Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR DAN PROSES

ACARA II

KONTUR TOPOGRAFI DAN BLOK DIAGRAM

Dosen Pengampu:
Ferryati Masyitoh, S.Si., M.Si

Asisten :
Ahmad Adi Sucipto

Oleh:
Ryand Rizky Oktananda
160722614647
Offering H/2016

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI
2017
I. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu mengetahui sebaran titik elevasi dari DAS
Bogowonto.
2) Mahasiswa mampu membuat kontur DAS Bogowonto.
3) Mahasiswa mampu membuat blok diagram dari kontur yang telah
diketahui.

II. DASAR TEORI


Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi
melalui garis‐garis ketinggian. Gambaran ini, disamping tinggi‐rendahnya
permukaan dari pandangan datar (relief), juga meliputi pola saluran, parit,
sungai, lembah, danau, rawa, tepi‐laut dan adakalanya pada beberapa jenis
peta, ditunjukkan juga, vegetasi dan obyek hasil aktifitas manusia. Pada peta
topografi standard, umumnya dicantumkan juga tanda‐tanda yang
menunjukkan geografi setempat. Peta topografi mutlak dipakai, terutama
didalam perencanaan pengembangan wilayah, sehubungan dengan pemulihan
lokasi atau didalam pekerjaan konstruksi. Didalam kegiatan geologi, peta
topografi terpakai sebagai peta dasar untuk pemetaan, baik yang bersifat
regional ataupun detail, disamping foto udara atau jenis citra yang lain. Peta
topografi juga dipelajari sebagai tahap awal dari kegiatan lapangan untuk
membahas tentang kemungkinan proses geologi muda yang dapat terjadi,
misalnya proses erosi, gerak tanah/bahaya longsor dan sebagainya. Selain itu,
keadaan bentang alam (morfologi) yang dapat dibaca pada peta topografi
sedikit banyak merupakan pencerminan dari keadaan geologinya, terutama
distribusi batuan yang membawahi daerah itu dan struktur geologinya.

Garis kontur
Garis kontur didefinisikan sebagai garis khayal yang menghubungkan
setiap titik pada ketinggian yang sama. (Pertiwi, 2011) Pada pengertian garis
kontur di atas dapat dijelaskan bahwa sifat dari salah satu garis kontur tersebut
memiliki nilai ketinggian yang tunggal. Untuk merepresentasikan seluruh
bentuk relief dalam bentuk gambaran garis kontur dalam suatu peta, perlu
dilakukan penggambaran beberapa garis kontur yang memiliki ketinggian
yang berbeda dengan garis kontur disebelahnya berdasarkan nilai tinggi yang
berurutan. Dengan adanya nilai tinggi dari garis kontur yang berurutan dengan
garis kontur lainnya berarti terdapat suatu besaran yang membatasi antara dua
kontur tersebut, yang dinamakan interval kontur. Jadi, interval kontur adalah
jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan atau jarak antara dua
bidang mendatar yang berdekatan. Garis kontur pada suatu peta merupakan
proyeksi pada serangkaian titik pada ketinggian yang sama secara tegak lurus
(ortogonal) pada bidang datar (peta).
Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada,
tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika
kontur masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal,
karena ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada
pandangan horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan
simbol. Selanjutnya, kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol
tersebut.
Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk
lereng disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek.
Jika sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung),
dan memberikan pandangan yang panjang.
Jika pada kontur-kontur yang berbentuk meander tetapi tidak terlalu rapat
maka permukaan lapangannya merupakan daerah yang undulasi
(bergelombang).
Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur menunjukkan lereng yang
patah-patah. Kontur-kontur yang halus belokannya juga menunjukkan
permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta skala kecil pada
umumnya penyajian kontur cenderung halus akibat adanya proses generalisasi
yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil (minor).
Blok Diagram
Blok diagram merupakan penggambaran secara tiga dimensi dari suatu
wilayah yang ada di bumi. Hal ini dari peta ontur yang tergambar secara dua
dimensi. Blom diagram dapat dibentuk dari peta kontur dan digambar secara
orthografis.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan :
- Alat Tulis - Peta sebaran titik elevasi sebagian
- Laptop / Notebook DAS Bogowonto
- Kertas Kalkir
- Milimeter Blok

IV. LANGKAH KERJA


 Cara membuat garis kontur ketinggian :
1) Buatlah garis yang menghubungkan dua titik ketinggian
2) Hitunglah ketinggian antara dua titik ketinggian tersebut sesuai dengan
kontur interval yang sudah ditetapkan
3) Hubungkan dengan garis titik-titik yang mempunyai nilai ketinggian
yang sama
 Cara membuat blok Diagram
1) Beri grid dengan ukuran tertentu pada peta kontur yang telah dibuat.
Beri kode setiap garis grid sebagai kode bantu dalam penggambaran
blok diagram
2) Buatlah bidang orografis dengan sumbu x, y, dan z pada kertas
milimeter dengan posisi sumbu z pada sudut 45 dari sumbu x dan y
3) Salinlah peta kontur yang telah diberi grid bantu pada bidang
orthografis x, y, dan z
4) Perbesar elevasi pada sumbu z dengan Verical Exaggretion sesuai
kebutuhan
5) Hubungkan titik-titik yang mempunyai nilai z sama

V. DIAGRAM ALIR

Menyiapkan Membagi
alat dan bahan wilayah pada
Peta Geologi

Memilih
wilayah

Mendeliniasi

Menganalisis Menyusun
Laporan

VI. HASIL PRAKTIKUM


1. Perhitungan mencari titik elveasi yang sama (terlampir)
2. Kontur Peta Persebaran Titik Elevasi Sebagian DAS Bogowonto
(terlampir)
3. Blok diagram berdasarkan kontur Peta Persebaran Titik Elevasi Sebagian
DAS Bogowonto (terlampir)
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini hal-hal yang dilakukan antara lain pembuatan garis
kontur berdasarkan titik tinggi dan pembuatan diagram block. Pada
pembuatan garis kontur dengan berdasarkan titik tinggi, ditentukan interval
kontur atau jarak antar garis kontur sebesar 100. Setelah dilakukan
perhitungan mencari persebaran titik elevasi untuk menarik garis kontur,
ditemukan bahwa kontur paling rendah yaitu 400 sedangkan paling tinggi
sebesar 1200. Penggambaran kenampakan garis kontur yang dibuat
menunjukkan adanya variasi jarak celah antar garis yang rapat maupun yang
renggang. Dilihat dari kenampakan peta sebaran titik elevasi, besar kontur
400 sampai 500 menunjukkan kontur-kontur yang renggang, hal ini
memberikan gambaran bahwa kemiringan di daerah tersebut landai.
Sedangkan untuk persebaran garis kontur 600 hingga 1200 menunjukkan
kontur-kontur yang rapat, memberikan gambaran bahwa kemiringan di daerah
tersebut curam. Selain itu, karena garis kontur hanya mengubungkan titik-titik
yang memiliki ketinggian yang sama, maka garis kontur tidak dapat
bercabang ataupun memoting garis lainnya. Garis kontur bersifat tertutup
yaitu hanya dapat menutup atau bersambung dengan dirinya sendiri.
Pembuatan block diagram secara manual berdasarkan persebaran titik
ketinggian juga dilakukan. Block diagram berguna untuk memvisualisasikan
perbedaan garis kontur secara 3 dimensi sehingga bentuk kenampakan di
permukaan bumi dapat terlihat jelas.
Namun, pembuatan block diagram secara manual jika dibandingkan dengan
pembuatan block diagram secara digital memiliki kelemahan. Block diagram
yang dibuat secara manual belum tentu sama dengan kenampakan permukaan
bumi secara aslinya. Hal tersebut dapat terjadi akibat kesalahan-kesalahan
dalam penggambaran atau ketika melakukan perhitungan penentuan garis
kontur sehingga mempengaruhi hasil penggambaran block diagram.
Hasil yang didapatkan dari penggambaran kontur dapat diidentifikasi
bahwa bentuk lahan DAS Bogowonto tersebut adalah bentuk lahan vulkan,
dapat diketahui dari kemiringan dan visualisasi 3D yang digambarkan ke
diagram blok. Pada bentuk lahan seperti ini biasanya di lebih cocok untuk
dijadikan pertanian kentang, tomat buah.
Kemiringan di daerah DAS Bogowonto terhitung agak curam, sehingga
sangat memungkinkan tingkat erosi yang intensif, apalagi di daerah vulkan
rata – rata porositas dan permeabilitas tanahnya tinggi karena didominasi debu
dan pasir. Hasil dari kemiringan tersebut juga dapat menggambarkan pola
pemukiman penduduk yang semakin ke atas pola pemukimannya menyebar,
karena pada daerah yang lebih tinggi sumur air lebih susah di cari, pada saat
hujan daerah yang memiliki kemiringan yang curam air cenderung mengalir
kebawah dan tidak tersimpan, beda dengan di daerah tekuk lereng.

VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat diidentifikasi bahwa :
- Penggambaran Peta Kontur dengan interval kontur 100.
- Bentuk lahan DAS Bogowonto adalah bentuk lahan vulkan.
- Kontur paling rendah pada elevasi 400, dan kontur paling tinggi pada
elevasi 1200
- Pada daerah gradasi lereng (tekuk lereng) stok air melimppah karena air
hujan meresap dan terjebak (tersimpan) di tekukan.

IX. DAFTAR PUSTAKA

o Gunadi, Rostianingsih. 2014. Pemodelan Peta Topografi ke Objek Tiga


Dimensia. Universitas Kristen Petra. Surabaya
o Pertiwi, Ayu. 2011. Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta
Ketinggia (Kontur), (Online),
(http://dinus.ac.id/wbsc/assets/dkumn/prosiding/AYU_PERTIWI.pdf)
diakses pada tanggal 10 September 2016 pukul 21.45 WIB

X. LAMPIRAN
Hasil Scan Interpolasi Kontur

Anda mungkin juga menyukai