Anda di halaman 1dari 1

Diagnosis dini dan spesifik sangat penting untuk memulai perawatan yang memadai, terutama

jika sistem saraf pusat (SSP) yang terlibat. Kurangnya produksi sputum dapat menunda
diagnosis. Selain itu, dengan MRI akan menampilkan lesi abses TB yang tidak spesifik dan
dapat menyerupai abses dari etiologi infeksi lainnya. Maka dari itu, H-Magnetic Resonansi
Spektroskopi (H-MRS) dapat meningkatkan spesifisitas diagnosis dengan mengidentifikasi lipid
yang terdapat dalam lesi yang dianggap sebagai karakteristik untuk TB. H-MRS dapat membantu
untuk membedakan berbagai etiologi infeksi. Peninggian kadar asetat dan suksinat
mengindikasikan lesi abses piogenik, sedangkan jika dominasi kadar lipid yang tinggi
mengindikasikan lesi tuberculoma. Hal ini disebabkan karena sel dinding mikobakterium
sebagian besar terdiri dari lipid berbeda dengan bakteri yang lain. Selain itu, enzim proteolitik
pada inflamasi TB kurang jika dibandingkan dengan inflamasi piogenik. Di sisi lain lain, asetat
dan suksinat adalah produk akhir dari abses piogenik. Penggunaan H-MRS masih sangat sulit
diaplikasikan di wilayah geografis yang sangat endemik TB, karena area yang sangat endemik
TB terletak hampir di negara-negara miskin. Dengan demikian, H-MRS masih dianggap sebagai
teknologi canggih yang hanya tersedia di negara-negara kaya.

Anda mungkin juga menyukai