Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

KELOMPOK : 03
NAMA : Alifah Reni Dewanti
NRP : 0515040111
KELAS : K3-4D

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2017
LAPORAN PRAKTIKUM

PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

BOILER

KELOMPOK : 03
NAMA : Alifah Reni Dewanti
NRP : 0515040111
KELAS : K3-4D

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Uap merupakan zat yang terbentuk dimana berasal dari zat cair (air) menuju
gas dengan cara pendidihan (boiling). Untuk melakukan proses pendidihan
diperlukan energi panas yang diperoleh dari sumber panas , misalnya dari
pembakaran bahan bakar (padat, cair, dan gas) tenaga listrik dan gas panas
sebagai sisa proses kimia serta tenaga nuklir. Salah satu alat untuk
pembentukan uapa yang akan dibahas yaitu pesawat uap atau uapa atau boiler.

Uap atau fluida panas yang dihasilkan kemudian disirkulasikandari ketel


untuk berbagai proses dalam aplikasi pemanasan. Ketel atau pembangkit uap
adalah salah satu dari sekian banyak peralatan dalam siklus energi thermal yang
bertujuan untuk merubah air menjadi uap bertekanan sehingga dapat digunakan
untuk mengoperasikan beberapa mesin atau pesawat yang menggunakan
tenaga uap.

Pada dasarnya, uap yang dihasilkan tersebut digunakan untuk


membangkitkan tenaga mekanik atau mensuplai panas untuk keperluan
industri (manufacturing process). Bentuk dari ketel uap secara garis besar
merupakan suatu bejana tertutup, dimana kalor dari pembakaran bahan bakar
dipindahkan ke air melalui ruang bakar dan bidang-bidang pemanasan.

Pada praktikum pertama pesawat uap dan bejana tekan, praktikan akan
membahas tentang boiler atau ketel uap sesuai dengan latar belakang yang
sudah dibahas.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar pengoperasian dari
Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam Turbin.
2. Mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menganalisa performance/
karakteristik dari Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan
Steam Turbine.

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menyebutkan bagian – bagian dari Boiler.


4. Mahasiswa dapat mengetahui persiapan – persiapan yang harus dilakukan
sebelum melakukan Start – Up Boiler.
5. Mahasiswa dapat mengoperasikan Boiler.
6. Mahasiswa dapat menggunakan pemakaian alat – alat antara lain laju aliran
bahan bakar, termometer atau thermocouple (untuk mengukur temperature
udara), temperature feed water, temperatur pembakaran, temperature flue
atau gas buang dan temperatur uap.
1.3 Manfaat
1. Manfaat subyektif
Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dari praktikum pesawat uap
dan bejana tekan dengan judul “Boiler” di Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.
2. Manfaat objektif
Sebagai penambahan wawasan tentang bagian-bagian boiler dan
cara kerja dari boiler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Boiler menurut UNEP (United Nations Environment Programme) adalah


bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air
panas atau steam. Sedangkan menurut Undang-undang Uap Tahun 1930,
pesawat uap adalah suatu ketel uap dan setiap pesawat lainnya yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah secara langsung atau tidak langsung dihubungkan
dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan guna bekerja dibawah tekanan yang
lebih tinggi dari tekanan udara biasa.

Uap atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk


mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah
untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi
steam, volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga
yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

2.2 Bagian-bagian
Berikut bagian-bagian utama dari boiler :
1. Ruang pembakaran atau furnance
Merupakan bagian penting dimana Furnace adalah dapur sebagai
penerima panas bahan bakar untuk pembakaran, yang terdapat fire gate di
bagian bawah sebagai alas bahan bakar dan yang sekelilingnya adalah pipa-
pipa air ketel yang menempel pada dinding tembok ruang pembakaran yang
menerima panas dari bahan bakar secara radiasi, konduksi, dan konveksi.
Gambar 2.1 Ruang pembakaran boiler
2. Drum air dan drum uap
Drum air terletak pada bagian bawah yang berisi dari tangki
kondensat yang dipanaskan dalam daerator (pembuangan gas dalam air),
disamping itu berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran-kotoran
dalam air yang dikeluarkan melalui proses blowdown. Drum uap terletak
pada bagian atas yang berisi uap yang kemudian disalurkan ke steam
header.

Gambar 2.2 Drum uap boiler


3. Feed Water Tank
Feed water tank berfungsi sebagai penampungan air yang berasal dari
tempat penampung, yang selanjutnya disiapkan untuk air umpan ketel.

Gambar 2.3 Feed water tank


4. Pemanas Lanjut (Super Heater)
Super heater adalah bagian-bagian ketel yang berfungsi sebagai
pemanas uap, dari saturated steam (±250°C) menjadi super heated steam
(±360°C).
5. Dust Collector
Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada
sepanjang aliran gas pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang.
6. Soot blower
Soot blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga
atau abu yang menempel pada pipa-pipa.
Sedangkan untuk komponen bantu dalam sistem ketel uap antara lain:
1. Air pengisi ketel (boiler feed water)
Air pengisi ketel didapatkan dari 2 sumber yaitu: air condensate,
didapatkan dari hasil pengembunan uap bekas yang telah digunakan
sebagai pemanas pada evaporator, juice heater dan vacuum pan. Air
condensate ini ditampung dan kemudian dialirkan ke station boiler
sebagai air umpan pengisi ketel dengan persyaratan Ph: 8,5, Iron (ppm) :
0,002, Oxygen (ppm) : 0,02
2. Dearator
Merupakan pemanas air sebelum dipompa kedalam ketel sebagai air
pengisian. Media pemanas adalah exhaust steam pada tekanan ± 1 kg/cm2
dengan suhu ± 150°C, sehingga didapatkan air pengisian ketel yang
bersuhu antara 100°C-105°C. Fungsi utamanya adalah menghilangkan
oksigen (O2) dan untuk menghindari terjadinya karat pada dinding ketel.
3. High pressure feed water pump
Berfungsi untuk melayani kebutuhan air pengisi ketel yang
dijadikan uap, sampai dengan kapasitas ketel yang maksimum, sehingga
ketel uap akan dapat bekerja dengan aman. Kapasitas pompa harus lebih
tinggi dari kapasitas ketel, minimum 1,25 kali, tekanan pompa juga harus
lebih tinggi dari tekanan kerja ketel, agar dapat men-supply air kedalam
ketel.
4. Secondary Fan
Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai alat penghembus
pembakaran bahan bakar yang kedua sebagai pembantu F.D.F. untuk
mendapatkan pembakaran yang lebih sempurna lagi.
5. Induced Draft Fan (I.D.F)
Alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa
pembakaran bahan bakar, yang keluar dari ketel.
6. Force Draft Fan (F.D.F)
Merupakan alat bantu ketel yang berfungsi sebagai penghembus
bahan bakar.
7. Cerobong asap (Chimney)
Berfungsi untuk membuang udara sisa pembakaran. Diameter
cerobong berkisar berukuran 3 m dan tinggi cerobong 40 m, ini berbeda
setiap industri.
8. Ash Conveyor
Merupakan alat pembawa atau pengangkut abu dari sisa-sisa
pembakaran bahan bakar, baik yang dari rangka bakar (fire grate)
ataupun juga dari alat-alat pengumpul abu (dust collector), untuk dibuang
dan diteruskan ke kolam penampungan dan ini biasanya digunakan
sebagai kompos diperkebunan tebu.
Terdapat appendeges (alat-alat kelengkapan)pada boiler yaitu :

1. Pressure Gauge (Manometer)


Untuk mengukur tekanan uap dalam boiler
2. Water Gauge (Sight Glass)
Untuk mengetahui level air dalam boiler
3. Safety Valve
Untuk membuang uap yang tekanannya melebihi tekanan operasional
boiler.
4. Blow Down Valve
Untuk membuang air yang berada di dalam boiler saat level air dalam
boiler terlalu banyak.
5. Water Column
Water column adalah kolom air yang berfungsi sebagai level switch,
yang terdiri dari :
a. Feed Water Off
b. Feed Water On dan
c. Cut Burner (Burner Off)
6. Burner
Burner terdiri dari :
a. Motor Listrik
b. Fan
Berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam boiler
c. Elektroda
Berfungsi untuk menimbulkan percikan bunga api
d. Ignition Transformer :
Berfungsi untuk menaikkan kuat arus (Amper) dan untuk
menurunkan tegangan (Volt) yang ditujukan untuk mempermudah
dalam menimbulkan percikan bunga api.
e. Nozel Injector
Berfungsi untuk mengkabutkan (menyepray) bahan bakar
sehingga dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar.
f. Fuel Pump
Berfungsi untuk memompa bahan bakar ke dalam ruang
bakar.
7. Main Steam Valve
Main Steam Valve merupakan katup utama untuk penyaluran uap
bertekanan ke pesawat – pesawat uap.
8. Hand Hole
Digunakan untuk mempermudah dalam melakukan maintenance
boiler.
2.3 Jenis-jenis Boiler
1. Fire Tube Boiler.
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan
boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boiler
biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan
tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boiler
kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan
sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar
minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan
ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi sebagai “paket”
boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2. Water Tube Boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan
sangat tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang
menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut; Forced, induced dan
balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran,
kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan
air, memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
3. Paket Boiler.
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang
lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa
air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket
boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube
dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah; kecilnya ruang pembakaran
dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan penguapan yang lebih
cepat, banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya
memiliki perpindahan panas konvektif yang baik, sistim forced atau induced
draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik, sejumlah lintasan/pass
menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih baik, tingkat
efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu berapa
kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan
sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa
api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/ lintasan
dengan dua set fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang
boiler.
4. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC).
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif
yang memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding
sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan
– rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi
pembakaran yang tinggi dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan
seperti SOx dan NOx.
Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara,
barang tolakan dari tempat pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah
pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas
yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100 T/jam.
Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan
keatas melalui bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan
halus, partikel tidak akan terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu
kecepatan udaranya berangsurangsur naik, terbentuklah suatu keadaan
dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara – bed tersebut disebut
terfluidisasikan. Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi
pembentukan gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan
pembentukan permukaan bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan
sifat cairan mendidih dan terlihat seperti fluida – bed gelembung
fluida/bubbling fluidized bed. Jika partikel pasir dalam keadaan
terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan batubara
diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan
cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan fluidized
bed (FBC) berlangsung pada suhu sekitar 840OC hingga 950OC. Karena
suhu ini jauh berada dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan
permasalahan yang terkait didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran
yang lebih rendah tercapai disebabkan tingginya koefisien perpindahan
panas sebagai akibat pencampuran cepat dalam fluidized bed dan ekstraksi
panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas pada pipa dan
dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi minimum
dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan
menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.
5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell
boiler konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed
combustor. Sistim seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube
boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran
1 – 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara
ke ruang pembakaran. Udara atmosfir, yang bertindak sebagai udara
fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi
pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang
membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas
hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke
economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang
ke atmosfir.
6. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler.
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah
kompresor memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya
merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang dilepas dalam bed
sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan untuk
mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi
pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan
didalam dua ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas
panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistim
PFBC dapat digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik)
atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan/combined cycle. Operasi
combined cycle(turbin gas & turbin uap) meningkatkan efisiensi konversi
keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.
7. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers(CFBC)
Dalam sistim sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk
padatan melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut
dalam pengangkat padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon
merupakan aliran sirkulasi padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam
yang terletak dalam bed. Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam
berlangsung di bagian konveksi, dinding air, pada keluaran pengangkat/
riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC,
untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam
steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler
CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel
bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran
yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin
mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada
pembangkit steam AFBC.
8. Stoker Fired Boilers.
Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar
ke tungku dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utama nya adalah spreader
stoker dan chaingate atau traveling-gate stoker.
9. Pulverized Fuel Boiler.
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar
batubara menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri
yang lebih besar juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini
berkembang dengan baik dan diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih
dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara merupakan jenis ini. Untuk
batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk halus,
yang berukuran +300 micrometer (μm) kurang dari 2 persen dan yang
berukuran dibawah 75 microns sebesar 70-75 persen. Harus diperhatikan
bahwa bubuk yang terlalu halus akan memboroskan energi penggilingan.
Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar tidak akan terbakar sempurna pada
ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian yang lebih besar karena
bahan yang tidak terbakar. Batubara bubuk dihembuskan dengan sebagian
udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian nosel
burner. Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran
berlangsung pada suhu dari 1300 - 1700 °C, tergantung pada kualitas
batubara. Waktu tinggal partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan
partikel harus cukup kecil untuk pembakaran yang sempurna.
Salah satu sistim yang paling populer untuk pembakaran batubara
halus adalah pembakaran tangensial dengan menggunakan empat buah
burner dari keempat sudut untuk menciptakan bola api pada pusat tungku.
10. Waste Heat Boiler
Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi,
boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam
lebih dari steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat
digunakan burner tambahan yang menggunakan bahan bakar. Jika steam
tidak langsung dapat digunakan, steam dapat dipakai untuk memproduksi
daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak digunakan
dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin
diesel.
11. Thermic Fluid Heater.
Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam
berbagai penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan
menggunakan fluida petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas
tersebut memberikan suhu yang konstan. Sistim pembakaran terdiri dari
sebuah fixed grate dengan susunan draft mekanis. Pemanas fluida thermis
modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah kumparan ganda,
konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistim jet tekanan. Fluida termis,
yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan
disirkulasikan melalui peralatan pengguna. Disini fluida memindahkn panas
untuk proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya dikembalikan ke
pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup
pengendali yang dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi.
Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu
minyak yang kembali yang bervariasi tergantung beban sistim. Keuntungan
pemanas tersebut adalah; operasi sistim tertutup dengan kehilangan
minimum dibanding dengan boiler steam, operasi sistim tidak bertekanan
bahkan untuk suhu sekitar 250 0C dibandingkan kebutuhan tekanan steam
40 kg/cm2 dalam sistim steam yang sejenis, penyetelan kendali otomatis
yang memberikan fleksibilitas operasi, efisiensi termis yang baik karena
tidak adanya kehilangan panas yang diakibatkan oleh blowdown,
pembuangan kondensat dan flash steam.
Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis tergantung
pada penerapan spesifik dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis
berbahan bakar batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65 persen
merupakan yang paling nyaman digunakan dibandingkan dengan hampir
kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan pemanfaatan kembali panas
dalam gas buang akan mempertinggi tingkat efisiensi termis selanjutnya.
2.4 Proses pengoprasian boiler
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan bahan


3.1.1 Alat
1. Paket Boiler
2. Gloves
3. Lap / Kain Pembersih
3.1.2 Bahan
1. Air PDAM
2. Bahan Bakar (Solar)
3. Larutan Softener (NaCl)
4. Larutan Dosage (Housemen)
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Start-up boiler
1. Membuka
a. Katup air dan cooling tower untuk mengisi air di mixer
tank/softener tank.
b. Katup tangki NaCl dan Tangki CaMg
c. Katup stop valve
d. Katup yang ada di water coulomb 2 buah
e. Katup air yang ada dimeteran air
f. Katup bahan bakar
2. Menutup
a. Blow Down valve 2 buah.
b. Main Steam valve yang ada di boiler. Akan tetapi ketika awal
penyalaan boiler katup ini di buka selama ± 5 menit kemudian
ditutup kembali, hal ini dilakukan untuk menghilangkan sisa-
sisa gas buang yang terjadi pada proses sebelumnya.
c. Katup-katup yang ke arah kalorometri, super hetaer , steam
engine dan steam turbin.
d. Katup-katup yang ditangki mixer ke arah drain.
3. Menghidupkan saklar listrik.untuk menyalakan feed water pump.
4. Pada sat saklar hidup, air otomatis mengalir dan mengisi ke dalam
boiler. Jika air dalam boiler sudah cukup maka pompa akan mnati
secara otomatis.
5. Bila poin 1-4 sudah OK , maka kita bias menghidupkan
boiler dengan cara meng “ON” kan saklar yang ada di mater
control, kemudian sirine berdering setelah ± 30 detik kita bisa
menekan tombol warna hijau yang ada di master control ,maka
boiler akan hidup.
6. Setelah boiler hidup maka amati/tulis data-data percobaan dalam
boiler setiap 5 menit.
3.2.2 Shut down boiler
1. Switch Off Boiler ditekan.
2. Katub uap buang dibuka secara perlahan–lahan untuk menghindari
Steam Hummer (bergeraknya atau bergetarnya pipa–pipa yang
dilewati uap karena tekanan yang besar).
3. Ditunggu hingga tekanan dalam boiler = 0
4. Main Steam Valve dibuka secara perlahan – lahan untuk menghindari
terjadinya steam hummer.
5. Dicatat waktu Shut Down Boiler
6. Dicatat Last water consumption
7. Dicatat Fuel Consumption
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan kelompok 3, dapat disimpulkan bahwa :
1. Boiler merupakan pesawat yang berfungsi untuk menghasilkan uap. Uap
yang dihasilkan boiler masih bersifat jenuh dan saturated steam, sehingga
sebelum melakukan pengoprasian sebaiknya melakukan pengecekan
terhadap safety equipment yang ada untuk melindungi boiler terhadap
bahaya tekanan tinggi yang dihasilkan.
2. Nilai efisiensi boiler yang didapat yaitu sebesar 45,78% dimana hasil
tersebut sangatlah besar. Hal yang dapat mempengaruhi yaitu :
a. Gas cerobong yang kering
b. Penguapan air yang terbentuk karena H2 dalam bahan bakar
c. Penguapan kadar air dalam Bahan bakar
d. Adanya kadar air dalam udara pembakaran
e. Radiasi dan kehilangan lain yang tidak terhitung
DAFTAR PUSTAKA

Pranaseta,dkk.2015. PRINSIP KERJA DAN JENIS KETEL UAP.


https://www.slideshare.net/dewiizza/makalah-ketel-uap-jadi (Diakses
tanggal 14 Juni 2017)
Shah,dkk.2015.PRAKTEK MARINE EXTERNAL COMBUSTION ENGINE.
Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Undang-undang Uap Tahun 1930 Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai