Anda di halaman 1dari 3

2.

1 ANALISIS HASIL PENELITIAN DALAM JURNAL


Penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap yaitu tahap pertama dengan cara menyebarkan
kuisioner untuk mengumpulkan data perawat terdaftar kemudian tahap kedua dilakukan
wawancara pada setiap kelompok dengan perawat terdaftar. Pengumpulan data dilakukan
28 hari pada 4 ICU di rumah sakit Australia. Wawancara dilakukan pada perawat dengan
pengalaman bekerja di ICU kurang dari 2 tahun, perawat dengan pengalaman 2-5 tahun
bekerja di ICU, serta dengan pengalaman lebih dari 5 tahun bekerja di ICU. Pada
wawancara tersebut hal – hal yang ditanyakan adalah sebagai berikut :
1. Dapatkah Anda deskripsikan tipe pasien yang mendapat perawatan mandi di tempat
tidur?
2. Dapatkah Anda deskripsikan harapan Anda dari pasien yang dimandikan di tempat
tidur?
3. Seberapa sering pasien mendapat perawatan bed-bath?
4. Kapan pasien diberikan perawatan mandi di tempat tidur di ICU?
5. Agen pembersih apa yang digunakan untuk perawatan mandi di tempat tidur pasien
ICU?
6. Apa yang Anda rasakan terhadap itu?
7. Apakah Anda dapat menjelaskan lebih tentang itu?
8. Mengapa Anda melakukannya?

Hasil penelitian dalam jurnal ini :


A. Metode Perawatan Bed-Bath untuk Pasien ICU
Perawatan ini dilakukan khususnya pada pasien yang tidak dapat bermobilisasi ke
kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri ataupun pada pasien yang tidak
sadarkan diri atau dengan kondisi yang kritis terutama di ruang ICU. Hal ini
dilakukan perawat untuk tetap menjaga kebersihan pasien agar terhindar dari bakteri
selama pasien tersebut sakit.
Penelitian ini bercampur antara kedua metode yaitu metode pertama yang
menghasilkan tidak hanya informasi tapi dijabarkan dan diperluas dalam metode
kedua (fokus wawancara kelompok). Hal ini bermanfaat dalam penelitian sebagai
metode pengumpulan data yang berbeda jenis dari data yang tersedia dengan deskripsi
dari fenomena penelitian. Hasil disorot bahwa pasien yang mengalami sakit kritis
diberi perawatan mandi di tempat tidur paling sedikit dua kali sehari dan lebih sering
dilakukan pada pasien dengan diaforesis atau inkontinensia. Dalam penelitian ini
terdapat perbedaan dalam waktu pemberian perawatan di keempat ICU rumah sakit
Australia tersebut. Di Australia masih sedikit sumber bukti yang memperkuat dan
mendukung optimalisasi pemilihan waktu yang tepat dalam perawatan bed-bath yang
tidak mengganggu waktu tidur dan istirahat pasien. Dalam penelitian ini bed-bath
rutin dilakukan pada 02.00 hingga 06.00. Hal ini berlainan dengan sumber yang
dikemukakan oleh Celik et al dan Tamburri et al yang menemukan bahwa perawat
yang berpengalaman memiliki keyakinan yang benar tentang itu waktu pemberian
perawatan bed-bath untuk pasien. Kategori Tematik dari wawancara kelompok
menyoroti bahwa perawat dengan pengalaman kurang dari 5 tahun dan perawat
dengan pengalaman lebih dari 5 tahun lebih dipercaya dalam menegakkan keputusan
dalam praktek di tempat kerja. Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa waktu yang
tepat untuk memberikan perawatan bed-bath untuk pasien adalah pukul 02.00-06.00
atau 14.00-20.00. Hal ini dikarenakan dan dipengaruhi oleh faktor beban kerja serta
faktor organisatoris. Perawatan bed-bath pasien ini juga memerlukan kerja sama yang
baik antara staff yang bertugas untuk membantu memegang peralatan yang
diperlukan, untuk memegang atau mengarahkan posisi pasien, serta untuk
memandikan pasien itu sendiri. Perawatan bed-bath ini sendiri menggunakan alat-alat
seperti sabun baik cair maupun padat dan tempat air serta handuk. Dalam penelitian
baru menunjukkan bahwa basin atau tempat air menjadi sebuah tempat yang rawan
terkontaminasi bakteri serta menyebabkan infeksi terutama bagi pasien yang
mengidap penyakit yang berhubungan dengan ketahanan tubuh.
Produk yang digunakan sebagai pembersih ini juga tergantung dengan kebijakan yang
ada dalam masing-masing ICU di rumah sakit, namun yang umum digunakan adalah
sabun alkaline. Dari penelitian yang dilakukan 22,2% dari pasien diberi perawatan
bed-bath karena incontinence dan dalam 71% dari bed-bath dilakukan menggunakan
sabun dengan pH seimbang dan air sebagai agen pembersihnya. Penggunaan
emollients setelah bed-bath sudah sering dipakai untuk pasien di ICU terutama bagi
pasien dengan kulit yang kering. Hal tersebut perlu dikaji oleh perawat sebelum
melakukan perawatan bed-bath bagi pasien dengan situasi kritis terutama dalam hal
masalah kulit / dermatitis atau borok yang ada di tubuh pasien karena hal tersebut
mempengaruhi perawatan.
B. Intervensi Perubahan Kebersihan Pasien
Interventional kebersihan pasien didefinisikan sebagai sebuah rencana tindakan
perawatan yang difokuskan pada hal yang membersihkan bagian yang penting bagi
pasien yang jika tidak dibersihkan dapat menjadi host yang baik bagi bakteri termasuk
kebersihan mulut, kebersihan kulit. Jika beberapa hal penting tersebut telah dilakukan
dengan baik oleh perawat maka hasil yang diakibatkan juga baik. Semakin baik
dilakukannya perawatan bed-bath serta berdasarkan bukti yang memadai maka dapat
meningkatkan hasil yang ingin dicapai pula. Oleh karena itu intervensi merupakan
kesempatan untuk menjelaskan hubungan perawatan yang dilakukan oleh perawat
dengan outcome yang ingin dicapai dalam perawatan itu sendiri. Oleh karena itu,
perawat harus berpengalaman dalam hal ini sehingga dapat mengkaji berbagai macam
hal yang mempengaruhi perawatan mandi di tempat tidur oleh pasien ICU seperti adat
istiadat dan keyakinan, serta penyakit kulit yang juga diderita pasien. Hal tersebut
perlu dikaji karena mempengaruhi model yang dilakukan dalam perawatan.

Anda mungkin juga menyukai