Makalah Agama Bab 2 Fixed Kesimpulan Dapus PDF
Makalah Agama Bab 2 Fixed Kesimpulan Dapus PDF
Disusun oleh :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya, hidayah, dan pertolongannya sehingga kami dari
Kelompok II Program Studi Pendidikan Fisika C dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Beragama Yang Baik Sebagai Jalan Menuju Tuhan”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak
Mohammad Husni Abdullah selaku Pengampu kami .Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada teman teman yang telah memberi dukungan ,serta ucapan terima kasih kepada
bapak dosen yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat kekurangan sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN MATERI.................................................................................................. 1
BAB II : BERAGAMA YANG BAIK SEBAGAI JALAN MENUJU
TUHAN.................................................................................................................. 1
A. Mengapa Manusia Perlu Agama.................................................................................. 1
B. Fungsi Agama Bagi Manusia....................................................................................... 6
C. Menuju Tuhan melalui Beragama Yang Baik............................................................. 10
D. Kesimpulan.................................................................................................................. 13
Daftar Pustaka................................................................................................................... 14
PEMBAHASAN
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta
tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia
menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka
yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam
godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam
diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
a. Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan,
yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak
Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah
atau kebaikan.
b. Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang
menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan
yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan.
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia
kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab yang
sempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat
sempurna dikarnakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta
dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan
ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu
dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama
Beberapa tujuan agama yaitu :
Menurut para peletak dasar ilmu sosial seperti Max Weber, Erich Fromm, dan Peter L
Berger, agama merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi
umumnya agamawan, agama merupakan aspek yang paling besar pengaruhnya –bahkan
sampai pada aspek yang terdalam (seperti kalbu, ruang batin)– dalam kehidupan
kemanusiaan.
Masalahnya, di balik keyakinan para agamawan ini, mengintai kepentingan para
politisi. Mereka yang mabuk kekuasaan akan melihat dengan jeli dan tidak akan menyia-
nyiakan sisi potensial dari agama ini. Maka, tak ayal agama kemudian dijadikan sebagai
komoditas yang sangat potensial untuk merebut kekuasaan.
Yang lebih sial lagi, di antara elite agama (terutama Islam dan Kristen yang
ekspansionis), banyak di antaranya yang berambisi ingin mendakwahkan atau menebarkan
misi (baca, mengekspansi) seluas-luasnya keyakinan agama yang dipeluknya. Dan, para elite
agama ini pun tentunya sangat jeli dan tidak akan menyia-nyiakan peran signifikan dari
negara sebagaimana yang dikatakan Hobbes di atas.
Maka, kloplah, politisasi agama menjadi proyek kerja sama antara politisi yang
mabuk kekuasaan dengan para elite agama yang juga mabuk ekspansi keyakinan.Namun,
perlu dicatat, dalam proyek “kerja sama” ini tentunya para politisi jauh lebih lihai
dibandingkan elite agama. Dengan retorikanya yang memabukkan, mereka tampil (seolah-
olah) menjadi elite yang sangat relijius yang mengupayakan penyebaran dakwah (misi
agama) melalui jalur politik. Padahal sangat jelas, yang terjadi sebenarnya adalah politisasi
agama.
Di tangan penguasa atau politisi yang ambisius, agama yang lahir untuk membimbing
ke jalan yang benar disalahfungsikan menjadi alat legitimasi kekuasaan; agama yang
mestinya bisa mempersatukan umat malah dijadikan alat untuk mengkotak-kotakkan umat,
atau bahkan dijadikan dalil untuk memvonis pihak-pihak yang tidak sejalan sebagai kafir,
sesat, dan tuduhan jahat lainnya.Menurut saya, disfungsi atau penyalahgunaan fungsi agama
inilah yang seyogianya diperhatikan oleh segenap ulama, baik yang ada di organisasi-
organisasi Islam semacam MUI. Ulama harus mempu mengembalikan fungsi agama karena
Agama bukan benda yang harus dimiliki, melainkan nilai yang melekat dalam hati.
Mengapa kita sering takut kehilangan agama, karena agama kita miliki, bukan kita
internalisasi dalam hati. Agama tidak berfungsi karena lepas dari ruang batinnya yang hakiki,
yakni hati (kalbu). Itulah sebab, mengapa Rasulullah SAW pernah menegaskan bahwa segala
tingkah laku manusia merupakan pantulan hatinya. Bila hati sudah rusak, rusak pula
kehidupan manusia. Hati yang rusak adalah yang lepas dari agama. Dengan kata lain, hanya
agama yang diletakkan di relung hati yang bisa diobjektifikasi, memancarkan kebenaran
dalam kehidupan sehari-hari.Sayangnya, kita lebih suka meletakkan agama di arena yang
lain: di panggung atau di kibaran bendera, bukan di relung hati.Fungsi pertama agama, ialah
mendefinisikan siapakah saya dan siapakah Tuhan, serta bagaimanakah saya berhubung
dengan Tuhan itu. Bagi Muslim, dimensi ini dinamakan sebagai hablun minaLlah dan ia
merupakah skop manusia meneliti dan mengkaji kesahihan kepercayaannya dalam
menghuraikan persoalan diri dan Tuhan yang saya sebutkan tadi. Perbincangan tentang fungsi
pertama ini berkisar tentang Ketuhanan, Kenabian, Kesahihan Risalah dan sebagainya.
Kategori pertama ini, adalah daerah yang tidak terlibat di dalam dialog antara agama.
Pluralisma agama yang disebut beberapa kali oleh satu dua penceramah, TIDAK bermaksud
menyamaratakan semua agama dalam konteks ini. Mana mungkin penyama rataan dibuat
sedangkan sesiapa sahaja tahu bahwa asas agama malah sejarahnya begitu berbeda. Tidak
mungkin semua agama itu sama!
Manakala fungsi kedua bagi agama ialah mendefinisikan siapakah saya dalam konteks
interpersonal iaitu bagaimanakah saya berhubung dengan manusia. Bagi pembaca Muslim,
kategori ini saya rujukkan ia sebagai hablun minannaas.Ketika Allah SWT menurunkan ayat
al-Quran yang memerintahkan manusia agar saling kenal mengenal (Al-Hujurat 49: 13):
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah
orang yang paling takwa. Sesunggguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengena.
(QS al-Hujurat [49]: 13).
perbedaan yang berlaku di antara manusia bukan saja meliputi perbedaan kaum,
malah agama dan kepercayaan. Fenomena berbilang agama adalah seiring dengan
perkembangan manusia yang berbilang bangsa itu semenjak sekian lama.Maka manusia
dituntut agar belajar untuk menjadikan perbedaan itu sebagai medan kenal mengenal, dan
bukannya gelanggang krisis dan perbalahan.Untuk seorang manusia berkenalan dan
seterusnya bekerjasama di antara satu sama lain, mereka memerlukan beberapa perkara yang
boleh dikongsi bersama untuk menghasilkan persefahaman. Maka di sinilah, dialog antara
agama (Interfaith Dialogue) mengambil tempat. Dialog antara agama bertujuan untuk
menerokai beberapa persamaan yang ada di antara agama. Dan persamaan itu banyak ditemui
di peringkat etika dan nilai.
Seseorang harus mengenal dengan jelas agama yang dipeluknya sehingga dapat membedakan
dengan agama yang lain.hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui cirri-ciri pokok dan
cabang yang terdapat dalam sebuah agama tersebut.
b).Pengertian
Agama yang dipeluk pasti mempunyai landasan yang kuat,tempat dari mana seharusnya kita
memandang.suatu ajaran diajarkan menpunyai faedah untuk mempertahankan upaya-upaya
dari pengacauan dari orang lain.ia juga dapat menyiarkan ajaran agamanya dengan baik.
c).Penghayatan
Penghayatan dari suatu agama lebih tinggi nilainya daripada sekedar pengertian.ajaran yang
hidup dalam jiwa dan menjadi sebuah kecenderungan yang instingtif mencerminkan
tumbuhnya sebuah kesatuan yang tak terpisahkan antara agama dan kehidupan.interaksi
seseorang terhadap agama tidak hanya dengan pikiranya tetapi juga dengan hatinya.
d).Pengabdian
Seseorang yang tidak punya ambisipribadi dalam mengamalkan ajaran agamanya akan dapat
memasuki pengabdian yang sempurna.kepentingan hidupnya adalah kepentingan
agamanya,tujuan hidupnya adalah tujuan agamanya,dan warna agamanya adalah warna
agamanya.pengabdian ini akan menjelaskan pengamalan cara-cara ibadah tertentu
(ritual,mahdhah)dan meletakkan seluruh hidupya ke bawah pengabdianya kepada
tuhanya(gair mahdah).
e).Pembelaan
Apabila kecintaan manusia terhadp agamanya sangat tinggi maka tidak ada lagi perintang
yang menghalangi laju jalan agamanya.rintangan agama adalah rintangan terhadap agamanya
sendiris sehingga dirinya akan melakukan pembelaan.ia rela mengorbankan apa sajayang ada
pada dirinya.demi nama baik dan keagungan agama yang di peluk.ini di sebut jihat,suatu
sikap yang sungguh-sungguh dalam menbela agamanya
Dengan konsisten beragama itulah Allah akan memberikan balasan yanag lebih baik
bagi kita, baik di dunia maupun akhirat.(QS. Al-Ahqaf :13).
3. Kesalehan dalam bersikap dan berprilaku
Seseorang yang telah meneguhkan keiminannya, kemudian mentaati apa saja yang
ditetapkan oleh agama, baik dalam bentuk perintah maupun larangan , belum dapat dikatakan
sempurna imannya kalau belum mewujudkan kesalehan dalam dirinya. Kesalehan yang
dimaksud adalah kesalehan individu dan sosial. Kesalehan individu menjadi modal pertama
dan utama mewujudkian kesalehan sosial. Kesalehan individu dalam diri kita dapat dimulai
dari membangun komitmen untuk menjadi pribadi yang baik , pribadi yang jujur , amanah ,
dan dermawan. Modal kesalehan individu yang demikian dalam hidup bermasyarakat
akhirnya dapat melahirkan kesalehan sosial kepada sesama, misalnya orang lai merasakan
nyaman, terbantu, dan terlindungi karena kesalehan individu kita.
Demikianlah agama mengajarkan dalam hal hidup bermasyarakat.(Hablun minannas) .
Seperti dalam surat Ali imran : 11)
Artinya :
(keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Firaun dan orang-orang yang sebelumnya;
mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-
dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.
D. KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia itu perlu beragama, karena
agama adalah suatu jalan menuju kebahagiaan. orang-orang yang sungguh – sungguh
dalam beragama dan orang-orang yang berpura – pura dalam beragama dapat dilihat dari
berbagai faktor, yaitu dari keteguhan imannya, konsisten dalam mentaati ajaran agama ,
kesalehan dalam bersikap dan berprilaku. Pengaruh agama ada dua yaitu pengaruh positif
(yang dapat menyatukan) dan pengaruh negatif (dapat memecah belah).
Fungsi agama dalam kehidupan. Agama sangat penting dalam kehidupan manusia.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting, antara lain adalah :
1. Karena agama merupakan sumber moral
2. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
3. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika
4. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun
di kala duka.
Menuju tuhan melalui beragam yang baik dapat dilakukan dengan cara :
1. Keteguhan iman
2. Konsistensi dalam menaati ajaran agama
a. Pengenalan
b. Pengertian
c. Penghayatan
d. Pengabdian
e. Pembelaan
3. Kesalehan dalam bersikap dan berperilaku
DAFTAR PUSTAKA