Anda di halaman 1dari 10

Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

KAJIAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-


PULAU KECIL DI KABUPATEN KAIMANA, PAPUA BARAT

Vita Elysia
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebun Jeruk, Jakarta 11510
vitaelysia@yahoo.com

Abstrak
Sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan salah satu sumberdaya
yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan dapat dijadikan sebagai
penggerak utama perekonomian nasional. Hal ini didasari pada kenyataan
bahwa pertama, Indonesia memiliki potensi sumberdaya pesisir dan pulau-
pulau kecil yang tinggi dengan karakteristik wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil yang beraneka ragam. Kedua, sebagian besar kegiatan industri pada
kabupaten/kota berada di wilayah pesisir. Ketiga, kegiatan industri di
wilayah pesisir memiliki keterkaitan (backward and forward linkage) yang
kuat dengan industri-industri lainnya. Keempat, wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil merupakan basis sumberdaya lokal bagi industri perikanan atau
dikenal dengan istilah resources-based industries dan Kelima, wilayah pesisir
di Indonesia memiliki keunggulan (comparative advantage) yang tinggi
sebagaimana dicerminkan dari potensi sumberdaya ikannya. Kabupaten
Kaimana memiliki wilayah lautan yang luas dan terhampar di sebelah selatan
wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Laut Arafura. Selain memiliki
wilayah daratan utama di Papua, Kabupaten Kaimana juga memiliki pulau-
pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayahnya dengan jumlah 425 pulau
kecil dan 1 pulau daratan Papua (Berdasarkan Hasil analisis Data GIS BIG,
Tahun 2013) dengan 7 pulau yang berpenghuni dan 418 pulau yang tidak
berpenghuni. Kehidupan masyarakat di Kabupaten Kaimana erat kaitannya
dengan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan yang ada. Mengingat
besarnya potensi sumberdaya pesisir dan kelautan di Kabupaten Kaimana,
maka perlu dikaji lebih dalam sejauh mana pola pemanfaatan sumberdaya
pesisir dan kelautannya.

Kata kunci: pesisir, kelautan, pulau-pulau kecil

Pendahuluan wilayah di Indonesia yang sebenarnya


Wilayah pesisir dan pulau-pulau memiliki potensi pesisir dan kelautan yang
kecil sesungguhnya merupakan wilayah besar. Kabupaten Kaimana memiliki
yang memiliki potensi yang sangat tinggi wilayah lautan yang luas dan terhampar di
untuk dikembangkan, oleh karena itu sebelah selatan wilayahnya yang berbatasan
dalam pengelolaan sumberdaya kelautan langsung dengan Laut Arafura. Selain
dan perikanan kawasan pesisir dan laut memiliki wilayah daratan utama di Papua,
perlu direncanakan dengan cermat dan Kabupaten Kaimana juga memiliki pulau-
sesuai dengan karakteristik wilayahnya. pulau kecil yang tersebar di seluruh
Kabupaten Kaimana adalah wilayahnya dengan jumlah 425 pulau kecil
kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten dan 1 pulau daratan Papua dengan 7 pulau
Fak-Fak terletak di bagian Selatan Kepala yang berpenghuni dan 418 pulau yang tidak
Burung Pulau Papua adalah salah satu berpenghuni. Secara keseluruhan, panjang

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 334


Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

garis pantai Kabupaten Kaimana adalah Jenis Data yang dibutuhkan


1.782,58 km, dengan panjang garis pantai a. Data Spasial Dasar
daratan utama 1.157,58 km, dan panjang 1. Terestrial yang mencakup Data Tanah
garis pantai pulau-pulau di Kaimana dan topografi
sepanjang 625 km. 2. Bathimetri
Dengan kondisi wilayah yang 3. Peta batimetri adalah peta yang
sebagian besar terdiri dari kawasan pesisir memberi informasi mengenai
dan pulau-pulau kecil tersebut, maka kedalaman laut, baik mengenai
pendekatan pemanfaatan ruangnya pun ukuran tentang elevasi berdasarkan
membutuhkan pengkajian lebih lanjut agar kondisi dan topografi dasar laut.
dapat ditentukan pola pemanfaatan yang b. Data Spasial dan Non Spasial Tematik
paling optimal. Perlu disadari bahwa Sifat Data Spasial dan Non Spasial Tematik
permasalahan di wilayah pesisir jauh lebih yang dibutuhkan antara lain:
kompleks dibandingkan dengan wilayah 1. Geologi dan Geomorfologi
darat, oleh karena sumberdaya di wilayah 2. Oseanografi
ini sangat dinamis dan sangat dipengaruhi 3. Penggunaan Lahan, Status Lahan dan
faktor eksternal wilayah pesisir itu sendiri, Rencana Tata Ruang Wilayah
oleh sebab itu wilayah pesisir sering kali 4. Pemanfaatan Wilayah Laut
luput dari domain perencanaan dan 5. Sumberdaya Air
pengelolaan pembangunan selama ini. 6. Ekosistem Pesisir dan Sumberdaya
Ikan
Tujuan 7. Infrastruktur
1. Mengidentifikasi kondisi eksisting di 8. Sosial dan Budaya
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil 9. Ekonomi Wilayah
di Kabupaten Kaimana 10. Risiko Bencana
2. Mengidentifikasi potensi dan
permasalahan di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil di Kabupaten Metode Inventarisasi Data Dan Informasi
Kaimana ‘Data’ adalah keterangan objektif
3. Menganalisis pola pemanfaatan dan tentang suatu fakta baik dalam bentuk
pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual
kecil di Kabupaten Kaimana (images) yang diperoleh baik melalui
observasi langsung maupun dari yang sudah
Metode Penelitian terkumpul dalam bentuk cetakan atau
Pengumpulan Data perangkat penyimpan lainnya. ‘Informasi’
Pengumpulan data dimaksudkan adalah adalah data yang sudah terolah yang
untuk memperoleh gambaran awal tentang digunakan untuk mendapatkan interpretasi
isu, permasalahan, potensi, pemanfaatan tentang suatu fakta. Pengumpulan dan
ruang, dan pemanfaatan sumberdaya laut, pengolahan data dan informasi ditempuh
pesisir dan pulau-pulau kecil di lokasi melalui upaya-upaya sebagai berikut:
penelitian. Ketersediaan data harus 1. Survey Instansional, guna
memenuhi persyaratan secara kualitas memperoleh data dan informasi
maupun kuantitas. Apabila ketersediaan sekun-der sesuai kebutuhan analisa.
data belum memenuhi persyaratan kualitas Adapun lingkup jenis dan uraian data
dan kuantitas diatas maka perlu dilakukan dan informasi yang di butuhkan
survei lapangan. adalah sebagai berikut.
2. Ground Check/Pemantauan
Lapangan, yakni observasi langsung

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 335


Kajian Pengelolaan
P Wila
layah Pesisir dan Pulau-Pulau Keecil di Kabupatenn Kaimana, Papuua Barat

terhadaap spot-spot lokasi sesuai hasil • Pengangkatan


P n massa air (up-welling))
fikasi rona awal lingku
identifi ungan dan
d pertemu an dua masssa air yangg
serta informasi yangy berkem mbang berbeda
b (sea ffront).
yang diperoleh dari d stakeho olders
setemppat; Hasil intterpretasi ciitra tersebutt
3. Kompiilasi Data dan n Informasi, yakni dituanngkan dalam m bentuk ppeta tematik,,
verifik
kasi, enumeraasi dan peny yajian sehinggga dapat diperkirakkan tingkatt
data daan informasi baik dalam format
fo kesubburan suatu lokasi peerairan atauu
narasi, tabulasi dan visualisasi. kesesu uaian kondissi perairan deengan habitatt
yang disukai geroombolan (schhoaling) ikann
AAnalisis Poteensi Budiday ya Perikanan n dan dalam
m bentuk dafftar titik kooordinat (bujurr
KKelautan dan liintang).
PPerikanan Tangkap
T Berdasarkaan peta tersebbut kemudiann
Penen ntuan daerah penangkapan n ikan dibuaat regulasi p engusahaan penangkapann
mmenggunakan n metode anaalisis data ind
deraja ikan yang melipputi tata ruaang, nurseryy
ddilakukan den ngan memanffaatkan citra satelit
s grounnd, waktu peenangkapan ddan jenis alatt
yyang dihaasilkan terh
hadap bebberapa tangk
kap dan bobott kapal.
pparameter fissika kimia dan n biologi perrairan, Metode hidroakustik merupakann
seperti : suatu usaha untuuk memperoleh informasii
• Vegetasii mangrove, tentan
ng obyek di bawah air dengan caraa
• Suhu peermukaan lau ut (SPL) dan n arus pemancaran geelombang suara dann
permukaaan laut, memp pelajari echo yang dipantuulkan. Dalamm
• Konsenttrasi klorofil dan produkttivitas pendeeteksian ikkan digunakkan sistem m
primer aira laut, hidroaakustik yanng memancaarkan sinyall
• Kedalam man air, akustiik secara verrtikal, biasa disebut echoo
• Terumbu u karang, pad
dang lamun, muara
m soundder atau fish ffinder.
sungai, Dalam peenentuan kesseuaian yangg
• Angin dii permukaan laut,l dan sudahh dijabarkan diatas, makka disusunlahh
proses overlay uuntuk tiap kkategori yangg
tergammbar sebagai berikut:

BBudidaya Aiir Laut (KJAA dan Rumpu ut) kriteria yaitu; Keedalaman perrairan, Dasarr
Dalamm penentuan kawasan bud
didaya perairran, Kecepaatan arus, Kecerahan,,
aair laut untu
uk Keramba Jaring
J Apungg dan Saliniitas, Sumber bbenih dan pakkan
RRumput Laaut menggu unakan beb berapa
Forum Ilmiah Volume
V 11 Nomorr 3, September 20014 336
Kajian Pengelolaan
P Wila
layah Pesisir dan Pulau-Pulau Keecil di Kabupatenn Kaimana, Papuua Barat

Oksig
gen terlaru ut dan lim mbah, proses overlay uuntuk tiap kkategori yangg
pprasarana daan sarana. Keamanan lokasil tergam
mbar dalam pproses yang diilustrasikann
Suhu Konsenntrasi Ion Hidrrogen (pH). beriku
ut:
Dalam
m penentuan n keseuaian yang
sudah dijabaarkan diatas, maka disusunlah

BBudidaya Tiiram Mutiara a Keceppatan arus, Suuhu (oC), Sallinitas (o/oo),


Dalam m penentuan kawasan bud didaya Materrial dasar peraairan, dan Phh.
KKelautan untu uk tiram muttiara menggun nakan Dalam peenentuan kesseuaian yangg
bbeberapa kriteria yaitu: Terlindung dari sudahh dijabarkan diatas, makka disusunlahh
ppengaruh anggin musim, Kedalaman
K perrairan proses overlay uuntuk tiap kkategori yangg
(m), Klorofill perairan, Keekeruhan perrairan, tergam
mbar dalam pproses yang diilustrasikann
beriku
ut:

AAnalisis Pottensi Ekosisstem Pesisir dan kap di Kabbupaten Kaim


tangk mana masihh
Sumberdaya a Ikan rendaah yaitu hanyya 6.197 tonn pada tahunn
Poten
nsi sumberd daya pesisir dan 2010.. Produksi ini masih jauh darii
kkelautan Kaabupaten Kaimana
K berupa nsi perikanann laut di laut Arafura,
poten
pperikanan, hutan mangrove, dan jasa sebaggai bagian wilayah tangkapann
kkelautan yaang sangat potensial untuk u Kabup paten Kaimmana, yang cukup besar,,
ppengembangaan kegiatan n perikanan dan yaitu untuk ikann pelagis bbesar (50,866
jjasa transpoortasi. Produ
uktivitas perik
kanan ribu ton/tahun), pelagis kkecil (468,666

Forum Ilmiah Volume


V 11 Nomorr 3, September 20014 337
Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

ribu ton), ikan demersal (202,34 ribu Arafura se ara optimal akan dapat
ton/tahun), ikan karang konsumsi (3,10 ribu memberikan manfaat bagi pengembangan
ton/tahun), udang penaid (43,10 ribu Kabupaten Kaimana untuk meningkatkan
ton/tahun), udang lobster (0,10 ribu kesejahteraan masyarakatnya. Data sumber-
ton/tahun), cumi-cumi (3,39 ribu daya perikanan sebagaimana ada dalam
ton/tahun) atau totalnya mencapai 771,55 Tabel berikut adalah merupakan data
ribu ton/tahun. potensi perikanan yang ada di Indonesia.
Potensi ini merupakan modal besar Setelah survai tersebut belum dilakukan lagi
bagi pengembangan kegiatan perikanan di pendugaan stok ikan yang ada.
Kabupaten Kaimana yang dapat
mendukung pengembangan ekonomi Analisis Daya Dukung Wilayah
wilayah terutama dalam peningkatan Dalam pengelolaan sumberdaya
pertumbuhan penyediaan lapangan kerja, perikanan terbaru, Kementerian Kelautan
sumber pendapatan bagi nelayan/petani dan Perikanan membagi wilayah laut
ikan, sumber protein hewani yang bernilai Indonesia menjadi beberapa WPP (wilayah
gizi tinggi, serta sumber devisa yang pengelolaan perikanan).Se ara geografis,
sangat potensial. Potensi sumberdaya Kabupaten Kaimana termasuk dalam WPP -
pesisir dan kelautan juga dapat 715 bagian ujung timur dan berbatasan
dimanfaatkan untuk pengembangan dengan WPP - 718. Pembagian WPP yang
transportasi laut berupa pelabuhan baru berbeda dengan pembagian WPP
sebagai simpul koleksi dan distribusi barang sebelumnya, dimana pada pembagian yang
dan pergerakan penumpang. Peran terdahulu Laut Arafura hanya menjadi satu
pelabuhan sangat penting bagi WPP saja.Menurut data yang telah
keberlangsungan transportasi laut yang dikeluarkan oleh Direktorat Perikanan
dapat meningkatkan interaksi antar Tangkap tahun 2011, kondisi perikanan di
wilayah selanjutnya akan memberikan sekitar Kabupaten Kaimana ternyata sudah
dampak positif bagi perkembangan ukup mengkawatirkan. Pada WPP-715
wilayah. Saat ini di Kabupaten Kaimana potensi sumberdaya perikanan khususnya
terdapat Pelabuhan Kaimana dan enam udang dan tuna mata besar sudah
pelabuhan penyeberangan yang terdapat mengalami overfishing dan sebagian besar
di setiap ibukota distrik. sudah fully exploited serta hanya beberapa
Berdasarkan hasil kajian stok yang masih moderat. Sedang pada WPP-718
yang dilakukan oleh BRKP DKP dan yang juga wilayahnya terjangkau dari
LIPI (2001) potensi perikanan Indonesia Kabupaten Kaimana ternyata hanya
berjumlah 6.409,21 ribu ton/tahun dan sumberdaya ikan-ikan pelagis kecil saja
yang sudah dimanfaatkan sebanyak yang masih moderat sedang yang lain fully
4.069,42 ribu ton/tahun, dengan tingkat exploited atau bahkan sudah mengalami
pemanfaatan sebesar 63,49%. Sedang over!ishing (ikan-ikan demersal). Dengan
potensi Laut Arafura adalah 771,55 ribu melihat kondisi perkembangan sumberdaya
ton/tahun dengan tingkat pemanfaatan perikanan di Laut Arafura (WPP-715 dan
sebesar 34,14% atau sebesar 263,37 ribu WPP-718) selama 10 tahun telah mengalami
ton/tahun. Melihat data tersebut, degradasi yang ukup serius. Dengan
pengembangan perikanan tangkap masih demikian pengembangan perikanan tangkap
terbuka untuk ditingkatkan sebaiknya hanya untuk sumberdaya ikan
produktivitasnya, khususnya untuk jenis- yang belum mengalami overfishing atau
jenis yang belum mengalami overfishing fully exploited, tetapi hanya sumberdaya
(ikan karang konsumsi dan lobster). perikanan yang statusnya masih moderat.
Pemanfatan sumberdaya ikan di Laut Sumberdaya perikanan yang statusnya

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 338


Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

masih mderat di WPP-715 dan WPP-718 Berdasarkan uraian di atas,


adalah seperti akalang, ikan-ikan pelagis pengembangan perikanan di Kabupaten
ke il, dan D. macarellus. Kaimana sebaiknya diarahkan pada
perikanan budidaya disamping perikanan
Analisis Daya Dukung Wilayah tangkap untuk sumberdaya yang masih
Dalam pengelolaan sumberdaya moderat. Pengembangan perikanan
perikanan terbaru, Kementerian Kelautan budidaya baik tawar, payau maupun laut
dan Perikanan membagi wilayah laut masih terbuka lebar mengingat potensi laut,
Indonesia menjadi beberapa WPP (wilayah daratan dan kawasan pesisir yang
pengelolaan perikanan).Secara geografis, memungkinkan untuk kegiatan budidaya
Kabupaten Kaimana termasuk dalam WPP - masih sangat luas.Kegiatan budidaya ikan
715 bagian ujung timur dan berbatasan pada dasarnya bersifat tak terbatas, terus
dengan WPP - 718. Pembagian WPP yang dapat dikembangan atau ditingkatkan
baru berbeda dengan pembagian WPP produktivitasnya sesuai dengan kemajuan
sebelumnya, dimana pada pembagian yang teknologi yang ada. Salah satu kendala
terdahulu Laut Arafura hanya menjadi satu utama dalam pengembangan perikanan
WPP saja. budidaya di Kabupaten Kaimana adalah
Menurut data yang telah ketersediaan sumberdaya manusi yang
dikeluarkan oleh Direktorat Perikanan mumpuni/handal, sarana dan prasarana
Tangkap tahun 2011, kondisi perikanan di produksi serta modal usaha.
sekitar Kabupaten Kaimana ternyata sudah Secara umum, kelimpahan total ikan
cukup mengkawatirkan. Pada WPP-715 karang di Kabupaten Kaimana 28,640
potensi sumberdaya perikanan khususnya ind/ha. Pada tingkat jenis, komunitas ikan
udang dan tuna mata besar sudah karang di Kabupaten Kaimana di dominasi
mengalami over!ishing dan sebagian besar oleh jenis Pseudanthias squamipinnis
sudah fully exploited serta hanya beberapa dengan kelimpahan mencapai 62,800
yang masih moderat. Sedang pada WPP-718 ind/ha. Jenis lain yang memiliki kelimpahan
yang juga wilayahnya terjangkau dari yang tinggi, anatar lain Dascyllus reticulates
Kabupaten Kaimana ternyata hanya 24,960 ind/ha dan Pterocaesio tile 18,200
sumberdaya ikan-ikan pelagis kecil saja ind/ha.
yang masih moderat sedang yang lain fully
exploited atau bahkan sudah mengalami Arahan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
overfishing (ikan-ikan demersal). Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten
Dengan melihat kondisi Kaimana
perkembangan sumberdaya perikanan di a. Budidadaya Perikanan Di Wilayah
Laut Arafura (WPP-715 dan WPP-718) Konservasi
selama 10 tahun telah mengalami degradasi Berikut diatur mengenai ketentuan
yang ukup serius. Dengan demikian pemanafaatan Budidadaya Perikanandi
pengembangan perikanan tangkap wilayah zonasi di Wilayah Pesisir Dan
sebaiknya hanya untuk sumberdaya ikan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Kaimana
yang belum mengalami over!ishing atau 1. Jeni ikan yang dibudidayakan
!ully exploited, tetapi hanya sumberdaya harus:
perikanan yang statusnya masih moderat. a. Jenis ikan yang dibudidayakan
Sumberdaya perikanan yang statusnya harus bertujuan untuk konservasi
masih mderat di WPP-715 dan WPP-718 jenis dan tidak banyak
adalah seperti akalang, ikan-ikan pelagis memmasukkan ikan dari luar
ke il, dan D. macarellus. b. Jenis ikan yang dibudidaiyakan
harus merupakan ikan yang tidak

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 339


Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

mebutuhkan banyak pakan c. Keramba apung untuk jenis-jenis


tambahan , jika harus diberikan rumput laut
pakan tambahan hanya sesekali
serta tidak perlu diberikan obat- b. Penangkapan Ikan Diwilayah
obatan. Konservasi
c. Ikan-ikan teridentifikasi hidup Berikut diatur mengenai ketentuan
dalam kawasan konservasi pemanafaatan Penangkapan Ikan di
d. Jenis ikan yang umumnya sudah wilayah zonasi di Wilayah Pesisir Dan
berhasil dibudidayakan seperti Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Kaimana
jenis-jenis kerapu, bobara, kerang 1. Pelaku Penangkapan
mutiara, teripang, rumput laut dan a. Dilakukan oleh nelayan kecil dan
jenis-jenis udang. nelayan artisanal
2. Teknologi dan pakan b. Kelompok nelayan yang secara
a. Teknologi budidaya tradisional ekonomis memiliki struktur dan
yakni teknologi budidaya dengan unit usaha kecil
padat penebaran benih yang c. Kegiatan penangkapan ikan yang
rendah, Pemberian pakan yang dilakukan oleh usaha menengah
rendah dan tidak menggunakan keatas tidak diperbolehkan
obat-obatan. melakukan kegiatan didalam
b. Teknologi budidaya yang wialayh konservasi.
menggunakan teknologi budidaya 2. Karakter alat tangkap dalam
intensif harus membudidayakan kawasan konservasi
ikan tanpa pakan tambahan,obat- Alat tangkap yang digunakan
obatan dan memiliki kualitas air harus ramah lingkungan, yaitu denagn
yang baik, terutama untuk penilaian sebagai berikut :
budidaya kerang mutiara. a. Memiliki selektivitas yang tinggi
c. Penggunaan pakan harus b. Hasil tangkapan sampingan rendah
memenuhi nutrisi yang terdiri dari c. Hasil tangkapan berkualitas tinggi
protein dan kalori sesuai d. Tidak merusak lingkungan dan
kebutuhan dari masing-masing habitat
jenis dan umur ikan, tidak e. Mempertahankan keanekaragaman
mengandung zat beracun, hayati
bahanpencemar yang berbahaya f. Tidak menangkap ikan yang
bagi ikan dan ekosistem maupun dilindungi
manusia. g. Metode dan pengoperasiannya
3. Jumlah unit usaha tidak membahayakan
a. Adanya penghitungan daya penggunanya
dukung lingkungan. h. Alat dan bahan yang digunakan
b. Jumlah unit usaha budidaya akan tidak berbahaya bagi lingkungan
dibatasi oleh daya dukung maupun penggunanya.
lingkungannya. 3. Metode dan jenis alat tangkap yang
4. Metode budidaya yang di diperbolehkan
rekomendasikan yaitu: a. Alat tangkap jaring meliputi jaring
a. Keramba jaring apung untuk jenis- angkat, jaring insang, bagan
jenis ikan, kerang mutiara, dan perahu/rakit, bagan tancap dan
beberapa jenis udang jaring serok.
b. Keramba tancap untuk jenis-jenis b. Alat tangkap pancing meliputi
teripang dan jenis udang rawai tuna, rawai hanyut, rawai

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 340


Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

tetap, huhate, pancing tonda dan Kesimpulan


pancing ulur. Dari hasil analisis yang dilakukan
c. Alat tangkap perangkap ikan dapat dirangkum secara garis besar, isu
meliputi sero, jermal, bubu, dan permasalahan yang ada di Kabupaten
perangkap lainnya. Kaimana terkait dengan Pengelolaan
4. Jenis kapal yan diperbolehkan: Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yaitu
a. Kapal penangkap ikan tidak sebagai berikut:
bermotor Degradasi lingkungan
b. Kapal penangkap ikan bermotor Penurunan kualitas lingkungan
luar, dan kapal bermotor dalam perairan laut dan juga sungai merupakan
yang berukuran tidak lebih dari 10 permasalahan yang tidak hanya disebabkan
GT dan atau mesinnya oleh kegiatan di perairan namun lebih
berkekuatan 30 daya kuda. diakibatkan oleh kegiatan di daratan. Oleh
sebab itu, penyelesaian permasalahan
c. Pariwisata Alam PerairanKawasan degradasi lingkungan perlu dilakukan secara
Konservasi terpadu oleh seluruh sektor yang terkait.
1. Kegiatan yang diperbolehkan Beberapa isu terkait dengan degradasi
dalam kawasan: lingkungan kawasan perairan adalah:
a. Olah raga air seperti menyelam, • Tingginya tingkat erosi di wilayah
selancar, jetsky, dayung, daratan yang menyebabkan tingginya
memancing sedimentasi di badan sungai, kawasan
b. Wisata tontonan seperti snorkeling pesisir serta kekeruhan air laut.
dan bottom glass. Kegiatan sektor kehutanan yaitu
c. Wisata pendidikan penebangan kayu yang berlokasi di
d. Wisata penelitian wilayah hulu sungai diindikasikan
2. Kelompok usaha wisata: sebagai penyebab tingginya erosi
a. Perjalanan wisata serta dan tingginya tingkat
b. Transportasi sedimentasi di daerah pantai.
c. Pramuwisata • Wilayah pesisir pantai mengalami
d. Jasa catering kerusakan yang antara lain
e. Informasi wisata disebabkan oleh pengurugan /
f. Akomodasi reklamasi untuk perluasan ruang bagi
g. Pemandu wisata berdirinya bangunan
3. Pola usaha wisata • Pemanfaatan sumber daya laut yang
a. Kemandirian, dilakukan langsung tidak terkontrol dan dilakukan dengan
oleh pengelola kawasan benar seperti penggunaan alat tangkap
konservasi ikan yang merusak serta kegiatan
b. Kemitraan, dilakukan oleh penangkapan biota yang dilindungi
pengelola dengan bermitra dengan • Terjadinya abrasi pantai akibat makin
pihak luar berkurangnya habitat mangrove
c. Developer, dilakukan oleh pihak • Terjadinya pencemaran air laut di
ketiga dengan kesepakatan beberapa titik lokasi yang disebabkan
bersama pihak pengelola kawasan oleh limbah perkotaan, limbah
konservasi. perkebunan dan/atau limbah
penambangan.

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 341


Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

Terbatasnya Kualitas Sumberdaya untuk Rendahnya Ketersediaan dan


pengelolaan sumberdaya alam yang Terbatasnya Jangkauan Pelayanan
berkelanjutan Sarana dan Prasarana Wilayah
a. Tingkat pendidikan penduduk di Masih terbatasnya ketersediaan dan
Kabupaten Kaimana masih relatif terbatasnya jangkauan pelayanan sarana dan
rendah. prasarana permukiman seperti air bersih,
b. Rendahnya pengetahuan dan listrik, persampahan dan telekomunikasi
ketrampilan nelayan di bidang Masih terbatasnya ketersediaan
penangkapan, budidaya dan sarana dan prasarana penghubung antar
pengolahan hasil perikanan serta wilayah yaitu sarana dan prasarana
didukung oleh terbatasnya / transportasi sehingga sebagian besar
sederhananya peralatan tangkap wilayah masih terisolir
nelayan Sarana dan prasarana transportasi
c. Masih terbatasnya kapasitas fungsi laut dan sungai merupakan penghubung
kelembagaan perikanan dan kelautan antar wilayah di dalam kabupaten yang
seperti terbatasnya tenaga penyuluh sangat dominan. Jarak tempuh dan
dan belum optimalnya fungsi ketergantungan pada iklim dan cuaca
kelompok-kelompok nelayan. menjadi factor penghambat kelancaran
d. Kurangnya pengetahuan serta mobilitas penduduk dan barang maupun
terbatasnya akses nelayan terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
pasar maupun jaringan distribusinya.
e. Kurangnya pengetahuan dan Daftar Pustaka
terbatasnya akses nelayan terhadap Adisasmita, Raharjo, “Dasar-Dasar
sumber-sumber produksi seperti Ekonomi Wilayah”, Penerbit Graha
modal, teknologi dan informasi pasar Ilmu, Yogyakarta, 2005.
sehingga Sistem dan pola pengelolaan
sumberdaya alam laut lebih terfokus Alkadri, dkk (ed)., “Tiga Pilar
pada perikanan tangkap, sementara Pengembangan Wilayah”, Pusat
pola budidaya masih terbatas. Pengkajian Kebijakan Teknologi
Pengembangan Wilayah, BPPT,
Disparitas Perkembangan Antar Wilayah 2001.
a. Kesenjangan ekonomi antar wilayah
dalam Kabupaten Kaimana yang Alonso, William, “Location Theory”, MIT
ditunjukkan dengan perbedaan tingkat Press, Boston-Massachusetts, 1975.
kemiskinan antar wilayah. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil Balchin, Paul, dkk., “Urban Land
pembangunan masih belum dinikmati Economics and Public Policy”,
masyarakat secara adil. Macmillan Education LTD, 1990.
b. Friksi nelayan lokal dengan nelayan
pendatang Daldjoeni, “Geografi Baru: Organisasi
c. Keterbatasan kemampuan masyarakat Keruangan dalam Teori dan
lokal menyebabkan hasil perikanan Praktek”, Alumni, Bandung, 1997.
belum memberi manfaat yang
signifikan untuk pembangunan daerah Hotma Balo, RS. Permasalahan di seputar
maupun bagi kesejahteraan kawasan ekonomi khusus
masyarakat nelayan.

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 342


Kajian Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Kabupaten Kaimana, Papua Barat

Koestoer dkk. (editor), “Dimensi Keruangan


Kota: Theory dan Kasus”, UI Press,
Jakarta, 2001.

North, Douglass, “Location Theory and


Regional Economic Growth”,
Journal of Political Economy, The
University of Chicago Press, 1995.

Pontoh, Nia dan Iwan Kustiawan,


“Pengantar Perencanaan
Perkotaan”, Penerbit ITB, Bandung,
2008.

Reksohadiprojo, Sukanto, “Ekonomi


Perkotaan”, BPFE, Yogyakarta,
1997.

Yunus, H.S., “Struktur Tata Ruang Kota”,


Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001.

Forum Ilmiah Volume 11 Nomor 3, September 2014 343

Anda mungkin juga menyukai