Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Makalah)
Untuk memenuhi Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan yang diampu oleh Ibu Putu Prima Wulandari, SE., MSA., Ak.
Oleh :
Richa Resti Utami 155020301111002
I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
II PEMBAHASAN ...............................................................................................3
REFERENSI .......................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengungsi. Tidak hanya pakan ternak, Pokphan melalui Singa Mas Indonesia
(entitas anak) memberikan bantuan berupa minuman.
PT Charoen Pokphand ini patut dijadikan contoh dan dilihat lebih dalam
lagi bagaimana kondisi perusahaan tersebut. Dengan adanya berbagai pencapaian
dan aksi-aksi sosial yang telah dilakukan Pokphand, merupakan hal menarik
untuk dianalisis. Oleh karena itu, penulis memilih PT Charoen Pokphand
Indonesia Tbk sebagai bahan bahasan makalah berikut.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana aktivitas pendanaan yang dilakukan PT Charoen
Pokphand Tbk pada tahun 2016 berdasarkan laporan tahunan perusahaan tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kewajiban
Kewajiban sendiri merupakan klaim pihak luar atas asset dan sumber daya
perusahaan saat ini dan di masa depan. Kewajiban muncul dari aktivitas operasi
dan pendanaan. Kewajiban dapat dibagi menjadi dua kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka pajang.
3
a. Kewajiban jangka pendek dapat berasal dari aktivitas operasi dan
pendanaan. Kewajiban yang muncul dari aktivitas operasi meliputi utang
pajak, pendapatan diterima di muka, uang muka, piutang usaha, dan beban
operasi akrual lainnya, seperti utang gaji. Jenis kedua kewajiban lancer
dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek, bagi utang
jangka yang jatuh tempo dan utang bunga.
b. Kewajiban tak lancer atau jangka panjang merupakan kewajiban yang
tidak jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi,
mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi,
utang, dan wesel bayar.
Pengakuan dan pengukurannya memerlikan pengungkapan meliputi tingkat
bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, dan provisi subordinasi.
Analisis Kewajiban
Berdasarkan laporan posisi keuangaan tahunan PT Charoen Pokphand
kewajiban telah di kelompokkan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas
jangka panjang. Semua liabilitas keuangan diakui pada nilai wajar saat pengakuan
awal dan liabilitas keuangan dalam bentuk utang dan pinjaman, dicatat pada nilai
wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung (CaLK
2aa).
Berdasarkan Laporan Direksi PT Charoen Pokphand berkomitmen untuk
mengurangi utang karena pada tahun ini perusahaan dinilai telah kembali pada
posisi keseimbangannya. Pada tahun 2016, tingkat liabilitas menurun hingga
17,17%. Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan dan menghadapi
tantangan di masa depan maka perusahaan memperbaiki neraca mengurangi
tingkat utang.
Utang yang dilakukan oleh PT Charoen Pokphand sebagian besar untuk
tambahan modal kerja dan untuk melunasi utang yang sudah jatuh tempo,
khususnya untuk utang bank jangka panjang. Berikut rasio keuangan PT
Pokphand :
Rasio Likuiditas
Rasio lancar
4
2016 Aset lancar Rp 12.059.433 12.059 .433
=2,1728
Liabilitas jangka pendek Rp 5.550.257 5.550 .257
2015 Aset lancar Rp 12.058.873 12.058 .873
=2,1142
Liabilitas jangka pendek Rp 5.703.841 5.703 .841
Rasio cepat
2016 Aset lancar Rp 12.059.433 12.059 .433−5.109.719
=1,2521
Persediaan Rp 5.109.719 5.550 .257
Liabilitas jangka pendek Rp 5.550.257
2015 Aset lancar Rp 12.058.873 12.058 .873−5.483.906
=¿
Persediaan Rp 5.483.906 5.703 .841
Liabilitas jangka pendek Rp 5.703.841
1,2184
Rasio Solvabilitas
Rasio liabilitas terhadap ekuitas
2016 Total liabilitas Rp 10.047.751 10.047 .751
=0,7097
Total ekuitas Rp 14.157.243 14.157 .243
2015 Total liabilitas Rp 12.129.993 12.129 .993
=0,9486
Total ekuitas Rp 12.786.663 12.786 .663
Rasio liabilitas terhadap aset
2016 Total aset Rp 24.204.994 10.047 .751
=0,4151
Total liabilitas Rp 10.047.751 24.204 .994
2015 Total asset Rp 24.916.656 12.129.993
=0,4868
Total liabilitas Rp 12.129.993 24.916 .656
Rasio profitabilitas
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas dapat dilihat dari rasio lancar dan rasio cepat. Berdasarkan
pada rasio lancar Pokphand memiliki rasio yang meningkat dari tahun 2015 yang
sebesar 2,11 menjadi 2,17 di tahun 2016. Rasio ini menunjukkan kemampuan
Pokphand semakin meningkat dalam menjamin setiap liabilitas lancar yang
ditanggung. Begitu dengan rasio cepat pada tahun 2015 sebesar 1,21 sedangkan
tahun 2016 meningkat sebesar 0,04 menjadi 1,25. Rasio ini juga menunjukkan
kemampuan Pokphand dalam menjamin liabilitas dengan aset lancarnya
dikurangkan dengan persediaan. Dalam rasio ini persediaan dikeluarkan dari aset
lancar karena dinilai kurang likuid. Dengan rasio ini juga dapat dilihat jika terjadi
banyak penumpukan pada persediaan yang terlihat dari turunnya rasio cepat
sebesar 0,92 dari rasio lancar pada tahun 2016. Meskipun demikian Pokphand
5
memiliki likuiditas yang baik karena setiap liabiitas lancar yang ditanggung dapat
dijamin dengan lebih dari 1 aset lancar yang dimiliki.
Rasio Solvabilitas
6
(4) nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya
minimal sebesar 90% nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang
ditahan oleh lessor. Sewa dapat diklasifikasikan sebagai sewa operasi (operating
lease) bila tidak satu pun kriteria tersebut terpenuhi.
Analisis Sewa
Menurut dari laporan poisisi keuangan, PT Charoen Pokphand memiliki
sewa jangka panjang dibayar di muka sebagai aset tetap dan bagian yang
lancarnya sebagai aset lancar. Sewa jangka panjang pada bagian aset tetap yang
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan telah dikurangi dengan bagian yang
lancar. Berdasarkan keputusan bersama dalam kelompok usaha sewa ini
dikategorikan sebagai sewa operasi karena bukan merupakan capital lease.
7
2.2.4 Kontinjensi dan Komitmen dan Analisis Kontinjensi dan Komitmen
Kontinjensi dan Komitmen
Kontinjensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial
yangpenyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan.
Kerugian kontinjensi atau disebut juga dengan kewajiban kontijensi. Kewajiban
kontinjen muncul dari perkara hukum, ancaman pengambil alihan penagihan
piutang, klaim atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja,
perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri dan kerugian properti.
Kerugian kontinjensi harus memenuhi dua kondisi yaitu besar kemungkinan untuk
terjadi dan jumlah kerugian dapat diestimasikan.
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya
perusahaanberdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen
tidakdiakui dalam laporan keuangan karena peristiwa sepertipenandatangan
kontrak atau penerbitan pesanan pembelian.
Analisis Kontinjensi
Berdasarkan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan PT Charoen
Pokphand, perusahaan memiliki beberapa kontinjensi antara lain :
a. Pajak penghasilan
PT Charoen Pokphand mengakui utang pajak penghasilan badan di dalam
catatan atas laporan keuangannya. Sehingga kewajiban kontinjensi ini diniai
perusahaan kemungkinan terjadinya renda. Besarnya utang pajak penghasilasn
badan berdasarkan estimasi, karena adanya transaksi dan perhitungan terterntu
yang menyebabkan penentuan akhir pajak tidak pasti sepanjang usaha normal.
Peraturan yang sering berubah juga mendorong estimasi utang pajak penghasilan.
Pokphand mengestimasi nilai tercatat neti utang pajak penghasilan badan untuk
periode yang berakhir tanggal 31 Desemeber 2016 dan 2015 masing-masing
sebesar Rp520.905.000.000 dan Rp18.885.000.000.
b. Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan
Penyisihan penurunan niai pasar dan persediaan ini dijelaskan Pokphan
dalam catatan atas laporan posisi keuangan. Penyisihan ini diestimasi berdasarkan
fakta dan situasi yang sebenarnya dan akan dievaluasi serta disesuaikan jika
terdapat informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penyisishan ini
langsung dikurangkan dengan persediaan jadi persediaan yang ditampilkan dalam
laporan keuangan merupakan persediaan bersih. Pokphand mengestimasi
8
penyisihan penurunan nilai nilai pasar dan keusangan persediaan pada tahun 2016
sebesar Rp5.318.000.000.
9
Pada tanggal 3 Agustus 2009 dilakukan perjanjian ini oleh entitas anak, dan
berjangka waktu selama lima tahun dan dapat diperpanjang. Tahun 2016, royalti
yang dibebankan pada usaha berjumlah Rp356.963 dan utang royati yang masih
harus dibayar sebesar Rp240.010.
Cobb-Vantress Incorporated, AS
Pada tanggal 30 Juni 2013, entitas anak menandatangani perjanjian lisensi ini
denganjangka waktu 5 tahun hingga 1 Januari 2018. Namun pada tahun 2016
Pada tahun 2016, tidak melakukan pembelian Great Grand Parent dengan COBB.
c. Perjanjian Fasilitas Pinjaman
Pada tanggal 26 Januari 2015 Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan jumlah maksimal sebesar
AS$20.000.000 namun diperpanjang hingga tanggal 26 Januari 2017 dengan
syarat tertentu.
d. Perjanjian Kerjasama Kemitraan
Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal ditanda-tanganinya surat
perjanjian dan berlaku selama 6 (enam) periode atau siklus pemeliharaan ayam,
dan dapat diperpanjang kembali sesuai kesepakatan antara Inti dan anggota mitra.
Pembayaran apabila anggota mitra menjual ayam kepada Inti, diperhitungkan
langsung dari harga ayam dan kelebihannya, apabila ada, akan dibayar/diserahkan
oleh Inti kepada anggota mitra.
e. Pengembangan Fasilitas Peternak
Perjanjian ini untuk CSR, Pokphand memberikan pinjaman dana untuk
pengembangan dan modernisasi kadang ayam milik Peternak. Perjanjian ini
berlaku untuk jangka waktu dua puluh tahun dan dapat diperpanjang kembali.
Besarnya saldo perjanjian terdapat dalam piutang laing-lain.
10
Mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan.
Klaim pemegang sekuritas ekuitas umumnya berada dibawah kreditor, yang
berarti klaim kreditor dipenuhi terlebih dahulu. Pemegang saham dihadapkan pada
resiko tinggi perusahaan. Pada saat yang sama, pemegang saham memiliki
kemungkinan pengembalian maksimum karena ketika mereka berhak atas seluruh
pengembalian setelah hak kreditor terpenuhi.
Analisis Ekuitas Pemegang Saham
Berdasarkan potongan laporan posisi keuangan bagian ekuitas PT Charoen
Pokphand menunjukkan komposisi ekuitas perusahaan. Pokphand hanya memiiki
saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 sedangkan saat ini jumlah saham yang
beredar sebanyak 16.398.000.000 yang dimiliki oleh perusahaa holding dan
masyarakat (NCI) sedangkan karyaawan tidak memiliki kepemilikan atas saham
perusahaan. Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
meningkat sebesar Rp1,60 triliun dari Rp12,54 triliun di 2015 menjadi Rp14,14
triliun. Dari total ekuitas tersebut milik perusahaan induk sebesar Rp
14.137.991.000.000 sedangkan Rp 19.252.000.000 milik pemegang saham yang
dibawah 50% atau NCI. Sebagai tambahan pada tahun 2016 tidak ada aktivitas
merger.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
12
REFERENSI
13