Oleh :
PERCOBAAN NO. : 4
MATERI PERCOBAAN : HUKUM PEMBAGIAN
1) Teori
Suatu zat yang dapat larut dalam dua pelarut yang tidak saling campur, misalnya asam
benzoat yang terlarut dalam diklorometana dan air, maka distribusi zat dalam kedua pelarut
tersebut berdasarkan pada Hukum Pembagian. Asam benzoat yang dilarutkan dalam air dan
ditambah diklorometana, kemudian dilakukan pengadukan atau pengocokan, maka asam benzoat
akan terdistribusi dalam fase air dan fase diklorometana. Setelah tercapai kesetimbangan,
perbandingan kadar asam benzoat dalam kedua pelarut tersebut selalu tetap (pada suhu tetap).
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada keadaan tersebut berlaku hukum termodinamika
sebagai berikut :
GA = GoA + RT ln aA
GB = GoB + RT ln aB
GA = GB
GoA + RT ln aA = GoB + RT ln aB
aA GAo − GBo
ln = =𝑘
aB RT
aA
= 𝐾
aB
K = koefisien distribusi
Dalam bidang farmasi, koefisien distribusi lebih lazim dinyatakan sebagai koefisien partisi (P).
Apabila tidak dinyatakan lain, P untuk senyawa yang tidak terionisasi ditulis sebagai berikut :
CA
P=
CB
CA = kadar zat terlarut dalam pelarut non polar
CB = kadar zat terlarut dalam air (pelarut polar)
Bila tidak ada interaksi antara zat terlarut dan pelarut, maka :
CA = CM ‒ CB ; CM = kadar zat mula-mula atau kadar total
CB ( 1 – α )
Asam benzoat bersifat asam lemah, derajat ionisasinya relatif rendah sehingga dalam kondisi
tertentu nilai α dapat diabaikan. Untuk menghitung nilai α, dapat dicari melalui persamaan
Henderson - Hasselbalch sebagai berikut :
Ci
pH = pKa + log
Cu
2) Alat
Corong pisah 100 mL
Buret 25 mL
Statif dan klem
Gelas piala 100 mL dan 250 mL
Labu Erlenmeyer 100 mL
Pipet volum 10 mL
Pipette filler
Gelas ukur 100 mL dan 50 mL
Hot plate-magnetic stirrer dan stirrer bar
Corong
Batang pengaduk
Termometer
3) Bahan
Larutan asam benzoat
Larutan NaOH 0,02 M
Air suling
Diklorometana
LarutanPhenol Phtalein (PP)
4) Cara Kerja
A. Bagian 1 : Penentuan kadar awal larutan asam benzoat (S)
1. Siapkan sampel larutan asam benzoat (S) dari larutan stok asam benzoat (AB).
Untuk masing-masing kelompok, volume larutan stok asam benzoat (AB) dan air suling
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 Bagian 1.
2. Pipet 10 mL sampel larutan asam benzoat ke dalam labu Erlenmeyer, tambahkan 3 tetes
indikator PP. Titrasi dengan larutan NaOH 0,02 M hingga tercapai end point, catat
volume NaOH dalam Tabel 2.
3. Lakukan titrasi duplo dan hitung rata-rata kadar larutan S, yaitu kadar awal asam benzoat
dalam air (CM).
Tabel 1. Pembagian tugas pembuatan sampel larutan asam benzoat menurut kelompok
Bagian 1 (larutan S) Bagian 2
Kelompok Larutan AB Air suling
Percobaan larutan S (mL) DCM (mL)
(mL) (mL)
i 25 25
1 100 0
ii 40 40
iii 25 25
2 75 25
iv 40 40
v 30 15
3 100 0
vi 40 20
vii 25 50
4 75 25
viii 30 60
Hasil Percobaan :
5) Tugas :
Hitung berat masing-masing zat yang diperlukan untuk membuat larutan tersebut.
Gunakan data BM senyawa.
4. Cari data pKa, derajat ionisasi, dan koefisien partisi Asam Benzoat pada literatur.
Jelaskan perbedaan koefisien partisi antara senyawa yang terionisasi dan yang tak
terionisasi.
5. Air dan diklorometana dikocok kemudian didiamkan, akan terbentuk dua lapisan (atas
dan bawah). Pada bagian manakah lapisan airnya? Jelaskan mengapa demikian. Berikan
3 contoh pelarut yang tidak campur dengan air dan cari data berat jenisnya.
6. Apa fungsi titrasi dalam percobaan ini ? apa guna indikator PP ?
7. Pada percobaan Bagian 1, apabila volume NaOH 0,02M yang diperlukan untuk mencapai
end point pada titrasi 10 mL sampel larutan adalah 20 mL, berapa konsentrasi awal asam
benzoat dalam sampel ?
8. Sejumlah 20 mL larutan asam benzoat 0,05 M dikocok dengan 20 mL metilen klorida.
Setelah kesetimbangan diketahui konsentrasi asam benzoat dalam lapisan air adalah
0,0064 M. Hitung koefisien partisi asam benzoat.
Hasil Perhitungan :
Penerapan :
Suatu senyawa sering perlu dipisahkan dari campuran/ matriknya dengan cara ekstraksi,
yaitu dengan melarutkannya ke dalam dua pelarut tertentu yang tidak saling campur kemudian
digojok. Dengan mengetahui harga Kp atau P senyawa dalam sistem pelarut tersebut, maka
dengan beberapa kali ekstraksi senyawa tersebut akan dapat dipisahkan dari campurannya.
Selain itu khususnya dalam bidang farmasi dengan melihat harga Kp atau P suatu
senyawa obat pada sistem oktanol-air, maka dapat diperkirakan absorpsi senyawa obat
menembus membran biologis secara difusi pasif.
Pertanyaan :
1. Sebutkan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi harga P !
2. Suatu senyawa obat yang bersifat asam, di dalam lambung banyak berada sebagai bentuk
terionkan atau bentuk molekul tak terionkan ? Apakah obat tersebut lebih banyak diabsorpsi ke
dalam darah melalui lambung ?