjelang subuh, naskah proklamasi yang masih berupa konsep yang di tulis oleh Soekarno yang mendapat dukungan dari Moh. Hatta menyarankan agar mereka bersama sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil bangsa Indonesia namun golongan pemuda menentangnya. Soekarni yang mewakili golongan pemuda mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul itu di setujui oleh hadirin yang ada, kemudian Soekarno meminta kepada sayuti melik untuk mengetik berita naskah itu berdasarkan naskah hasil tulisan tangannya denganperubahan yang telah di setujui. Semula pembacaan teks proklamasi akan di bacakan di lapangan ikada (sekarang bagian tenggara lapangan monument nasional) atas usulan Soekarni. Namun Soekarno khawatir akan terjadi bentrokan fisik antara rakyat Indonesia dengan tentara jepang maka di putuskan bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia akan di laksanakan di rumah kediaman Soekarno, yakni jalan Pegangsaan timur No.56 Jakarta pada hari jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. c. Detik detik proklamasi Pada 17 Agustus 1945 menjelang fajar, teks proklamasi telah di ketik dan siap di bacakan. Dalam suasana pagi, para pemimpin banga Indonesia masing masing meninggalkan rumah Laksamana Tadashi Maeda. Mereka pulang ke rumah masing masing untuk mempersiapkan diri dan menuju rumah kediaman Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang jalan proklamasi, gedung perintis kemerdekaan) tepat pukul 10.30 WIB. Namun, tanpa di duga pada hari itu yang bertepatan dengan bulan ramadhan, barisan pemuda berbondong bondong dating ke lapangan ikada. Pihak jepang telah mengetahui kegiatan para pemuda pada malam perumusan teks proklamasi. Tentara jepang berusaha untuk menghalang halanginya dengan menjaga lapangan ikada untuk memberitahukan anak buahnya. Sejak pagi hari, rumah Soekarno di padati oleh massa pemuda. Mereka berbaris untuk menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi, dr. Muwardi meminta kepada beberapa orang anak buahnya untuk berjaga jaga di sekitar rumah Soekarno dan juga di bantu pasukan yang di Sudanco Arifin Abdurrahman. Para pemimpin bangsa Indonesia menjelang pukul 10.00 telah berdatangan ke Pegangsaan Timur di antara mereka adalah: V dr.Buntaran martoatmojo V Mr.latuharhary V Anwar Tjokroaminoto V Otto Iskandar Dinata V Sam Ratu Langi V Mr.Sartono