Lochea
Adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama
puerperium (Varney, 2007). Ada beberapa jenis lochea, yakni (Suherni, 2009).
Lochea Rubra ( Cruenta)
Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel- sel darah
desidua (Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan hamil), venix
caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam
noda dan sel-sel epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu
halus pada anak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin
cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban
berwarna hijau).
Lochea Sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-
7 pasca persalinan.
Lochea Serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
Lochea Alba
Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
Lochea Purulenta
Ini terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah berbau busuk.
Locheohosis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
Hipervolemia
Menurut Cunningham et al, (2010), hipervolemia yang diinduksi kehamilan
memiliki beberapa peran penting, yaitu :
Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan metabolik dari uterus yang
membesar dengan sistem vaskularisasi yang hipertrofi
Untuk menyediakan nutrisi yang banyak untuk mendukung pertumbuhan
pesat dari plasenta dan janin
Untuk melindungi ibu dan janin dari efek buruk akibat terganggunya aliran
balik vena pada posisi terlentang dan tegak
Untuk menjaga ibu dari efek buruk kehilangan darah saat melahirkan.
Konsentrasi Hb dan Hematokrit
Kondisi hipervolemia diakibatkan oleh peningkatan volume plasma darah dan
jumlah eritrosit dalam sirkulasi. Namun dikarenakan peningkatan eritrosit yang
jauh lebih rendah dibandingkan peningkatan volume plasma itu sendiri maka
terjadilah hemodilusi dan penurunan konsentrasi hb serta hematokrit. Kadar hb
yang awalnya sekitar 15 gr/dl turun menjadi 12,5 gr/dl, bahkan pada 6% ibu
hamil dapat turun sampai dibawah 11 gr/dl. Namun apabila konsentrasi hb
dibawah 11 gr/dl terus berlanjut dapat mengindikasikan kondisi yang abnormal
dan biasanya lebih sering berkaitan dengan defisiensi besi daripada
hipervolemia (Sulin, 2010).
Fungsi Imunologis
Respon imun memegang peranan penting dalam berbagai proses
reproduktif seperti menstruasi, pembuahan, kehamilan serta melahirkan. Jelas
sekali, selama kehamilan, ketika tubuh ibu harus menerima janin yang semi-
allogeneic, sistem imun sangat berperan penting. Janin semi-allogeneic dapat
bertahan tumbum pada tubuh ibu hamil karena interasi imunologis antara ibu
hamil dan janin ditekan (Cunningham et al, 2010)
Salah satu mekanisme yang terjadi adalah penekanan sel T helper (Th) 1
dan T sitotoksik (Tc) 1 yang menurunkan sekresi interleukin 2 (IL-2), interferon-γ
dan tumor necrosis factor (TNF-β). Ada juga bukti yang menyatakan bahwa
penekanan terhadap Th-1 merupakan syarat agar suatu kehamilan dapat terus
berlanjut (Cunningham et al, 2010).
Meskipun begitu, menurut Michimata et al, (2003) dalam Cunningham et
al, (2010), tidak semua komponen imun dalam tubuh ibu hamil ditekan atau
mengalami penurunan. Salah satu contoh, terjadi kenaikan dari sel Th-2 untuk
meningkatkan sekresi IL-4, IL-6, dan IL-13. Pada mukus serviks, kadar puncak
dari immunoglobulin A dan G (IgA dan IgG) lebih tinggi pada masa kehamilan.
Begitu juga dengan kadar IL-1β pada mukus serviks yang jumlahnya sepuluh kali
lebih besar pada ibu hamil (Cunningham et al, 2010).
Selama kehamilan, jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar 5.000 –
12.000/μl dan mencapai puncaknya saat persalinan dan masa nifas berkisar
14.000 – 16.000/μl meski penyebab peningkatan ini belum diketahui. Distribusi
tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester
ketiga terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit CD8 T dan secara
bersamaan terjadi penurunan limfosit dan monosit CD4 T (Sulin, 2009).
Dengan sistem imun yang ‘ditekan’ dalam kehamilan, suatu hal yang
wajar jika ibu hamil menjadi rentan terhadap infeksi. Namun untuk menegakkan
kondisi infeksi pada ibu hamil dapat menjadi lebih sulit karena banyak
pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosa inflamasi tidak dapat
dipercayai hasilnya pada saat kehamilan. Contohnya kadar leukocyte alkaline
phosphatase yang digunakan untuk mengevaluasi kelainan myeloproliferatif
mengalami kenaikan diawal masa kehamilan. Konsentrasi dari penanda
inflamasi akut seperti C-reactive protein (CRP) dan Laju Endap Darah (LED) juga
akan meningkat karena peningkatan plasma globulin dan fibrinogen. Faktor
komplemen C3 dan C4 juga secara signifikan meningkat selama trimester dua
dan tiga kehamilan (Cunningham et al, 2010).
Koagulasi dan Fibrinolisis
Kondisi kehamilan juga berpengaruh pada koagulasi dan fibrinolisis. Pada
ibu hamil terjadi perubahan keseimbangan koagulasi intravaskular dan fibrinolisis
sehingga menginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi (Sulin, 2010). Faktor-faktor
prokoagulasi meningkat pada akhir dari trimester satu, kecuali faktor XI dan XII.
Contohnya faktor VII, VIII dan IX seluruhnya meningkat dan kadar fibrinogen
plasma menjadi dua kali lipat sedangkan antitrombin III, inhibitor koagulasi
menurun jumlahnya. Protein C, yang menginaktivasi faktor V dan VIII,
kemungkinan tidak berubah selama kehamilan tapi konsentrasi protein S, salah
satu kofaktornya, menurun selama trimester satu dan dua. Sekitar 5-10% dari
total fibrinogen yang berada dalam sirkulasi dikonsumsi selama pelepasan
plasenta. Hal ini yang menyebabkan thromboembolism sebagai salah satu
penyebab utama kematian pada ibu hamil di Amerika Serikat (Pipkin, 2007).
Aktifitas plasma fibrinolitik menurun selama kehamilan dan persalinan namun
kembali ke kondisi normal dalam satu jam setelah kelahiran plasenta yang
menunjukkan bahwa kontrol dari fibrinolisis selama kehamilan dipengaruhi oleh
mediator-mediator dari plasenta (Pipkin, 2007).
Kehamilan normal juga mengakibatkan perubahan kadar platelet. Menurut
Cunningham et al, (2010), ditemukan kadar platelet yang sedikit lebih rendah
selama kehamilan yaitu sekitar 213.000/L dibandingkan 250.000/L pada
perempuan yang tidak hamil. Penurunan kadar platelet ini sebagian diakibatkan
oleh efek dari hemodilusi.
7.Sulin D., 2009. Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil, dalam
: Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
8.Pipkin, F.B. 2007. Risk factors for preeclampsia. New England Journal of
Medicine.