Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN

SARS
(SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME)

Oleh
Kelompok 3

1. Mita Febriantisna ( 151001024 )


2. Mokhamad Afandi ( 151001025 )
3. Mufarikha Tri Wahyuni ( 151001026 )
4. Mufid Asadullah ( 151001027 )
5. Muhammad Amang ( 151001028 )
6. Nelam Anggraini ( 151001029 )
7. Nisha’ul limi Chik M.A ( 151001030 )
8. Novaliano Rabbani S. ( 151001031 )
9. Novita Anggun P. ( 151001032 )
10. Nur Aini. ( 151001033 )

Dosen Pembimbing :
Supriliyah, P, S.Kep, Ns

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015 – 2016
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Asuhan
Keperawatan “Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS)” yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini memuat tentang “ Asuhan KeperawatanPaceMaker” yang
mengidentifikasikan dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan dengan
hal-hal nyata dalam keperawatan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan,oleh sebab itu kritik yang membangun dari para pembaca sangat
kami harapkan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing kami
yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
kami menyusun makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jombang, 28 April 2016

Anggota Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi SARS...................................................................................................... 2
2.2 Etiologi SARS .............................................................................................3
2.3 Patofisiologi & WOC ..................................................................................3
2.4 Manifestasi SARS .......................................................................................6
2.5 Komplikasi ...................................................................................................6
2.6 Prognosis ......................................................................................................6
2.7 Pencegahan SARS ........................................................................................7
2.8 Pemeriksaan Penunjang................................................................................8
BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Identitas Klien ........................................................................................................ 9
3.2 Riwayat Keperawatan .................................................................................9
3.3 Pemeriksaan TTV .......................................................................................10
3.4 Pemeriksaan Fisik ......................................................................................10
3.5 Analisa Data ..............................................................................................17
3.6 Intervensi ............................................................................................................ 18
3.7 Implementasi .............................................................................................19
3.8 Evaluasi ......................................................................................................21
BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian .......................................................................................................... 22
4.2 Pemeriksaan TTV .............................................................................................. 23
4.3 Pemeriksaan Fisik ......................................................................................23
4.4 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................29
4.5 Analisa Data ...............................................................................................29

iii
4.6 Inteverensi Keperawatan ...................................................................................... 31
4.7 Implementasi .............................................................................................33
4.8 Evaluasi ......................................................................................................34

BAB V PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................36
3.2 Kritik dan Saran ..............................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................37

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


SARS saat ini sudah dinyatakan sebagai wabah internasional. Penyakit yang mengancam
kehidupan seseorang ini pertama kalinya dilaporkan pada november tahun silam dari tiongkok
diprovinsi guangdong, tepatnya di kabupaten futsan lalu ke Guangzhou, kemudian menyebar
kewilyah asia lainnya- Hong kong, taiwan, singapura, batam, dan diprediksi mulai masuk ke
wilayah jakarta. Hingga saat ini, SARS belum ditemukan asal muasalnya dan bagaimana
pengobatannya. Wabah SARS mengingatkan kita pada tahun 1918 tahun terjadinya wabah flu
spanyol yang menyebabkan 40 juta orang meninggal dunia. Pada negara asia yang terkena wabah
tersebut, SARS bukan hanya mengancam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi sars
2. Bagaimana penyebab
3. Bagaimana klasifikasi penyakit sars
4. Bagaimana manifestasi dari penyakit sars
5. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit sars
6. Bagaimana komplikasi pada penyakit sars

1.3 Tujuan
1. Mengetahuidefinisi sars
2. Mengetahui penyebabnya
3. Bagaimana klasifikasi
4. Mengetahui manifestasi
5. Mengetahui cara pencegahan
6. Mengetahui komplikasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi SARS


Sindrom Pernapasan Akut Berat atau dalam bahasa Inggrisnya Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) adalah sebuah jenis penyakit pneumonia. Penyakit ini pertama kali muncul
pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. SARS disebabkan oleh virus SARS.

Saat munculnya virus SARS, Tiongkok membungkam berita wabah SARS baik internal
maupun internasional, sehingga penyakit ini menyebar sangat cepat, mencapai negeri tetangga
Hong Kong dan Vietnam pada akhir Februari 2003, kemudian ke negara lain dengan perantaraan
wisatawan internasional. Kasus terakhir dari epidemi ini terjadi pada Juni 2003. Dalam wabah itu,
8.069 kasus muncul yang menewaskan 775 orang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), selama wabah SARS 2003 total 8,098 orang
di seluruh dunia adalah muak dengan SARS dan 774 meninggal - secara keseluruhan kasus tingkat
kematian sekitar 10% dan tertinggi (50%) pada mereka lebih dari 60 tahun usia.

Global conference on SARS yang disponsori oleh WHO di Malaysia pada Juni 2003
mengumpulkan lebih dari 900 peserta dari 441 negara untuk mendiskusikan situasi - pandangan
dan informasi tentang klinis, laboratorium dan epidemiologi pengalaman dipertukarkan pada cara
terbaik untuk mengandung wabah SARS.

2
2.2 Etiologi

SARS tampaknya disebabkan oleh jenis baru dari coronavirus. Coronavirus lainnya
menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai binatang. SARS menyebar dari hubungan tatap
muka, kemungkinan dengan menghirup tetesan bersin atau batuk orang yang tertular. Hal tersebut
bisa juga menyebar dengan terkena ludah orang yang tertular dan kemudian memegang hidung,
mulut, atau mata.

Kebanyakan yang tertular adalah orang yang berhubungan dekat dengan orang yang tertular:
perawat kesehatan, anggota keluarga, atau orang yang berada di sekitar penderita ketika duduk di
pesawat atau tempat tidur di rumah sakit. Meskipun begitu, beberapa orang yang menderita SARS
bisa belum pernah berhubungan dekat dengan orang yang tertular, dan banyak orang yang
berhubungan dekat dengan orang yang tertular tidak terkena. Virus juga terdapat di tinja, dan
beberapa orang tampak telah tertular setelah terkena langsung dengan persediaan air yang
tercemari oleh kotoran.

2.3 Patofisiologi & WOC


SARS secara klinis lebih melibatkan saluran nafas bagian bawah dibandingkan dengan
saluran nafas dibagian atas. Pada saluran nafas bagian bawah, sel-sel asinus adalah sasaran yang
lebih banyak terkena dibandingkan trakea maupun bronkus. Patogenesis SARS terdiri dari 2
macam fase (Chen dan Rumende, 2006),

1. Fase Pertama
Terjadi selama 10 hari pertama penyakit, pada fase ini melibatkan proses akut yang
mengakibatkan diffuse alveolar damage (DAD) yang eksudatif. Fase ini dicirikan dengan
adanya infiltrasi dari sel-sel inflamasi serta edema dan pembentukan membran hialin.
Membran hialin ini terbentuk dari endapan protein plasma serta debris nucleus dan
sitoplasma sel-sel epitel paru (pneumosit) yang rusak. Dengan adanya nekrosis sel-sel epitel
paru maka barrier antara sirkulasi darah dan jalan udara menjadi hilang sehingga cairan yang
berasal dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam ruang alveolus (efusi). Namun masih
belum dapat dibuktikan apakah kerusakan sel-sel paru tersebut diakibatkan karena efek
toksik dari virus tersebut secara langsung atau kerusakan tersebut terjadi karena perantara
3
sistem imun. Pada saat fase eksudatif ini dapat diamati dan diidentifikasi RNA dan antigen
virus yang terdapat pada makrofag alveolar.
2. Fase kedua
Fase ini dimulai tepat setelah fase pertama selesai (setelah 10 hari). Fase ini ditandai
dengan perubahan pada DAD eksudatif menjadi DAD yang terorganisir. Pada periode ini
didapati metaplasia sel epitel skuamosa bronchial, bertambahnya ragam sel dan fibrosis pada
dinding lumen alveolus. Pada fase ini juga tampak dominasi pneumosit tipe 2 dengan
perbesaran nucleus dan nucleoli yang eosinofilik.
Selanjutnya juga ditemukan adanya sel raksasa dengan banyak nucleus
(multinucleated giant cell) dalam rongga alveoli. Sel raksasa tersebut diduga merupakan
akibat langsung dari COV SARS, namun sumber lain mengatakan bahwa hal tersebut bukan
karena COV SARS namun disebabkan karena proses inflamasi yang berat pada tahap DAD
eksudatif

4
Tinja, droplet, Udara
WOC terkontaminasi coronaV

Kontak/invasi saluran
pernafasan
Reaksi Pertahanan:

1. Batuk Masuk saluran pernafasan


2. Bersin bawah

Keluar Masuk Aktifan antibody

Proses Reflikasi Antigen antibody Reaksi Inflamasi


cepat

Meningkat Proses Pelepasan Mediator Suhu tubuh


radang Kimia meningkat

Sekresi mukus Metabolisme Resiko


Meningkat kekurangan
cairan
Inefektifitas
Bersihan jalan nafas

Tidak seimbang Intoleransi


suplai O2

Tidak mampu memenuhi


Kerusakan
kebutuhan nutrisi
Pertukaran gas
Kelebihan CO2 Perubahan Nutrisi <
Penurunan O2 ke
kebutuhan
jaringan
Asidosis respirator
Metabolisme anaerob

Perubahan RR
Asam Laktat

Predisposisi edema
selebral

Penekanan SSP
5

Penurunan Kesadaran
2.4 Manifestasi Klinis
1. Demam tinggi (>380 C)
2. Satu atau lebih gangguan pernafasan yaitu batuk, nafas pendek, kesulitan bernafas,
3. Satu atau lebih keadaan berikut:

a. Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, mempunyai riwayat kontak erat dengan
seseorang yang telah didiagnosa sebagai penderita SARS
b. Dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, melakukan perjalanan ke tempat yang
dilaporkan adanya penderita SARS.

2.5 Komplikasi

Komplikasi meliputi :
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolic
11. Dehidrasi
12. Penyakit multi lobular
13. Septikemi
14. Superinfeksi dapat terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis

2.6 Prognosis

Angka kematian melebihi 40%. Apabila penyakit tidak ditangani dengan baik maka kondisi
bagian tubuh yang diserang, yakni paru-paru, makin bertambah berat rusaknya. Keadaan pasien
yang semula mengalami radang paru dapat berlanjut ke kondisi gagal napas yang berat karena paru

6
sudah tidak dapat berfungsi sebagai alat pernapasan yang menerima oksigen dan membuang
karbondioksida. Tanda jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien
akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy
kelihatan jelas.

Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu yang lama, cenderung akan
terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan parut tertentu membaik beberapa bulan setelah
ventilator dilepas.

Penderita yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya akan sembuh total, dengan atau
tanpa kelainan paru-paru jangka panjang

2.7 Pencegahan

> Hindari tempat yang padat/kerumunan orang


> Jika tidak perlu, hindari kunjungan ke rumah sakit (Itu bukan berarti menghindari berobat jika
sakit)
> Hindari kontak dengan pengidap pneumonia
> Cuci tangan sesering mungkin dengan air atau sabun, lebih baik jika menggunakan
alkohol. Virus SARS yang berasal dari butir-butiran halus yang keluar sewaktu penderita
bercakap, batuk dan bersin, bisa menempel sekitar tiga jam di tombol lift, meja, pintu, kursi dan
benda-benda lainnya,
> Gunakan masker bila mengidap batuk/pilek agar tidak menular ke orang lain
Agar daya tahan tubuh tidak menurun, usahakan hal-hal berikut :
> Perkuat daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, tidur cukup
(6-8 jam), hindari rokok dan alkohol, serta mengendalikan stres
> Pertimbangkan untuk mengonsumsi vitamin C tambahan
Disability Limitation :
> Pemberian antibiotik levofloxacin (dipasarkan di Indonesia dengan merk Cravit, dan lain-lain)
> Antibiotik diberikan guna mencegah terjadinya infeksi sekunder oleh kuman akibat daya tahan
yang menurun. Jadi, sebenarnya bukan untuk membunuh virus penyebab SARS, namun agar

7
sang tubuh bisa leluasa "berkonsentrasi" meningkatkan daya tahan tanpa harus terlalu
memikirkan kuman infeksi lainnya, sederhananya seperti itu.
> Pemberian kortikosteroid dengan pemberian obat ini, diharapkan dalam satu atau dua hari
panas bisa segera terkontrol dan bisa meningkatkan perasaan nyaman penderita yang penting
bagi pembentukan kekebalan tubuh
> pemberian ribavirin (antivirus spektrum luas)
Khusus mengenai ribavirin, obat yang tadinya digunakan untuk mengobati hepatitis itu kini
memang masih jarang di Indonesia karena tergolong mahal. Mudah-mudahan dalam waktu
dekat, kasus SARS semakin banyak, produsen obat dalam negeri akan mulai melirik obat yang
tadinya digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis. Yang paling penting dari semuanya
adalah semangat penderita untuk berusaha sembuh dari penyakitnya. Diharapkan dengan
perawatan yang dilakukan, tubuh penderita akan membentuk kekebalan sendiri dan bisa sembuh
dalam waktu yang tidak terlalu lama.

2.8 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan
abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir
serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
 Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi
udara)
 Gas darah arteri
 Hitung jenis darah dan kimia darah
 Bronkoskopi.
 Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
 Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal,
aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
 Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan
sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

8
BAB III
ASKEP TEORI

3.1 IDENTITAS KLIEN


Pengkajian adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk
mengevaluasi & mengidentifikasi status kesehatan klien.
IDENTITAS KLIEN
Nama : untuk membedakan pasien satu dengan pasien yang lain karena banyak
orang yang namanya sama
Umur : pada usia anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut dapat terserang
Jenis Kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
Diagnosis medis : untuk menentukan diagnose
Suku/Bangsa : untuk mengetahui darimana asal dan letak geografis tempat tinggal pasien
Tgl Pengkajian :dimulainya pengkajian serta catat jam
Agama : tidak dipengaruhi agama yang di anut
Pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
Pendidikan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
Alamat : untuk mengetahui dimana klien berada
Tgl MRS : untuk mengetahui klien saat MRS serta catat jam MRS
3.2 RIWAYAT KEPERAWATAN :

1. Keluhan Utama :
Biasanya Pasien dengan penyakit sars : sesak nafas, suhu tubuh meningkat, lemas,
jantung berdebar debar .
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengutarakan apa yang di rasakan saat pertama masuk rumah sakit dan masa
setelah rawat inap
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Biasanya klien mempunyai riwayat penyakit gondoktiroid,
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Biasanya salah satu keluarga dari pasien mengalami penyakit yang sama

9
3.3 PEMERIKSAAN TTV
Suhu : Biasanya suhu tubuh meningkat
Berat badan : Berat Badan akan turun karena anorexia
RR : RR meningkat karena Pasien mengalami sesak nafas
Nadi : Denyut nadi bertambah cepat
Tekanan Darah : Akan terjadi penurunan tekanan darah.

3. 4 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan persistem :
A. Sistem Pernafasan
Anamnesa :Pasien biasanya dispnea
a. Hidung
Inspeksi: Nafas cuping hidung tidak ada, Secret / ingus tidak ada, oedem pada
mukosa tidak ada, kebersihan bersih, deformitas tidak ada, pemberian O2 ada jika
pasienya sesak nafas.
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, fraktur tulang nasal tidak ada.
b. Mulut
Inspeksi : mukosa bibir tidak sianosis, Alat bantu nafas ETT tidak ada.
Sinus paranasalis
Inspeksi : pemeriksaan sinus paranasalis normal
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
c. Leher
Inspeksi : trakheostomi tidak ada
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, adanya massa tidak ada, pembesaran kelenjar limfe
tidak ada, posisi trachea di tengah.
d. Faring :
Inspeksi : kemerahan tidak ada, oedem / tanda-tanda infeksi tidak ada
e. Area dada:
Inspeksi: pola nafas teratur, penggunaan otot Bantu pernafasan tidak ada,pergerakan
dada simetris, waktu inspirasi ekspirasi (rasio inspirasi : ekspirasi normal), trauma
dada tidak ada, pembengkakan tidak ada.

10
Palpasi: nyeri tekan tidak ada, bengkak tidak ada.
Auskultasi : Suara nafas tambahan tidak ada
B. Cardiovaskuler Dan Limfe
Anamnesa: nyeri dada tidak ada, sesak saat mencium bau menyengat
a. Wajah
Inspeksi : sembab(-), pucat(-), sianosis(-), pembuluh darah mata pecah(-),
konjungtiva anemis.
b. Leher
Inspeksi : bendungan vena jugularis tidak ada
Palpasi : Arteri carotis communis(-)
c. Dada
Inspeksi : bentuk dada simetris, odema tidak ada.
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2) tidak ada kelainan bunyi
jantung.
a. Ekstrimitas Atas
Inspeksi : sianosis(-), clubbing finger(-)
Palpasi : CRT kembali kurang dari 2 detik, suhu akral hangat
b. Ekstrimitas Bawah
Inspeksi : Varises(-), sianosis(-), clubbing finger(-), oedem(-)
Palpasi : CRT kembali kurang dari 2 detik, suhu akral hangat, oedemq(-)

C. Persyarafan
Anamnesis : Pada pasien mengalami nyeri kepala berputar-putar,nyeri kepala
sebelah,hilang keseimbangan, mual dan muntah, perubahan berbicara, dan tremor.
• Pemeriksaan nervus (diperiksa jika ada indikasi dengan kelainan persyarafan):
1. Uji nervus I olfaktorius ( pembau)
Pasien dapat membedakan bau-bau yang menyengat dan tidak menyengat (seperti
minyak kayu putih,parfum dan kopi).
2. Uji nervus II opticus ( penglihatan)
Pada pasien pandangan sudah agak kabur dikarenakan faktor usia.

11
Jarak pandangan antara 20-30cm.
3. Uji nervus III oculomotorius
Pada pasien tidak terdapat oedema kelopak mata,tidak terdapat sklera mata jauh,bola
mata menonjol dan celah mata sempit,tetapi pasien konjungtiva matanya anemis.
4. Nervus IV toklearis
Pasien diperiksa pupilnya normal dan refleks pupilnya normal pada saat diberi
sinaran oleh cahaya.
5. Nervus V abdusen :
Pada pasien saat dilakukan pemeriksaan gerak bola mata, pergerakannya adalah
normal antar mata kanan dan kiri.
6. Uji nervus VI facialis dengan cara : kedua alis mata simetris
7. Nervus VII auditorius/AKUSTIKUS :
Pada pasien pendengaran normal tidak ada gangguan pada pendengaran.
8. Nervus VIII vagus:
Pada pasien pergerakan lidahnya dapat bergerak penuh dan tidak ada gangguan pada
pergerakan lidah pasien,dapat menelan secara normal.
9. Nervus IX aksesorius :
Pada pasien pergerakan kepala dan bahu normal. Kepala dapat menggeleng, menoleh
kanan dan kiri. Dan bahu dapat bergerak penuh.
Tingkat kesadaran (kualitas):
Compos Mentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawab pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya,dapat berkomunikasi dengan baik.
Tingkat kesadaran (Kuantitas) :
GCS (Glasgow Coma Scale), yang dinilai yaitu : E4,M6,V5
- Eye/membuka mata (E) :
4 = dapat membuka mata spontan
- Motorik (M) :
6 = dapat bergerak sesuai perintah
- Verbal/bicara (V) :
5 = orientasi baik : orang, tempat, waktu

12
D. Perkemihan-Eliminasi Uri
Anamnesa: Pasien bisa merasakan miksi dengan tidak memakai kateter. Dan dapat
BAK dengan normal. Urine yang dikeluarkan pasien sehari 4 kali antara 1500-
1600cc
a. Kandung kemih:
Inspeksi : Tidak ada benjolan, jaringan parut (-), kandung kemih tidak tegang
Palpasi : nyeri tekan(-), tidak teraba massa
b. Ginjal :
Inspeksi : tidak terjadi pembesaran ginjal
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran ginjal
Perkusi : nyeri ketok (-)
E. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi
Anamnesa : Nafsu makan pasien bagus, pasien makan dengan pola pagi-siang-malam
tetapi tidak selalu habis, tidak ada keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, maupun
gangguan menelan. Pada hari dilakukan pengkajian pasien belum BAB. Pasien
merasakan nyeri pada perut bagian bawah kanan.
Provokatif : nyeri ditimbulkan dari peradangan pada appendik
Qualitas : nyeri seperti tertusuk-tusuk
Regio : kuadaran IV, pada titik Mc Burney
Skala : 5
Time : hilang timbul
a. Mulut:
Inspeksi : mukosa bibir kering, pada gigi terdapat gigi yang tanggal (1) karies (-),
terdapat plak pada sela gigi. Stomatitis (-), pembesaran kelenjar parotis (-)
Palpasi : nyeri tekan pada rongga mulut (-), massa(-)
b. Lidah
Inspeksi : letak simetris, warna merah muda pucat, tidak ada gerakan tremor.
Palpasi : Nodul(-), oedema(-), nyeri tekan(-)
c. Faring - Esofagus :
Inspeksi : warna palatum merah muda
Palpasi : pembesaran kelenjar(-)

13
Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)
Inspeksi: tidak ada pembesaran abdomen yang abnormal, tidak tampak vena Port
d. hepatika
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : hipertympai
Palpasi:
Kuadran I:
Hepar  hepatomegali(-), nyeri tekan(-)
Kuadran II:
Gaster  nyeri tekan abdomen(-)
Lien  splenomegali(-)
Kuadran III:
Terdapat massa
Kuadran IV:
Nyeri tekan pada titik Mc Burney
F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen
Anamnese : tidak ada nyeri dan tidak terjadi kelemahan ekstremitas
Warna kulit
Hiperpigmentasi(-), hipopigmentasi(-), kulit tidak bersisik
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Fraktur : pasien tidak mengalami fraktur dan tidak pernah ada riwayat fraktur
Luka : tidak ditemukan luka pada tubuh pasien
G. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Anamnesa: tidak merasakan kram, pandangan kabur sesuai penambahan usia,
perubahan berat badan dan tinggi badan normal, kesulitan menelan(-), berkeringat(-),
tremor(-), hot flushes (panas pada wajah tidak ada)
Riwayat KB : pasien tidak pernah melakukan KB karena setiap selesai melahirkan
pasien langsung melakukan kiret.

14
a. Kepala :
Inspeksi : distribusi rambut(menyebar), tebal, kerontokan(-)
b. Leher
Inspeksi : bentuk(normal), pembesaran kelenjar thyroid(-), perubahan warna(-).
Palpasi : pembesaran kelenjar(thyroid, parathyroid tidak ada), nyeri tekan(-),suhu
badan hangat
c. Payudara
Inspeksi : pembesaran mamae (-)
d. Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis (ketebalan merata, kerontokan tidak ada),
bersih, pengeluaran (darah, cairan, lender tidak ada).
Palpasi : benjolan(-),
Ekstremitas bawah
Palpasi : edema non pitting(-)
H. Sistem Reproduksi
Anamnesa :
1. cyclus haid (normal), lama haid(7hari),darah banyak & sifat(cair), flour albus
(normal tidak bau dan warna normal),disminore(-), terjadi nyeri punggung saat
menstruasi
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, Keluarga berencana

a. Pernah hamil,4x hamil,keguguran pada hamil ke dua,penyulit dalam kehamilan


adalah sakit pinggang. jarak kehamilan anak ke-1 dan ke-2 7tahun.
b. Selama 3x persalinan:persalinan 1&2 normal dan kiret,persalinan terakhir
melalui SC.

Payudara
Inspeksi : bentuk(normal),kebersihan(+), warna areola(coklat
kehitaman), bentuk papilla mamae(normal),massa(-),luka(-),payudara(simetris).
Palpasi :benjolan(-), pengeluaran(-), nyeri tekan(-).
Axilla :
Inspeksi : benjolan(-).

15
Palpasi : teraba benjolan(-).
Abdomen:
Inspeksi : pembesaran abdomen(-), luka post SC(-).
Palpasi : pembesaran (-),massa(-).
Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis(merata),kebersihan(+),odema(-),varices(-),benjolan(-),
pengeluaran (-), tanda-tanda infeksi(-).
Palpasi : benjolan(-), massa(-), dan nyeri tekan(-).
I. Persepsi sensori :
Anamnesa : Nyeri mata(-),penurunan tajam penglihatan(+),mata berkunang-kunang(-
), penglihatan ganda( -),mata berair(-), gatal(-), kering(-), benda asing dalam mata(-),
penurunan pendengaran(-), nyeri(-).
Mata
Inspeksi : Mata simetris, bentuk normal, lesi Papelbra ( normal ), Bulu mata
(menyebar), produksi air mata(normal).
Kornea : Normal berkilau, transparan
Iris dan pupil :warna iris dan ukuran(normal),reflek cahaya pada pupil(normal).
Lensa : Normal jernih dan transparan.
Sclera: warna ( putih normal)
Palpasi:
Teraba lunak, nyeri dan pembengkakan kelopak mata(-), palpasi kantong
lakrimal(normal).
Penciuman (Hidung) :
Palpasi : Sinus (tidak ada nyeri tekan), Palpasi fossa kanina (tidak
nyeri),Pembengkakan(-), Deformitas(-).
Perkusi : regio frontalis sinus frontalis dan fossa kanina kita lakukan apabila palpasi
pada keduanya menimbulkan reaksi hebat(-).

16
3.5 ANALISA DATA

NS.
DIAGNOSIS : Gangguan pertukaran gas

(NANDA-I)

Kelebihan atau defisit oksigenasi atau eliminasi karbondioksida pada


DEFINITION:
membrane alveolar-kapiler.

 Diaforesis
 Dispnea
 Gangguan pengelihatan
 Gas darah arteri abnormal
 Gelisah
 Hiperkapnia
 Hipoksemia
 Hipoksia
DEFINING  Iritabilitas
CHARACTER  Konfusi
ISTICS  Nafas cuping hidung
 Penurunan karbon dioksida
 Ph arteri abnormal
 Pola pernafasan abnormal(mis,
kecepatan,irama,kedalaman)
 Saki kepala saat bangun
 Sianosis
 Somnolen
 Takikardi
 Warna kulit abnormal (mis,pucat, kehitaman)

17
RELATED  Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
FACTORS:  Perubahan membran alveolar-kapiler

Subjective data entry Objective data entry

Batuk RR meningkat
ASSESSMENT

Pusing kepala Suhunya normal

Sesak nafas Nadi cepat

Tidak nafsu makan Tekanan darah turun

Gelisa

Ns. Diagnosis (Specify):


Client
 Intoleransi aktivitas
DIAGNOSIS

Diagno Related to
stic
 Ketidak keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Statem
ent:

3.6 INTERVENSI (PERENCANAAN)


1. Pengertian Intervensi
Menuru tKozier et al (1995) Perencanaan adalah sesuatu yang telah di
pertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi
kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
Dalam perencanaan keperawatan perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan diagnose keperawatan untuk mencegah dan menurunkan
masalah klien.

18
NIC

INTERVENS TUJUAN
AKTIVITAS
I
Ganguan 1. Kolaborasi dengan 1. Setelah diberikan asuhan keperawatan
pertukaran tim tenaga medis selama 24 jam diharapkan klien
gas 2. Anjurkan pasien meninggalkan ambulasi ataua ktivitas
istirahat
3. Berikan
lingkungan tenang
Keseimbanga 1. Kaji riwayat 1. Meredahkan sesak nafas
n pernafasan penyakit pernafasan
penyumbatan 2. Beri oksigen
yang di tambahan jika perlu
karenakan 3. Memonitoring bagai
sesak nafas mana keadaan dada
dan virus apakah ada nyeri
colon 4. Menjaga alat alat
yang terpasang pada
pasien

3.7 IMPLEMENTASI
1. Pengertian Implementasi
Merupakan ini siatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping.
19
IMPLEMENT TUJUAN
AKTIVITAS
ASI
Gangguan 1. Kolaborasi Setelah diberikan asuhan
pertukaran dengan tim keperawatan selama 24 jam
gas b.d tenaga medis diharapkan klien meninggalkan
kelemahan R/ Pemberian terapi ambulasi atau aktivitas
umum 2. Anjurkan pasien
istirahat
R/ Pasien susah tidur
3. Berikan
lingkungan
tenang
R/ Pasien masih
pusing dengan
lingkungan tenang
Keseimbangan 1. Kaji riwayat 2. Meredahkan sesak nafas
pernafasan penyakit
penyumbatan pernafasan
yang di 2. Beri oksigen
karenakan tambahan jika
sesak nafas dan perlu
virus colon 3. Memonitoring
bagai mana
keadaan dada
apakah ada nyeri
4. Menjaga alat alat
yang terpasang
pada pasien

20
3.8 EVALUASI
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya
setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang
dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.
Data yang diperoleh :
1. Terhindar dari resiko perfusi perifer
2. Bebas dari nyeri
3. Terpenuhinya akivitas sehari-hari
4. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi
5. Menunjukkan penurunan kecemasan
6. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
7. Mematuhi semua aturan medis

21
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny Y berumur beumur 48 tahun datang ke RS muhammadiyah pada tanggal 01-02-2016 jam
13:43. klien mengatakan jalan-jalan dari china untuk berlibur. Sekitar satu minggu pulang dari
china klien tampak gelisah, pucat dan mengalami sesak nafas, sakit kepala saat bangun, sianosis,
demam yang panasnya tak kunjung turun dan nafas tidak teratur. Setelah dilakukan pemeriksaan
fisik diperoleh data TD: 98/60 mmHg, nadi :110 x/menit ,suhu :38,9 C, HR: 95xpermenit RR:
24x/menit
4.1 PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny Y
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Pattimura E12
Diagnosa Medis : pneumonia
No. RM :
Tanggal masuk RS : 01 Februari 2016
Tanggal / Waktu pengkajian : 01 Februari 2016

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Sesak nafas dan batuk
b. Riwayat penyakit sekarang
sesak nafas, demam,badan cepat lelah, batuk,dan diare
c. Riwayat penyakit dahulu
klien mempuyai penyakit asma.
d. Riwayat penyakit keluarga
Tidak terdapatnya riwayat penyakit keturunan pada klien,
22
4.2 PEMERIKSAAN TTV
Suhu : 38.9 derajat celcius
Berat badan : 76 kg
RR : 24x/menit
Nadi : 110 x/menit
Tekanan Darah : 98/60 mmHg
4.3 PEMERIKSAAN FISIK
1. Sistem Pernapasan
Anamnesa: batuk kering dan sesak nafas

Hidung
Inspeksi : bentuk simetri ,tidak ada secret / ingus, tampak bersih , tidak ada odem
pemberian O2 : masker .
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, alat bantu nafas ETT.

Sinus paranasalis
Inspeksi : ada infeksi virus corona penyebab adanya sinus
Palpasi : ada nyeri tekan

Leher
Inspeksi : simestri,
Palpasi :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan.

Faring
Inspeksi : infeksi virus paramoxyviridae virus ini menyebabakan batuk yang kering
atau tersumbatnya salura faring

23
Area dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris , Frekuensi 20 x/menit,
Palpasi : ada nyeri tekan, ada odem pada bronkritis.
Auskultasi : suara nafas whezing.

2. Cardiovaskuler Dan Limfe


Anamnesa : Mudah lelah, perubahan berat badan, pusing.

Wajah

Inspeksi : pucat, konjungtiva pucat

Leher

Inspeksi : tidak bendungan vena jugularis

Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar

Dada

Inspeksi : bentuk dada simetris

Palpasi : letak ictus cordis (ics 5, 1 cm medial dari garis mid clavicula sinistra)

Perkusi : Tidak ada pelebaran atau pengecilan pada batas jantung

Auskultasi : bunyi normal

Ekstrimitas Atas

Inspeksi : tidak ada sianosis, tidak ada clubing finger, perfusi pucat

Palpasi : suhu akral panas

Ekstrimitas Bawah

Inspeksi : tidak ada odem, tidak ada sianosis, tidak ada clubing finger

24
Palpasi : suhu akral panas

3. Persyarafan
Anamnesa : klien mengeluhkan pusing

Pemeriksaan Nervus :

Uji Nervus 1 (Olvaktorius/Pembau)

Normal : klien mampu membedakan aroma.

Uji Nervus 2 (Optikus/Penglihatan)

Normal : klien mampu membaca gambar dengan jarak 30cm

Uji Nervus 3 (Oculomotorius)

Normal : bisa pengarahkan bola mata ke arah perawat dengan berbagai arah

Uji Nervus 4 (Toklearis)

Normal : pupil pasien sensitif dengan cahaya

Uji Nervus 5 (Trigeminus/Sensasi Kulit Wajah)

Normal : klien mampu menutupkan mulut tiba-tiba dan mampu mengekpresikan wajah
sesuai yang di rasakan pada tubuhnya

Uji Nervus 6

Normal : Tidak ada juling, mampu bergerak secara simetris

Uji Nervus 7 (Facialis)

Normal : klien mampu mengsimetriskan perintah perawat seperti menggembungkan


pipi, menaikan dan menurunkan alis mata.

Uji Nervus 8 (Auditorius/Akustikus)

25
Normal : mampu mendengarkan ucapan perawat dengan jelas dan tidak mengalami
kehilangan keseimbangan, tidak mampu berjalan atau berdiri secara seimbang.

Uji Nervus 9 (Glosoparingeal)

Normal : timbul reflek muntah ketika perawat menyentuh tongs patel keposterior
faring pasien

Uji Nervus 10 (Vagus)

Normal : klien mampu menggerakan lidah dan menelan

Uji Nervus 11 (Aksesorius)

Normal : mampu menggerakan kepala dan bahu sesuai yang di perintahkan perawat

Uji Nervus 12 (Hypoglsal/hipoglosum)

Normal : klien mampu menjulurkan lidah ke garis tengah dan menggerakan ke


samping kanan dan ke samping kiri

4. Perkemihan-Eliminasi Urine
Anamnesa : oliguri (jumlah urin 600ml/24jam). Warna kuning tidak berbui
Genetelia Eksternal Perempuan :
Inspeksi : tidak ada odem, tidak ada kemerahan, tidak ada infeksi
Palpasi : tidak benjolan dan tidak ada nyeri tekan

Kandung Kemih
Inspeksi : tidak ada masa atau benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Ginjal :
Inspeksi : tidak pembesaran daerah pinggang
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen kwadran 1 dan 2 di atas umbilikus, sub
kulit hangat
Perkusi : Tidak ada nyeri ketok

26
5. Sistem Pencernaan
Anamnesa : nafsu makan berkurang, pola makan klien tidak teratur, porsi makan
sedikit dan jumlah air 4 gelas/hari

Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir pucat, jumlah gigi 20 gigi, gusi tidak berdarah, tidak ada
bengkak dan odem
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Lidah
Inspeksi : posisi simetris, bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

6. Sistem Muskuloskeletal & Integumen


Anamnesa : tidak ada nyeri kelemahan pada ektrimitas, cara berjalan tegak, warna
kulit sawo matang.
Pergerakan sendi terbatas, Kekuatan otot
5 5
5 5
Ket :
0 = otot sama sekalin tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi, bila lengan/tungkai
di lepaskan, akan jatuh 100% pasif.
1 = tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh
2 = mampu menahan tegak berarti mampu menahan gaya gravitasi (saja), tapi dengan
dengan sentuhan akan jatuh
3 = mampu menahan tegak walaupun sedikit di dorong tetapi tidak mampu melewati
sedikit di dorong tetapi tidak mampu melawan tekan/dorongan dari pemeriksa
4 = kekuatan kurang di bandingkan sisi lain
5 = kekuatan utuh

27
7. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Anamnesa : lemah, perubahan pada berat badan

Kepala
Inspeksi : rambut tebal, tidak rontok

Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada perubahan warna
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada nyeri tekan, suhu hangat

Genetalia
Inspekssi : tidak ada rambut kubis, bersih
Palpasi : tidak ada benjolan

8. Sistem Reproduksi
Anamnesa :
1. Riwayat menstruasi
Mestruasi tidak teratur biasanya menstruasi 5-7 ketika sakit ini hanya 3-4 hari,
2. Riwayat kehamilan
Sudah pernah melelahirkan 2 kali dengan cara persalinan normal sekarang
mengguakan KB suntik
Payudara :
Inspeksi : bentuk, kebersihan, warna areola, bentuk papilla mamae,
Palpasi : tidak benjolan abnormal,
Axilla :
Inspeksi : tidak adanya benjolan abnormal,
Palpasi : tidak benjolan abnormal
Abdomen:
Inspeksi : pembesaran abdomen ,
Palpasi : pembesaran (kontur, ukuran),.

28
Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis, kebersihan,odema, varices, benjolan,.
Palpasi : tidak ada benjolan/ massa dan nyeri tekan.

4.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hemoglobin 9 dl/l (Normal : 10-16 gr/dl)

Leukosit 6300/mm3 (Normal : 9.000-12.000/mm3)

Segmen 27% (Normal :

Limfosit 61 % (Normal : 42%)

Monosit 12 % (Normal : 4-9%)

LED 63/115 mm/jam (Normal :

Hematocrit 23,6 % (Normal : 33-38%)

Trombosit 130,80 (Normal : 200.000-400.000)

SGOT 14 miu/l (Normal : 3-45 miu/I)

SGPT 27 miu/l (Normal : 0-35 miu/I)

HBS Ag negative

4.5 ANALISA DATA

Domain 3 gangguan pertukaran gas


NS. DIAGNOSIS :
Kelas 4 fungsi respirasi
(NANDA-I)
____________________________________________________
00030 : gangguan pertukaran gas

DEFINITION:

29
Kelebihan atau deficit oksigenasi dan / atau eliminasi karbondioksida
pada membrane alveolar-kapiler

 Diaforesis
 Dipsnea
 Gangguan penglihatan
 Gas Darah arteri abnormal
 Gelisah
 Hiperkapnia
 Hipoksemia
 Hipoksia
DEFINING  Iritabilitas
CHARACTERISTICS  Konvusi
 Napas Cuping hidung
 Penurunan karbondioksida
 pH arteri abnormal
 Pola nafas abnormal ( misalya : kecepatan ,irama ,kedalaman )
 Sakit kepala saat bangun
 Sianosis
 Somnolen
 Takikardia)
 Warna kulit abnormal ( misalnya : pucat ,kehitaman )

 Ketidak seimbangan ventilasi - perfusi


RELATED FACTORS:
 Perubahan membran alveolar - kapiler

30
Subjective data entry Objective data entry

tampak gelisah TD: 98/60 mmHg


nadi :110 x/menit
pucat
suhu :38,9 C,

SESSMENT
sesak nafas HR: 95xpermenit
AS

RR: 24x/menit
sakit kepala saat bangun

sianosis

demam

nafas tidak teratur

Client Ns. Diagnosis (Specify):


DIAGNO
SIS

Diagnostic 00030 Gangguan pertukaran gas.


Statement:
Related to:
Perubahan membran alveolar – kapiler.

4.6 INTEVERENSI KEPERAWATAN


NIC NOC

Intervensi Aktifitas Outcome Indikator

Menejemen nafas 1. Menyediakan udara untuk Respiration status : 041004 : respiratory


buatan dispirasi tang 100% di Air way patency rate
lembabkan.
Definisi Definition : 041005 : respiratory
2. Monitor tekanan tabung 4-8
:perawatan tube open,clean rhythm
jam selama ekspirasi
endrotrakeal dan tracheobronchial
dengan menggunakan three 041017 : depth of
tracheostomy,serat
way stopcock, calibrated inspiration
penecegahan

31
komplikasi yang syringe dan manometer passages for air 041012 : ability to
disebabkan oleh mercury exchange clear secretions
penggunaan alat- 3. Beri makan pada makanan
041002 : anxiety
alat tersebut enteral sesuai kebutuhan .
cek tekanan tabung segera 041011 : fear
setelah pemberian
041003 : choking
anesthesia general
4. Inspeksi kulit di daerah 041007 :
sekitas stoma untuk adventitious breath
mengetahui adanya cairan sounds
iritasi atau kemerahan
041013 : nasal
faring

041014 : gasping

041015 : dyspnea at
test

041016 : dyspnea
with mild exertion

041018 : accessory
muscle use

041019 : coughing

041020 :
accumulation of
sputum

041021 : agonal
respirations

32
4.7 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No No diagnose Tanggal/ jam Tindakan Paraf

1. 00030 Ganguan 2 februari 2016 1. Mengatasi sesak nafas


Pertukaran Gas Hentikan suksion dan
08.00 WIB berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2

08.30 WIB 2. Bagaimana cara mengatasi


kegelisaan
Perawat menayakan
bagaimana perasaan saat di
rawat di rumah sakit apakah
ada ganguan susah tidur

09.00 WIB
3. Menentukan apa dan berapa
banyak aktivitas yang di
butuhkan untuk menentukan
durasinya.

Perawat menjadwalkan
aktivitas pasien selama
berada di rumah sakit

4. .Memonitor pasien untuk


09.30 WIB yakin akan kondisi kegelisan
Perawat selalu memantau
kondisi pasien setiap 2 jam
sekali

33
10.00 WIB 5. Memonitoring alat alat yang
terpasang di pasien
Perwat mengecek alat alat
apaka sudah di pasang
dengan benar sesai standrat
dan menjaga kesterilan alat
mengecek antara 3-4 jam

4.8 EVALUASI
No Masalah keperawatan / Tanggal / jam Catatan perkembangan Paraf
kolaborasi

1. 00030 Ganguan Pertukaran 2 Februari 1. S = Pasien masih


Gas 2016/20.00 mengeluhkan sesak
WIB nafas dan kepala
masih pusing,
mukosa bibir normal,
konjungtiva normal
2. Objektif
Suhu = 38,00C
N = 100x/menit
TD = 90/50 mmHg
BB = 74 kg
HB = 10 g/dl
RR = 23x/menit
3. A : ganguan
pertukaran gas belum
teratasi
4. P : Menambahkan
intervensi baru dan
melanjutkan

34
intervensi
sebelumnya

35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
SARS (severe Acute Respiratory Syndrome) yang dikenal juga sebagi pneumonia atorpik
adalah infeksi virus saluran napas akut yang disebabkan oleh Corona virus. Penderita
SARS pada mingu pertama penyakitnya mula-mula mengalami demam (>38C) disertai
menggigil dan rasa sakit disekujur badan penderita. Selain itu penedrita mengeluh sakit
kepala yang disertai rasa lemah dan lesuh. Beberapa orang penderita juga mengalami
gangguan pernapasan ringan dan diare.

5.2 Kritik dan Saran


Diharapkan kepada seluruh masyarakat dan tenaga kesehatan untuk lebih berhati-hati dan
selalu waspada dalam menangani pasien atau klien yang terkena
penyakitS A R S . K a r e n a S A R S d a p a t m e n u l a r m e l a l u i k o n t a k l a n g s u n g ,
t e r u t a m a k e p a d a tenaga kesehatan mempunyai risiko paling tinggi untuk tertular
SARS.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. http://dhewynerz.blogspot.co.id/2009/11/askep-sars.html

2. http://www.news-medical.net/health/Severe-Acute-Respiratory-Syndrome-
%28Indonesian%29.aspx

3. http://analismuslim.blogspot.co.id/2012/02/sars-severe-acut-respiratory-syndrome.html

5. http://tomysyandarapramana.blogspot.co.id/2013/09/sars.html

37

Anda mungkin juga menyukai