Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS GAYA MENGAJAR KLASIK GURU TERHADAP PEMAHAMAN

SISWA PADA MATERI ALJABAR


Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk belajar dan mengembangkan diri.
Belajar yang dimaksud adalah proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu.
Sejak lahir manusia sudah belajar mengenal alam sekitarnya melalui seorang ibu yang
merupakan madrasah petama bagi anak-anakanya. Belajar dapat dilakukan kapanpun,
dimanapun dan oleh siapapun. Beda halnya dengan seorang pelajar yang sudah duduk
dibangku sekolah, aktivitas belajar biasanya di dalam kelas secara formal. Di sekolah siswa
diajari tentang matematika, sejarah, fisika, bahasa, ilmu pengetahuan alam dan lainnya. Siswa
di dikatakan sudah paham jika siswa dapat menginterpretasi dan mengaplikasikan
pengetahuan yang telah diajarkan.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Mata pelajaran ini
umum untuk siswa di setiap jurusan di sekolah. Matematika biasanya dikenal sebagai ilmu
pasti. Matematika masuk dalam pengetahuan tentang angka , logika, aljabar linear dan
sebagainya. Mata pelajaran ini menuntut siswa belajar dengan giat supaya dapat memahami
materi matematika yang sifatnya abstrak. Matematika berbicara tentang kuantitas, struktur,
simbol-simbol dan konsep-konsep abstrak. Sampai saat ini matematika belum ada
kesepakatan diantara matematikawan apa itu matematika. hanya saja matematikawan
menafsirkan matematika berdasarkan sifat dan sasaran penelaahan saja.

Aljabar linear adalah bidang studi matematika yang mempelajari sistem persamaan linear
dan solusinya, vektor, transformasi linear dan matriks (wikipedia). Materi ini biasanya mulai
diperkenalkan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA). Sistem persamaan linear
biasanya terdiri dari satu sampai dua variabel (SPLDV) untuk tingkat SMA. Guru biasanya
mengajarkan SPLDV dengan memberikan ilustrasi atau gambaran penggunaan persamaan
linear dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini tergolong susah dipahami oleh siswa. Faktor
yang membuat siswa tidak paham adalah dari gaya mengajar guru dan selebihnya adalah
karena kemampuan siswa terbatas.

Gaya mengajar yang dimiliki oleh guru matematika seharusnya bervariasi agar dapat
membantu siswa dalam belajar. Kreativitas guru dalam menemukan gaya mengajar
tergantung pada dirinya sendiri sebagai seorang pendidik. Guru berhak memilih gaya
mengajar yang sesuai dengan siswa yang dihadapi. Guru juga dapat menggunakan satu atau
lebih gaya mengajar dari berbagai macam gaya mengajar yang ada. Guru dapat melaksakan
proses pembelajaran menggunakan gaya mengajar tertentu agar proses belajar mengajar
efektif. Oleh karena itu, kesadaran guru akan pentingnya gaya mengajar sangat membantu
siswa dalam memahami materi matematika.
Banyak variasi gaya mengajar yang ada. Tetapi kebanyakan gaya mengajar guru tidak
sesuai dengan karakter siswa dan materi ajar. Sehingga, dampak yang ditimbulkan adanya
ketidaksesuaian ini adalah ketidakpahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Penelitian
Subroto (2017) menyimpulkan bahwa para guru matematika banyak menggunakan gaya
mengajar ahli dan model pribadi. Kedua gaya mengajar diatas masing-masing memiliki
kerugian bagi siswa. Pertama, gaya mengajar ahli membuat guru banyak menyampaikan
informasi berupa pengetahuan terkait dengan keahliannya. Akibat dari pemberian informasi
yang berlebihan ,membuat pengetahuan yang dimiliki guru menjadi pajangan yang dapat
membuat siswa yang kurang pengalaman menjadi takut dan cemas. Ketakutan pada siswa
akan berpengaruh pada kondisi psikologis dan susah untuk memahami materi yang ditakuti.
Kedua, gaya mengajar model pribadi mendorong siswa dalam mengamati apa yang dilakukan
oleh guru sehingga mampu menyamai atau bahkan lebih baik dibanding gurunya. Akan
tetapi, tidak semua siswa dapat menyamai apa yang dilakukan oleh guru. Beberapa siswa
perlu kreatifitas untuk membentuk pemahamannya sendiri. berdasarkan hasil penelitian
Permatasari dkk (2015) menyimpulkan bahwa salah faktor yang mempengaruhi kesulitan
siswa dalam memahami materi tertentu dalam matematika salah satunya adalah penggunaan
metode ceramah yang tidak dapat menarik pehatian siswa.
Rata–rata guru di jenjang SMA menggunakan Gaya mengajar klasik pada materi
persamaan linear dua variabel.. Hasil survei terhadap siswa MAN 1 makassar yang telah
belajar SPLDV adalah Guru memberikan ilustrasi dalam kehidupan sehari-hari untuk
dikaitkan pada materi SPLDV. Guru juga memberikan beberapa cara menyelesaikan soal
SPLDV diantaranya adalah metode eleminasi dan metode grafik. Siswa tersebut di beri tes
soal SPLDVsebanyak satu nomor untuk menentukan nilai x dan y. Jawaban pertama yang
diberikan siswa benar. namun, tidak menggunakan salah satu metode yang diajarkan oleh
guru matematika. Siswa tersebut menuliskan nilai x dan y hanya karena perkiraan saja.
Selanjutnya siswa tersebut menggunakan metode eleminasi untuk menyelesaikan soal
tersebut dan Jawabannya yang diberikan benar. siswa tersebut beranggapan bahwa cara
pertama yang dituliskan adalah cara fungsi. Sedangkan guru tidak pernah memberikan
metode tersebut untuk menyesaikan SPLDV. fungsi adalah salah satu sub materi dalam
matematika yang berhubungan dengan SPLDV namun bukan merupakan salah satu metode
penyelesaian dalam SPLDV. Tidak semua soal SPLDV dapat di kerjakan dengan
memperkirakan x dan y terutama jika kemungkinannya banyak. sehingga kesimpulannya
adalah siswa tersebut tidak paham dengan materi SPLDV yang telah dipelajari. Jawaban
pertama yang diberikan siswa menunjukkan interpretasi dari nilai x dan y. Namun yang jadi
masalah adalah pemahaman yang diberikan guru kepada siswa tidak sampai. seharusnya saat
pertama kali siswa diberi soal maka hanya ada dua metode yang digunakan sesuai yang telah
diajarkan yaitu metode grafik dan eleminasi. Namun kenyataannya, siswa tersebut
menyelesaikan soal tersebut menggunakan caranya sendiri. Gaya klasik yang digunakan guru
tidak sesuai khakteristik siswa. sehingga guru perlu menggunakan gaya mengajar yang lebih
bervariasi lainnya untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa salah satunya adalah gaya mengajar guru
dalam pembelajaran. Dari uraian diatas penulis mencoba menganalisis hubungan antara gaya
mengajar klasik dengan pemahaman siswa khususnya pada materi aljabar. Oleh karena itu,
penulis ingin melakukan sebuah penelitian dengan mengangkat judul Analisis Gaya
Mengajar Klasik Guru terhadap Pemahaman Siswa pada Materi Aljabar.

Anda mungkin juga menyukai