Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TETAP

SATUAN OPERASI I
“OIL FILTRASI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 3
KELAS : 3 KA
NAMA : 1. Amro Yulianti Siregar 0615 3040 0296
2. Fernia Ayu Oktavia 0615 3040 0302
3. Maulidia Putri 0615 3040 0307
4. Muhammad Alvine Aldio 0615 3040 0309
5. Tri Suci Anjayani 0615 3040 0315
6. M. Julian Saputra Jaya 0615 3040 1002
7. Pitri Yenica 0615 3040 1000

Dosen Pembimbing : Zulkarnain, S.T,.M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2016
OIL FILTRASI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami proses filtrasi (pembersihan partikel padat dari suatu fluida)
dengan menggunakan media penyaring yang berupa karbon aktif.
2. Mengoperasikan alat oil filtration yang ada di laboratorium Teknik
Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat yang digunakan :
a. Seperangkat alat Oil Filtrasi 1 Unit
b. Piknometer 1 Buah
c. Gelas kimia 2 liter 1 Buah
d. Gelas kimia 350 ml 1 Buah
e. Ember 15 liter 1 Buah
f. Spatula 1 Buah
g. Pengaduk 1 Buah

2. Bahan yang digunakan :


a. Limbah Artifisial yang mengandung ion Fe
b. Air Aquadest
c. Karbon Aktif

III. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)


IV. DASAR TEORI
Filtrasi adalah pemisahan partikel padatan dari suatu fluida dengan
menggunakannya pada medium penyaringan atau septum yang diatasnya
padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari
penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan atau keduanya. Suatu saat justru limbah
padatnya lah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di
dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari
hanya sekedar jejak sampai persentasi yang besar. Seringkali umpan
dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju
filtrasi, misalnya dengan pemanasan, kristalisasi atau memasang peralatan
tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena
varietas dan material harus disaring beragam dan kondisi proses yang
berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan
Dijelaskan dibawah ini. Fluida mengalir melalui media penyaring
karena perbedaan tekanan yang melalui media tersebut. Penyaring dapat
beroperasi pada :
1. Tekanan diatas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3. Vakum pada bagian bawah
Tekanan diatas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya grafitasi
pada cairan dalam suatu kolom dengan menggunakan pompa atau blower,
atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu media penyaring biasa tidak
lebih baik dari pada saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel
kasar seperti pasir. Penyaring gravitasi dibatasi penggunaanya dalam
industri untuk suatu aliran cairan kristal pasir, penjernihan air minum dan
pengolahan limbah cair.
Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama yaitu penyaring kue
(cake), penyaring penjernihan (clarifying) dan penyaringan aliran silang
(cross flow). Penyaring kue memisahkan cairan dan padatan sebelum
dengan jumlah relative besar sebagai suatu kue kristal atau lumpur.
Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk membersihkan kue dan
untuk membersihkan cairan dan padatan sebelum dibuang. Penyaring
penjernihan membersihkan sejumlah kecil padatan dan suatu gas atau
medium penyaring atau percikan cairan jenuh semisal minuman. Partikel
padatan ditangkap di dalam medium penyaring atau di atas permukaan
luarnya. Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu
memiliki diameter pori medium penyaring lebih besar dan partikel yang
akan disingkirkan.
Di dalam penyaringan aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan
tekanan tertentu diatas medium penyaring. Lapisan tipis dan padatan dapat
terbentuk diatas medium permukaan tetapi kecepatan cairan yang tinggi
mencegah terbntuknya lapisan. Medium penyaring adalah membrane
keramik, logam, atau polimer dengan pori yang cukup kecil untuk menahan
sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian cairan mengalir melalui
mdium sebagai filtrate yang jernih, meninggalkan suspensi pekatnya.
Faktor-faktor utama yang perlu dipertimbangkan bila mana menyeleksi
peralatan dan kondisi operasi:
a. sifat-sifat fluida khususnya viskositas densiti dan sifat korosif
b. konsentrasi peralatan dalam suspensi
c. jumlah material yang ditangani dan nilainya
d. sifat alami padatan, antapra lain bentuk dan ukuran partikel, distribusi
ukuran, dan karakteristik isian (packing)
e. nilai produk baik padatan, cairan atau keduanya
f. apakah cairan umpan dapat dipanaskan
g. apakah bentuk pengolahan awal akan menolong
h. apakah perlu untuk mencuci padatan yang disaring
i. apakah kontaminasi ringan yang disebabkan oleh kontak suspensi atau
filtrat dengan macam-macam komponen peralatan akan berbahaya
pada produk.
Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos persatuan
waktu) tergantung pada sejumlah faktor, antra lain :
a. Luas permukaan
Jumlah filtrat persatuan waktu berbanding langsung dengan luas
permukaan media filter. Semakin luas media tersebut, semakin luas pula
daya filtrasinya.
b. Beda tekanan antara kedua sisi media filter
Beda tekanan adalah gaya pendorong setiap proses filtrasi. Secara
teoritis daya filtrasi juga sebanding dengan tekanan. Beda tekanan dapat
ditimbulkan oleh: tekanan hidrostatik, tekanan lebih (filtrasi bertekanan),
tekanan rendah (filtrasi vakum), ataupun gaya sentrifugal.
c. Tahanan media filter
Media filter yang berpori memiliki banyak saluran. Tahanan media
terhadap aliran yang menembusnya semakin kecil jika diameter kapiler
semakin besar, berarti jumlah kapiler persatuan luas semakin sedikit.
Tahanan media juga semakin kecil jika kapiler semakin pendek. Ini berarti
bahwa semakin tipis dan kasar media filter itu, semakin besar daya
filtrasinya.
d. Viskositas cairan
Semakin kecil viskositas cairan, semakin besar daya filtrasinya.
Viskositas dapat dikurangi dengan meningkatkan suhu, namun sering
mengakibatkan penggembungan (swelling) media filter, terjadinya proses
korosi yang lebih cepat atau pelarutan kembali kristal-kristal.
e. Medium Filter
Septum pada setiap medium filter (filter cloth) haruslah mempunyai
sifat sebagai berikut :
• Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring
• Tidak mudah tersumbat atau membuta
• Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses
• Harus memungkinkan penumpukan ampas dan mudah dalam
pengeluaran ampas secara total dan bersih
• Tidak boleh terlalu mahal
Dalam industri, medium filter contohnya adalah kain kanvas. Kanvas
terdapat dalam berbagai bobot dan mempunyai kegunaan tertentu. Untuk
zat cair yang bersifat korosif medium filter yang digunakan seperti kain wol,
tenunan logam monel (baja tahan karat), tenunan gelas atau kertas.

Jenis-jenis Penyaring :
1. Penyaring Vakum Kontinyu
Dalam setiap penyaring vakum kontinyu, cairan dihisap melalui
septum yang bergerak untuk mengendapkan padatan kue. Kue kemudin
dipindahkan dan tempat penyaringan dicuci, dihisap, dikeringkan,dan
dikeluarkan dan lumpur dimasukkan kembali. Beberapa bagian dan
septum terletak pada zona penyaringan, sebagian didalam zona pencuci
sementara sebagian lagi pembebasan dari bebannya. Sehingga buangan
padatan dan cairan dan penyaring tidak dapat dihentikan.

2. Penyaring Vakum Diskontinyu


Penyaring bertekanan biasanya beroperasi secara diskontinyu.
Suatu penyaring vakum diskontinyu, kadang-kadang sangat berguna.
Suatu nutsch vakuin mempunyai ukuran sedikit lebih kecil dari pada
corong buchner, berdiameter 1 s.d 3 m (3 s.d 10 ft) dan membentuk
lapisan padatan dengan tebal 100 s.d 300 mm (4 s.d 12 in). Untuk
mempermudah suatu nutch dapat langsung dibuat dari material tahan
korosi dan menjadi berharga karena dicoba disaring batch varietas
material yang korosif. Nutch biasanya tidak umum dilakukan untuk
proses berskala besar oleh karena batch yang terlibat di dalam
membersihkan tumpukan kue, namun demikian nutch tetap berguna
sebagai penyaring bertekanan yang dikombinasikan dengan pengeringan
bersaring untuk keperluan tertentu dalam operasi batch.

3. Penyaring Drum Berputar (Rotary Drum Filter)


Jenis yng paling umum dari penyaring vakum kontinyu adalah
penyaring drum berputar. Suatu drum berputar dengan arah horizontal
pada kecepatan 0,1 s.d 2 r/min mengaduk lumpur yang melaluinya.
Medium penyaring seperti kanvas, melingkupi permukaan dan drum
sebagian dibenamkan dalam cairan.
Dibawah drum utama yang berputar terdpat drum yang lebih kecil
dengan permukaan padat. Diantara dua drum tersebut ada ruang tipis
berbentuk radial membagi ruang anular ke dalam kompartmen-
kompartmen. Setiap kompartmen tersambung dengan pipa internal ke
suatu lubang dalam plat berputar pada rotary valve. Vakum dan udara
secara bergantian dimasukkan pada tiap-tiap kompartmen dalam drum
berputar.
V. LANGKAH KERJA

1. Mencuci tabung yang berisi karbon aktif sebanyak tiga(3) kali dengan
air yang telah dipanaskan sampai suhu 60-70°C
2. Mengeringkan sampai dengan sempurna
3. Memasukkan minyak jelantah sebanyak 2000ml kedalam tabung F1
dan menutupnya dengan rapat
4. Menghubungkannya dengan sumber listrik
5. Mengoperasikan filter 1(F1) :
a. Membuka katup-katup V1, V3, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri
b. Menutup katup-katup V2, V4, V5, V6, V7, dan V8
c. Memutar knop pompa G1 pada posisi 1
d. Mengatur kecepatan feding flow dengan menggunakan
potensiometer
6. Melakukan penyaringan sebanyak 5 kali sampai densitas minyak
jelantah mendekati densitas minyak murni.

VI. DATA PENGAMATAN


a. Pengamatan Awal
Bahan pH Densitas(gr/ml) Sifat Fisik
Limbah Artifisial 5 1,0367 Warna Kuning

b. Pengamatan Setelah Proses Filtrasi


Waktu Proses Ke- pH Densitas Sifat Fisik
05.74.58 1 5 1,0490 Putih Keruh
04.37.79 2 5 1,0583 Putih Sedikit Keruh
04.20.12 3 5 1,0587 Belum Terlalu Bening
04.11.09 4 5 1,0617 Cukup Bening
04.09.01 5 5 1,0625 Bening
VII. PERHITUNGAN
- Piknometer kosong : 36,84 gram
- Piknometer + Aguadest : 60,49 gram
- Piknometer + limbah artifisial (awal) : 61,37 gram
- Piknometer + limbah artifisial (05.75.58) : 61,66 gram
- Piknometer + limbah artifisial (04.37.79) : 61,88 gram
- Piknometer + limbah artifisial (04.20.12) : 61,89 gram
- Piknometer + limbah artifisial (04.11.09) : 61,96 gram
- Piknometer + limbah artifisial (04.09.01) : 61,98 gram

 Berat aquadest = ( piknometer + aquadest ) – ( piknometer kosong)

= 60,49 gram – 36,84 gram


= 23,65 gram
 Volume aquadest = volume piknometer
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟 23,65 𝑔𝑟𝑎𝑚
Volume piknometer = =
𝜌 𝑎𝑖𝑟 0,9996 𝑔𝑟/𝑚𝑙
= 23, 6594 𝑚𝑙

 Menghitung densitas
a. Densitas limbah artifisial (awal)
𝜌
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙) − (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

61,37 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 36,84 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌=
23,6594 𝑚𝑙
𝜌 = 1,0367 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
b. Densitas limbah artifisial (05.74.58)
𝜌
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 ) − (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

61,66 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 36,84 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌=
23,6594 𝑚𝑙
𝜌 = 1,0490 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
c. Densitas limbah artifisial (04.37.79)
𝜌
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 ) − (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

61,88 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 36,84 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌=
23,6594 𝑚𝑙
𝜌 = 1,0583 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
d. Densitas limbah artifisial (04.20.12)
𝜌
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 ) − (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

61,89 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 36,84 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌=
23,6594 𝑚𝑙
𝜌 = 1,0587 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
e. Densitas limbah artifisial (04.11.09)
𝜌
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 ) − (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

61,96 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 36,84 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌=
23,6594 𝑚𝑙
𝜌 = 1,0617 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
f. Densitas limbah artifisial (04.09.01)
𝜌
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 ) − (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

61,98 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 36,84 𝑔𝑟𝑎𝑚


𝜌=
23,6594 𝑚𝑙
𝜌 = 1,0625 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
VIII. ANALISA DATA
Percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa filtrasi
adalah pemisahan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan atau septum yang
diatasnya padatan akan terendapkan.
Percobaan kali ini, fluida yang digunakan adalah limbah artifisial
dimana menggunakan media penyaring yang berupa karbon aktif.
Karbon aktif digunakan agar dapat memperbaiki kekeruhan dari
limbah yang akan disaring karena pori-pori dari karbon aktif yang
akan menyerap senyawa-senyawa organik yang terdapat pada limbah.
Berdasarkan hasil percobaan, dari awal hingga akhir proses filtrasi
yang dilakukan pada praktikum sebanyak 5 kali. Hasil filtrasi yaitu
filtrat yang diperoleh mempunyai warna yang bening dibandingkan
sampel awal yang belum disaring, yaitu berwarna keruh. Dari data
juga dapat diketahui bahwa densitasnya naik dan kekeruhannya
menurun. Hal ini disebabkan karena sisa-sisa limbah yang terdapat
pada karbon aktif belum bersih meskipun sebelumnya telah
dibersihkan dengan mengalirkan air panas pada karbon aktif.
Karbon aktif sebagai media penyaring harus diregenerasi melalui
pencucian dengan air panas agar pori-pori yang terdapat pada karbon
yang dapat berfungsi lebih baik lagi, karena bila karbon aktif
digunakan secara terus menerus maka pori-pori pada karbon aktif
yang akan tersumbat sehingga tidak efisien lagi apabila digunakan
untuk filtrat.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan partikel padat dari suatu
fluida dan melewatkannya pada medium filter atau septum yang
diatasnya padatan akan diendapkan.
2. Didapat hasil sebagai berikut :
a. Densitas Limbah Artifisial Pengamatan Awal : 1,0367 gr/ml
b. Densitas Limbah Artifisial Setelah Proses Filtrasi :
- Densitas Limbah Artifisial(05.74.58) : 1,0490 gr/ml
- Densitas Limbah Artifisial(04.37.79) : 1,0583 gr/ml
- Densitas Limbah Artifisial(04.20.12) : 1,0587 gr/ml
- Densitas Limbah Artifisial(04.11.09) : 1,0617 gr/ml
- Densitas Limbah Artifisial(04.09.01) : 1,0625 gr/ml

X. DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Penuntun Praktikum Satuan Operasi. 2016;Oil Filtrasi.
Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya
V1 V2

F1 F2 D1

V3 V4

V9 V10

V6 V5
V7 G1

G2
V8
GAMBAR ALAT

1
4

3
2

Seperangkat Alat Oil Filtrasi

Keterangan :
1. Tempat untuk mengoperasikan alat, tempat mengatur kecepatan feeding
flow dengan menggunakan potensiometer, pengatur pompa G1 dan G2.
2. Tabung reservoir DI
3. Filter 1
4. Filter 2
5. Tempat umpan setelah penyaringan
6. Pompa

Anda mungkin juga menyukai