Anda di halaman 1dari 5

0290: Firdayani dkk.

KO-35

PENGEMBANGAN KANDIDAT SENYAWA OBAT TURUNAN


NAFTOKUINON SEBAGAI INHIBITOR VIRUS HEPATITIS B

Firdayani1∗ , Rilianawati1 , Susi Kusumaningrum1 , Mutia Hardhiyuna1 , Siska Andrina Kusumastuti1 ,


Asep Saepudin1 , Pertamawati1 , Hasan1 , Kara Fabiola1 , Harry Noviardi1 , Didin Mujahidin2 ,
Rukman Hertadi2 , dan Muhammad Ali Zulfikar2
1
Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Dep.Bid TAB - BPPT
Gedung II BPPT Lantai 15 Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta Pusat 10340
2
Departemen Kimia Institut teknologi Bandung
Jl. Ganeca 10 Bandung


e-Mail: firdayani@bppt.go.id, telp: (021) 3169505

Disajikan 29-30 Nop 2012

ABSTRAK
Usaha penemuan dan pengembangan obat baru pada umumnya bersifat coba-coba (trial and error) sehingga dibutuhkan
biaya yang besar dan waktu yang lama. Untuk itu perlu terobosan dan inovasi agar pengembangan dan penemuan obat tetap
layak secara ekonomi antara lain dengan melakukan penelitian sejumlah kecil senyawa yang terpilih sebagai penuntun dan mer-
ancangnya dengan lebih baik. Cara rasional yang dapat dilakukan antara lain melakukan pendekatan pengembangansenyawa
yang telah ada, yang sudah diketahui struktur molekul dan aktivitas biologisnya, kemudian dilakukan modifikasi molekul atau
mensintesis sejumlah turunannya. Dengan berkembangnya teknologi komputer, rancangan obat rasional mempunyai prospek
yang cerah dalam pencarian obat baru. Dalam penelitian ini senyawa yang digunakan sebagai senyawa penuntun adalah
turunan naftokuinon yang dari beberapa publikasi diketahui mempunyai aktivitas menghambat virus hepatitis B. Penelitian
diawali dengan melakukan simulasi docking dan dinamika molekul senyawa-senyawa turunan naftokuinon menggunakan pe-
modelan molekuler untuk memprediksi interaksinya dengan reseptor yang bertanggungjawab dalam pertumbuhan dan replikasi
VHB. Berdasarkan hasil simulasi, dipilih derivat yang potensial untuk selanjutkan dilakukan semisintesis guna mendapatkan
senyawa tersebut. Setelah dilakukan pemurnian dan konfirmasi struktur hasil sintesis, derivat-derivat tersebut diujikan aktivi-
tasnya membunuh atau menghambat replikasi VHB secara in vitro. Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisa hubungan
kuantitatif struktur aktivitasnya (HKSA) untuk memperoleh kepastian struktur senyawa terbaik sebagai kandidat senyawa
inhibitor virus hepatitis B baru dari derivat naftokuinon.

Kata Kunci: Kandidat obat, turunan naftokuinon, virus hepatitis B

I. PENDAHULUAN berkembang orang dewasa sangat berisiko tinggi untuk


Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global, terkena hepatitis B. Terlebih di negara miskin dengan
diperkirakan sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah endemis tinggi, hepatitis B cukup banyak ditemukan
terpapar virus hepatitis B (VHB). Angka prevalensi in- pada anak-anak. Oleh sebab itu, tingginya morbiditas
feksi VHB di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu melebihi dan mortalitas akibat hepatitis B, penyakit ini sangat
8% dan penularannya pada umumnya terjadi secara mengancam dunia.
vertikal (pada periode perinatal) dan horizontal (pada Prevalensi infeksi HBV berbeda-beda di seluruh
masa anak-anak) oleh karena itu risiko menjadi kronis dunia. Kategori daerah endemis terbagi menjadi ren-
cukup besar. Diperkirakan lebih dari 350 juta di an- dah, sedang, dan tinggi. Indonesia masuk dalam
taranya menjadi kronis yang berisiko tinggi meninggal kelompok prevalensi sedang sampai tinggi. Data Or-
dunia akibat penyakit hati kronis. Sekitar 75% pengi- ganisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan virus
dap hepatitis B kronis karier berada di Asia Pasifik. hepatitis B 50∼100 kali lebih menular daripada virus
Pada saat ini sekitar 1 juta kematian per tahun akibat yang menyerang sistem imunitas, HIV. Penularan-
penyakit hati berhubungan dengan VHB. Sirosis hati, nya terjadi lewat darah dan cairan tubuh.Kelompok
gagal hati, atau kanker hati dapat terjadi pada 15 ∼40% berisiko tinggi adalah anak yang dilahirkan oleh ibu
penderita dengan infeksi hepatitisB kronis. Di negara dengan virus HbsAg, virus penanda adanya hepatitis

Prosiding InSINas 2012


KO-36 0290: Firdayani dkk.

positif.[1] Telah diketahui bahwa senyawa yang terkandung


Tujuan utama pengobatan hepatitis B kronis adalah dalam produk alami mempunyai potensi untuk dikem-
untuk mengeliminasi atau menekan secara permanen bangkan sebagai obat. Dengan berkembangnya tek-
proses replikasi virus yang akan mengurangi pato- nologi komputer, rancangan obat rasional mempunyai
genitas serta infektivitas dan pada akhirnya dapat prospek yang cerah dalam pencarian obat baru. Dengan
menghentikan atau mengurangi keradangan hati se- bantuan program pemodelan dan dinamika molekul,
hingga progresivitas menjadi sirosis dan kanker hati da- dan telah diketahui sruktur molekul tiga dimensi enzim
pat dicegah. sebagai reseptor target, akan dapat diketahui cara kerja
Obat-obatan yang dipakai untuk hepatitis B kronis obat pada tingkat molekul dan peran berbagai keku-
ada dua pilihan.Pilihan pertama yaitu obat yang dapat atan sifat fisika dan kimia pada proses interaksi obat-
menekan replikasi virus sekaligus untuk memodulasi reseptor.[7]
sistem imun penderita, yang dikenal dengan nama in- Dalam riset terapan ini dipilih senyawa 1,4-
terferon. Yang sekarang dipakai adalah pegylated in- nafokuinon sebagai senyawa penuntun untuk dikem-
terferon yang memberikan hasil memuaskan. Keun- bangkan sebagai kandidat senyawa obat untuk infeksi
tungan obat ini dapat menekan replikasi virus dalam VHB. Berdasarkan literatur diketahui beberapa turunan
jumlah yang besar, lama pemakaian tertentu (6 bu- senyawa ini mempunyai aktivitas yang luas antara lain
lan sampai1 tahun), relatif aman, dan ditoleransi baik sebagai antikanker, antifungal, antibakteri dan antivi-
oleh pasien yang sudah mengalami sirosis khususnya ral. Crosby et al.(2011) menemukan bahwa derivat
yang masih terkompensasi. Namun harga obat ini naftokuinon yang berbentuk trimer mempunyai ak-
masih cukup mahal. Pilihan kedua adalah dari golon- tivitas antivirus hepatitis B dengan EC50 sebesar 0,009
gan analog nukleosida yang dapat menekan replikasi µM dan senyawa kecil monomernya juga menghambat
virus. Diantaranya adalah lamivudine, adefovir, ente- bahkan terhadap virus yang resistant terhadap analog
cavir dan masih dalam tahap ujicoba adalah telbivu- nukleosida golongan cytidine (3TC).[8]
dine dan tenofovir. Pemakaian obat-obat ini relatif lebih Berbagai macam kemungkinan turunan naftokuinon
lama (lebih dari 1 tahun) dan dapat terjadi resistensi hasil modifikasi digambar dan diprediksi kemungki-
virus hepatitis B terhadap obat tersebut, khususnya nannya sebagai inhibitor VHB secara in silico. Senyawa
lamivudine yang mencapai angka 70% setelah pemaka- naftokuinon dan turunannya ini kemudian disintesis
ian 5 tahun. dan diuji aktivitas penghambatannya secara in vitro ter-
Angka keberhasilan terapi hepatitis B kronis dengan hadap enzim glikohidrolase dan reverse-transkriptase
menggunakan obat-obatan golongan nukleosida yang serta terhadap kultur sel hati yang telah terinfeksi
kini beredar masih di bawah 20%. Hingga kini belum virus hepatitis B. Hasil pengujian selanjutnya dianalisa
dipasarkan obat dari golongan nonnukleosida. Dengan hubungan kuantitatif struktur dengan aktivitas untuk
demikian, masih diperlukan usaha dan penelitian un- melihat sifat kimia fisika yang berperan, substituen atau
tuk mencari dan menemukan obat baru untuk men- gugus yang memberikan aktivitas dan memprediksi
gatasi penyakit akibat virus hepatitis B ini. senyawa dengan struktur ”terbaik” sebagai kandidat
Usaha penemuan dan pengembangan obat baru senyawa antivirus hepatitis B turunan naftokuinon. De-
pada umumnya bersifat coba-coba (trial and error) ngan demikian kegiatan riset ini merupakan inovasi
sehingga dibutuhkan biaya yang besar dan waktu dalam penemuan obat dimana dilakukan kombinasi an-
yang lama. Untuk itu perlu terobosan dan ino- tara kegiatan komputasi dengan laboratorium. Dalam
vasi agar pengembangan dan penemuan obat tetap riset ini dikurangi faktor coba-coba untuk mendap-
layak secara ekonomi. Dalam upaya merancang dan atkan obat baru sebagai antivirus hepatitis B sehingga
mengembangkan obat baru untuk penyakit infeksi menghemat biaya dan waktu yang biasa diperlukan un-
VHB ini, langkah awal yang dilakukan antara lain de- tuk pengembangan obat.
ngan mengembangkan kandidat obat yang telah ada,
yang sudah diketahui struktur molekul dan aktivi-
TABEL 1: Afinitas ikatan ligan-reseptor hasil simulasi docking
tas biologisnya, untuk dijadikan sebagai senyawa pe-
nuntun atas dasar penalaran yang sistematik dan ra-
sional dengan mengurangi faktor coba-coba semini-
mal mungkin. Teknik-teknik komputasional yang di-
gunakan dalam desain obat berbasis struktur menjadi
teknik yang efisien untuk pengembangan dan optimasi
senyawa obat agar menghasilkan obat yang lebih poten.
Selain itu teknik ini dapat memberikan gambaran dan
prediksi yang lebih detail tentang mekanisme aksi
suatu obat dalam mengatasi suatu penyakit.

Prosiding InSINas 2012


0290: Firdayani dkk. KO-37

II. METODOLOGI
• Simulasi dengan pemodelan molekular senyawa-
senyawa derivat naftokuinon dalam berinteraksi
dengan reseptor target secara komputasi dilakukan
menggunakan program Autodock vina dan Am-
ber.
• Senyawa terpilih disintesis dalam beberapa tahap,
senyawa hasil sintesis dimurnikan dengan khro-
matografi atau rekristalisasi dan dianalisa sifat
fisikokimianya. Konfirmasi dan identifikasi struk-
tur senyawa hasil sintesis dengan metoda khro-
matografi dan spektrofotometri antara lain dengan
GS-MS, LC-MS, FTIR dan NMR.
• Pengujian aktivitas menghambat enzim gliko-
hidrolase dan reverse transcriptase dari G AMBAR 1: Pola interaksi 2HNDIG dengan protein HBx
naftokuinon dan derivatnya menggunakan
metode spektrometri.
• Analisis hubungan kuantitatif struktur - aktivitas
untuk mengetahui sifat fisikokimia yang berperan
dan mekanisme aksi dalam aktivitas menghambat
replikasi virus hepatitis B serta menentukan struk-
tur ideal turunan naftokuinon sebagai kandidat an-
tivirus.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Telah dilakukan simulasi docking dengan ligan
naftokuinon dan turunan-turunannya ke dalam
reseptor-reseptor target protein atau enzim yang
berperan dalam proses replikasi virus hepatitis B yaitu:
HBx, glikohidrolase dan reverse transcriptase. Hasil
simulasi docking ke dalam reseptor target antivirus
hepatitis B tertera pada TABEL 1.
Adapun pola interaksi antara senyawa 2HNDIG G AMBAR 2: Pola interaksi 2HNDIG dengan enzim glukohidrolase
dengan reseptor-reseptor tersebut dapat dilihat pada
G AMBAR 1, G AMBAR 2 dan G AMBAR 3.
Simulasi dinamika ligan 2HNDIG dalam enzim re- lain 2-hidroksi-3-bromo-1,4-naftokuinon yang dihasil-
verse transcriptase menunjukkan terjadinya pelemahan kan dari reaksi brominasi 2-hidroksi-1,4-naftokuinon.
ikatan yang diakibatkan respon reseptor. Untuk mengetahui hubungan kuantitatif struktur-
Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa interaksi aktivitas, dilakukan uji aktivitas penghambatan be-
ligan-reseptor terdiri dari tiga ikatan hidrogen (de- berapa senyawa turunan naftokuinon terhadap en-
ngan Lys350 dan Tyr336) dan interaksi hidrofobik de- zim yang berperan dalam replikasi virus mengguna-
ngan 3 residu asam amino (His96, Trp266, dan Lys353). kan metode spektrofotometri UV/visual. Pada peneli-
Sedangkan pola interaksi setelah simulasi dinamika tian ini, dilakukan uji penghambatan virus hepati-
molekul ditunjukkan pada G AMBAR 5. tis B terhadap enzim α dan β-glukosidase menggu-
Hasil simulasi dinamika menunjukkan pengurangan nakan senyawa turunan naftokuinon dengan metode
ikatan hidrogen dan penambahan jumlah residu-residu in vitro enzimatis. Uji ini didasarkan pada reaksi
yang berinteraksi hidrofobik. Pengurangan jumlah substrat enzim yang akan menghasilkan produk p-
ikatan hidrogen ini berperan dalam pelemahan inter- nitrophenyl. Produk ini akan menghasilkan warna
aksi ligan-reseptor. Senyawa terpilih selanjutnya disin- kekuningan yang kemudian diukur dengan spektro-
tesis dan dikonfirmasi strukturnya pada tiap-tiap tahap. fotometri dengan panjang gelombang 400nm. Sema-
Pada tahun pertama ini sintesis yang telah dilakukan kin bening suatu larutan maka semakin aktif sam-
belum sampai pada senyawa diharapkan, melainkan pel tersebut menghambat enzim α-glukosidase dan β-
baru diperoleh senyawa antara/ intermedietnya antara glukosidase.

Prosiding InSINas 2012


KO-38 0290: Firdayani dkk.

G AMBAR 3: Pola interaksi 2HNDIG dengan enzim reverse tran-


scriptase

G AMBAR 5: Pola interaksi senyawa 2HNDIG dengan reverse tran-


scriptase setelah simulasi dinamik

TABEL 2: Nilai IC50 senyawa turunan naftokuinon terhadap enzim


α- dan β-glukosidase

zim yang berperan dalam pembentukan amplop virus-


dan bertanggung jawab terhadap glikohidrolasi pro-
tein. Virus Hepatitis B merupakan salah satu virus be-
ramplop yang terdiri dari membran lipid yang diben-
G AMBAR 4: Pola interaksi senyawa 2HNDIG dengan reverse tran- tuk dari sel inang yang terinfeksi. Penghambatan en-
skriptase sebelum simulasi dinamika zim glikohidrolase dapat menghambat pembentukan
amplop virus hepatitis B sehingga replikasi virus men-
jadi tidak sempurna dan pada akhirnya virus akan mati.
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa turunan Dari data penghambatan enzim -glukosidase derivat
naftokuinon mempunyai potensi sebagai penghambat naftokuinon dilakukan analisis HKSA yang melibatkan
enzim yang terlibat dalam replikasi virus antara lain parameter-parameter fisika kimia yang diperoleh dari
α-glukosidase dan β-glukosidase. Enzim-enzim ini perhitungan teoritis. Data-data tersebut diolah dengan
merupakan penyusun enzim glikohidrolase, yaitu en- regresi linear dan non linear menggunakan program

Prosiding InSINas 2012


0290: Firdayani dkk. KO-39

SPSS sehingga didapat persamaan HKSA yang akan senyawa ini masih dalam tahap pengerjaan dan telah
mengetahui parameter yang mempunyai hubungan de- dihasilkan beberapa senyawa intermediet Sementara
ngan aktivitas. Beberapa persamaan diperoleh meli- itu, untuk mengetahui hubungan struktur naftokuinon
batkan sifat hidrofobik dan sterik dalam aktivitas an- dengan aktivitas antivirus telah dilakukan uji peng-
tikanker turunan naftokuinon adalah sebagai berikut: hambatan terhadap enzim alfa dan beta glukosidase de-
ngan metode spektrofotometri. Pada tahun berikutnya

1
 disarankan untuk melanjutkan sintesis hingga diper-
Log = 0, 03M R − 2, 61 (1) oleh senyawa yang diinginkan dan dilakukan optimasi
IC50
kondisi-kondisi prosesnya. Senyawa yang dihasilkan
R2 = 0, 497 F = 4, 946 s = 0, 546 selanjutnya diuji aktivitas inhibisi virus secara in vitro
 
1 menggunakan sel yang telah ditransfeksi plasmid DNA
Log = 0, 02M R − 1, 85 (2)
IC50 virus hepatitis B.
R2 = 0, 545 F = 5, 995 s = 0, 519 DAFTAR PUSTAKA
 
1
Log = −0, 58ClogP + 0, 01CM R − [1] World Health Organization, Hep-
IC50 atitis B. World Health Organiza-
2, 91 (3) tion Fact Sheet no. 2004. available at
R2 = 0, 797 F = 7, 830 s = 0, 389 http://who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en

1
 [2] Lafanchy D., Hepatitis B Virus epidemiology, dis-
Log = 0, 045logP 2 − 0.048logP − ease burden, treatment,and current and emerging
IC50
prevention and control measures, J. Viral Hepat.
1, 084 (4)
2004;11:97-107.
R2 = 0, 436 F = 1, 548 s = 0, 650 [3] Lok A.S., Chronic Hepatitis B. N. Engl. J. Med.
2002;346:1682-3.Hou J, Liu Z, Gu F. Epidemiology
  and Prevention of Hepatitis B Virus Infection, Int.
1 J. Med. Sci. 2005:2;50-57.
Log = −0, 079logP 2 −
LC50 [4] PPHI, Konsensus Penatalaksanaan Hepatitis B
0, 048logP − 1, 084 (5) Kronik, 2003.
2
R = 0, 436 F = 1, 548 s = 0, 650 − [5] Hernomo K., Perkembangan baru pengobatan
  hepatitis virus B, Simposium Perkembangan Mu-
1
Log = −0, 08ClogP 2 takhir di Bidang Gastro-hepatologi, Surabaya, 23
LC50 Oktober 1999.
0, 373ClogP − 2, 365 (6) [6] Hernomo K, Perkembangan baru dalam penata-
2 laksanaan hepatitis virus B dan C, Pekan ilmiah
R = 0, 677 F = 4, 189 s = 0, 490

1
 dalam Acara Peringatan 12 Tahun RS Pupuk
Log = 0, 031logP 2 + 0, 222logP + Kaltim, Bontang, Kaltim, 10 Agustus 2002. Dalam
LC50
website:http://www.pgh.or.id
0, 032M R − 3, 155 (7)
2
[7] Siswandono, B. Soekardjo, Kimia Medisinal 1, Air-
R = 0, 982 F = 55, 415 s = 0, 132 langga University Press, Surabaya
Berdasarkan hasil analisa hubungan kuantitatif [8] Crosby, et al., Antiviral agents 3. Discovery of a
struktur-aktivitas tersebut terlihat bahwa parameter novel small molecule non-nucleoside inhibitor oh
hidrofobik logP dan sterik M R mempunyai peranan Hepatitis B Virus (HBV), Bioorganic & Medicinal
dalam aktivitas inhibisi enzim α-glukosidase pada tu- Chemistry 21, 2011: 1644-1648
runan naftokuinon. Persamaan tersebut, terutama
P ERS . (7) yang memiliki parameter statistik optimal,
dapat digunakan untuk merancang struktur turunan
naftokuinon yang berpotensi antivirus dengan aktivitas
maksimal.

IV. KESIMPULAN
Desain struktur senyawa hasil simulasi docking
dan dinamika dalam reseptor target memberi me-
nunjukkan bahwa senyawa 2HNDIG memiliki potensi
menjadi kandidat obat turunan naftokuinon sebagai in-
hibitor virus hepatitis B. Hingga saat ini proses sintesis

Prosiding InSINas 2012

Anda mungkin juga menyukai