Skripsi7 PDF
Skripsi7 PDF
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PELAPORAN
KEUANGAN DI INTERNET SECARA
SUKARELA OLEH PEMERINTAH DAERAH
SKRIPSI
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
i
PERSETUJUAN SKRIPSI
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
YANG MEMPENGARUHI
PELAPORAN KEUANGAN DI
Dosen Pembimbing,
ii
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi
YANG MEMPENGARUHI
PELAPORAN KEUANGAN DI
INTERNET SECARA
SUKARELA OLEH
PEMERINTAH DAERAH
Tim Penguji
iii
iv
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Papa dan Mama, semoga dapat membuat kalian tersenyum bahagia
Almamaterku, semoga dapat menjadi literatur yang bermanfaat
v
ABSTRACT
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih
DAERAH”.
bantuan, bimbingan, petunjuk, saran, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Mohamad Nasir, M.Si., Akt., Ph.D selaku Dekan
2. Bapak Tri Jatmiko Wahyu Pabowo, S.E., M.Si., Akt. selaku dosen
3. Ibu Dr. Etna Nur Afri Yuyetta, M.Si., Akt. dan Bapak Dul Muid, M.Si.,
4. Bapak Surya Rahardja, S.E., M.Si., Akt. selaku dosen wali atas bimbingan
viii
7. Mbak Rikha Handayani, Staf Sub Bagian Layanan Informasi BPK RI;
RI; serta petugas BPS yang telah membantu kelancaran penulis dalam
pemerolehan data.
DPRD, dan Hubungan Antar Lembaga, Ditjen Otda Kemdagri, yang telah
9. Papa, Mama, Abang Andri, Adek Aldo, Adek Cintya yang sangat penulis
Mutiara, Sevrida Verawaty, juga adik-adikku Dwi Hayu, Gloria A., Maria
11. Martina Eny dan Murni Ana atas ketulusan doa, dukungan, perhatian,
diskusi, dan inspirasi untuk tetap berjuang melakukan yang terbaik dalam
penyusunan skripsi ini guna meraih masa depan yang lebih cerah.
ix
Termasuk Arif, Lidya, Devi, dan Ferry yang telah memberi gambaran dan
skripsi ini. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan.
Fahmi, Bagus, Tika, Roiyana, Mas Kamal, Fuji, Ashari, dan Hana atas
menyadari bahwa penelitian ini hanyalah titik kecil dari luasnya literatur dan ilmu
mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan penelitian ini.
Penulis,
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT................................................................................................... ..… vi
xi
Daerah (APBD)............................ 20
xii
Daerah ........................................................................... 43
xiii
Daerah ............................................................................ 74
xiv
Daerah ............................................................................ 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................... 86
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel POLCOMPT, SIZE, LEV, WEALTH untuk
IFRA ................................................................................................. 63
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel POLCOMPT, SIZE, LEV, WEALTH untuk
N-IRFA............................................................................................. 63
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
pelayanan publik yang didanai dari dana masyarakat, pinjaman, dan pendapatan
lain-lain yang sah. Pemerintahan daerah merupakan bagian dari organisasi sektor
memperoleh sumber daya finansial dalam jumlah signifikan dari sumber selain
dipimpin oleh kepala daerah yang disebut gubernur, walikota, dan bupati. Lingkup
pemerintahan tersebut dapat juga disebut tipe pemerintahan. Kepala daerah dipilih
1
oleh rakyat melalui suatu proses pemilihan. Dengan kata lain, rakyat
rakyat, yaitu pembayaran pajak dan retribusi. Pendapatan dari dana rakyat dan
sumber-sumber lainnya itulah yang harus dikelola kepala daerah dengan sebaik
daerah yang baik oleh kepala daerah seperti yang disebutkan pada UU RI Nomor
17 Tahun 2003, diperlukan motivasi yang benar dan kejujuran dari kepala daerah
2
dapat dilihat dari ada atau tidaknya informasi keuangan yang tersedia secara
demikian, transparansi dapat menjadi indikator adanya kelola keuangan yang baik.
satu dekade terakhir ini. Salah satu indikatornya ialah dikeluarkannya Undang-
Publik yang mengatur seluruh jajaran pejabat publik harus menjadi lebih
transparansi keuangan daerah semakin meningkat ialah krisis ekonomi yang telah
Salah satu bentuk transparansi yang dapat ditempuh kepala daerah ialah
3
jurnalis.
peranan dari pihak eksternal dalam bentuk dukungan dan pengawasan untuk
dilakukan oleh berbagai pihak akan mengarahkan kepala daerah untuk bisa
yang setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi
4
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
Penyajian Laporan Keuangan. Akan tetapi, tidak ada suatu peraturan pun yang
pemerintah daerah di internet dinilai efisien (Woldenberg, 2004 dalam Bertot, dkk
5
akuntabilitas pemerintahan daerah (Shim dan Eom, 2008 dalam Bertot, dkk 2010).
sukarela memilih untuk mengambil manfaat dari internet sebagai media dalam
sukarela berhubung internet dinilai dapat digunakan sebagai media efektif dan
sektor publik belum banyak diteliti. Pernyataan senada juga diungkapkan Styles
dan Tennyson (2007) bahwa hanya ada sedikit penelitian tentang institusi
diantaranya ialah penelitian Mulyana (2006) yang memeriksa penyajian neraca dan
6
daerah Indonesia.
hubungan positif dengan pelaporan keuangan di internet secara sukarela, serta tipe
keuangan di internet secara sukarela. Hasil penelitian Styles dan Tennyson (2007)
utang, serta posisi keuangan kota. Dalam penelitian ini, karakteristik yang akan
Hal yang sama juga ditunjukkan dalam penelitian Ingram (1984), Evans dan
memperebutkan suatu posisi sebagai kepala daerah. Baber (1983) dan Evans and
7
Patton (1987) dalam Laswad, dkk (2005) menyatakan bahwa kepala daerah terpilih
biaya jangka panjang yang tinggi pula dalam hal pemenuhan janji-janji sebelum
(monitoring cost) yang lebih besar dikarenakan lebih banyak pihak yang
Lebih lanjut Baber dan Sen (1984) dalam Laswad, dkk (2005) menyatakan
kepala daerah terpilih dari suatu pemerintahan daerah yang berkompetisi politik
tinggi lebih rentan terhadap klaim atau kritikan saingan politiknya. Umumnya
cepat akan menjadi norma di sektor swasta internasional. Securities and Exchange
penyebaran informasi yang utama (SEC, 2001 dalam Laswad, dkk 2005). Dengan
8
kekayaan yang dikelola oleh perangkat pemerintahan daerah semakin besar pula.
Jumlah transfer kekayaan yang dikelola oleh perangkat pemerintahan daerah dapat
meningkatkan kompetisi politik untuk suatu jabatan di sektor publik. Hal ini
sehubungan dengan janji sebelum pemilihan mereka (Baber, 1983 dalam Laswad,
dkk 2005). Penelitian Baber (1983), Ingram dan DeJong (1987), dan Christiaens
daerah berukuran besar (Ettredge, dkk 2002; Pirchegger dan Wagenhofer, 1999
memiliki kecenderungan untuk mengurangi biaya utang. Hal ini dapat dicapai
oleh kreditur (Zimmerman, 1977; Baber, 1983; Baber dan Sen, 1984; Ingram,
1984; Ingram dan DeJong, 1987; Christiaens, 1999; Gore, 2004 dalam Laswad,
dkk 2005). Pengungkapan tersebut dapat disediakan dalam laporan keuangan hard
copy dan media lainnya, seperti laporan keuangan internet. Penelitian yang
dilakukan Laswad, dkk (2005) dan Styles dan Tennyson (2007) menunjukkan
9
keuangan di internet.
bahwa manajemen pemerintahan daerah tersebut memiliki kualitas yang baik. Hal
dalam Laswad, dkk 2005). Kepala daerah akan menyediakan teknik pengungkapan
manajemen yang baik yang telah diraih. Penelitian yang dilakukan Laswad, dkk
(2005) serta Styles dan Tennyson (2007) menunjukkan adanya hubungan positif
keuangan di internet.
provinsi dan pemerintahan kota. Menurut Ingram, (1984) dalam Laswad, dkk
sehingga kepala daerah memiliki dorongan yang lebih besar untuk secara sukarela
wilayah pedesaan yang memiliki jumlah penduduk relatif besar. Ditambah lagi,
10
didapat fakta bahwa pemakaian dan akses internet di daerah tujuan urbanisasi lebih
telah menguji hubungan antara tipe pemerintahan daerah dan insentif pemantauan,
misalnya penelitian Zimmerman (1977), Evans dan Patton (1987), Ingram dan
pilihan pengungkapan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Laswad, dkk (2005)
Selandia Baru.
Perbedaan pertama terdapat pada populasi yang digunakan dalam penelitian ini,
independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya lima, yaitu kompetisi
tipe pemerintahan daerah. Variabel visibilitas pers tidak digunakan karena tingkat
11
kesulitan mendapatkan data tergolong tinggi. Variabel visibilitas pers diukur dari
jumlah berita tentang pemerintahan daerah yang muncul pada media massa daerah
setempat.
12
13
sukarela. Hal ini dapat membantu investor, kreditur, dan donatur mendapatkan
3. Peneliti lain, dalam hal menjadi masukan, referensi kajian-kajian empiris, serta
Bab I : Pendahuluan
penelitian ini dan dasar acuan teori yang digunakan dalam analisis
14
Bab V : Penutup
dan saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil dari analisis data
15
BAB II
TELAAH PUSTAKA
(DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
itu dibagi lagi atas daerah kota dan daerah kabupaten. Setiap daerah provinsi,
daerah kota, dan daerah kabupaten mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang.
Tiap pemerintahan daerah dipimpin oleh kepala daerah. Sebutan kepala daerah
16
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 14, kepala daerah
penyaringan kepada masyarakat. Kewenangan politik yang dulu ada pada DPRD
untuk memilih kepala daerah telah diserahkan pada rakyat sehingga rakyat dapat
17
provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur
daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah diatur
yang memerlukan (Ghozali dan Chariri, 2007). Menurut Hendriksen dan Breda
(2002) ada bukti yang menunjukkan bahwa entitas enggan menambah luasnya
kepada pesaing serta seringkali diyakini bahwa investor tidak dapat memahami
18
informasi tentang segala kondisi dan kinerja entitas terutama dari segi keuangan
dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui laporan keuangan
(Suwardjono, 2010). Singkatnya, pelaporan keuangan lebih luas dari pada laporan
LKPD juga telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 01
19
LAKIP ialah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999, Keputusan Kepala
Namun, dari semua peraturan tersebut tidak ada yang mengatur mengenai
terdapat sedikit bahasan tentang pelaporan keuangan pemerintah tetapi tidak ada
bahwa informasi tersebut bermanfaat bagi pihak luar dan berkehendak untuk
daerah. APBD dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD.
dijelaskan bahwa APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan
20
perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah. Belanja daerah dirinci menurut
organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit,
bersangkutan,
yang bersangkutan,
perekonomian,
21
luas.
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
22
dengan:
daya ekonomi;
sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya
yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian
23
mengenai:
a) indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan
anggaran; dan
pokok adalah:
pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang
periode pelaporan.
b) Neraca
perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan
24
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus
kas.
sasaran strategisnya dalam rangka pencapaian visi dan misi serta agenda
pembangunan. Disamping itu, laporan ini juga memuat aspek penting bidang
keuangan yang secara langsung mengaitkan hubungan yang tidak terpisah antara
dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima
masyarakat.
Solikin (2006) dijelaskan bahwa pada keputusan ini terdapat Rencana Strategis
(Renstra) yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran, dan cara mencapai sasaran tersebut
25
dalam bentuk uraian kebijakan dan program. Renstra meliputi waktu lima tahun.
Kemudian setiap tahun akan dipiih kebijakan dan program yang akan dilaksanakan
yang dipakai ialah indikator masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome),
manfaat (benefit), dan dampak (impact). Dalam LAKIP terdapat dua formulir
untuk mengukur kinerja, yaitu formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan
analisis kinerja kegiatan serta evaluasi dan analisis pencapaian sasaran. Sedangkan
efisiensi.
Instansi Pemerintah.
26
pemerintah daerah. Selain itu, melalui laporan ini pula para pihak yang
Menurut Styles dan Tennyson (2007), suatu cara yang mungkin paling
nyaman dan cost effective bagi pihak pemerintahan untuk menyebarkan informasi
internet, diantaranya :
27
keuangan bagi semua stakeholder (Lavigne, 2002 dalam Styles dan Tennyson
2007).
keuangan yang disediakan pada suatu website dalam format elektronik seperti
luas dalam menganalisis data keuangan (Lymer, dkk 1999; Trites 1999; FASB,
dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan
hidup (Asforth dan Gibs, 1990 dalam Ghozali dan Chariri, 2007). Legitimasi
28
perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat
dan eksplisit. Deegan (2000) menyatakan bahwa, bentuk eksplisit dari kontrak
masyarakat yang tidak tercantum dalam peraturan legal. Organisasi akan terus
untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori
keterbukaan informasi merupakan salah satu hal yang menjadi fokus perhatian
29
yang berubah, pemerintah daerah juga harus dapat beradaptasi dan berubah.
Pemerintah daerah dikatakan efektif apabila dapat bereaksi dengan cepat terhadap
transparansi atas pengelolaan keuangan daerah oleh pemerintah daerah. Cara ini
dianggap tepat mengingat menurut Dowling dan Preffer dalam Deegan (2000)
strategi yang dapat dilakukan untuk melegitimasi aktivitas suatu organisasi ialah
dengan strategi komunikasi. Ditambahkan lagi oleh Hurst (1970) dalam Deegan
(2000) bahwa laporan akuntansi dapat menjadi alat melegitimasi keberadaan suatu
organisasi.
dan kinerja pemerintah daerah dapat diterima oleh masyarakat. Oleh karena telah
30
tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Gray, Kouhi, dan Adams (1994) dalam
Sehubungan dengan ”hak atas informasi” itu, Gray, Owen, dan Adams (1996)
tuntutan. Dengan kata lain, tiap pihak dalam lingkungan organisasi memiliki hak
31
dengan topik yang sama yang dilakukan di institusi pemerintahan (Laswad, dkk
2005 dan Styles dan Tennyson, 2007). Penelitian yang telah dilakukan mengenai
ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Desain
Saran untuk
Peneliti & Tujuan Penelitian
Hasil Penelitian Penelitian
Tahun Penelitian
(Variabel & Selanjutnya
Penelitian
Metodologi
Penelitian)
32
Statistik
deskriptif,
analisis
univariat, dan
analisis regresi
multivariate
(regresi
logistik)
33
34
keuangan daerah yang baik. Beberapa sumber menyatakan manfaat dari internet
pemerintah daerah di internet dinilai efisien (Woldenberg, 2004 dalam Bertot, dkk
akuntabilitas pemerintahan daerah (Shim dan Eom, 2008 dalam Bertot, dkk 2010).
sukarela memilih untuk mengambil manfaat dari internet sebagai media dalam
dinilai dapat digunakan sebagai media efektif dan efisien dalam pelaporan
35
daerah.
informasi (Baber, 1983 dalam Laswad, dkk 2005) karena akan menanggung biaya
pengawasan yang lebih besar dari saingan politiknya. Salah satu cara penyediaan
internet secara sukarela oleh pemerintah daerah secara positif karena semakin
besar ukuran pemerintahan daerah menandakan jumlah dan transfer kekayaan yang
dikelola oleh perangkat pemerintahan daerah semakin besar pula sehingga biaya
oleh ukuran pemerintahan daerah yang besar, internet dapat menjadi sarana sangat
efisien dan memuaskan bagi pemerintahan daerah berukuran besar (Ettredge, dkk
leverage, yang menunjukkan penggunaan utang, maka biaya utang pun makin
36
utang. Hal tersebut dapat dicapai melalui pengungkapan informasi secara sukarela
internet secara sukarela oleh pemerintah daerah secara positif karena semakin
pemerintahan daerah tersebut memiliki kualitas yang baik sehingga kepala daerah
cenderung mempublikasikan hal tersebut. Hal itu dapat dijadikan peluang oleh
pemilihan selajutnya (Christiaens, 1999 dalam Laswad, dkk 2005). Salah satu cara
populasi penduduk yang besar dibanding dengan wilayah pedesaan yang memiliki
jumlah penduduk relatif besar. Ditambah lagi, pemakaian dan akses internet di
37
Kompetisi Politik
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
38
2.3 Hipotesis
untuk para kepala daerah terpilih mengabaikan janji-janji sebelum pemilihan, dan
menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) yang lebih besar (Baber, 1983;
Evans dan Patton, 1987 dalam Laswad, dkk 2005). Internet adalah mekanisme
yang berbiaya efektif untuk penyebaran informasi kepada para pemilih dengan
cepat dan simultan sehingga dapat menjadi media penting untuk pemakaian
Selanjutnya, Baber dan Sen (1984) dalam Laswad, dkk (2005) berpendapat
cepat akan menjadi norma di sektor swasta internasional. Securities and Exchange
Commission (SEC) telah menyatakan bahwa karena investor memiliki akses lebih
demikian, penggunaan sukarela dari web untuk pelaporan keuangan oleh beberapa
39
self regulation dalam bentuk kepatuhan terhadap praktik metode pelaporan terbaik.
sebagai berikut :
jumlah dan transfer kekayaan yang besar. Jumlah dan besarnya transfer kekayaan
untuk suatu jabatan publik (Baber, 1983 dalam Laswad, dkk 2005). Kompetisi
politik yang tinggi memacu kepala daerah yang sedang memegang jabatan untuk
menjadi sarana sangat efisien dan memuaskan bagi pemerintahan daerah yang
40
cenderung akan meningkat dengan ukuran (Debreceny, dkk 2002; Pirchegger dan
sebagai berikut :
insentif bagi kepala daerah untuk mengurangi biaya utang (Zimmerman, 1977
dalam Laswad, dkk 2005). Hal tersebut dapat dicapai melalui pengungkapan
(Zimmerman, 1977; Baber, 1983; Baber dan Sen, 1984; Ingram, 1984; Ingram dan
DeJong, 1987; Christiaens, 1999; Gore, 2004 dalam Laswad, dkk 2005).
sebagai berikut :
41
sinyal dari kualitas kepala daerah, dimana kepala daerah dapat mengambil manfaat
dengan kekayaan yang lebih kecil menunjukkan kinerja pemerintahan daerah yang
seperti itu lebih suka untuk “…membatasi akses informasi akuntansi kepada
sebagai berikut :
42
yaitu kumpulan pemilih individu, yang memiliki kemampuan lebih besar untuk
pemilihan kepala daerah yang dilakukan melalui voting (Baber, 1983 dan Ingram,
1984 dalam Laswad, dkk 2005). Macam-macam koalisi pemilih ialah koalisi partai
lebih besar untuk secara sukarela memberikan informasi guna pemantauan secara
besar dibanding dengan wilayah pedesaan yang memiliki jumlah penduduk relatif
penduduk lebih heterogen, baik dari sisi pendidikan, sosial, dan ekonomi. Dengan
43
dkk, (2005), didapat fakta bahwa pemakaian dan akses internet di daerah tujuan
sebagai berikut :
44
BAB III
METODE PENELITIAN
jawaban atas suatu masalah (Sekaran, 2006). Variabel terikat dalam penelitian ini
secara positif atau negatif (Sekaran, 2006). Apabila setiap unit kenaikan variabel
bebas diikuti oleh kenaikan variabel terikat maka variabel bebas mempengaruhi
variabel terikat secara positif. Demikian juga sebaliknya, apabila setiap unit
penurunan variabel bebas diikuti oleh penurunan variabel terikat maka variabel
bebas mempengaruhi secara negatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
45
politiknya. Dalam penelitian Laswad, dkk (2005) yang dilakukan di Selandia Baru,
kompetisi politik diukur dari perbandingan antara jumlah kandidat kepala daerah
dengan posisi yang tersedia. Penelitian ini menilai kompetisi politik dengan
Laswad, dkk (2005) namun disesuaikan dengan kondisi di Indonesia, yaitu hanya
ada satu posisi sebagai kepala daerah dan hanya dijabat oleh satu orang. Kompetisi
politik diukur dari jumlah kandidat kepala daerah pada pemilihan kepala daerah
yang terakhir kali dilaksanakan di daerah tersebut sampai dengan penelitian ini
dilakukan.
daerah. Sesuai dengan pengukuran dalam penelitian Laswad, dkk (2005), ukuran
pemerintahan daerah dalam penelitian ini dinilai dari total aset. Dengan demikian,
46
untuk mendanai aset yang dimiliki oleh pemerintahan daerah. Mengacu pada
penelitian Laswad, dkk (2005), leverage yang digunakan dalam penelitian ini
dinilai dari perbandingan antara utang jangka panjang dengan total aset. Rumusnya
ialah :
regional bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan dibagi
pada penelitian Laswad, dkk (2005), variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu
47
memberi nilai 0 untuk pemerintahan kota serta pemerintahan provinsi dan nilai 1
Daerah
adalah pemberian informasi keuangan melalui media internet yang dilakukan oleh
keuangan di internet secara sukarela dinilai dari ada tidaknya APBD, laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD), atau LAKIP pada situs resmi pemerintahan
daerah. LKPD sendiri terdiri dari empat komponen, yaitu neraca, laporan realisasi
anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Salah satu dari
komponen LKPD tersebut terdapat dalam situs resmi pemerintahan daerah, maka
pemerintahan daerah tergolong mengungkapkan LKPD. Bila salah satu dari bagian
pelaporan keuangan tersebut terdapat pada situs resmi pemerintahan daerah diberi
nilai 1 sedangkan bila bagian pelaporan keuangan tidak terdapat pada situs resmi
48
dengan tipe sampel kuota (quota sampling). Tujuannya ialah memastikan bahwa
sebagai wakil dari populasi tersebut. Besaran sampel yang tepat untuk penelitian
adalah lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 (Sekaran, 2006).
49
Formulanya ialah :
n= N
1 + N . e2
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
2
e : nilai kelonggaran ketidaktelitian
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung,
pemerintah daerah tahun 2009 pada yang diperoleh dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Periode data yang digunakan pada penelitian ini hanyalah satu
tahun, yaitu tahun 2009. Hal ini didasari dengan pertimbangan bahwa laporan
keuangan pemerintah daerah yang terbaru dan terlengkap yang dimiliki BPK pada
pada situs resmi pemerintah daerah. Alamat situs resmi pemerintah daerah
50
Untuk data non keuangan, seperti data untuk variabel kompetisi politik
studi pustaka dan studi dokumentasi. Data-data dan teori dalam penelitian ini
diperoleh dari literatur, artikel, jurnal dan hasil penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian dan landasan teori. Data juga diperoleh dari studi dokumentasi
telah terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ini ialah regresi logistik (Logistic Regression). Regresi logistik digunakan untuk
menguji dapat atau tidaknya suatu probabilitas terikat diprediksi dengan variabel
51
heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik
dipilih karena penelitian ini memiliki variabel dependen yang dichotomous dan
Dimana:
α = Konstanta
52
Leverage = Leverage
µ = Error
Karakteristik regresi logistik sudah tidak sama lagi dengan model regresi
of fit) pada model regresi sederhana atau berganda dapat dilihat dari R2 atau
pun F test, sedangkan penilaian model pada regresi logistik dapat dilihat dari
dilakukan untuk menilai model yang dihipotesiskan agar data empiris cocok
atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik chi square pada Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka
hipotesis nol ditolak, sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak, berarti model mampu memprediksi nilai
53
observasinya atau dengan kata lain model dapat diterima karena sesuai dengan
Log likehood value (nilai –2LL). Caranya ialah dengan membandingkan antara
nilai -2LL pada saat Block Number = 0, dimana model hanya memasukkan
konstanta dengan nilai -2LL, dengan pada saat Block Number = 1, dimana
model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai -2LL Block
Number = 0 > nilai -2LL Block Number = 1, maka menunjukkan model regresi
yang baik. Log likehood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of
nilai probabilitas (sig.) dengan tingkat signifikansi (α), sebesar 0,05. Jika nilai
54
probabilitas (sig.) > tingkat signifikansi (α), maka HA alternatif ditolak atau
terikat ditolak. Begitu juga sebaliknya, jika nilai probabilitas (sig.) < tingkat
signifikansi (α), hal ini berarti HA alternatif diterima atau hipotesis yang
55