Secara garis besar, bisa dilihat perbedaan yang mendasar, terletak pada bagian tubuh mana yang
diserang.
Osteoarthritis atau sering juga disebut dengan “pengapuran” menyerang persendian tubuh.
Sedangkan Osteoporosis menyerang tulang tubuh.
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang terjadi akibat pengeroposan tulang, di mana tulang yang
awalnya massa padat, lama kelamaan kepadatannya menurun, tulang menjadi tipis dan berongga.
Sebagian besar penderita osteoporosis, massa tulangnya berkurang atau mengalami penyusutan.
Dengan penurunan massa dan kepadatan tulang, membuat tulang menjadi rapuh dan mudah
patah.
Massa tulang terdiri dari Kalsium dan senyawa kolagen yang berfungsi sebagai semen bagi
tulang. Jika massa tulang berkurang ini bisa menyebabkan tulang tidak kuat menahan beban
berat, benturan ringan bisa menyebabkan patah tulang.
Penyebab Osteoporosis
Tulang kita sebenarnya tidak pernah diam. Setiap saat terjadi pembentukan sel-sel tulang baru,
sedangkan sel tulang yang sudah tua dibuang dari tubuh. Pada masa anak-anak, kecepatan
pembentukan jauh lebih besar ketimbang hilangnya sel-sel tulang yang sudah tua. Akibatnya
tulang pada anak-anak akan bertambah panjang dan besar.
Pada orang dewasa kecepatan pembentukan dan hilangnya sel tulang hampir seimbang. Mulai
usia 30-40 tahun, kecepatan pembentukan tulang semakin menurun, akibatnya jumlah sel-sel
tulang semakin sedikit, sehingga rawan terjadi osteoporosis. [sumber: doktersehat.com]
Tulang yang mudah patah akibat Osteoporosis adalah tulang belakang, tulang paha dan
pergelangan tangan.
Osteoporosis juga dapat menyebabkan tulang punggung melengkung, sehingga orang yang
mengalami penyakit ini menjadi bungkuk bahkan lebih pendek.
Bagi Anda yang berusia lanjut, perlu kehati-hatian ketika menjalankan aktivitas sehari-hari.
Tempat yang paling riskan bagi penderita osteoporosis adalah kamar mandi. Bila terpeleset bisa
menimbulkan patah tulang, termasuk tulang pinggul. Jika sudah parah, penderita hanya bisa
duduk di kursi roda bahkan terbaring di tempat tidur. Ini bisa meningkatkan resiko lain seperti
infeksi paru, pengentalan darah dll.
Osteoporosis bisa dialami siapa saja, terutama wanita yang memasuki menopause,
karena hormon estrogen yang diproduksi ovarium turun drastis. Estrogen berperan
penting dalam menjaga kekuatan tulang dengan cara membantu kerja sel-sel pembentuk
tulang.
Perokok, kurang olah raga, obat-obatan tertentu dapat meningkatkan resiko terkena
osteopososis.
Obat-obatan tersebut a.l kortison dosis tinggi (digunakan untuk asma, penyakit paru,
radang sendi dan alergi). Pengobatan tiroid juga berperan terhadap timbulnya
osteoporosis.
Mempunyai keluarga dengan riwayat osteoporosis. Wanita yang mempunyai ibu
osteoporosis mempunyai resiko lebih tinggi mendapatkan osteoporosis.
Wanita dengan berat badan kurang, hal ini dikaitkan dengan perbedaan tingkat
produksi estrogen di mana wanita gemuk cenderung lebih banyak estrogen.
Penyakit tertentu yang dapat meningkatkan resiko osteoporosis seperti Rheumatoid
Arthritis, Bronkhitis Kronis, Emfisema, Hipertioidisme, Malnutrisi, Penyakit Hati
Kronik dan Penyakit-penyakit usus.
Rendahnya asupan kalsium atau Vit D.
Agar kepadatan tulang tetap terjaga, tubuh memerlukan kalsium dan mineral lainnya
dalam jumlah yang cukup.
Pencegahan penyakit Osteoporosis yaitu dengan menambah asupan kalsium sejak usia
muda.
2. Osteoarthritis (OA)
Osteoarthritis (OA) merupakan radang pada sendi atau kerusakan pada tulang rawan sendi.
Penyakit ini dapat terjadi pada seluruh sendi, baik sendi kecil maupun sendi yang besar diantara
dua tulang. Osteoarthritis adalah peradangan sendi yang bersifat kronis dan progresif,
menyebabkan kerusakan tulang rawan secara bertahap.
Sebagian orang menyebutnya pengapuran. Karena pada saat difoto rontgen terdapat osteofit
(semacam taji), sebenarnya bukan tumbuh, namun karena kerusakan pada tulang rawan maka
timbul osteofit. (sumber: medistra.com].
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif karena umumnya menyerang usia tua.
Masyarakat awam mengira bahwa penyakit ini disebabkan oleh rematik atau asam urat, bahkan
ada yang berpikir ini akibat Osteoporosis.
Jaringan tulang rawan atau kartilago hyalin adalah jaringan elastis yang berfungsi sebagai
bantalan di mana tulang bertemu dan bergerak. Bisa diibaratkan sebagai “shock breaker” pada
mobil. Bantalan ini juga bermanfaat sebagai pelumas.
Apabila kerusakan kartilago hyalin berlangsung lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk
memberbaiki diri sendi (dalam hal ini kemampuan STEM CELL untuk merehabilitasi dan
meregenerasi jaringan tulang rawan terganggu), maka dapat dipastikan penipisan tulang rawan
dan kehilangan pelumas akan datang lebih cepat (disinilah “Nutrisi Stem Cell” bekerja yaitu
dengan cara merangsang STEM CELL dari sumsum tulang untuk bersirkulasi ke aliran
darah lebih banyak lagi!).
Tulang rawan yang seharusnya berfungsi sebagai bantalan dan sebagai pelumas, namun karena
ada bagian yang rusak, aus atau usang, maka permukaan tulang pada sendi saling beradu, dan ini
bisa menyebabkan tulang ikut tergerus, mengakibatkan rasa sakit yang tidak tertahankan, sulit
melakukan aktifas seperti duduk, membungkuk, naik turun tangga, kaku hingga pembengkakan
pada sendi. Kerusakan tulang rawan ini dapat terjadi pada seluruh tulang rawan, mulai
dari lutut, engkel, panggul, bahu, tulang belakang, dan siku.
1. Osteoarthritis Primer: dialami setelah usia 45 tahun, sebagai akibat dari proses alami
penuaan, tidak diketahui penyebab pastinya, menyerang secara perlahan tapi
progresif, dan dapat mengenai lebih dari satu persendian.
Biasanya menyerang sendi yang menanggung berat badan seperti lutut dan panggul, bisa
juga menyerang punggung, leher, dan jari-jari.
2. Osteoarthritis Sekunder: dialami sebelum usia 45 tahun, biasanya disebabkan oleh
trauma (instabilitas) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau
permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar, dan pembedahan pada sendi.
Penyebab lainnya adalah faktor genetik dan penyakit metabolik [sumber: tanyadok.com]
Pada umumnya osteoarthritis terjadi pada lutut, sendi tulang belakang dan sendi panggul, hal
ini disebabkan karena sendi tersebut adalah sendi “weight bearing”, sendi yang menahan beban
tubuh.
Setelah kerusakan tulang rawan terjadi, sendi dan tulang juga ikut berubah, pada permukaan
sendi yang sudah aus, terjadilah yang dinamakan pengapuran, yaitu tumbuhnya tulang baru
yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh agar menjadikan sendi kembali stabil. Namun
yang terjadi malah membuat sendi menjadi kaku.
Misal osteoarthritis pada lutut, berdasarkan rontgen (ctt. tingkat stadium berbeda-beda dari setiap
sendi yang terkena).
Stadium 1 terlihat mulai adanya penyempitan ringan celah sendi. Stadium 2, selain penyempitan
juga terdapat osteofit.
Stadium 3, kondisi lebih parah lagi. Stadium 4, kondisi jika tulang paha dan tulang kering sudah
menyatu. [sumber: medistra.com]
Untuk mengurangi rasa nyeri, biasanya ahli medis memberikan suntikan dengan bahan baku
yang berbeda-beda yang berfungsi sebagai cairan pelumas, ada juga yang fungsinya sebagai zat
anti-inflamasi, yang biasa disuntikkan di area seperti lutut, siku, tulang belakang, sendi bahu.
Suntikan seperti ini hanya bersifat “mengurangi rasa nyeri” tetapi tidak menyembuhkan ke
sumbernya. Namun, jika penyakit ini tidak segera ditangani, sakitnya akan bertambah parah, jika
terus dibiarkan, osteoarthritis dapat menyebabkan cacat permanen pada tulang. Dan mempunyai
dampak jangka panjang yang baru dirasakan penderita 10 tahun kemudian.
Untuk mengetahui gejala, harus melalui pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Bila laju endap
darah dan kolesterol meningkat, maka dapat diidentifikasi sebagai gejala osteoarthritis. – Jangan
tunggu hingga nyeri sendi Anda datang lebih parah!..
Terdapat pembengkakan atau benjolan pada sendi-sendi siku, kaki, buku-buku jari dan
tumit.
Penderita Rheumatoid Arthritis sering mengalami rasa sakit, kelelahan, kehilangan napsu
makan, kekakuan sendi, pembengkakan di pergelangan tangan, siku, bahu, lutut,
pergelangan kaki, rahang dan leher.
Rheumatoid Arthritis (RA) menjadi salah satu penyebab penyakit yang disebut dengan
“Bursitis” yaitu di mana bursa mengalami peradangan yang menyebabkan bursa memproduksi
cairan berlebih sehingga menyebabkan pembengkakan. Bursa berperan sebagai bantalan untuk
pergerakan sendi, berisi cairan pelumas bening yang disebut dengan cairan sinovial.
Saat ini telah ditemukan, satu produk “Stem Cell Nutrition” yang mampu meningkatkan
pelepasan Stem Cell dari sumsum tulang ke aliran darah lebh banyak lagi. Seperti Anda tahu,
STEM CELL berpotensi melakukan penyembuhan tubuh secara alami, seperti kulit rusak akibat
luka bakar, stroke, alzheimer, diabetes, leukemia dan penyakit degeneratif lainnya.