Pengertian Benchmarking?
Pengertian yang salah:
Hubungan bersifat parasitisme.
Sesuatu yang ilegal.
Tidak bermoral.
Tidak etis.
Penjiplakan.
Spionase industri.
Pengertian yang benar:
Hubungan bersifat menguntungkan.
Kesepakatan dua perusahaan untuk membagi
informasi mengenai proses atau operasinya.
Keduanya bebas untuk tidak memberikan informasi
yang dianggap rahasia.
Tujuan Utama Benchmarking
Menentukan KUNCI RAHASISA SUKSES dari perusahaan pesaing yang paling unggul, kemudian
mengadaptasi & memperbaikinya secara lebih baik untuk diterapkan, yang pada akhirnya akan
mengungguli pesaing yang dipatok duga.
4 Jenis Benchmarking
1. Internal benchmarking Dilakukan dalam lingkungan perusahaan sendiri.
2. Competitive benchmarking Memposisikan produk perusahaan dengan produk pesaing.
3. Functional benchmarking Membandingkan fungsi/ proses tertentu dengan pesaing di
berbagai industri.
4. Generic benchmarking Perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung
sama di setiap industri (meniru/ menjiplak).
8 Syarat Benchmarking
1. Kemauan & komitmen.
2. Keterkaitan tujuan strategik.
3. Tujuan untuk menjadi yang terbaik, bukan hanya
untuk perbaikan.
4. Keterbukaan terhadap ide/ gagasan.
5. Pemahaman terhadap proses, produk & jasa yang ada
6. Proses yang terdokumentasi.
7. Keterampilan analisis proses.
8. Keterampilan riset, komunikasi & pembentukan tim.
Perencanaan
1. Mengidentifikasi fungsi/ proses yang akan dipatok duga.
2. Mencari perusahaan atau pesaing yang sukses.
3. Menentukan jenis data dan metode pengumpulan data.
Analisis
1. Menganalisis proses dan membandingkan data.
2. Proyeksikan tingkat kinerja yang ingin dicapai.
Integrasi
1. Menentukan sasaran fungsional.
2. Mengkomunikasikan temuan-temuan patok duga.
3. Mengembangkan rencana-rencana tindakan.
Implementasi
1. Menetapkan tindakan spesifik dan memantau kemajuan.
2. Rekalibrasi patok duga.
Fase kematangan
1. Mencapai posisi pemimpin.
2. Dipraktekkan secara penuh & terintegrasi di semua proses.
Peranan Manajemen dalam Benchmarking
1. Manajemen harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap perubahan proses.
2. Manajemen harus menyediakan dana yang dibutuhkan.
3. Manajemen harus mengalokasikan SDM yang tepat, terampil dan profesioanl.
4. Manajemen menyiapkan & menentukan informasi yang dapat diberikan kepada mitra
Benchmarking.
5. Manajemen puncak harus terlibat langsung dalam setiap kegiatan benchmarking.
8 Hambatan dalam Benchmarking
1. Fokus hanya internal.
2. Tujuan terlalu luas.
3. Jadwal yang tidak realistis.
4. Komposisi tim yang kurang tepat.
5. Kesalahan memilih mitra (bukan terbaik).
6. Penekanan yang tidak tepat.
7. Kekurangpekaan terhadap mitra.
8. Dukungan manajemen puncak terbatas.
TERIMKASIH