Anda di halaman 1dari 5

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG

KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

Stephan 1), M. Yusuf 2)


, Gatot Setya Budi 2)

Abstrak
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, maka peraturan-peraturan yang mengatur mengenai konstruksi bangunan
juga terus diperbaharui. Hal tersebut terlihat pada peraturan gempa Indonesia tahun 2002 dimana wilayah
Kalimantan Barat tidak termasuk dalam zonasi gempa, namun pada peraturan gempa 2012 wilayah Kalimantan
Barat turut dipandang sebagai wilayah yang berpotensi gempa skala kecil. Sebagai perencana harus merencanakan
struktur bangunan mengacu pada peraturan yang berlaku, dalam hal ini bangunan yang akan ditinjau adalah kantor
kalimantan sawit kusuma berlantai 8 konstruksi beton bertulang dengan beban bak air pada basement. Dalam
analisis, sistem pembebanan yang akan dibebankan pada gedung adalah sistem pembebanan horizontal mencakup
beban gempa, dan pembebanan vertikal mencakup beban hidup dan beban mati. Hasil disain struktur berupa dimensi
elemen-elemen struktur utama yang efektif dan efisien tahan terhadap gempa. Struktur tangga dihitung terpisah dari
struktur utama. Fondasi dianggap menerima gaya lentur sehingga dimodelkan sebagai jepit. Analisis struktur
meliputi pelat, balok, kolom, dan fondasi. Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah titik fondasi minipile, dimensi
pelat, kolom, dan balok pada struktur yang telah dikerjakan. Dengan kata lain, kantor kalimantan sawit kusuma
sudah direncanakan dengan peraturan gempa yang berlaku, dalam hal ini SNI 1726-2012.

Kata kunci: beton bertulang, peta zonasi gempa, struktur tahan gempa.

1. PENDAHULUAN Dari berbagai kasus yang ada, mayoritas


Indonesia merupakan daerah yang penyebab kematian ketika terjadinya gempa
rawan akan bencana gempa, gunung berapi, bumi adalah keruntuhan bangunan.
maupun tsunami. Kita memang harus Bangunan yang rubuh akibat gempa bumi
menyadari bahwa kita hidup di negara yang dapat disebabkan perencanaan yang kurang
rawan akan bencana gempa bumi, antara memadai dengan tidak memperhitungkan
lain jika melihat posisi Indonesia yang aspek kegempaan; akibat mutu material
berada di antara lempeng-lempeng tektonik yang kurang memenuhi persyaratan; dan
yang aktif. Hidup berdampingan dengan bisa juga akibat kualitas pengerjaan di
bencana merupakan pilihan yang harus kita lapangan yang rendah.
hadapi dengan bijak, mengantisipasi segala Kantor merupakan tempat kerja yang
kemungkinan yang ada. Sehingga kerugian sangat diperlukan bagi kalangan masyarakat
baik moril maupun materil dapat untuk berbagai kepentingan seperti
diminimalkan termasuk dalam berbisnis, rapat, bertemu klien maupun
mengantisipasi bencana akibat gempa bumi. keperluan lainnya. Dalam menunjang
1) Alumni Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
2) Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
pembangunan yang ideal tersebut diperlukan c) Ketahanan struktur terhadap beban gempa
kemampuan para perencana untuk E yang dikombinasikan dengan beban hidup
memberikan jaminan kekuatan, kekakuan, L dan beban mati D tidak kurang dari :
efisiensi serta fleksibilitas pelaksanaan  U = 1,2D + 1,0E + L
dengan tidak melupakan aspek ekonomis  U = 0,9D + 1,0W
dari konstruksi yang ada dengan  7U =0,9D + 1,0E
menerapkan apa yang telah dipelajari selama
kuliah. Untuk struktur bawah dilakukan perhitungan
fondasi yang merupakan suatu bagian dari
2. TINJAUAN PUSTAKA konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
Struktur utama dari suatu bangunan meneruskan beban yang disalurkan melalui
dikelompokan dalam struktur bangunan atas struktur atas ke tanah dasar fondasi yang
dan struktur bangunan bawah, dimana setiap kokoh sehingga meminimalisir terjadinya
elemen struktur direncanakan sedemikian differential settlement pada sistem
rupa agar dapat memikul beban bekerja pada strukturnya. Data sondir sebanyak 5 titik
elemen struktur tersebut. Beban yang digunakan sebagai data daya dukung tanah
bekerja dapat dikelompokkan menjadi 2 tersebut.
(dua), yaitu beban vertikal (berupa beban
mati, dan beban hidup) dan beban 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
horizontal (berupa beban akibat gaya 3.1 Preliminary Desain
gempa). Preliminary desain adalah suatu tahapan
Dengan kombinasi pembebanan analisa untuk memperkirakan dimensi-
yang akan digunakan yaitu : dimensi struktur awal yang selanjutnya akan
dilakukan perhitungan dengan bantuan
1. Kombinasi beban terfaktor: aplikasi komputeruntuk memperoleh
a) Ketahanan struktur terhadap beban hidup dimensi yang effisien dan kuat. Dimensi-
L dan beban mati D tidak kurang dari : dimensi yang akan dilakukan preeliminari
desain antara lain yaitu balok, kolom, dan
 U = 1,4D pelat, dimana preliminary desain dilakukan
 U = 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau R) mengacu pada peraturan-peraturan:

b) Ketahanan struktur terhadap beban angin 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
W dan dikombinasikan dengan beban hidup untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013
L dan beban mati D tidak kurang dari : 2. Minimum design load for building and
other structures.
 U = 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau
0,5W) Hasil dari perencanaan awal sebagai berikut:
 U = 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau  Tebal pelat untuk lantai tipikal
R) sebesar 12cm, ukuran balok induk
25/50, ukuran balok anak 15/30, dan
ukuran kolom 60x60 cm2 . Peraturan yang digunakan dalam analisa
 Mutu beton yang digunakan dalam gempa ini antara lain:
perencanaan 24 MPa
 Dengan modulus elastisitas  Minimum design load for building
4700 f c  23025MPa and other structures.
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan
 Mutu baja tulangan yang digunakan
Gempa unutk Bangunan Gedung dan
dalam analisa menggunakan
Non Gedung SNI 1726-2012
f y  390MPa untuk tulangan ulir
dan f y  240MPa untuk tulangan Analisa gempa dilakukan dengan bantuan
polos dengan modulus elastisitas aplikasi komputer. Adapun tahapan dalam
sebesar 200000 MPa melakukan analisa gempa adalah :
 Mengumpulkan data bangunan
 Menentukan kategori desain seismik
3.2 Sarana Pelayanan dan Pendukung (KDS)
Gedung  Menentukan sistem pemiul beban
Pada bangunan bertingkat diperlukan gempa
sarana pelayanan dan pendukung mobilitas  Memeriksa persyaratan keseragaman
vertikal pada bangunan tersebut demi massa, kekakuan, dan keteraturan
kenyamanan pengguna gedung. Dalam hal bentuk gedung
ini untuk sarana pelayanan dan pendukung  Menentukan metode analisis gempa
gedung menggunakan 2 unit tangga terdiri statis atau dinamis
dari tangga utama dan tangga darurat, juga
menngunakan lift sebanyak 2 buah dengan Dari hasil analisa gempa dapat
kapasitas 13 orang/lift. disimpulkan struktur bangunan yang akan
Struktur tangga terdiri dari 2 dianalisa merupakan struktur yang tidak
komponen utama yakni pelat tangga dan beraturan baik vertikal, maupun horizontal
balok pemikul tangga direncanakan sebagai sehingga akan dilakukan analisis dinamis
struktur tahan gempa yang mengacu pada respons spektrum dengan sistem rangka
Minimum design load for building and other pemikul momen biasa (SRPMB).
structures.
3.4 Penulangan Elemen Struktur.
3.3 Analisa Gempa Dari hasil rangkaian perhitungan
Analisa terhadap gempa dilakukan gaya-gaya dalam yang bekerja pada elemen
untuk mengatahui respon struktur akibat struktur, akibat berbagai kombinasi
beban rencana gempa yang bekerja, dengan pembebanan diperoleh luasan tulangan yang
tujuan mengetahui tegangan, dan gaya-gaya diperlukan dengan bantuan program
dalam yang terjadi pada elemen struktur komputer, hasil keluaran dari program
utama guna merencanakan dimensi-dimensi komputer kemudian dikontrol kembali
dan penulangan struktur utama bangunan. dengan persyaratan SNI terhadap luasan
tulangan minimal, momen nominal merupakan tanah lunak sehingga pemilihan
penampang,dan konsep kolom kuat balok jenis fondasi harus tepat dan effisien.
lemah. Fondasi menggunakan minipile yang
diteruskan hingga mencapai tanah keras.
3.4.1 Penulangan Pelat Lantai. Data fondasi:
Dari hasil analisa dengan bantuan  Jenis Fondasi : Minipile
program komputer diperoleh momen yang  Bentuk Fondasi : Segi empat
bekerja pada pelat yang kemudian  Dimensi Fondasi : 25cm x
digunakan untuk melakukan perhitungan 25cm
luas tulangan pelat yang dibutuhkan.  Kedalaman Fondasi: 27m

3.4.2 Penulangan Balok Induk dan Balok


Anak 4. KESIMPULAN
Dalam perhitungan gaya-gaya dalam Struktur suatu bangunan hendaknya
maksimum akibat berbagai kombinasi beban memehuhi 3 kriteria dalam perencanaan
yang bekerja akan menghasilkan luasan antara lain : kuat, ekonomis, dan effisien.
tulangan yang dibutuhkan penampang balok Semakin besar dimensi-dimensi elemen
tersebut. Luasan tulangan yang diperoleh struktur utama tentu akan memberikan
adalah luasan tulangan lentur, tulangan kekuatan yang besar, namun dengan dimensi
geser, dan tulangan torsi. Keluaran dari yang besar, maka beban yang dipikulkan
program komputer tersebut harus dikontrol akan semakin besar yang diteruskan ke
berdasarkan peraturan yang berlaku. fondasi sehingga fondasi juga akan
membesar sehingga bangunan tersebut
3.4.3 Penulangan Kolom menjadi tidak ekonomis dan effisien.
Luasan tulangan perlu kolom Perencanaan harus sesuai dengan kegunaan
dikeluarkan secara otomatis oleh program dan peruntukan gedung tersebut.
komputer berdasarkan gaya-gaya yang Perencanaan juga harus mengacu pada
bekerja pada struktur kolom tersebut. peraturan yang berlaku saat ini.
Luasan tulangan kolom tersebut harus
dikontrol rasio penulangannya agar tidak
kurang dari 1% dan tidak lebih dari 8%, DAFTAR PUSTAKA
selain itu juga kolom tersebut harus ------, 2010, Minimum Design Load For
dikontrol terhadap konsep kolom kuat balok Building and Other Structures,
lemah. American Society of Civil
Engineers: Virginia.
3.5 Perencanaan Fondasi
Fondasi direncanakan dapat ------, 2013, Tata Cara Perhitungan Struktur
menahan struktur bangunan diatasnya tanpa Beton untuk Bangunan Gedung
mengalami penurunan yang besar. Karena SK SNI 2874-2013. Bandung:
jenis tanah pada konstruksi bangunan ini Badan Standarisasi Nasional.
------, 2012, Tata Cara
PerencanaanKetahananGempaunt
ukStrukturBangunanGedungdan
Non Gedung SNI 1726-2012,
Jakarta:
BadanStandarisasiNasional.

Bowles, Joseph E. 1968. Analisa dan Desain


Pondasi Edisi Ketiga. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Budiono, Bambang. 2010. Performance


Based Design. Short course on
Performance-Based
Design.Jakarta, 5 Agustus 2010.

Dewobroto, Wiryanto. 2013. Komputer


Rekayasa Struktur dengan
SAP2000, Jakarta: DapurBuku.

Riza, Miftakhur. 2010. Aplikasi


Perencanaan Struktur Gedung
dengan ETABS. Jakarta: ARS
Group.

Tumilar, Steffie. 2011. Prosedur Analisis


Struktur beton Akibat Gempa
Menurut SNI 03-1726-
2010.Short course HAKI,
Jakarta, 28 Juli 2011.Hotel
Borobudur.

Anda mungkin juga menyukai