JTM
JURNAL TEKNIK MESIN
Jurnal Penelitian, Karsa Cipta, Penerapan dan Kebijakan Teknologi
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena dengan karunia dan hidayah-Nya,
Redaksi mampu menerbitkan jurnal JTM, Volume 03, Nomor 3 Tahun 2014.
Edisi jurnal kali ini menyajikan enam makalah hasil kerja Tugas Akhir mahasiswa Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana. Dalam makalahnya, beberapa mahasiwa
mempresentasikan judul yang erat kaitannya dengan desain dan analisis proses. Antara judul
yang disajikan adalah analisis pengaruh kecepatan feeding proses pemesinan terhadap
kekasaran bahan menggunakan mesin CNC, analisis penggunaan elektroliser terhadap emisi
gas buang CO dan HC dan perancangan model aliran silang pada turbin.
Kami mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh anggota
Dewan Redaksi, Redaktur Pelaksana serta semua pihak yang telah memberikan kontribusinya
selama proses penyiapan, penyusunan sampai penerbitan. Semoga keberadaan Jurnal
Teknik Mesin ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh civitas akademika secara umum dan
semua kolega di Universitas Mercu Buana secara khususnya.
JTM
JURNAL TEKNIK MESIN
Jurnal Penelitian, Karsa Cipta, Penerapan dan Kebijakan Teknologi
Jurnal ilmiah JTM diterbitkan 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Februari, Juni dan
Oktober. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian, karsa cipta, penerapan dan
kebijakan teknologi yang berkaitan dengan Teknik Mesin.
ISSN 2089 - 7235
JTM
JURNAL TEKNIK MESIN
Jurnal Penelitian, Karsa Cipta,
Penerapan dan Kebijakan Teknologi
DAFTAR ISI
ISYA PRAKOSO
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta
E-mail: Isya.Prakoso@yahoo.co.id
Abstrak -- Dalam industri manufaktur terdapat banyak yang menggunakan proses pemesinan seperti:
mesin milling, mesin turning, mesin frais, dan lain-lain. Di dalam mesin milling merk Aciera terdapat part
yang sering rusak yaitu Draw Bar yang berfungsi untuk memasang dan mengencangkan arbor pada
kepala mesin. Pembuatan Draw Bar pada dasarnya dilakukan dengan proses turning CNC. Untuk
mendapatkan Draw Bar sesuai produk yang aslinya, penulis mencoba melakukan penelitian untuk
membuat Draw Bar dimulai dengan pemilihan material yang kekerasanya sama atau mendekati
kekerasan Draw Bar aslinya dan proses pemesinan dengan melakukan variasi perubahan feed rate
(kecepatan pemakanan) menggunakan mesin CNC turning type Tornado 100. Dari hasil analisis
pengaruh feed rate terhadap kekasaran permukaan pada proses pembubutan Draw Bar meggunakan
mesin CNC turning menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara perubahan feed rate
dengan hasil kekasaran permukaan Draw Bar dari hasil pengujian (eksperimen). Nilai hasil uji kekasaran
yang di dapat adalah 1.91 µm dengan putaran spindle = 2400 RPM dan feeding 240 mm/menit. Dari hasil
21 uji coba kekasaran berarti semakin tinggi feed rate maka kekasaran permukaan Draw Bar yang
dihasilkan akan semakin kasar. Hasil pengujian menggunakan surface roughness tester,pada bagian
Draw Bar menunjukkan hasil permukaan pada part original nya adalah 1.90 µm.
Kata kunci: Draw Bar, Mesin CNC Turning, Feed Rate dan Kekasaran Permukaan
Abstract -- In manufacturing industries, there are various machinery processes for instance milling
machine, turning machine, frais machine and etc. Inside Aciera milling machine there is one part that
often break called Draw Bar. Draw Bar is used to install and tightened arbor to machine heads. Draw
Bar machine is built using the process of turning CNC. In order to obtain the replication, writers have
done research on processing building Draw Bar from scratch by choosing materials that has identical
hardness as the original Draw Bar. Later the research is continued to the machinery process of doing
various feed rates using CNC different turning type of Tornado 100 machine. On the analysis result of
the feed rate influence on surface roughness draw bar turning process by cnc machine shows the
significant effect between feed rate changes and the result of the surface roughness from the
experiments. The result value of the roughness testing is 1.91 µm with spindle speed = 2400 Rpm and
feeding speed = 240 mm/minute.From the result on 21 roughness testing means that more high the
feed rate then roughness the surface.The test result by surface roughness tester on draw bar shows
the surface roughness on its original part it’s 1.90 µm.
Keyword: Draw Bar, Mesin CNC Turning, Feed Rate dan Kekasaran Permukaan
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan antara feeding dengan kekasaran
permukaan pada proses pembubutan Draw Bar.
FLOW CHART
Mulai
Studi Pustaka
Data Awal Penelitian : Gambar 2.2 Hasil Test Material SS400 adalah
1.Pemilihan Materials sample 49.1 HRA
objek penelitian.
2.Pengumpulan Data penelitian .
3.Pengambilan Data penelitian
Pengujian Parameter:
1.n = Tetap
2.Depth Of Cut = Tetap
Analisis Hasil
Kesimpulan
Alat Penelitian yang digunakan sesuai sirkular. Profile projector memperbesar profil
kebutuhan seperti Dial Caliper, Hardness benda kerja ke dalam sebuah layar
Tester, Profile Projector, Surface Roughness menggunakan tipe pencahayaan diascopic
Tester. illumination. Dimension benda kerja dapat diukur
1 Carbide Insert Navi langsung dari layar atau dibandingkan dengan
referensi standar perbesaran. Agar akurat, saat
pengukuran jangan mengubah sudut pandang
(perspektif) objek.
3 Profile Projector
Profile Projector adalah perangkat pengukuran 60°
optikal yang memperbesar permukaan objek
kerja dan diproyeksikan dalam skala linier/
6. Aturan keputusan Tolak Ho dan terima Dengan hasil uji beberapa kecepatan
H1 jika RUX² > 55,758. Jika tidak pemakanan berdasarkan perhitungan, maka
demikian terima Ho. kecepatan pemakanan yang sesuai adalah 240
7. Rasio Uji : mm/menit.
Perhitungan dilakukan dengan tabulasi
berikut: 4. KESIMPULAN
1. Dapat menentukan material untuk membuat
Tabel 3.3 Rasio Uji Draw Bar yaitu SCM 4.
Benda O E O-E (O-E)² (O-E)² / E² 2. Mendapatkan produk yang mendekati atau
1 1,84 1,84 0 0 -1,84 sama dengan produk kualitas aslinya yaitu
2 1,83 2,59 -0,76 0,58 -2,01
dengan hasil kekasaran pada part original
3 1,74 3,02 -1,28 1,64 -1,38 adalah 1.84 µm.
4 2,51 4,2 -1,69 2,86 -1,34
5 2,68 1,63 1,05 1,1 -0,53 Setelah melakukan analisis hasil penelitian,
6 2,41 1,11 1,3 1,69 0,58 yang mendekati kekasaran dari part original
7 3,15 0,7 2,45 6 5,3 adalah 1.90 µm dengan Parameter Pemotongan
8 2,9 1,98 0,92 0,85 -1,13 sebagai berikut:
9 2,85 0,68 2,17 4,71 4,03
10 4,17 4,29 -0,12 0,01 -4,28 Putaran spindle (n) = 2400 rpm
11 4,04 3,1 7,14 50,98 47,88 Kedalaman pemotongan (doc) = 0.2 mm
12 4,14 1,69 2,45 6 4,31 Kecepatan pengumpanan (F) = 240
13 1,6 1,61 -0,01 0 -1,61 mm/menit
14 1,77 3,18 -1,41 1,99 -1,19
15 1,42 1,01 0,41 0 -1,01
Dari penelitian didapatkan juga bahwa untuk
16 1,03 4,35 -3,32 11,02 6,67
mendapatkan hasil kekasaran yang lebih halus,
17 1,23 0,57 0,66 0 -0,57
maka kecepatan feed rate nya semakin rendah.
18 1,01 2,45 -1,39 17,25 14,8
Sebaliknya apabila kecepatan feed rate nya
19 0,67 2,03 -1,33 1,77 -0,26
semakin tinggi, maka hasilnya semakin kasar.
20 0,7 2,41 -1,71 2,92 0,51
21 0,68 1,51 -0,83 0 -1,51
Jumlah 134,98
134.98 134,98 39,61 DAFTAR PUSTAKA
Sumber: (Prinsip-Prinsip Statistik Untuk teknik 1. Donald R. Askeland. The Science And
Dan Sains, Harinaldi,2002,hal.201) Engineering Of Materials,Sixth Edition.
RUx² = X² test = Σ (O-E)² = 39.61 University Of California.
Pengambilan keputusan: 2. Harinaldi. Prinsip – Prinsip Statistik Untuk
Teknik Dan Sains.
Karena RUx₂< 55,758 maka Ho diterima.
Kesimpulannya adalah Persentasi nilai 2002. Ciracas. Jakarta.
kekasaran adalah sama dengan part original. 1. James F. Shackelford. Materials Science For
Kekasaran (Ra/µm) Engineers, Sixth Edition. 2000. University Of
Missouri.
2. James Madison. CNC Machining
Handsbook. Industrial Press Inc.
5. Steven R. Schmid, Manufacturing Engineering
And Technology, Prentice Hall International.
Ridwan
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Abstrak - Pembangkit listrik tenaga mikrohidro merupakan pembangkit listrik skala kecil yang
menggunakan air sebagai penggeraknya dan penggerak mula adalah turbin. Sistem pembangkit ini
sangat tepat digunakan di pedesaan karena sistem ini mudah dibuat, menghasilkan daya listrik yang
cukup besar dan biaya pembuatan yang lebih relatif murah. Atas dasar diatas maka perlu dirancang
suatu turbin yang mendukung sistem pembangkit ini, diantaranya adalah Turbin Aliran Silang. Untuk
merancang sebuah turbin air agar tidak terjadi kesalahan dalam perancangan (seperti hal-nya biaya
pembuatannya) maka dilakukan perancangan prototipenya.
Sebuah prototipe Turbin Aliran Silang dirancang dalam kegiatan tugas akhir ini dengan debit (Q) = 0,03
m3/s, head (H) = 2 m dengan efisiensi 0,80. Spesifikasi teknik utama dari hasil perancangan turbin
adalah diameter runner (D) = 0,195 m dengan putaran turbin 281,39 rpm daya keluaran efektif sebesar
470,4 W.
D1 0,345 0,195 M
2. Tinjauan
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan
Energi tersebut didapat dengan cara
digunakan secara luas untuk pembangkit
mengalirkan air dari suatu ketinggian dengan
tenaga listrik. Turbin air berperan untuk
laju aliran tertentu melalui suatu saluran yang
biasanya disebut dengan pipa pesat kesuatu Secara garis besar turbin air terdiri dari dua
unit turbin. Kecepatan dan tekanan air yang bagian utama, yaitu stator dan rotor. Rotor
yang terjadi akibat perbedaan ketinggian adalah bagian-bagian dari turbin yang bergerak
tersebut digunakan untuk memutar runner atau berputar seperti roda turbin, poros,
(roda turbin atau bagian turbin yang berputar), kopling, roda gaya, pulley dan bagian lainnya
runner tersebut mempunyai fungsi menerima yang dipasang pada poros atau roda turbin.
energi tekan dan kecepatan dari air. Energi Stator adalah bagian-bagian dari turbin air yang
yang diterima sudu-sudu, kemudian dirubah diam seperti saluran masuk, rumah-rumah,
menjadi energi mekanis dalam bentuk daya dan bantalan poros, sudu antar, saluran buang dan
putaran pada poros turbin. lain-lain, seperti yang diperlihatkan pada
gambar.
2.2 Kontruksi Dasar
Roda turbin (runner) adalah bagian utama Saluran buang untuk menyalurkan air yang
dari turbin air yang berfungsi untuk merubah keluar dari roda turbin ke pembuangan (tail
tenaga potensial dan tenaga kinetis aliran air race). Pada turbin aksi saluran buang ini berupa
menjadi tenaga mekanis yang berupa putaran ruang terbuka saja. Jadi dalam hal ini air keluar
poros. Runner ini terdiri dari bagian hub dimana dari roda turbin langsung jatuh ke pembuangan.
sejumlah sudu-sudu gerak dipasang pada Namun pada turbin-turbin reaksi saluran buang
sekelilingnya. Hub ini dipasang pada poros ini pada umumnya berupa tabung vakum (draft
dengan sebuah pasak memanjang dan mur tube). Tabung ini disamping berguna untuk
pengikat. Poros, kopling dan pulley adalah menyalurkan air buangan juga menambah
bagian dari rotor turbin air yang berfungsi untuk head dari instalasi sehingga meningkatkan
mentransmisikan daya, sedangkan roda gaya effisiensinya.
untuk meratakan putaran turbin.
Saluran masuk dan rumah turbin air adalah 2.3 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin Air
bagian utama dari stator turbin dimana sudu-
sudu antara atau nozzle dan bantalan poros Ada beberapa faktor yang mendasari
dipasangkan. Pada turbin-turbin reaksi seperti perencanaan dan pemilihan suatu turbin air.
turbin Kaplan dan turbin Francis, saluran masuk Faktor-faktor tersebut yang terutama antara lain
atau rumah-rumah berupa ruang pusaran adalah:
rumah siput (scroll casing) dimana sejumlah 1. Debit aliran air
sudu-sudu antar yang berfungsi untuk 2. Head atau tinggi air jatuh
mengatur atau mengarahkan aliran air
dipasang. Sedangkan pada turbin aksi, seperti 3. Kecepatan spesifik
turbin Pelton dan turbin Cross Flow saluran 4. Putaran turbin
masuk berupa nozzle yang dilengkapi dengan
5. Putaran pesawat yang digerakkan
tombak-tombak (spear) atau sudu antar yang
berguna untuk mengatur aliran air masuk roda 6. Posisi poros turbin
turbin. Pada turbin Propeller, rumah-rumah 7. Biaya pembangunan instalasi
turbin berupa suatu tabung lurus dua lapis yang
Dari sekian banyak faktor tersebut di atas,
antara keduanya dipasang sudu-sudu antar.
yang paling menentukan adalah debit dan head
aliran air. Ukuran atau dimensi turbin air sangat ini secara tidak langsung akan menentukan
tergantung kepada debit dan head air ini. Debit biaya pembuatan turbin air berikut
air yang besar pada head tertentu akan pembangkitnya, sperti pada gambar:
memerlukan turbin air ukuran besar,
sedangkan untuk head air yang besar pada
debit tertentu, dimensi turbin air cenderung
lebih kecil. Dengan demikian debit dan head air
Disamping itu debit dan head air ini beserta Seleksi awal dari jenis turbin yang cocok untuk
jumlah putaran pesawat yang digerakkannya suatu keperluan paling tepat dilakukan dengan
akan mempengaruhi juga dalam penentuan menggunakan Kecepatan spesifik (nS).
putaran turbin sekaligus kecepatan spesifiknya.
Sedangkan kecepatan spesifik itu sendiri akan
menentukan pula terhadap jenis turbin yang 2.4 Konsep Turbin Aliran Silang
digunakan. Demikian juga debit dan head air ini Salah satu jenis turbin aksi ini juga dikenal
akan menentukan juga posisi turbin, yang mana dengan nama Turbin Michell-Banki yang
turbin-turbin dengan debit air yang besar merupakan penemunya. Selain itu juga disebut
biasanya mempunyai poros vertikal. Turbin Osberger yang merupakan perusahaan
Ada beberapa faktor yang menentukan yang memproduksi turbin Cross Flow. Turbin
dalam pemilihan debit dan head air yang Cross Flow dapat dioperasikan pada debit 0,2
direncanakan untuk suatu pemilihan turbin. m3/s hingga 10 m3/s dan head antara 1 s/d 200
Penentuan pontensi sumber air dan keadaan m. Sebagai suatu turbin aliran radial atmosferik,
tanah atau topografi sekitar lokasi dan yang berarti bekerja pada tekanan atmosfir,
kapasitas listrik yang dibutuhkan, serta turbin aliran silang menghasilkan daya dengan
kemampuan dana yang diperlukan untuk mengkonversikan energi kecepatan pancaran
membangun instalasinya. Kita mengenal tinggi air. Meninjau karakteristik kecepatan
air jatuh total (gross head = H) dan tinggi jatuh spesifiknya, ia berada di antara turbin Pelton
air effektif (effective head = Hef). Head total ini dan turbin Francis aliran campur.
adalah perbedaan ketinggian antara Turbin aliran silang (Cross Flow) terdiri
permukaan antara head race dengan tail race, atas dua bagian utama, nosel dan runner. Dua
sedangkan effective head adalah tinggi jatuh air buah piringan sejajar disatukan pada lingkarnya
total dikurangi dengan kerugian tinggi tekan oleh sejumlah sudu membentuk konstruksi
akibat gesekan pada pipa pesat dan peralatan yang disebut runner. Nosel berpenampang
lainnya. persegi, mengeluarkan pancaran air ke selebar
runner dan masuknya dengan sudut 16o
terhadap garis singgung lingkar luar runner. memintas ruang kosong di antara bagian dalam
Bentuk pancaran adalah persegi, lebar dan rim, masuk ke sudu-sudu pada sisi dalam rim
tidak terlalu tebal. Air masuk ke sudu-sudu pada dan akhirnya keluar dari runner, seperti terlihat
rim runner, mengalir diatasnya, ke luar, pada gambar di bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan untuk penentuan poros 1. Alex Arte, Ueli Meier, SKAT, Seri
digunakan bahan baja ST 37. Dimana diameter Memanfaatkan Tenaga Air dalam Skala
poros didapatkan dari hasil perhitungan Kecil Buku 2, Pedoman Rekayasa Tenaga
sebesar 25 mm dengan panjang poros Air, Jakarta ,1991.
Abstrak - Sistem penyimpanan barang semakin berkembang pemakaiannya, terutama pada industri-
industri maju. Hal ini disebabkan semakin banyaknya jumlah permintaan akan barang-barang
kebutuhan baik industri maupun rumah tangga. Oleh karena itulah dikembangkan sistem penyimpanan
dan pengambilan barang secara otomatis yang biasa dikenal dengan AS/RS. Untuk merancang sistem
penyimpanan dan pengambilan barang tersebut, perlu terlebih dahulu memilih model sistem yang
digunakan. Dalam perancangan ini dipilih model Telescopic Shuttle, dengan pertimbangan lebih efisien
dari sisi pemakain ruang.Untuk merancang Telescopic Shuttle menggunakan bantuan software
Autodesk Inventor Professional 2015, yang kemudian dibandingkan dengan perhitungan manual
tegangan serta efek defleksi terjadi.
Abstract - Storage system usage is growing, especially in advanced industries. This is due to the
increasing number of requests for goods needs of both industry and households. Therefore developed
goods storage and retrieval system automatically commonly known as AS / RS. To design the storage
and retrieval systems such goods, it is necessary to first select a model system used. In the design of
the model choosen Telescopic Shuttle, with consideration more efficient in terms of usage space .For
designing Telescopic Shuttle are using assistance of Autodesk Inventor Professional 2015 software,
which was then compared to manual calculation stress and deflection effects occur.
3. ANALISIS
3.1. Mekanisme Rack Gear
Dari gambar terlihat bahwa teleskopis tersebut Dari gambar penampang tersebut didapatlah
bergerak memanjang ke arah sumbu x positif nilai inersia sebesar 4,78 x 10-8 m4. Selanjutnya
untuk menjangkau box dari rak dan bergerak mencari nilai momen untuk perhitungan
memanjang ke arah sumbu x negatif untuk tegangan berdasarkan diagram momen berikut.
meletakkan box ke belt conveyor. Untuk
peletakan telescopic shuttle diposisikan pada
tengah-tengah rangka agar pada saat kondisi
stand by strukturnya menjadi stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 14 Defleksi yang terjadi
1. Mesin Perkakas Produksi dan Otomasi
Balai Penelitian dan Pengkajian Teknologi,
Serpong.
2. Hibler,R.C., Mechanic of Material, 5th ed.,
Pearson Education, Inc., New Jersey,
2003.
3. Khurmi. (2009). Machine Design(ch-01).
4. Wiratmaja Puja, IGN.2007. BAHAN
KULIAH MS 2214 ELEMEN MESIN 1,LAB
PERNCANGAN MESIN DEPARTEMEN
TEKNIK MESIN ITB.
5. ASRS.(2010),website:http://www.innerspa
ceeng.com/asrs.
6. AS/RS.(2010),website:http://www.mhia.org
/industrygroups/as-rs
7. ASRS.(2010),website:http://www.rollhandli
ng.com/pictures/auto-roll-stor-syst/asrs.jpg
8. Automated Storage and Retrieval Systems
(ASRS).(2010),website:http://en.wikipedia.
org/wiki/Automated_Storage_and_Retrieva
Gambar 15 Defleksi pada penampang l_System
9. Automated Storage and Retrieval Systems.
4. KESIMPULAN (2010),website:http://www.answers.com/A
Berdasarkan solusi alternatif desain maka utomated-Storage-and-Retrieval-System
terpilihlah mekanisme teleskopis menggunakan 10. Automated Storage and Retrieval Systems
sistem rantai. Dari hasil perhitungan manual (ASRS).(2010),website:http://www.bastian
menggunakan rumus-rumus yang ada diban- solutions.com/products/automated-
dingkan dengan hasil perhitungan storage-and-retrieval-systems/default.asp
menggunakan AUTODESK INVENTOR 11. Automated Storage and Retrieval Systems.
Abstrak - Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah di dalam baterai dapat berlangsung
proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga
listrik menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang
dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel. Atau
aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan
digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan
komponen komponen kelistrikan lainnya. Didalam bateri mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda
positif dan negatif dalam bentuk plat. Plat-plat tersebut dibuat dari timah atau berasal dari timah. Karena
itu baterai tipe ini sering disebut baterai timah, Ruangan didalamnya dibagi menjadi beberapa sel
(biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan didalam masing masing sel terdapat beberapa elemen yang
terendam didalam elektrolit.
Abstract - Batteries or accumulators, or it could be accu is a power cell where it takes place in a
reversible electrochemical process (it can turn over) with a high efficiency. An electrochemical reversible
process is inside the battery can last the process of conversion of chemical into electrical power
(emptying), and otherwise of electric power into energy chemistry, re-charging by the regeneration of
the electrodes used, namely by passing electric in the direction (polarity) opposite in the cell. Or in a car
battery is used to store electrical energy in the form of chemical energy, which will be used to supply
(supply) system to the electric starter, ignition system, lights and other electrical components. Inside the
car battery contained sulfuric acid electrolyte, the positive and negative electrodes in the shape of the
plate. Plates are made of tin or tin comes from. Therefore batteries of this type are often called lead
batteries, inside the room is divided into several cells (usually 6 cell, for car batteries) and within each
cell there are some elements that are submerged in electrolyte.
kembali dengan cara regenerasi dari elektroda- pada ruangan kemudi, peralatan audio (tape
elektroda yang dipakai, yaitu dengan recorder), peralatan pengaman dan lain-lain.
melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) Jumlah tenaga listrik yang disimpan dalam
yang berlawanan di dalam sel. baterai dapat digunakan sebagai sumber
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk tenaga listrik tergantung pada kapasitas baterai
menyimpan energi listrik dalam bentuk energi dalam satuan amper jam (AH). Jika pada kotak
kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai baterai tertulis 12 volt 60 AH, berarti baterai
(menyediakan) listik ke sistem starter, sistem baterai tersebut mempunyai tegangan 12 volt
pengapian, lampu-lampu dan komponen dimana jika baterai tersebut digunakan selama
komponen kelistrikan lainnya. 1 jam dengan arus pemakaian 60 amper, maka
Umur baterai dipengaruhi oleh faktor kapasitas baterai tersebut setelah 1 jam akan
eksternal dan internal. Suhu yang ekstrim kosong (habis). Kapasitas baterai tersebut juga
sangat mempengaruhi umur baterai, karena dapat menjadi kosong setelah 2 jam jika arus
dapat merusak sel-sel pada baterai. pemakaian hanya 30 amper. Disini terlihat
bahwa lamanya pengosongan baterai
ditentukan oleh besarnya pemakaian arus listrik
2. LANDASAN TEORI dari baterai tersebut. Semakin besar arus yang
Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah digunakan, maka akan semakin cepat terjadi
sebuah sel listrik dimana di dalamnya pengosongan baterai, dan sebaliknya, semakin
berlangsung proses elektrokimia yang kecil arus yang digunakan, maka akan semakin
reversibel (dapat berbalikan) dengan lama pula baterai mengalami pengosongan.
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud Besarnya kapasitas baterai sangat ditentukan
dengan proses elektrokimia reversibel, adalah oleh luas permukaan plat atau banyaknya plat
di dalam baterai dapat berlangsung proses baterai. Jadi dengan bertambahnya luas plat
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik atau dengan bertambahnya jumlah plat baterai
(proses pengosongan), dan sebaliknya dari maka kapasitas baterai juga akan bertambah
tenaga listrik menjadi tenaga kimia, pengisian Sedangkan tegangan accu ditentukan oleh
kembali dengan cara regenerasi dari elektroda- jumlah daripada sel baterai, dimana satu sel
elektroda yang dipakai, yaitu dengan baterai biasanya dapat menghasilkan tegangan
melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) kira kira 2 sampai 2,1 volt. Tegangan listrik yang
yang berlawanan di dalam sel. terbentuk sama dengan jumlah tegangan listrik
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk tiap-tiap sel. Jika baterai mempunyai enam sel,
menyimpan energi listrik dalam bentuk energi maka tegangan baterai standar tersebut adalah
kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai 12 volt sampai 12,6 volt. Biasanya setiap sel
(menyediakan) listik ke sistem starter, sistem baterai ditandai dengan adanya satu lubang
pengapian, lampu-lampu dan komponen pada kotak accu bagian atas untuk mengisi
komponen kelistrikan lainnya. elektrolit aki.
Didalam bateria mobil terdapat elektrolit
asam sulfat, elektroda positif dan negatif dalam 3. METODOLOGI PENELITIAN
bentuk plat. Plat plat tersebut dibuat dari timah
atau berasal dari timah. Karena itu baterai tipe 3.1. Metodologi Penelitian
ini sering disebut baterai timah, Ruangan Dalam bagian ini dikemukakan antara lain
didalamnya dibagi menjadi beberapa sel populasi, sampel dan cara pemilihannya,
(biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan ukuran sampel, variabel dan instrumen yang
didalam masing masing sel terdapat beberapa akan digunakan. Jika menggunakan data
elemen yang terendam didalam elektrolit sekunder atau primer yang dikumpulkan oleh
peneliti lain atau lembaga tertentu, hal-hal
Pada mobil banyak terdapat komponen- tersebut juga dikemukakan banyak sekali
komponen kelistrikan yang digerakkan oleh metode yang digunakan, berdasar pengalaman
tenaga listrik. Diwaktu mesin mobil hidup sering digunakan metode analitis statistika,
komponen kelistrikan tersebut dapat yang merupakan perhitungan-perhitungan
digerakkan oleh tenaga listrik yang berasal dari matematis untuk melihat kecenderungan suatu
alternator dan baterai (aki), akan tetapi pada obyek penelitian. Ditinjau dari variabel yang
saat mesin mobil sudah mati, tenaga listrik yang diteliti dapat juga digunakan metode analisis
berasal dari alternator sudah tidak digunakan multivariat yang menghubung-hubungkan
lagi, dan hanya berasal dari baterai saja. proses antara berbagai variable
Contoh bentuk pemakaian energi listrik saat Untuk memecahkan masalah atau
mesin mobil dalam kondisi off (mati) adalah melakukan proses analisa terhadap
pada lampu parkir, lampu ruangan, indikator permasalahan pada kendaraan, penulis
BATTERY DEAD
Chemical compund attached
Element of cell is damage
on pole
Electrolyte spilled on pole Gassing/ deterioration Bad condition of road Heat engine temp. Approach
battery easily
Careless filling electrolyte to
battery
Over heat condition around
battery
Can loosen connection or
crack the case
Position of battery and engine
is close Alat ukur yang digunakan untuk
Pole Corrotion
Battery cell not function
Vibration
Over heat temperature
mengambil temperatur adalah termometer.
MATERIAL ENVIRONMENT
Termometer dimasukkan kedalam baterai
Gambar 3.1 Fish Bone melalui celah kecil untuk mengukur temperatur
baterai dan untuk mengukur temperatur
3.3. Testing Methode lingkungan termometer ditempelkan pada tiang
penyangga baterai. Kemudian data yang
BATTERY DEAD VALID BACK
terkumpul nantinya akan dijadikan landasan
TO
MATERIAL ENVIRONMENT
ENVIRONTMENT
EVIDENCE
Visual condition check is OK.
No loosen connector or crack in case.
Condition: AC ON.
: Outside temp. 28 -31 C
: Time 180 minutes
: Idle up to 980 rpm
: 11.00 ~ 14.00 WIB
: Tanjung Priuk area
Gambar 4.1 Termometer
Gambar 4.4 Condition Trial
Tempe
Waktu Temp. Battery Temp.
(Menit) Lingkungan °C (current cover)°C
0 32 27.5
15 66 30.8
30 71.3 36
45 72.3 40.7
Tabel 4.2 Trial menentukan Cover S/A
60 73.8 45 Battery
75 74 48.4 No. Sample Workability Reason
90 73.7 51.4 : Cover battery didn't fit to carrier
Cover battery can't down and come inside
Full urethane
105 73.4 54.1 carrier because of dimension of cover
didn't match with carrier.
120 73.6 56.8
135 73.2 59.5
150 73 61.4
165 72.5 63.5 1
Lower sheet
NG
Cover bottom
180 73 67 dimension is not
match with carrier
Lower and
cover are
combined
2 NG
Lower sheet
: No problem in workability
But lower sheet is PP
Full urethane
3 Folding NG
Lower sheet
possible to
Creep
Full urethane : No problem in workability Keenam isolator diatas lalu diinstall pada
But there is additional
process to combine double design baru, kemudian trial kembali dengan
tape and lower sheet metode dan kondisi yang sama seperti trial awal
dengan menggunakan current cover S/A
battery.
Material is
5 PP - GF 20 OK
4 5
3
Need additional
process : Attach
lower sheet using 1
double tape
6
Tabel 4.3 Thermal Conductivity isolator
Thermal Conductivity
No. Nama Gambar k
W/(m K)
5 Styrofoam 0.033
1 Polypropylene (PP) 0.249
2 PP GF-20 0.442
(Tl − Tb)
=
∆μPP ∆μi1
( + )
kPP ki1
(346K − 331.7K)
=
0.0025 m 0.006 m
( + )
0.249 W/(m. K) 0.029 W/(m. K)
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat (14.3K)
temperatur yang tercapai dari masing-masing =
(0.01 . / + 0.21 . / )
insulator yang digunakan setiap 15 menit sekali
(14.3K)
selama 3 jam. =
(0.22 . / )
4.2. Analisa
Dengan data-data tersebut dapat dicari heat = 65 /
transfer dari masing-masing cover battery.
Perhitungan di bawah ini menggunakan data = 0.065 /
temperatur dimenit ke 180, dengan rincian
sebagai berikut :
Cover Isolator 2. Perhitungan heat transfer dengan
menggunakan improve Cover S/A Battery
insulator 2
Tlingkun TBattery Tlingkungan = 73°C
= 346K
Tbattery = 61.8°C
= 334.8K
∆T = Tl - Tb
= 346K – 334.8K
= 11.2K
∆µPP = 0.0025 m
(Tl − Tb)
= kPP = 0.249 W/(m.K)
∆μPP ∆μi1
( + ) ∆µi2 = 0.006 m
kPP. ki1.
(Tl − Tb) ki2 = 0.048 W/(m.K)
=
1 ∆μPP ∆μi1 (Tl − Tb)
( + ) =
kPP ki1 ∆μPP ∆μi1
( + )
kPP ki1
Tlingkungan = 73°C
= 346K
Tbattery = 58°C
= 331K
∆T = Tl - Tb
= 346K – 331K
= 15K
∆µPP = 0.0025 m
kPP = 0.249 W/(m.K)
∆µi6 = 0.006 m
ki6 = 0.021 W/(m.K)
(Tl − Tb)
=
∆μPP ∆μi4
( + )
kPP ki4
(346K − 331K)
=
0.0025 m 0.006 m
( + )
0.249 W/(m. K) 0.021W/(m. K)
(15K)
=
(0.01 . / + 0.28 . / )
(15K) 5. KESIMPULAN
= Dari serangkaian trial dan analisa yang telah
(0.29 . / )
dilakukan, dapat diambil kesimpulan
= 51.72 / menentukan Cover S/A Battery sebagai berikut:
1. Dalam menentukan Cover S/A Battery yang
= . / akan digunakan maka harus diketahui
konduktivitas termal, tebal dinding,
temperatur battery, temperatur lingkungan
Dari data dan perhitungan dapat kita dan heat transfer per unit area.
kumpulkan dalam sebuah tabel dan grafik 2. Pemilihan Cover S/A Battery berdasarkan
berikut. temperatur battery yang paling rendah dan
heat transfer per unit area paling rendah.
Tabel 4.6 Hasil perhitungan
Adapun selisih antara temperatur
∆T ∆µ k Q/A lingkungan dengan temperatur baterai yaitu
K m W/(m.K) kW/m²
15°C dan heat transfer per meter persegi
Cover Battery
(insulaor 1)
14.3 0.006 0.029 0.065 yang paling rendah yaitu 0.051 kW/m².
Cover Battery 3. Dari Pemilihan Cover S/A Battery ini didapat
11.2 0.006 0.048 0.083
(insulaor 2) penambahan design pada cover bawah dan
Cover Battery cover samping.
11.5 0.006 0.045 0.082
(insulaor 3)
4. Adapun penambahan insulator pada cover
Cover Battery
(insulaor 4)
13.7 0.006 0.030 0.065 samping dengan insulator urethane foam.
Cover Battery
13.4 0.006 0.033 0.070
(insulaor 5) DAFTAR PUSTAKA
Cover Battery
(insulaor 6)
15.0 0.006 0.021 0.051 ASHRAE Fundamentals Hanbook (SI
Edition), 1997.
D Althhouse, Andrew; H Turnquist, Carl; F
Bracciano, Alfrod; "Modern Refrigeration
and Air Conditioning ",
The Goodheart Wilcox Company, South
Holland, 1982
http://www.solar-electric.com/deep-cycle-
battery-faq.html
http://www.matweb.com/search/DataSheet.
aspx?MatGUID=cb2de59622bd485393435
6bf44f61d45&ckck=1
Sigit Mahendro
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Mercubuana, Jakarta
Abstrak - Pada penelitian ini digunakan motor tipe 4 langkah merk Suzuki Shogun 125 cc dengan tahun
pembuatan 2010. Pengambilan data uji emisi gas buang dilakukan ketika motor sebelum dan sesudah
memakai elektroliser dengan berbagai campuran elektrolit. Data diambil berdasarkan perubahan
putaran mesin mulai dari 1000 rpm sampai 4000 rpm. Hasil tertinggi untuk CO terjadi pada RPM 4000
dengan campuran elektrolit aquades dan 1 ½ sendok makan KOH dengan nilai 1,04 %. Sedangkan CO
terendah terjadi pada RPM 3200 ketika motor tidak menggunakan elektroliser dengan nilai 0,07%.
Untuk HC tertinggi ada pada RPM 1000 ketika motor tidak menggunakan elektroliser dengan nilai 382
ppm. Sedangkan HC terendah terjadi pada RPM 4000 dengan campuran elektrolit aquades dan KOH
sebanyak ½ sendok makan sebanyak 20,33 %. Dimana nilai tertinggi CO2 adalah 8,2% ada pada 2
campuran elektrolit yaitu campuran pertama adalah elektrolit aquades dengan KOH sebanyak 1 sendok
makan dan campuran kedua adalah ketika motor menggunakan elektroliser dengan elektrolit hanya
aquades saja. Sedangkan untuk nilai CO2 terendah bernilai 4,1%. Berdasarkan pengambilan data-data
tersebut, nilai emisi gas buang pada sepeda motor ini masih ada dibawah standar KEPMEN LH
05/2006.
Kata kunci: Elektrolisis, emisi gas buang sepeda motor
Tabel 2.1 Tabel Kadar Emisi yang diijinkan berdasarkan jenis kendaraan.
Dalam penelitian ini emisi gas buang yang akan terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen
ditinjau sesuai dengan ketentuan pemerintah berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam
antara lain: ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu
a. CO (Carbon Monoksida) ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan
oksigen.
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas Karbon monoksida dihasilkan dari
yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon,
sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. larutan yang dapat menghasilkan arus listrik.
Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat Dalam penelitian ini elektrolit yang dipakai
kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. antara lain:
Karbon monoksida mudah terbakar dan a. Air Suling
menghasilkan lidah api berwarna biru, Air suling adalah air yang berasal dari proses
menghasilkan karbon dioksida. distilasi (penyulingan). Sifat air sulit dalam
elekrolit ini adalah sebagai pelarut. Air suling
a. HC (Hidro Carbon) dapat dimanfaatkan sebagai larutan elektrolit
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri untuk mengisi tabung elektroliser. Larutan ini
dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Sebagai akan dicampur sodium bikarbonat (KOH).
bahan pencemar udara, hidrokarbon dapat Volume air suling yang digunakan tergantung
berasal dari proses industri yang diemisikan ke pada volume tabung yang digunakan. Air
udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia mineral juga dapat digunakan sebagai
dari ozon. HC merupakan polutan primer karena pengganti air suling, namun hal ini akan
dilepas ke udara ambien secara langsung, membuat risiko rusaknya elektroda semakin
sedangkan oksidan fotokima merupakan polutan tinggi. Hal ini disebabkan kandungan logam dan
sekunder yang dihasilkan di atmosfir dari hasil mineral dalam air mineral masih cukup tinggi.[2]
reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer.
Kegiatan industri yang berpotensi b. KOH
menimbulkan cemaran dalam bentuk HC adalah Kalium Hidroksida, biasa disebut potas api
industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dengan rumus KOH. Nama lain Kalium
dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri Hidroksida yaitu Kaustik Kalium, Potash Alkali,
sebesar 10 % berupa HC. Potassia, Kalium Hidrat. KOH adalah senyawa
Sumber HC dapat pula berasal dari sarana kimia alkali kaustik yang mudah larut dalam air
transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik akan dan mudah terbakar. Zat ini cepat menyerap
menghasilkan HC. Pada umumnya pada pagi hari karbon dioksida dan air dari udara.
kadar HC di udara tinggi, namun pada siang hari
menurun. Sore hari kadar HC akan meningkat dan
kemudian menurun lagi pada malam hari. Sifat Fisik dan Kimia
amonia
2.2 Proses Elektrolisis Reaktivitas : Hidroskopis, menyerap
karbondioksida
Elektroda adalah konduktor yang digunakan Bentuk : Padat tetapi dapat
untuk bersentuhan dengan bagian atau media dibentuk menjadi butir,
non-logam dari sebuah sirkuit. Elektrolisis stick, gumpalan dan
merupakan proses kimia yang mengubah energi serpih.
listrik menjadi energi kimia. Komponen yang Warna : Tidak berwarna (putih)
terpenting dari proses elektrolisis ini adalah Bau : Tak Berbau
elektroda dan elektrolit. Pada elektrolisis, Ph : 13,5 (0,1 molar larutan)
katoda merupakan kutub negatif dan anoda Titik Lebur : 3600C (680F)
merupakan kutub positif. (Wikipedia, 2009) Titik Didih : 1.3200C (2408F) –
Elektroliser merupakan alat bebas energi 13240C
yang memanfaatkan air dan elektrolit dengan Massa molar : 56,1056 gr/mol
menggunakan prinsip elektrolisis. Densitas : 2,04 g/cm 3 pada 200C
Kelarutan : 121 gr/100 mL (250 C),
178 gr/100 mL(1000C)
2.2.1 Elektrolit dalam air
Larutan adalah yang antarzat penyusunnya Korosi : Dapat merusak logam
tidak memiliki bidang batas dan bersifat Tekanan Uap : 1.0 torr pd 7140 C
homogen di setiap bagian campuran. (13170 F)
Komponen larutan adalah pelarut dan zat (mm Hg) Berat Mol : 56,1047
terlarut. Elektrolit merupakan suatu zat yang Kelarutan : larut dalam alkohol, gliserol,
ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larut dalam meter, cairan
elektroliser, air (H2O) dipecah menjadi gas H2 2.2.2 Proses Reaksi Kimia
dan O2. Elektroliser menghasilkan hidrogen Dalam air murni pada katoda bermuatan
dengan cara mengalirkan arus listrik pada negatif, reaksi reduksi berlangsung, dengan
media air yang mengandung larutan elektrolit. elektron (e-) dari katoda yang diberikan
Medan magnet akan mengubah struktur atom kepada kation hidrogen untuk membentuk gas
hidrogen (H2) dan oksigen (O2) pada air dari hidrogen (reaksi setengah seimbang dengan
bentuk diatomik menjadi monoatomik. asam):
Tegangan listrik dihubungkan ke dua
buah elektroda atau dua buah plat (umumnya
terbuat dari beberapa logam inert seperti Reduksi di katoda: 2 H+(aq) + 2e – → H2(g)
platinum atau stainless steel) yang mana
dicelupkan kedalam air. Hidrogen akan Setengah reaksi yang sama juga dapat
muncul pada katoda (elektroda bermuatan diseimbangkan dengan basa seperti yang
negatif, dimana elektron masuk ke dalam air), tercantum di bawah ini. Tidak semua setengah
dan oksigen akan muncul pada anoda reaksi harus seimbang dengan asam atau
(elektroda bermuatan positif). Diasumsikan basa. Banyak, seperti oksidasi atau reduksi air
efisiensi faraday adalah ideal, jumlah yang tercantum di sini.Untuk menambah
hidrogen yang dihasilkan adalah 2 kali lipat setengah reaksi keduanya harus seimbang
dari jumlah mol dari oksigen dan keduanya dengan baik asam atau basa.
adalah sebanding dengan jumlah muatan
listrik yang dihantarkan oleh larutan. Namun
dalam banyak sel persaingan reaksi samping Katoda (reduksi): 2 H2O(l) + 2e– →H2(g) + 2
mendominasi, menghasilkan produk yang OH– (aq)
berbeda dan kurang dari efisiensi faraday
yang ideal.
Anode (oksidasi): 4 OH– (aq) →O2(g) + 2 H2O(l)
Elektrolisis air murni membutuhkan
+4e–
energi berlebih dalam bentuk overpotential
untuk mengatasi berbagai hambatan aktivasi.
Tanpa kelebihan energi, elektrolisis air murni Penggabungan kedua persamaan
terjadi sangat lambat atau tidak sama sekali. setengah reaksi menghasilkan decomposisi
Hal ini sebagian disebabkan oleh ionisasi air keseluruhan yang sama dari air menjadi
yang terbatas. Air murni memiliki oksigen dan hidrogen:
konduktivitas listrik sekitar sepersejuta dari
air laut. Banyak sel elektrolitik mungkin
kekurangan kebutuhan akan katalis. Efisiensi Reaksi keseluruhan: 2 H2O (l) →4 H+ (aq) + O2
dari elektrolisis meningkat melewati (g) + 4 e
penambahan dari elektrolit (seperti garam,
asam atau basa) dan penggunaan dari
Jumlah molekul hidrogen yang dihasilkan
elektrokatalis.
adalah dua kali jumlah molekul oksigen,
dengan asumsi suhu dan tekanan yang sama
untuk kedua gas. Gas hidrogen yang dihasilkan
adalah dua kali volume gas oksigen yang
dihasilkan. Jumlah elektron yang dilewatkan
melalui air adalah dua kali jumlah molekul
hidrogen dan empat kali dari jumlah molekul
oksigen yang dihasilkan.
Berdasarkan persamaan reaksi
tersebut, maka harga z untuk O2(g) adalah 4.
Dekomposisi air menjadi hidrogen dan oksigen
pada tekanan dan temperature standard secara
termodinamik tidak berlangsung spontan, hal ini
ditunjukkan oleh harga potensial reaksi
standard yang berharga negatif dan energi
bebas Gibbs yang positif. Proses tersebut
“mustahil”dapat berlangsung tanpa
penambahan suatu elektrolit dalam larutan dan
sejumlah energi listrik. Elektrolisis air murni
Gambar 2.1 Alat elektrolisis (electrolyzer) berlangsung sangat lambat. Untuk
piston bergerak dari TMB ke TMA disebut usaha (menghasilkan tenaga) diperlukan
langkah pembuangan.Gas hasil pembakaran empat langkah piston. Empat langkah piston
didorong oleh piston keluar silinder motor. berarti sama dengan dua kali putaran poros
Sehingga pada motor empat langkah proses engkol. Empat langkah piston ini akan
kerja motor untuk menghasilkan satu langkah dijelaskan seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.2 Prinsip Kerja Motor Otto 4 (Empat) Langkah (Arismunandar, 2005:8)
2.3.1 Langkah Hisap dalam silinder menjadi semakin tinggi. Gas
Arismunandar (2005:8) mengemukakan pembakaran mendorong piston bergerak ke
bahwa: Langkah hisap dimulai dari piston yang TMB, sementara katup hisap dan katup buang
bergerak dari TMA (titik mati atas) menuju ke dalam keadaan tertutup.
TMB (titik mati bawah). Katup hisap terbuka
sedangkan katup buang tertutup. Ketika piston 2.3.4 Langkah Buang
bergerak menuju TMB, menyebabkan ruang
silinder menjadi vakum, campuran udara dan Arismunandar (2005: 9) mengemukakan
bahan bakar terhisap kedalam silinder karena bahwa: Apabila piston telah mencapai TMB,
adanya tekanan udara diluar ruang silinder. katup buang terbuka sedangkan katup hisap
tetap tertutup. Piston bergerak kembali ke TMA
mendorong gas pembakaran keluar dari dalam
2.3.2 Langkah Kompresi silinder melalui saluran buang (ekhaus
Arismunandar (2005:8) mengemukakan manifold). Ketika torak mencapai TMA, akan
bahwa: Setelah mencapai TMB, piston mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah
bergerak kembali ke TMA, sementara katup berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol
hisap dan katup buang dalam keadaan tertutup. telah melakukan 2 putaran penuh dalam satu
Campuran bahan bakar dan udara yang siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1
terhisap sebelumnya terkurung di dalam langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah
silinder dan dimampatkan oleh piston yang usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar
bergerak ke TMA. Volume campuran bahan kerja dari pada engine empat langkah
bakar dan udara itu menjadi kecil dan karena itu
tekanan dan temperaturnya naik hingga 3. METODOLOGI PENELITIAN
campuran itu mudah sekali terbakar.
Penelitian dilakukan di Bengkel Otomotif Balai
Besar Latihan Kerja – Serang (BBLKI-Serang),
2.3.3 Langkah Kompresi dan sepeda motor yang akan digunaan pada
Arismunandar (2005: 9) mengemukakan penelitian adalah sepeda motor tipe 4 langkah
bahwa: Dalam langkah ini, engine Merk Suzuki Shogun 125 CC dengan tahun
menghasilkan tenaga untuk menggerakkan pembuatan 2010, untuk lebih jelas akan
kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai dituangkan dalam diagram alir dibawah ini:
TMA pada saat langkah kompresi, campuran
udara dan bahan bakar tersebut dibakar oleh
percikan bunga api dari busi, sehingga
terjadilah proses pembakaran yang
mengakibatkan tekanan dan temperatur gas di
Pengujian Elektroliser
Pengujian ini dilakukan untuk megetahui bahwa
elektroliser bekerja dengan baik. Selain itu
pada proses pengujian elektroliser ini sekaligus
dilakukan pengujian emisi gas buang dari hasil
elektrolisis yang terjadi. Adapun beberapa data
yang akan diambil antara lain:
1) Sebelum memakai electroliser,
2) Sesudah memakai electroliser dengan
kapasitas Elektrolit I = 500 ml Aquades
murni,
3) Sesudah memakai electroliser dengan
kapasitas Elektrolit II = 500 ml Aquades +
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ½ sendok makan KOH.
4) Sesudah memakai electroliser dengan
Adapun alat-alat yang digunakan untuk kapasitas Elektrolit III = 500 ml Aquades +
membuat elektroliser adalah: 1 sendok makan KOH.
5) Sesudah memakai electroliser dengan
1) Mesin bor.
kapasitas Elektrolit III = 500 ml Aquades +
2) Alat potong (gergaji, tang potong,
1 ½ sendok makan KOH.
gunting, pemotong kabel).
3) Kikir dan amplas.
4) Ballpoin, pengaris, dan jangka Pengujian ini dilakukan dengan parameter
sorong. putaran (rpm) pada motor dengan kombinasi
5) Obeng. perubahan pada 1000 rpm sampai dengan
6) Kunci 10 4000 rpm.
7) Kunci 14
8) Multitester,
9) Tang Ampere. Adapun prosedur pada pengujian ini antara
lain:
1 Buat rangkaian listrik seperti pada Gambar
Adapun bahan – bahan penunjang dalam
3.15
pembuatan elektroliser adalah:
2 Buatlah campuran elektrolit dengan
1) Tabung ketentuan yang sesuai dengan data yang
2) Stainless Steel Tube akan diambil
3) Mur , Baut, & Fitting Kabel 3 Nyalakan motor, lalu atur rpm motor
4) Lem Silikon dengan ketentuan – ketentuan data yang
5) Diode 4 kaki akan diambil
6) Selang L dan Selang Tahan Panas
7) Air Suling dan Gelas Ukur
Pengujian Emisi Gas Buang
8) Amperemeter
9) Gas Analyser Pengujian Emisi Gas Buang ini menggunakan
10) KOH alat yang bernama Automotive Emission
Analyzer (lihat Gambar 3.10). Adapun prosedur
yang harus dilakukan dalam pengujian Emisi
Dalam pembuatan elektroliser ini, peneliti Gas Buang ini adalah:
mengikuti arahan pembuatan dari sebuah blog
1 Memanaskan kendaraan yang akan di uji
internet,
emisinya.
http://scootermanado.blogspot.com/2008/12/tu
2 Menyiapkan Alat Uji emisi dengan
torial-membuat-tabung-hidrogen.html.
mengkalibrasi (zero calibration) dan
Pengujian ini dibagi menjadi 2, antara pengosongan tabung (Purging).
lain pertama Pengujian Elektroliser yaitu
3 Setelah siap (Stand by) masukkan probe ke Tabel 4.2 Data hasil pengujian menggunakan
knalpot sepeda motor. elektroliser dengan elektrolit hanya aquades
4 Sepeda motor diberikan variasi putaran saja
mesin dari putaran rendah ke tinggi. WAKT
5 Tekan Meas/enter Untuk memulai Arus CO HC CO₂
U
pengukuran. NO RPM
Amper
6 Menekan Hold untuk pembacaan. (s)
e
(%) (PPM) (%)
7 Setelah di dapat hasil pembacaan, tekan
esc. 1 1000 120 0,36 0,08 141,67 6,93
8 Keluarkan probe dari knalpot sepeda motor 2 1300 240 0,42 0,08 137,67 7,03
dan 3 1600 360 0,5 0,09 65,00 7,53
9 Tekan Purging untuk pengosongan tabung.
4 2000 480 0,52 0,12 46,67 7,73
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada 7 3600 840 1,3 0,39 40,33 8,30
sepeda motor merk Suzuki Shogun 125 CC 8 4000 960 1,4 0,55 32,67 7,20
tahun 2010 maka didapatkan hasil data dengan
memanfaatkan sistem kelistrikan yang
dihasilkan dari spull motor dan variasi dari Sama ketika sepeda motor tidak
putaran mesin. Adapun hasil – hasil menggunnakan elektroliser, dengan
pengukuran antara lain: bertambahnya putaran mesin maka CO & CO₂
ikut meningkat sedangkan HC semakin
berkurang.
Setelah diuji dengan RPM yang bervariasi
Pada percobaan ketiga setelah diuji
dengan tanpa menggunakan elektroliser, maka
dengan RPM yang bervariasi menggunakan
didapatkan data sesuai dengan Tabel 4.1.
elektroliser dengan elektrolit campuran
aquades dan KOH sebanyak ½ sendok makan,
Tabel 4.1 Data hasil pengujian rata-rata tanpa maka didapatkan data sesuai dengan Tabel
menggunakan elektroliser 4.3. Percobaan ketiga ini dapat kita lihat,
dengan bertambahnya putaran mesin maka CO
WAKTU CO HC CO₂
NO RPM & CO₂ ikut meningkat sedangkan HC semakin
(s) (%) (PPM) (%) berkurang.
1 1000 120 0,08 382,00 4,10
2 1300 240 0,09 248,00 4,10 Tabel 4.3 Data hasil pengujian menggunakan
elektroliser dengan campuran elektrolit
3 1600 360 0,09 119,00 4,60 aquades dan KOH ½ Sendok Makan
4 2000 480 0,09 58,67 5,20
WA
5 2400 600 0,08 22,67 6,30 Arus CO HC CO₂
KTU
NO RPM
6 3200 720 0,07 25,67 7,30
(s) Ampere (%) (PPM) (%)
7 3600 840 0,10 24,67 7,20
1 1000 120 1,86 0,10 108,67 6,60
8 4000 960 0,24 23,33 7,70
2 1300 240 1,91 0,11 55,67 6,73
Ketika sepeda motor tidak memakai 3 1600 360 1,96 0,15 36,33 7,20
elektroliser, dengan bertambahnya putaran
mesin maka kadar emisi CO dan CO2 ikut 4 2000 480 2,06 0,19 30,33 8,10
meningkat, sedangkan kadar emisi HC semakin
berkurang. 5 2400 600 2,17 0,22 31,00 7,50
Pada percobaan keempat setelah diuji dengan 4 2000 480 2,79 0,25 29,67 8,1
RPM yang bervariasi menggunakan elektroliser
dengan elektrolit campuran aquades dan KOH 5 2400 600 2,84 0,30 21,00 8
sebanyak 1 sendok makan, maka didapatkan
data sesuai dengan Tabel 4.4. Dengan acuan 6 3200 720 2,83 0,98 49,33 7,3
ketika sepeda motor tidak menggunnakan
7 3600 840 2,8 0,93 36,67 7,2
elektroliser, dengan bertambahnya putaran
mesin maka CO & CO₂ ikut meningkat 8 4000 960 2,82 1,04 35,00 7
sedangkan HC semakin berkurang.
Tabel 4.4 Data hasil pengujian menggunakan 4.1 Analisa Data Pengujian Emisi Gas
elektroliser dengan campuran elektrolit Buang
aquades dan KOH 1 Sendok Makan Berdasarkan data-data yang dihasilkan dari
pengujian emisi gas buang diatas, maka dapat
WAKT peneliti analisa data-data tersebut kedalam
Arus CO HC CO₂
U
sebuah grafik seperti dibawah ini:
NO RPM
Amp
(s) (%) (PPM) (%)
ere
dengan aquades ditambah elektrolit KOH analisis emisi gas buang untuk Carbon
sebanyak 1 ½ sendok makan. Dioksida (CO2). Pada Grafik 4.3 dapat kita lihat
dimana semakin tinggi RPM maka emisi gas
buang untuk CO2 semakin tinggi.
Grafik 4.2 Analisis Emisi Gas Buang untuk Grafik 4.3 Analisis Emisi Gas Buang untuk
Hidro Carbon (HC) Carbon Dioksida (CO2)
Kadar emisi untuk CO2 pun paling rendah
Berbeda hal dengan data pada Carbon berada pada putaran mesin 1000 rpm ketika
Monoksida (CO), untuk Hidro Carbon (HC) sepeda motor tidak menggunakan elektroliser
dapat kita lihat pada Grafik 4.2 yang merupakan yaitu sebesar 4,1 %n dan pada putaran yang
gambar analisis emisi gas buang untuk Hidro sama didapat kadar CO2 tertingginya adalah 7,1
Carbon (HC). Pada Grafik 4.2 kita dapat lihat % ketika sepeda motor menggunakan
dengan perubahan putaran mesin yang elektroliser dengan campuran aquades dan 1 ½
semakin tinggi, maka emisi gas buang untuk sendok makan KOH. Kadar emisi gas buang
HC semakin menurun. HC paling tinggi di hasilkan pada putaran mesin
Dapat kita lihat pada Grafik 4.2 rata – 3200 rpm ketika sepeda motor memakai
rata perubahan emisi gas buang untuk HC ini elektroliser yang diisi aquades saja. Pada
lebih baik ketika sepeda motor menggunakan putaran mesin yang sama kadar emisi terendah
elektroliser. Kadar emisi gas buang HC tertinggi terjadi ketika sepeda motor menggunakan
terjadi ketika putaran mesin 1000 rpm dengan elektroliser dengan campuran aquades dan 1 ½
nilai 382 ppm ketika sepeda motor tidak sendok makan.
menggunakan elektroliser, dimana kadar emisi
terendah pada putaran mesin yang sama terjadi 5. KESIMPULAN
ketika sepeda motor menggunakan elektroliser
dengan campuran aquades dan KOH sebanyak
½ sendok makan dengan kadar emisi sebesar Dari penelitian analisis Pengunaan Elektroliser
108,67 ppm. terhadap Emisi Gas Buang CO dan HC pada
Sedangkan kadar emisi HC terendah Sepeda Motor 4 Langkah Merk Suzuki Shogun
berada pada putaran mesin 4000 rpm dengan 125 CC Tahun Pembuatan 2010 maka peneliti
campuran aquades dan KOH sebanyak ½ dapat membuat kesimpulan berupa :
sendok makan sebesar 20,33 ppm, dimana nilai 1. Dari beberapa campuran elektrolit pada
tertinggi kadar emisi gas buang pada putaran penelitian, bahwa KOH hanya bekerja
mesin yang sama adalah 35 ppm ketika sepeda untuk mengurangi kadar emisi dari HC
motor menggunakan elektroliser dengan saja. Untuk kadar emisi gas buang CO dan
campuran aquades dan 1 ½ sendok makan CO2 kita lihat tidak berpengaruh, bahkan
KOH. kadar emisi gas buangnya melebihi acuan
Pada pembacaan emisi gas buang CO2 ini utama, yaitu ketika sepeda motor tidak
cenderung konstan, tapi dapat kita lihat memakai elektroliser. Nilai pengukuran CO
perbedaan pada Grafik 4.3 yang merupakan yang tinggi kemungkinan diakibatkan oleh
Septa Pamungkas
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Mercubuana, Jakarta
Abstrak -- Dalam hal perbaikan kendaraan mesin modern banyak sekali fenomena kendaraan lama
dikerjakan dibengkel karena permasalahan yang cukup komplek. Terkadang permasalahan belum tentu
terbaca langsung oleh scan tools sehingga diperlukan analisa lebih lanjut. Penelitian dilakukan dalam
upaya menemukan permasalahan yang tidak di deteksi oleh scan tools dan perlu analisa lebih lanjut.
Dalam periode 2013-2014 didapat 3 kendaraan yang mengalami masalah tetapi tidak menimbulkan
kode masalah yaitu Mercedes E 280 tahun 2008, BMW 745i tahun 2002 dan BMW 730 tahun 1996.
Ketiganya mempunyai permasalahan yang hampir sama yaitu ganguan pada putaran idle. Pada
Mercedes E 280 dianalisa menggunakan scan tools menunjukkan pengukuran laju massa udara 23,3
kg/h padahal pada kondisi mesin normal seharusnya 14,2 kg/h. Setelah di hitung hal ini menyebabkan
λ = 1,79 atau 79% lebih banyak, hal ini dikarenakan pengukur laju massa udaranya rusak. Pada mobil
BMW 745i dianalisa menggunakan gas anslyzer menunjukkan λ = 1,291 dan untuk BMW 730i λ = 1,192
yang disebabkan oleh kebocoran udara pada sistem pemasukan udara. Kesimpulannya beberapa
permasalahan yang terjadi dan tidak menunjukkan kode kesalahan adalah permasalahan yang
disebabkan karena pengukur laju massa udara dan kebocoran udara pada sistem pemasukan udara.
Permasalahan ini timbul karena ada koreksi yang di lakukan oleh ECM setelah mendapat masukan dari
oksigen sensor.
bahan bakar dan udara yang didistribusikan masuk dapat digunakan memasukkan campuran
keseluruh silinder sama dan membentuk bahan bakar udara lebih banyak.
perbandingan bahan bakar dan udara optimal,
kejadian di atas ini juga akan menguntungkan
aspek emission control dan kemampuan tenaga 6. Pembakaran lebih tepat dan sempurna
mesin. Sistem pengapian juga diatur oleh ECM, Sensor
mengirimkan beban mesin dan putaran mesin
untuk memberi informasi basic ignition timing
2. Perbandingan bahan bakar dan udara point.
diperoleh pada setiap rpm mesin
Dengan sistem bahan bakar injeksi, pengiriman
campuran bahan bakar dan udara akan Sistem Bahan Bakar Injeksi Elektronik
berlangsung terus menerus dengan tepat dan Sistem Kontrol Elektronik terdiri dari beberapa
pengiriman tersebut tidak tergantung pada sensor, yang mendeteksi beberapa kondisi mesin:
kecepatan putaran mesin dan beban. Inilah yang ECM berfungsi untuk mengkalkulasi volume
merupakan keuntungan dari aspek emission injeksi (lamanya injeksi) sesuai dengan signal-
control dan penghematan bahan bakar. signal (data) dari sensor-sensor dan aktuator-
aktuator, yang mengontrol injeksi bahan bakar
berdasarkan signal-signal ECM.
3. Respon yang baik sesuai dengan
perubahan throttle Sensor-sensor ini mendeteksi volume udara
Dengan menggunakan sistem bahan bakar masuk, beban mesin, temperatur udara dan
injeksi, masing-masing injektor dipasangkan pendingin, akselerasi/penurunan kecepatan
didekat silinder, dan bahan bakar ditekan dengan (decelaration), dan mengirimkan signal-signal ke
tekanan 2-3 kg/cm2 lebih tinggi dari tekanan ECM. Kemudian ECM menentukan lamanya
intake manifold dan karena bahan bakar injeksi injeksi yang tepat dan mengirimkan signal ke
melalui lubang kecil sehingga mudah membentuk injektor-injektor. Injektor-injektor menginjeksikan
kabut. Oleh karena itu, volume bahan bakar yang bahan bakar ke intake manifold sesuai dengan
diinjeksi secara serentak berubah dengan signal ini. Volume injeksi tergantung dari lamanya
perubahan volume udara masuk sesuai dengan signal ECM. Blok diagram dari electronic control
membukanya dan menutupnya throttle valve. system dapat dilihat dari gambar dibawah.
Singkatnya, respon yang baik sesuai dengan
perubahan posisi pedal akselerasi.
1. Membaca Kode kesalahan sistem bahan bakar dan udara, sampai dengan
Setiap komponen sensor dan actuator kondisi lingkungan bahan bakar yang digunakan.
mengirimkan signal ke ECU dan ECU akan Dalam evaluasi unjuk kerja mesin terdapat
meproses kembali sinal tersebut sebagai indikasi beberapa parameter utama yang perlu
bahwa komponen berjalan dengan baik. Apabila diperhatikan yang merupakan pengaruh dari
ada malfungsi dari komponen karena ada signal kondisi. Parameter unjuk kerja mesin tersebut
yang tidak sesuai, maka ECU akan mencatatnya diantaranya:
didalam ROM dan akan menyalakan lampu check 1. Torsi
engine, dan membuat kode kesalahan. Kode 2. Daya mesin efektif
kesalahan ini dapat di akses menggunakan scan 3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik
tools
Parameter Unjuk Kerja Mesin Dalam hal ini sfc menggunakan 0,45-0,60 lbm/hph
Pada motor bakar mempunyai unjuk kerja mesin (0,2041166 – 0,2721554 kg/hph). Menggunakan
yang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari faktor 0,45-0,50 lbm/hph apabila mesin tanpa turbo, dan
yang bersangkutan dengan spesifikasi motor menggunakan 0,6 lbm/hph apabila mesin dengan
bakar torak itu sendiri, seperti; volume silinder, turbocharger.
susunan silinder, panjang langkah torak (stroke), n: Jumlah injektor pada mesin
4.2.2 Hasil Pemeriksaan pada BMW 745i E65 N62 Perhitungan kemampuan maksimum injektor
tahun 2002 dengan kondisi mesin menyemprotkan bahan bakar berdasarkan rumus
bermasalah, menurut keluhan pelanggan 2.3 yaitu diketahui
yaitu : Ketika dingin mesin pincang, kalau W = 228 Hp pada putaran mesin 6000
sudah kurang lebih 10 menit, mesin normal. rpm
Pada mesin ini ketika diperiksa menggunakan Sfc = 0,45-0,5 lbs/Hp.h untuk mesin
scan tools tidak menunjukkan adanya kode normal 0,6 lbs/Hp.h untuk mesin dengan
kesalahan (fault code) dan ketika di baca data turbo
aktual tidak menunjukkan data. Sehingga n = 6 silinder
dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan gas M = 60%
analyzer Menurut percobaan dari graham bell, duty cycle
injektor (M) pada saat daya maksimum sekitar 60-
70%. Maka dapat dihitung kemampuan injektor
Tabel 6. Hasil Uji Emisi BMW 745i mengalirkan bahan bakar dalam 1 detik adalah
No Putaran CO HC CO2 O2 Λ ,
mesin % ppm % % mf =
.
1 600 rpm 0,17 323 4,0 6,34 >1,3 mf = 31,67 lbm/h
2 600 rpm 0,42 565 5,7 3,38 1,288 diketahui 1 lbm = 0,453 kg jadi
3 600 rpm 0,21 421 4,5 4,25 1,291
mf = 31,67 lbm/h x 0,453 = 14,36375 kg/h
Jadi kemampuan injektor dalam
4.2.3 Hasil Pemeriksaan pada BMW 730i E38 menyemprotkan bahan bakar pada tekanan
M60 tahun 1996 dengan kondisi mesin spesifikasi adalah 14,36375 kg/h = 3,98993 g/s.
bermasalah, menurut keluhan pelanggan
Apabila putaran mesin 612 rpm dengan lama
yaitu : Ketika dingin mesin pincang dan asap
penyemprotan bahan bakar setiap siklus kerja
knalpot pedih dimata. Dalam kasus ini
mesin adalah 0,0029 detik maka massa bahan
pemeriksaan langsung menggunakan gas
bakar yang disemprotkan adalah
analyzer
3,98993 g/s x 0,0029 = 0,01157 g
Berikutnya untuk mengetahui massa udara adalah
Tabel 7. Hasil Uji Emisi BMW 730i
mengetahui berapa banyak siklus per silinder
No Putaran CO HC CO2 O2 Λ yang terjadi pada mesin.
Mesin % Ppm % % /
N* = ,untuk mesin 4 langkah
1 600 rpm 1,687 1168 11,38 5,98 1,192
2 600 rpm 0,299 925 10,71 5,40 1,261 Jadi dengan putaran mesin 612 rpm jumlah siklus
3 600 rpm 0,296 756 10,78 5,43 1,273 per silindernya adalah
4 600 rpm 0,260 1380 9,79 7,28 1,373 N* = = 5.1 siklus 4 langkah dalam 1
detik.
4.3 Perhitungan Dan selanjutnya harus dicari berapa lama langkah
Perhitungan untuk kendaraan Mercedes E280 hisap yang dilakukan
tahun 2008 dengan kondisi mesin normal dan
t= = 0,196 s dalam 1 siklus 4 langkah
transmisi masuk gigi drive. .
Pada sistem injeksi bahan bakar elektronik t hisap = 0,196 s : 4 = 0,049 s
campuran udara dan bahan bakar diatur sekitar λ
seperti diketahui pengukuran laju massa udara
= 1, “ Manifold-injection gasoline engine develop
yang terukur dalah 14,2 kg/h maka harus dicari
their maximum power output at 5…15% air
banyaknya udara yang dihisap dalam 0,049 s
deficiency (λ = 0,95…0,85), and their lowest fuel
consumption at 10…20% excess air (λ = diketahui
1,1…1,2).” [4] . 1 h = 3600 s
Diketahui kendaraan Mercedes E 280 tahun
1kg = 1000 g
2008 pada putaran idle adalah 612 rpm dan
pengukuran laju massa udara menunjukkan 14,2 Maka (14,2 x 1000) : 3600 = 3,94 g/s
kg/h dan lamanya injeksi bahan bakar setiap Dan untuk 1 langkah hisap dapat dihitung
siklus adalah 0,0029 s maka dapat dicari
perbandingan campuran udara dan bahan bakar. 3,94 g/s x 0,049 s = 0,193355 g
Jadi perbandingan bahan bakar dan udara ECM. Setelah pengukur udara (Air Mass Sensor)
menurut rumus 2.4 dapat dihitung, yaitu diganti, mobil ini kembali normal
,
AFR = =
, ,
,
4.4 Analisa Hasil Uji Emisi Gas Buang
λ= = 1,14
, Pada sistem injeksi bahan bakar elektronik
Tabel 8. Hasil perhitungan λ dari mesin campuran udara dan bahan bakar diatur sekitar λ
mercedes E280 dengan kondisi normal = 1, “ Manifold-injection gasoline engine develop
No Putaran Laju Waktu
their maximum power output at 5…15% air
Mesin Udara Injeksi deficiency (λ = 0,95…0,85), and their lowest fuel
(rpm) (kg/h) (s) consumption at 10…20% excess air (λ =
Λ 1,1…1,2).” [4].
1 612 14,2 0,0029 1,14
Secara teoritis perbandingan udara dan bahan
2 620 14,3 0,0030 1.09 bakar adalah 14,7:1
3 612 14,2 0,0029 1.14
Dan dalam diagnosa dengan gas analyzer , perlu
4 620 14,2 0,0030 1.08 dengan bantuan pertanyaan yang meliputi :
a. Apa keluhannya
Tabel 9. Hasil perhitungan λ dari mesin b. Kejadian /pembacaan emisi pada putaran
mercedes E280 dengan kondisi bermasalah berapa
No Putaran Laju Waktu c. Kemungkinan komponen yang menyebabkan
Mesin Udara Injeksi kasus emisi
(rpm) (kg/h) (s) 4.4.1 BMW 745i
λ
Tabel 10. Hasil pengukuran emisi
1 614 23,3 0,0030 1,79
dibandingkan standart pada BMW 745i
2 620 24,2 0,0032 1,73
Pembacaan Standar Bermasalah Keterangan
3 614 23,3 0,0030 1,79
CO (%) 0,2 0,17-0,42 Relatif sama
4 620 24,2 0,0032 1,73
HC (ppm) 100 323 – 421 Naik
CO2 (%) 14,5 – 16 4,0 - 5,7 Turun
Jadi λ pada mesin bermasalah =1,79 atau 79 % O2 (%) 0,1 - 0,5 3,38 - 6,34 Naik
lebih banyak dari teoritis dan campuran sangat
Λ 1.0 1,291 - 1,300 Kurus
kurus. Hal ini akan dibaca oleh oksigen sensor
yang terdapat di saluran buang yang berfungsi λ= =
untuk membaca kadar oksigen yang terdapat
pada gas buang. Karena oksigen 80% lebih 1,291 = =
,
banyak maka informasi di kirimkan ke ECM dalam
bentuk tegangan. Selanjutnya ECM akan AFR = 1,2 x 14,7 = 18,98
mengkoreksi lamanya injeksi bahan bakar Pada mobil BMW 745i N62
menjadi lebih lama. Hanya saja koreksi ini dibatasi 1. Keluhanya adalah
untuk putaran idle adalah 0,001-0,003 detik Ketika dingin mesin pincang, kalau sudah
(didapat dari data aktual yang ditampilkan scan kurang lebih 10 menit, mesin normal.
tools Star Diagnose Mercedes). Apabila dilihat 2. Pemeriksaan dilakukan pada saat idle sesuai
lamanya injeksi bahan bakar pada mobil keluhan
Mercedes E280 yang bermasalah ini sudah 0,003 3. Kemungkinan komponen yang
detik. Jadi tidak mungkin ditambah 80% lebih menyebabkannya adalah :
lama menjadi sekitar 0,0054 detik. Hal ini yang Apabila dilihat dari kasus diatas terlihat λ lebih
menyebabkan putaran mesin pada saat idle dan dari 1,2 itu berarti campuran kurus
selektor pada posisi D bermasalah. Penyebabnya (kekurangan udara) dan ketika λ lebih dari 1,2
adalah input dari pengukur udara (Air Mass apabila dilihat dari grafik hubungan AFR maka
Sensor) yang salah. Karena dalam hal ini mesin a. CO akan cenderung sama atau turun
Mercedes E 280 sudah menggunakan sistem sedikit
injeksi elektronik tipe Motronic yang di buat oleh b. HC Cenderung naik
BOSCH dan menggunakan pengukur udara (Air c. CO2 akan mengecil
Mass Sensor) tipe hot film maka sudah tidak d. O2 akan naik
memungkinkan dilakukannya penyetelan baik
secara manual maupun dengan merubah program
Hal ini dapat disebabkan oleh kebocoran udara 1. Keluhan pada BMW 745i N62 adalah
pada saluran udara masuk . Dan hal ini tidak dapat Ketika dingin mesin pincang, dan asap knalpot
terdeteksi oleh ECU sehingga tidak dapat pedih dimata
menimbulkan kode kesalahan (fault code). 2. Pemeriksaan dilakukan pada saat idle sesuai
Pemeriksaan kebocoran udara dapat keluhan
dilakukan dengan menyemprotkan cairan carb 3. Kemungkinan komponen yang
cleaner yang ke setiap bagian sistem pemasukan. menyebabkannya adalah :
Apabila terdapat kebocoran ditandai dengan Apabila dilihat dari kasus diatas terlihat λ
penunjukan emisi akan mendekati normal (CO, sekitar 1,2 itu berarti campuran kurus
HC, CO2, O2, λ). (kekurangan udara) dan ketika λ sekitar 1,2
apabila dilihat dari grafik hubungan AFR maka
Pada BMW 745i kebocoran udara dikarenakan a. CO akan cenderung sama atau turun
lemahnya pegas pada Crankcase Venting System sedikit
yang berfungsi untuk ventilasi udara dari ruang b. HC Cenderung naik
poros engkol ke saluran masuk udara sehingga c. CO2 akan mengecil
terjadi penambahan udara palsu ke dalam sistem d. O2 akan naik
injeksi elektronik yang tidak di baca oleh pengukur Pada BMW 730i kebocoran terletak pada saluran
udara. Hasil pembakaran di baca oleh sensor masuk udara yang terbuat dari plastik. Secara
oksigen yang mengukur kadar oksigen dari emisi kasus mirip dengan mobil BMW 745i diatas, tetapi
gas buang dalam hal ini menunjukkan 80% lebih penyebab masalahnya berbeda.
banyak, sehingga ECM menerima dua informasi
yang berbeda yang menyebabkan permasalahan
terjadi 5.1 Kesimpulan
Abstrak -- (intisari) memuat inti permasalahan, metodologi pemecahannya dan hasil yang diperoleh.
Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, disertai kata kunci (keyword) di
bawahnya. Tulisan asli berupa softcopy yang dikirim penulis akan langsung dicetak sebagai isi
JURNAL TEKNIK MESIN apabila telah memenuhi panduan penulisan. Untuk menjamin keseragaman
dan kelancaran proses pencetakan, serta format tulisan maka dibuat panduan penulisan. Panduan
ini sebagai acuan yang diperlukan untuk penulisan dan pengiriman tulisan JURNAL TEKNIK
MESIN. Panduan ini ditulis sebagai format baku JURNAL TEKNIK MESIN dan untuk kemudahan
panduan dalam bentuk softcopy ini dapat langsung dijadikan template bagi penulis.
Abstract -- contains the core of the problem, the solution methodology and the results obtained. Abstract
written in Indonesian and English, accompanied by keywords (keywords) below. The original text in
the form of soft copy sent direct writer will be printed as JURNAL TEKNIK MESIN contents if it has
met the writing guide. To ensure uniformity and smoothness of the printing process, as well as the
format of the writing made the posting. This guide as a reference is required for the writing and delivery
of writings JURNAL TEKNIK MESIN This guide is written as a standard format for ease JURNAL
TEKNIK MESIN and guidelines in softcopy format can be directly used as a template for writers.