Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016

STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH


DI KOTA PAGARALAM
1
Laili Dimyati, 2Yesita Astarina
1,2
Manajemen STIE Lembah Dempo
Jl. Sidik Adim No. 98 Airlaga Pagar Gading, Kota Pagaralam 31511, Sum-Sel, Indonesia
e-mail: laily_dimyati@yahoo.com1, yesitaastarina@gmail.com2

Abstrak – Penelitian ini didasarkan karena adanya Komoditas tanaman hortikultura di Indonesia sangat
kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat untuk beragam dan dapat dibagi menjadi empat kelompok
berkompetensi dalam merespon dinamika perubahan besar, yaitu tanaman buah-buahan, tanaman sayuran,
pasar dan pesaing dalam upaya meningkatkan tanaman biofarmaka dan tanaman hias. Konsumsi
kesejahteraan masyarakat. Upaya yang dilakukan oleh terhadap produk hortikultura terus meningkat sejalan
masyarakat kota Pagaralam salah satunya adalah dengan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan
membuka usaha kecil menengah berupa usaha Jamur pendapatan dan peningkatan pengetahuan masyarakat
Tiram Putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gizi dan kesehatan. Hal ini merupakan alasan
bagaimana strategi pengembangan usaha Jamur Tiram bahwa pertanian hortikultura sudah saatnya
Putih di Kota Pagaralam. Adapun metode analisis yang mendapatkan perhatian yang serius terutama
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif menyangkut aspek produksi dan pengembangan sistem
kualitatif dan analisis SWOT untuk merumuskan pemasarannya. Hortikultura sebagai bahan pangan
strategi pengembangan usaha Jamur Tiram.Hasil cukup penting bagi kebutuhan pangan masyarakat,
penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis sehingga untuk kebutuhan nasional perlu ditingkatkan
SWOT diperoleh beberapa strategi yang dapat produksinya (Sugiarti, 2003) [2].
diterapkan dalam upaya pengembangan usaha Jamur
Tiram di Kota Pagaralam, diantaranya yaitu: 1) Salah satu tanaman hortikultura yang dapat
Meningkatkan kegiatan pemasaran (promosi produk); dikembangkan sebagai bahan pangan adalah jamur.
2) Memanfaatkan teknologi; 3) Memperluas jaringan Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang
dengan relasi; 4) Mengembangkan hasil produksi; dan merugikan dan ada yang menguntungkan bagi
5) Menerapkan sistem manajemen yang terintegrasi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain
pada usaha Jamur Tiram. karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan
penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Kata kunci – Strategi Pengembangan, Usaha Jamur Jamur atau cendawan yang menguntungkan manusia
Tiram adalah penicillium yang turut memberikan andil besar
dalam memenuhi aneka ragam menu makanan khas
I. PENDAHULUAN Indonesia seperti tempe, tape, oncom, tauco, roti,
Indonesia merupakan negara yang memiliki minuman fermentasi serta berbagai macam makanan
sumberdaya melimpah terutama sumberdaya pertanian. lainnya. Jamur merupakan salah satu jenis produk
Pembangunan pertanian dibidang pangan khususnya hortikultura yang dapat dikembangkan dan diarahkan
hortikultura pada saat ini ditujukan untuk lebih untuk dapat memperbaiki keadaan gizi masyarakat.
memantapkan swasembada pangan, meningkatkan Penggunaan pestisida dalam budidaya jamur relatif
pendapatan masyarakat, dan memperbaiki keadaan gizi sedikit. Oleh karena itu, jamur merupakan pangan yang
melalui penganekaragaman jenis bahan makanan. aman untuk dikonsumsi. Selain itu dengan harga yang
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian relatif murah, maka hampir semua kalangan mampu
yang menempati posisi penting dalam memberi membelinya. Keunggulan yang spesifik dari jamur bila
kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Menurut dibandingkan dengan tanaman lain maupun hewan
Mubyarto dan Santosa (2003) [1] istilah pertanian adalah kemampuan dalam mengubah celulose atau
tetap relevan dan pembangunan pertanian tetap lignin menjadi polisakarida dan protein yang bebas
merupakan bagian dari pembangunan pedesaan (rural kolesterol. Dari sekian banyak jamur yang dapat
development) yang menekankan pada upaya-upaya dikonsumsi (edible mushroom) dan sudah
meningkatkan kesejahteraan penduduk desa, termasuk dibudidayakan di Indonesia salah satunya adalah jamur
diantaranya petani. Tujuan pembangunan pertanian tiram putih (Pasaribu, et.al. 2002) [3].
adalah untuk meningkatkan daya saing komoditi Dewasa ini budidaya jamur tiram (mushrooming the
pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan mushroom) yang dapat dimakan telah banyak
koperasi serta mengembangkan kemitraan usaha. dilakukan orang dengan menggunakan limbah
Dengan visi mewujudkan kemampuan berkompetisi pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur
merespon dinamika perubahan pasar dan pesaing, serta yang dapat dimakan merupakan salah satu cara
mampu ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta sebagai
Salah satu aspek penting dalam pengembangan usaha untuk menganekaragamkan pola konsumsi
agribisnis adalah bahwa kualitas hasil sama pentingnya rakyat. Beberapa penelitian yang dilakukan
dengan kuantitas dan kontinuitas hasil.

22
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih periode memiliki jumlah yang berbeda. Permasalahan
tinggi daripada daging sapi dan domba, bahkan hampir lain yang dihadapi pada usaha ini yaitu faktor cuaca
dua kali lipat jumlah garam minral dalam sayuran. dan iklim yang sulit diprediksi, modal dan tenaga kerja,
Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, serta masalah dalam manajemen yakni
kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel ketidakmampuan dalam mengelola manajemen usaha
serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga dan perencanaan investasi yang kurang tepat.
mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya
vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan Komoditas pertanian memiliki sifat mudah rusak
sangat penting pada proses pencernaan, kalori dan dan pada umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar,
kolesterolnya rendah. Dari sisi kesehatan, jamur tiram sehingga diperlukan perlakuan khusus dalam
mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia sebagai penanganan pasca panen seperti pengolahan menjadi
protein nabati yang tidak mengandung kolesterol, produk-produk olahan yang lebih tahan lama. Jamur
sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit darah tiram merupakan salah satu komoditas pertanian yang
tinggi, penyakit jantung, untuk mengurangi berat popular dewasa ini karena semakin banyaknya orang
badan, obat diabetes, obat anemia dan sebagai obat anti yang mengetahui dan sadar akan pentingnya nilai gizi
tumor (Suriawiria, 2006) [4]. yang terkandung dalam jamur tiram dan memiliki
berbagai manfaat. Fakta tersebut merupakan hal positif,
Jamur tiram umumnya hidup dan tumbuh subur di baik bagi upaya diversifikasi sumber pangan alternatif
daerah dataran tinggi, namun bisa tumbuh pula di maupun peluang bisnis bagi petani pembudidaya jamur
daerah dataran rendah. Sejauh ini produsen jamur tiram tiram dan produsen pengolahan produk olahan jamur
tidak merasa kesulitan yang berarti dalam tiram. Untuk mendukung upaya budi daya usaha Jamur
memproduksi dan memasarkan jamur tiram, bahkan Tiram di Kota Pagaralam perlu ditinjau ulang
belum dapat memenuhi permintaan jamur tiram. bagaimana kondisi sumber daya manusia, permodalan,
Dengan demikian fenomena kelangkaan jamur tiram pemasaran, maupun upaya merumuskan strategi
dapat disebabkan oleh relatif sedikitnya produsen yang pengembangan usaha Jamur Tiram.
membudidayakan dan permasalahan dalam
produktivitas jamur tiram, sehingga belum mampu II. KAJIAN LITERATUR
menarik minat banyak calon produsen untuk memasuki Konsep Manajemen Strategi
bisnis ini. Padahal Kota Pagaralam sebagai daerah
dataran tinggi sebenarnya memiliki potensi yang besar Fred R.David (2006) [5], mendefinisikan strategi
untuk mengembangkan dan memberdayakan jamur merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
tiram. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan
keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
Prospek pengembangan budidaya jamur tiram di
Kota Pagaralam cukup menjanjikan. Hal ini didukung perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi memiliki
oleh adanya lahan potensial dan agroklimat yang konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta
cocok, tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan
produk hortikultura, dan tersedia sumberdaya manusia internal yang dihadapi perusahaan. Perhitungan yang
yang dapat dipekerjakan. Budidaya jamur tiram bisa tepat dalam analisis potensial daerah merupakan
diusahakan baik sebagai usaha sampingan ataupun langkah awal yang menentukan keberhasilan suatu
usaha utama dengan skala kecil, menengah dan besar perencanaan. Pengertian strategi menurut Rangkuti
(industri). Beberapa keuntungan lain budidaya jamur (2009:56) [6], mengandung arti semua kegiatan yang
tiram antara lain: 1) Melalui pemanfaatan bahan-bahan ada dalam lingkup perusahaan, termasuk di dalamnya
limbah disekitar masyarakat akan menjadikan pengalokasian suber daya yang dimiliki perusahaan.
lingkungan bersih, indah dan sehat; 2) Budidaya jamur
dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas; Konsep strategi identifikasi Distinctive Competence
3) Produk jamur dapat dimanfaatkan untuk dalam suatu organisasi meliputi : 1) Keahlian tenaga
menambahkan gizi atau menu serta dapat kerja, dan 2) Kemampuan sumber daya. Adapun tipe-
menambahkan pendapatan keluarga; 4) Kompos bekas tipe strategi dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe
media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk strategi [6] yaitu:
kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara
1. Strategi Manajemen
cacing.
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat
Terdapat resiko yang harus dihadapi oleh para
pelaku bisnis usaha jamur tiram cukup beragam. dilakukan oleh manajemen dengan orientasi
Umumnya resiko terbesar yang dapat terjadi adalah pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi
resiko harga dan resiko produksi. Jamur tiram di Kota pengembangan produk, strategi penerapan harga,
Pagaralam harga jualnya relatif stabil yakni berkisar strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi
pada harga Rp 20.000,- per kilo. Oleh karena itu, pada mengenai keuangan dan sebagainya.
usaha ini resiko harga tidak diperhitungkan. Sedangkan 2. Strategi Investasi
resiko terbesar yang dihadapi usaha budidaya jamur
tiram putih di Kota Pagaralam adalah resiko produksi. Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi
Dimana hasil panen yang diperoleh bervariasi dalam pada investasi, misalnya apakah perusahaan ingin
jumlahnya. Hasil produksi jamur tiram dalam setiap melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau

23
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut
bertahan, startegi pembangunan kembali divisi baru dengan Analisis Situasi [6]. Adapun kerangka
atau strategi divestasi dan sebagainya. konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 di
bawah ini:
3. Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering disebut strategi bisnis Usaha Jamur Tiram
secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada
fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi Analisis Usaha
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
distribusi, dan strategi-strategi yang berhubungan
dengan keuangan. Analisis Faktor Analisis Faktor
4. Strategi Bersaing Internal Eksternal

Kekuatan dan Kekuatan dan Peluang dan


kelemahan Kelemahan Ancaman
perusahaan Harapan
Masyarakat

Strategi Pengembangan Usaha


Harapan Jamur Tiram:
Masyarakat - SDM
- Permodalan
- Pemasaran
Nilai-nilai Peluang
yang &Ancaman Pertumbuhan Usaha Jamur Tiram
dianut para Industri
Eksekutif
Kunci
Gambar 2. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 1. Konteks Perumusan Strategi Bersaing Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis setiap
Sumber: Porter, 2007 [7] kondisi yang terkait dengan budidaya usaha Jamur
Pengertian industri dalam arti sempit adalah Tiram, mulai dari kondisi sumber daya manusia,
kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk permodalan, serta pemasaran. Selanjutnya dilakukan
sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku analisis SWOT terhadap faktor internal untuk melihat
yang digunakan, proses, bentuk produk akhir, dan kekuatan dan kelemahan usaha dan dilanjutkan dengan
analisis terhadap faktor eksternal untuk melihat
konsumen akhir. Dalam arti yang lebih luas, industri
peluang dan ancaman terhadap usaha Jamur Tiram
dapat didefinisikan kumpulan perusahaan yang Putih. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka akan
memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang dirumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat
(cros elasticitas of demand) yang positif dan tinggi untuk usaha Jamur Tiram Putih di Kota Pagaralam.
(Kuncoro, 2007:167) [8].

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


III. METODE PENELITIAN
Temuan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei, yang
mana penulis secara langsung meneliti di tempat usaha Usaha Jamur Tiram Putih yang berlokasi di Air
budi daya Jamur Tiram Putih yang berlokasi di Air Perikan Kota Pagaralam Sumatera Selatan ini dimulai
Perikan Kota Pagaralam. Metode penelitian yang dari tahun 2010 dengan membeli baglog siap panen.
digunakan adalah deskriptif kualitatif yang Pemilik usaha ini adalah Edi Purnomo, S.Si yang pada
mendeskripsikan analisis penelitian berdasarkan hasil mulanya memulai usaha ini dirumah tinggalnya yang
survei yang telah dilakukan dengan bantuan analisis berlokasi di Talang Kelapa Kota Pagaralam. Usaha ini
SWOT dalam merumuskan strategi pengembangan sempat berhenti karena terkendala atas ketersediaan
usaha Jamur Tiram Putih. lahan, namun pada tahun 2015 usaha ini dijalankan
kembali dengan membangun tempat baru di Air
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
Perikan. Dengan adanya ketersediaan lahan hingga saat
secara sistematis untuk merumuskan strategi usaha
ini usaha budidaya Jamur Tiram Putih bisa dilakukan
jamur tiram. Análisis ini didasarkan pada logika yang
dari pembibitan awal hingga penanganan pasca panen
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
dan saat ini mulai merambah ke pengolahan Jamur
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
segar menjadi aneka varian makanan/camilan dengan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknes) dan
brand “Kedai Jamur”.
ancaman (Threats). Perencanaan strategis usaha jamur
tiram (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)

24
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

Adapun proses budidaya Jamur Tiram Putih yang meningkat yang dapat diisi dalam rencana
dilakukan oleh usaha Jamur Tiram di Kota Pagaralam budidaya jamur tiram ini.
adalah sebagai berikut: 2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas sehingga
diperlukan produksi jamur tiram dalam skala
1) Bahan besar.
Bahan media tanam untuk jamur tiram adalah 3. Masyarakat semakin sadar pentingnya
serbuk gergajian kayu dicampur dengan bahan-bahan mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan.
dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut : 4. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti
daging selain dari beralihnya pola makan
˗ Serbuk gergaji 100 kg masyarakat kepada bahan pangan organik.
˗ Bekatul atau dedak halus 10 – 15 kg
˗ Kalsium carbonat / kapur ( CaCO3 ) 0,5 kg 3) Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar
˗ Gips ( CaCO3 ) 0,5 kg Target “market“ dari usaha ini adalah konsumen
˗ Pupuk TSP 0,5 kg jamur dari “house need“, sehingga kebutuhan akan
˗ Bibit 25 kantong jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya
˗ Air secukupnya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya.
Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu Sementara ini kecenderungan pasar akan jamur
kantong plastik tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 X tiram masih tergolong pasar secondary goods, namun
25 cm atau 17 X 30 cm), karet pengikat, potongan permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada
kertas koran, potongan pipa paralon (diameter 1” dan segmen pasar swalayan dan restoran yang kebutuhan
lebar 1 cm). akan jamur tiram cukup tinggi sehingga “suppliers“
2) Alat jamur tiram masih minim dan masih sangat dibutuhkan.
˗ Alat pencampuran seperti sekop dan cangkul Kecenderungan dari pasar swalayan dan restoran
˗ Alat sterilisasi berupa drum perebus dengan tutup yang paling penting untuk disikapi adalah pelayanan
dan sarangan, sumber panas (kayu bakar) akan faktor “satisfaction“ penyediaan barang, mulai
dari ketepatan waktu, jenis pembayaran, layanan purna
3) Proses Produksi jual dan yang paling utama penurunan harga jual.
Ada beberapa tahapan dalam proses produksi Jamur 4) Target Pasar
Tiram Putih, tahapan tersebut meliputi:
Produk jamur segar yang dihasilkan akan
˗ Proses pengomposan dipasarkan ke atau melalui :
˗ Proses pembungkusan
˗ Proses sterilisasi 1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil,
˗ Teknik penanaman bibit (inokulasi) yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai
˗ Pemeliharaan dan inkubasi wilayah Pagaralam dan sekitarnya maupun luar
˗ Pembukaan polibek Pagaralam seperti Lahat, Jarai, Tebing Tinggi
˗ Perawatan media polibek dan daerah terdekat sekitar Pagaralam.
˗ Pemberantasan hama/penyakit 2. Pasar tradisional Pagaralam dan sekitarnya
sebagaimana gambaran, permintaan pasar atas
produk jamur tiram ini cukup tinggi sehingga
Analisis Pasar untuk skala produksi yang direncanakan dalam
1) Deskripsi Produk penelitian ini pemasarannya sudah cukup
melalui pasar tradisional.
Produk Jamur Tiram Putih yang dihasilkan berupa: 3. Pasar swalayan dan restoran. Pemasaran
˗ Jamur Tiram Putih segar direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor
˗ Produk turunan jamur tiram seperti keripik jamur tersebut apabila produksi telah stabil serta
tiram, jamur goreng tepung, sate jamur, bakso sarana dan prasarana telah memadai.
jamur, burger toping jamur, pizza, dan varian
produk jamur lainnya yang terus dikembangkan 5) Proyeksi Pengembangan Usaha
2) Prospek Pasar Menurut banyak pakar ekonomi, usaha ini masih
berorientasi sebagai usaha kecil, namun usaha tersebut
Budidaya jamur tiram di Kota Pagaralam memiliki dipandang sebagai salah satu tulang punggung dalam
pangsa pasar yang cukup potensial. Hampir semua salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk itu
petani jamur tiram memiliki hubungan dengan pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi
pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur kedalam tiga tahap, yaitu tahap industri kecil awal,
tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila industri kecil lanjut dan tahap industri menengah.
dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Hal ini
diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut:
1. Permintaan jamur tiram didaerah Pagaralam dan
sekitarnya yang semakin hari semakin

25
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

Penjelasan mengenai ketiga tahap tersebut adalah sendiri maupun kebutuhan masyarakat. Pada tahap
sebagai berikut: awal perkembangan usaha Jamur Tiram ini hanya
ada 3 (tiga) orang yang bisa diberdayakan sebagai
1. Tahap industri kecil awal tenaga kerja. Tenaga kerja tersebut merupakan
˗ Tahap ini merupakan langkah awal menuju masyarakat yang tinggal di sekitar usaha Jamur
terbentuknya industri padat karya Tiram Putih Air Perikan. Keterbatasan kemampuan
˗ Menerapkan standar produksi yang tepat sumber dana dan skala usaha yang masih relatif
untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur kecil menjadi salah satu kendala yang
tiram menyebabkan usaha ini belum mampu menyerap
˗ Penyempurnaan sistem produksi, keuangan begitu banyak tenaga kerja.
dan distribusi 2. Permodalan
˗ Penambahan tenaga kerja
˗ Pencarian investor Modal adalah dana yang digunakan untuk
membiayai operasional suatu usaha dalam proses
Tahap industri kecil awal ini merupakan produksi. Variabel permodalan dalam penelitian ini
jembatan menuju berdirinya industri kecil yang dengan indikator nilai modal kerja dan sumber
kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap modal. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan
industri kecil awal diperkirakan antara 25 hingga usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan untuk
100 juta rupiah. modal dasar maupun untuk langkah-langkah
2. Tahap industri kecil lanjut pengembangan usahanya yaitu: melalui kredit
perbankan, pinjaman lembaga keuangan bukan
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap bank, modal ventura, pinjaman dari dana
industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana penyisihan sebagian laba Badan Usaha Milik
mencukupi, dan seluruh kekurangan telah diatasi, Negara (BUMN), hibah, dan jenis-jenis pembiayaan
maka dimulailah industri kecil lanjut yang lainnya (Anoraga, 2002:268) [9].
ditargetkan untuk memiliki perijinan dan
pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan Besaran modal yang digunakan untuk
mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari menjalankan usaha Jamur Tiram Putih Air Perikan
pekerja kasar dibagian produksi hingga professional masih cukup minim yakni berkisar dibawah 25 juta
dibidang pemasaran, research and development dan rupiah. Selain sumber modal mandiri dari pemilik,
administrasi. usaha Jamur Tiram ini sudah mulai mengadakan
kerjasama dengan pihak lain untuk ikut
Tahap industri kecil lanjut ini merupakan menanamkan modal di usaha Jamur Tiram. Akan
jembatan menuju berdirinya industri menengah tetapi, harapan kedepan setelah usaha ini semakin
nasional yang produksinya diperkirakan mencapai berkembang kekurangan dana dapat ditutupi dengan
sedikit 100.000 baglog produksi permusim. Tahap mencari sumber permodalan lain seperti melalui
industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu kredit perbankan untuk usaha kecil menengah
memproduksi hingga 9 ton per bulan. Investasi yag ataupun pembiayaan dari lembaga pinjaman
dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini lainnya.
diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta
rupiah. 3. Pemasaran
3. Tahap Industri Menengah Nasional Salah satu bagian terpenting yang dilakukan
dalam upaya mengembangkan usaha Jamur Tiram
Secara umum tahap industri menengah adalah ini adalah kegiatan pemasaran. Upaya memasarkan
perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, produk sangat terkait dengan bagaimana usaha ini
kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. dapat mendistribusikan dan mempromosikan
Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan produk Jamur Tiramnya agar masyarakat selaku
ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap konsumen dapat mengetahui keberadaan produk ini.
sedikitnya 50 tenaga kerja, investasi yang Disamping itu, dengan memasarkan produk, maka
diperlukan masih dalam analisis. diharapkan konsumen dapat dengan mudah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN mendapatkan produk Jamur Tiram ini kapanpun
konsumen membutuhkan.
1) Kondisi Industri Kecil Jamur Tiram di Kota
Pagaralam Adapun kegiatan pemasaran yang sudah
dilakukan oleh usaha Jamur Tiram ini adalah
Usaha budidaya Jamur Tiram di Kota Pagaralam dengan mempromosikan produk Jamur Tiram
masih tergolong industri kecil awal. Hal ini dapat kepada konsumen melalui mouth to mouth dengan
dilihat dari beberapa kondisi berikut ini: mempengaruhi konsumen dengan gaya makanan
1. Sumber Daya Manusia (SDM) sehat serta konsumsi makanan sehat seperti sayuran
organik. Disamping itu, upaya pemasaran lain yaitu
Tenaga kerja adalah para pekerja yang bekerja dengan menciptakan varian produk makanan dari
untuk menyelesaikan pekerjaan guna menghasilkan olahan Jamur Tiram. Upaya ini dilakukan dengan
barang dan jasa baik untukmemenuhi kebutuhan tujuan untuk memperluas target pasar dan

26
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

konsumen yang membeli produk Jamur Tiram sama diarahkan untuk mengetahui ancaman yang
Putih. perlu mendapatkan antisipasi (Husnan dan
Suwarsono, 2000) [10]. Analisis lingkungan
2) Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram di Kota eksternal adalah analisis yang tersusun dari
Pagaralam sekumpulan-sekumpulan kekuatan-kekuatan yang
Untuk menentukan strategi pengembangan usaha timbul dan berada di luar jangkauan serta biasanya
Jamur Tiram, maka dilakukan analisis dengan terlepas dari situasi operasional perusahaan. Faktor-
menggunakan matriks SWOT (strength, weakness, faktor analisis lingkungan eksternal terdiri atas
opportunities, threaths). Matriks ini digunakan untuk sosial, ekonomi, teknologi dan pemerintah [5].
menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang Sedangkan menurut Kotler (2005) [11], lingkungan
terkait dengan usaha Jamur Tiram di Kota Pagaralam. eksternal terdiri atas kependudukan, ekonomi, fisik,
teknologi, kebijakan dan peraturan pemerintah telah
1. Analisis Lingkungan Internal menjadi pertimbangan yang semakin penting bagi
Analisis lingkungan internal memberikan perusahaan atau organisasi akhir-akhir ini dalam
gambaran bahwa perusahaan memiliki kekuatan merumuskan strategi guna mencapai sasaran yang
(strengths) atau kelemahan (weakness) di bidang diinginkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.
manajemen produksi, operasi pemasaran dan Dengan kata lain, lingkungan eksternal
distribusi, organisasi sumber daya manusia, merupakan kekuatan yang berada di luar
keuangan dan akuntansi. Adapun tujuan perusahaan, sehingga perubahan-perubahan yang
dilakukannya analisis internal adalah untuk terjadi pada sebuah lingkungan akan mempengaruhi
mendapatkan faktor kekuatan yang akandigunakan kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut.
dan faktor kelemahan yang akan diantisipasi Kemudian, dari hasil analisis eksternal dilanjutkan
keberadaannya.Analisis lingkungan internal dengan melakukan evaluasi untuk mengetahui
dilakukan terhadap faktor-faktor strategis internal apakah strategi yang digunakan selama ini
yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam memberikan respon terhadap peluang dan ancaman
kegiatan usaha produk Jamur Tiram di Kota yang ada.
Pagaralam.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa bahwa peluang yang dapat dipertimbangkan untuk
kekuatan yang dimiliki oleh usaha budidaya Jamur mendukung upaya pengembangan usaha Jamur
Tiram adalah sebagai berikut: Tiram adalah:
˗ Teknik budidaya yang mudah dipelajari dan ˗ Tingginya tingkat konsumsi masyarakat
dikembangkan terhadap produk hortikultura
˗ Produk dapat diolah untuk berbagai jenis varian ˗ Pangsa pasar yang cukup potensial
olahan makanan ˗ Berkembangnya trend hidup sehat dengan
˗ Jamur Tiram merupakan jenis tanaman organik mengkonsumsi tanaman organik di masyarakat
˗ Jamur Tiram memiliki manfaat yang baik bagi ˗ Adanya lahan potensial dan agroklimat yang
kesehatan tubuh cocok
˗ Memanfaatkan bahan-bahan limbah di sekitar ˗ Tersedianya sumber daya manusia yang dapat
lingkungan dipekerjakan
Adapun kelemahan yang dimiliki usaha Jamur ˗ Tersedianya permodalan untuk usaha kecil
Tiram adalah sebagai berikut: menengah baik dari bank maupun lembaga
pinjaman lainnya
˗ Keterbatasan modal habis pakai ˗ Teknologi yang semakin canggih (baik yang
˗ Ketersediaan bahan baku untuk media tanam mendukung proses produksi maupun proses
tidak begitu melimpah pemasaran)
˗ Komoditas tanaman Jamur Tiram tidak bisa
bertahan lama (mudah rusak) Ancaman dari lingkungan eksternal yang terkait
˗ Rentan mengalami kegagalan produksi dengan usaha Jamur Tiram adalah sebagai berikut:
˗ Hasil produksi Jamur Tiram jumlahnya tidak
dapat diprediksi ˗ Harga Jamur segar rentan dipermainkan pasar
˗ Kurangnya kemampuan dalam mengelola ˗ Munculnya pesaing yang mulai melirik usaha
manajemen usaha Jamur Tiram
˗ Kurangnya perencanaan investasi (Permodalan) ˗ Faktor cuaca dan iklim yang sulit diprekdiksi
yang kurang tepat 3) Analisis SWOT
2. Analisis Lingkungan Eksternal Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan
Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk eksternal, selanjutnya akan dirumuskan strategi yang
mencoba mengidentifikasi peluang yang perlu dapat diterapkan oleh Usaha Jamur Tiram Putih Air
segera mendapatkan perhatian, dan pada saat yang Perikan dengan menggunakan matriks SWOT seperti
ditampilkan pada tabel di bawah ini:

27
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

Tabel 1. Matriks SWOT

FAKTOR INTERNAL S (Strength) W (Weakness)


˗ Teknik budidaya yang mudah ˗ Keterbatasan modal habis pakai
dipelajari dan dikembangkan
˗ Ketersediaan bahan baku untuk
˗ Produk dapat diolah untuk berbagai media tanam tidak begitu melimpah
jenis varian olahan makanan
˗ Komoditas tanaman Jamur Tiram
˗ Jamur Tiram merupakan jenis tidak bisa bertahan lama (mudah
tanaman organik rusak)
˗ Jamur Tiram memiliki manfaat yang ˗ Rentan mengalami kegagalan
baik bagi kesehatan tubuh produksi
˗ Memanfaatkan bahan-bahan limbah ˗ Hasil produksi Jamur Tiram
FAKTOR EKSTERNAL di sekitar lingkungan jumlahnya tidak dapat diprediksi
˗ Kurangnya kemampuan dalam
mengelola manajemen usaha
˗ Kurangnya perencanaan investasi
(Permodalan) yang kurang tepat

O (Opportunity) S – O Strategy W – O Strategy


˗ Tingginya tingkat konsumsi ˗ Mempromosikan produk secara ˗ Memperluas pangsa pasar
masyarakat terhadap produk lebih agresif melalui personal selling
hortikultura ˗ Menjalin hubungan yang baik dengan
˗ Pangsa pasar yang cukup potensial ˗ Mempengaruhi konsumen melalui sesama petani Jamur yang ada di
˗ Berkembangnya trend hidup sehat sosialisasi tentang gaya hidup sehat dalam kota maupun di luar kota
dengan mengkonsumsi tanaman dengan konsumsi makanan sehat Pagaralam
organik di masyarakat seperti sayuran organik
˗ Menerapkan manajemen usaha yang
˗ Adanya lahan potensial dan ˗ Penggunaan media online untuk strategis dengan memberdayakan
agroklimat yang cocok informasi pengembangan teknik SDM yang terampil
˗ Tersedianya sumber daya manusia budidaya, pengolahan dan
yang dapat dipekerjakan pemasaran produk ˗ Mengembangkan usaha Jamur Tiram
˗ Tersedianya permodalan untuk usaha dengan menjalin kerjasama dengan
kecil menengah baik dari bank investor maupun lembaga pinjaman
maupun lembaga pinjaman lainnya untuk menambah modal usaha
˗ Teknologi yang semakin canggih
(baik yang mendukung proses
produksi maupun proses pemasaran)
T (Threath) S – T Strategy W – T Strategy
˗ Harga Jamur segar rentan ˗ Menjalin hubungan baik kepada ˗ Menggunakan dan mengembangkan
dipermainkan pasar supplier, distributor, dan konsumen ATG (Alat Tepat Guna)
˗ Munculnya pesaing yang mulai
melirik usaha Jamur Tiram ˗ Mengembangkan varian makanan ˗ Mengembangkan teknologi yang
˗ Faktor cuaca dan iklim yang sulit dari olahan Jamur Tiram berhubungan dengan penciptaan
diprekdiksi produk olahan Jamur Tiram
˗ Peningkatan teknik budidaya dan
hasil produksi dengan melakukan
riset dari proses yang sedang berjalan

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka 1. Strategi Manajemen, terdiri dari:
dapat dirumuskan beberapa strategi yang dapat ˗ Memperluas pangsa pasar
diterapkan dalam upaya pengembangan usaha Jamur ˗ Menerapkan manajemen usaha yang strategis
Tiram Putih Air Perikan di Kota Pagaralam. Terdapat dengan memberdayakan SDM yang terampil
beberapa strategi yang telah peneliti klasifikasikan ˗ Menjalin hubungan baik kepada supplier,
berdasarkan tipe-tipe strategi dari Rangkuti (2009) [6] distributor, dan konsumen
atas dasar hasil analisis SWOT pada tabel 1 di atas, ˗ Mengembangkan varian makanan dari olahan
strategi tersebut antara lain: Jamur Tiram

28
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

2. Strategi Investasi, terdiri dari: ˗ Mengembangkan hasil produksi


˗ Mengembangkan usaha Jamur Tiram dengan ˗ Menerapkan sistem manajemen pada usaha
menjalin kerjasama dengan investor maupun Jamur Tiram
lembaga pinjaman untuk menambah modal 2. Dalam implementasi strategi pengembangan usaha,
usaha pelaku usaha Jamur Tiram perlu beradaptasi dengan
˗ Menggunakan dan mengembangkan ATG (Alat memperhatikan setiap dinamika perubahan yang
Tepat Guna) terjadi pada lingkungan yang ada.
3. Strategi pengembangan usaha yang telah
3. Strategi Bisnis, terdiri dari: dirumuskan peneliti tidak bersifat kontinu, karena
˗ Mempromosikan produk secara lebih agresif jika sewaktu-waktu terjadi perubahan pada
melalui personal selling lingkungan internal maupun eksternal, maka
˗ Menjalin hubungan yang baik dengan sesama beberapa strategi bisa saja tidak efektif untuk
petani Jamur yang ada di dalam kota maupun di dilaksanakan.
luar kota Pagaralam
˗ Mengembangkan teknologi yang berhubungan VI. SARAN
dengan penciptaan produk olahan Jamur Tiram
˗ Peningkatan teknik budidaya dan hasil produksi Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa
dengan melakukan riset dari proses yang sedang kekurangan sehingga disarankan kepada peneliti
selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa
berjalan
agar dapat menggunakan teknik analisis lain yang
˗ Penggunaan media online untuk informasi
dapat melengkapi hasil perumusan strategi, seperti
pengembangan teknik budidaya, pengolahan penggunaan matriks BCG atau matriks QSPM. Dengan
dan pemasaran produk demikian, diharapkan perumusan strategi yang
4. Strategi Bersaing, terdiri dari: diperoleh dari hasil penelitian dapat lebih efektif untuk
˗ Mempengaruhi konsumen melalui sosialisasi dilaksanakan oleh pemilik usaha sesuai dengan kondisi
tentang gaya hidup sehat dengan konsumsi lingkungan yang ada.
makanan sehat seperti sayuran organik
REFERENSI
Secara umum dapat dijelaskan bahwa strategi- [1] Mubyarto dan A. Santosa. 2003. “Pembangunan
strategi yang telah dirumuskan merupakan suatu Pertanian Berkelanjutan”. Jurnal Ekonomi
kesatuan yang dapat dilaksanakan dalam usaha Jamur Rakyat: 3.
Tiram di Kota Pagaralam. Strategi tersebut meliputi
upaya pengembangan pada aspek manajemen, [2] Sugiarti, S. 2003. “Usaha Tani dan Pemasaran
investasi, bisnis, serta strategi bersaing dalam Cabai Merah”. Yogyakarta: Jurnal Akta Agrosia.
menghadapi persaingan usaha Jamur Tiram di Kota
Pagaralam. Dengan menerapkan strategi yang telah [3] Pasaribu, Tahir, dkk. 2002. “Aneka Jamur
Unggulan. Jakarta: PT. Grasindo.
ada, harapan akan perkembangan usaha Jamur Tiram di
KotaPagaralam akan dengan mudah tercapai, terutama
[4] Suriawiria, U. 2002. “Budidaya Jamur Tiram”.
jika usaha ini dijalankan dengan fokus dan terus Yogyakarta: Kanisius.
beradaptasi untuk merespon dinamika lingkungan yang
senantiasa berubah. [5] Fred. R. David. 2006. “Strategic Management”.
ISBN: 0130269956. New Jersey, USA: Prentice
Hall.
V. KESIMPULAN
[6] Rangkuti, Freddy. 2009. “Strategi Promosi yang
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing
maka dapat disimpulkan bahwa: Communication”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
1. Dari hasil analisis SWOT diperoleh beberapa
strategi yang dapat diterapkan dalam upaya [7] Porter, Michael E. 2007. “Strategi Bersaing
pengembangan usaha Jamur Tiram di Kota (Competitive Advantage)”. Tangerang: Kharisma
Pagaralam. Strategi tersebut meliputi upaya Publishing Group.
pengembangan usaha yang terkait dengan aspek
manajemen, investasi, bisnis, dan strategi bersaing [8] Kuncoro, Mudrajad. 2007. “Otonomi dan
yang dibutuhkan oleh usaha Jamur Tiram Putih Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,
Strategi dan Peluang.” Edisi ke-2. Jakarta:
Kota Pagaralam. Beberapa strategi yang telah Erlangga.
dirumuskan diantaranya yaitu:
˗ Meningkatkan kegiatan pemasaran (promosi [9] Anoraga, Pandji. 2002. “Koperasi,
produk) Kewirausahaan, dan Usaha Kecil”. Jakarta:
˗ Memanfaatkan teknologi Rineka Cipta.
˗ Memperluas jaringan dengan relasi

29
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Bisnis, dan Desain 2016
STMIK – Politeknik PalComTech, 12 Mei 2016

[10] Husnan, S. dan Suwarsono, M. 2000. “Studi


Kelayakan Proyek”. Edisi ke-4. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan Percetakan.

[11] Kotler, P. 2005. “Manajemen Pemasaran”. Edisi


11. Jakarta: Indeks.

30

Anda mungkin juga menyukai