Anda di halaman 1dari 30

PANCA

PANCA INDRA
INDRA
MANUSIA
MANUSIA

Oleh:
I Made Karisna
0811031160
Kelas F/IV

1
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU
GURU SEKOLAH
SEKOLAH DASAR
DASAR
FAKUL
FAKULTAS
TAS ILMU
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GANESHA
GANESHA
SINGARAJA
SINGARAJA
2009
2009

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Shang Hyang
Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Panca Indra Manusia” tepat pada
waktunya.

Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pendidikan Sains,


selain itu untuk mengetahui dan memahami Panca Indra Manusia.

Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah


membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun.

2
Singaraja, 04 Juni 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang 1

1.2. Rumusan masalah 2

1.3. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Indera Penglihat (Mata) 3

2.2. Indera Pendengar (Telinga) 8

2.3. Indera Peraba (Kulit) 13

2.4. Indera Pengecap (Lidah) 15

2.5. Indera Pembau (Hidung) 17

3
BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan 20

3.2. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam,


karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu
setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan
alam. Untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali
perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap

4
makhluk hidup.

Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik


yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk
hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi
untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi. Berdasarkan fungsinya,
sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.

Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang


terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon,
ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dan
lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di
dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri di dalam tubuh, kadar oksigen menurun,
kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya.

Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor


berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar
tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu: (1) Indera penglihat (mata), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna dan lain
sebagainya. (2) Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali
perubahan lingkungan seperti suara. (3) Indera peraba (kulit), indera ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin dan lain
sebagainya. (4) Indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal
perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit dan lain sebagainya.
(5) Indera pembau (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal
dengan sebutan panca indera.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa


masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sistem indera penglihat (mata) pada manusia?

5
2. Bagaimanakah sistem indera pendengar (telinga) pada manusia?

3. Bagaimanakah sistem indera peraba (kulit) pada manusia?

4. Bagaimanakah sistem indera pengecap (lidah) pada manusia?

5. Bagaimanakah sistem indera pembau (hidung) pada manusia?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan


masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera penglihat (mata) pada


manusia.

2. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera pendengar (telinga) pada


manusia.

3. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera peraba (kulit) pada


manusia.

4. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera pengecap (lidah) pada


manusia.

5. Untuk mengetahui bagaimana sistem indera pembau (hidung) pada


manusia.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Indera Penglihat (Mata)

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan


warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi
termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata
berada), kelopak, dan bulu mata.

a. Bagian-bagian mata:

1. Bola mata

Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis dinding. Ketiga lapis dinding
ini, dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

 Sklera, merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat, berwarna


putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat
transparan yang disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan
transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini
berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

7
 Koroid, berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid merupakan
lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan
oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi
untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris
yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak
mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma,
yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk.
Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa
mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur
cembung pipihnya lensa.

 Retina, merupakan lapisan yang peka terhadap sinar. Pada seluruh


bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang
serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke
otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar
dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga


bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan yang terletak di depan lensa
berisi carian yang disebut aqueous humor, dan bagian belakang yang
terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut
berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.

2. Kotak mata

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari


kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam
kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi.
Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan,
konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata
(kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung
lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi

8
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikro organisme ke
dalam mata.

3. Otot mata

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di


antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus
eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola
mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot
obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

b. Cara kerja mata

Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja
kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Sinar yang masuk ke mata
sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui
konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan
terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh
pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus)
dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang
berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar,
terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen
pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari
sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna,
makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah
bintik kuning hanya ada sel konus saja.

Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu
suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar
matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A.
Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk
pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut
juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.

9
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel
konus tersebut, mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu
sel konus akan menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat
(punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi
disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek
maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita
sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil
sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang
dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada
retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan
penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.

Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea.


Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih
banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan
obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah
derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk
lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh
lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek
yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot
siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi
sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi
lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek.
Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga
apertura yang mengelilingi lensa membesar dan
tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai
a. Akomodasi mata saat
akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa
   melihat jauh
sehingga lensa memanjang dan pipih. Proses

10
pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda
disebut daya akomodasi.

b. Akomodasi mata saat


    melihat dekat

c. Kelainan pada mata

1. Presbiopi

Presbiopi adalah penyakit mata karena proses penuaan, disebut juga


mata tua. Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira
9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin
panjang. Sekitar umur 40-50 tahun terjadi perubahan yang menyolok,
yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan
pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung
(positif). Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita
presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap.

2. Hipermetropi

Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak. Hipermetropi


disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di
belakang retina. Penderita hipermetropi ini tidak dapat melihat benda
yang dekat atau biasa disebut rabun dekat.

11
3. Miopi

Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola
mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya
jauh akan jatuh di depan retina. Pada penderita miopi ini orang tidak
dapat melihat benda yang jauh biasa disebut rabun jauh, mereka hanya
dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang
dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada
anak-anak.

Gambar Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi

4. Astigmatisma

Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau


permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama,
sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak
pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini
dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.

5. Katarak

Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya


lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada
orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya
akomodasi berkurang.

6. Imeralopi

Imeralopi atau rabun senja adalah kelainan yang menyebabkan penderita

12
menjadi rabun pada senja hari.

7. Xeroftalxni

Xeroftalxni adalah kelainan pada mata, yaiut kornea menjadi kering dan
bersisik.

8. Keratomealasi

Keratomealasi adalah kelainan pada mata yaitu kornea menjadi putih dan
rusak.

2.2. Indera Pendengar (Telinga)

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal


suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara
adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,
dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi
pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan
telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).

Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

a. Bagian-bagian telinga

13
Gambar Struktur telinga pada manusia

1. Telinga luar

Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga (meatus


auditorius eksternus), dan saluran telinga luar. Bagian daun telinga
berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga
dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks
pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian
terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan
tulang rawan yang dilapisi kulit tipis. Di dalam saluran ini terdapat banyak
kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau
kotoran telinga. Bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang
memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang
meneruskan suara ke telinga dalam.

Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini
kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul
getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya
adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk
saluran menuju gendang telinga.

2. Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan
udara agar seimbang. Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang

14
pendengaran yaitu martir (malleus) menempel pada gendang telinga,
tulang landasan (incus), kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum
sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang, dan tulang sanggurdi
(stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Muara tuba eustachi
yang menghubungkan ke faring juga berada di telinga tengah. Getaran
suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan
getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang
terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.

3. Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan
labirin membran. Ada lima bagian utama dari labirin membran, yaitu:

 Tiga saluran setengah lingkaran

 Ampula

 Utrikulus

 Sakulus

 Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit.


Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus
merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam
rongga vestibulum dari labirin tulang.

Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri


dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang

15
berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani
yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang
dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran
vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner,
sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat
membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang
dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler
dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di
permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan
membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran
basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung
membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi
ini disebut organ korti.

b. Cara kerja telinga

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan


gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke
jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan
limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan
menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan
cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya
membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan
menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut
ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial,
terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran
basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan
impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf
pendengaran.

c. Susunan dan cara kerja alat keseimbangan

16
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran
setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ
keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan
yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang
mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut
kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap
gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari
sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada
otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan
otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

d. Kelainan pada telinga

Telinga merupakan salah satu organ yang penting. Sebagai organ tubuh
yang lemah, telinga bisa mengalami kelainan maupun terserang penyakit.
Berikut beberapa penyakit yang ada pada telinga:

1. Tuli

Tuli adalah ketidakmampuan telinga untuk mendengarkan bunyi atau


suara. Tuli dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada gendang
telinga, tersumbatnya ruang telinga, atau rusaknya saraf pendengaran.
Pada orang yang telah berusia lanjut, ketulian biasanya disebabkan oleh
kakunya gendang telinga dan kurang baiknya hubungan antar tulang
pendengaran.

2. Congek

Congek adalah penyakit telinga yang biasanya disebabkan oleh infeksi


pada bagian telinga yang tersembunyi di tengah-tengah. Infeksi ini
disebabkan oleh bakteri.

17
3. Otitis eksterna

Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga. Infeksi ini bisa
menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya
pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali
disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear).

4. Perikondritis

Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga


luar. Perikondritis bisa terjadi akibat cedera, gigitan serangga dan
pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara
kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang
nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, dan
menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan
kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi
perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.

5. Eksim

Eksim pada telinga merupakan suatu peradangan kulit pada telinga luar
dan saluran telinga, yang ditandai dengan gatal-gatal, kemerahan,
pengelupasan kulit, kulit yang pecah-pecah serta keluarnya cairan dari
telinga. Keadaan ini bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar dan
saluran telinga.

6. Cidera

Cedera pada telinga luar (misalnya pukulan tumpul) bisa menyebabkan


memar diantara kartilago dan perikondrium. Jika terjadi penimbunan
darah di daerah tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga
luar dan tampak massa berwarna ungu kemerahan. Darah yang
tertimbun ini (hematoma) bisa menyebabkan terputusnya aliran darah ke
kartilago sehingga terjadi perubahan bentuk telinga. Kelainan bentuk ini
disebut telinga bunga kol, yang sering ditemukan pada pegulat dan

18
petinju.

7. Tumor

Tumor pada telinga bisa bersifat jinak atau ganas (kanker). Tumor yang
jinak bisa tumbuh di saluran telinga, menyebabkan penyumbatan dan
penimbunan kotoran telinga serta ketulian. Contoh dari tumor jinak pada
saluran telinga adalah:

 Kista sebasea (kantong kecil yang terisi sekresi dari kulit)

 Osteoma (tumor tulang)

 Keloid (pertumbuhan dari jaringan ikat yang berlebihan setelah


terjadinya cedera).

8. Kanker

Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa seringkali tumbuh pada
telinga luar setelah pemaparan sinar matahari yang lama dan
berulang-ulang. Pada stadium dini, bisa diatasi dengan pengangkatan
kanker atau terapi penyinaran. Pada stadium lanjut, mungkin perlu
dilakukan pengangkatan daerah telinga luar yang lebih luas. Jika kanker
telah menyusup ke kartilago, dilakukan pembedahan. Kanker sel basal
dan sel skuamosa juga bisa tumbuh di dalam atau menyebar ke saluran
telinga.

2.3. Indera Peraba (Kulit)

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk


sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya
menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya
berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan
dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. Kulit berfungsi
sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang.

19
a. Bagian-bagian kulit

Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau
lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan
sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel yaitu:

 Stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya.

 Stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit


menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum
umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin
menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.

 Stratum lusidum merupakan lapisan yang transparan.

 Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar.

Gambar Penampang kulit manusia beserta reseptor-reseptornya

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang


terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat
kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.

Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis


membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan
dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu

20
juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut
melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot
rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat
timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian
dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

b. Cara Kerja Kulit

Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin,


tekanan, dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebut diterima
oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke otak melalui
urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adanya
suatu rangsang. Otak pun memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang
tersebut.

c. Kelainan pada kulit

Kulit merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu berhubungan


dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kulit mudah terluka serta terserang
jamur dan bibit penyakit lainnya. Beberapa penyakit kulit yang sering kita temui
yaitu:

1. Jerawat. Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan


dada. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit
yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa remaja serta orang-orang
yang memiiki jenis kulit berminyak sangat rentan terhadap jerawat.
2. Panu. Panu disebabkan oleh jamur yang menempel di kulit. Panu tampak
sebagai bercak atau bulatan putih di kulit dan disertai rasa gatal. Panu
timbul karena penderita tidak menjaga kebersihan kulit.
3. Kadas. Kadas nampak di kulit sebagai bulatan putih bersisik. Pada setiap
bulatan terdapat garis tepi yang jelas dengan kulit yang tidak terkena.
Kadas juga menyebabkan rasa gatal. Penyakit ini disebabkan oleh jamur.
4. Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut

21
disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
dan dapat menular pada orang lain.
5. Eksim. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit
tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan,
gatal-gatal, dan bersisik.
6. Biang keringat. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat
oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna.
Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya
bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga
dapat menyebabkan biang keringat.

2.4. Indera Pengecap (Lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam
rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara

Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk
dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat
pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk
jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

a. Bagian-bagian lidah

Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah
memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:

1. Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.

22
2. Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah.

3. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.

Gambar Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila,


terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap
berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang. Bagian-bagian lidah:

1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.

2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.

3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.

Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim
amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi
zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang
telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.

b. Cara Kerja Lidah

Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan
rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak

23
menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis
makanan atau minuman.

c. Kelaianan pada lidah

1. Oral candidosis.  Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida


albicans.. gejalanya yaitu lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang
dapat dikerok.

2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh
bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering
biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada
penderita anemia.

3. Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau.


Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan
dikelilingi pita putih tebal.

4. Fissured tongue. Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.

5. Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah


terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala
apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena
psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.

2.5. Indera Pembau (Hidung)

Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia
dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera
penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera
pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap.

24
Gambar Struktur indera pembau

a. Bagian-bagian hidung

Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar
yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum
terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut
dan membran yang mensekresi lendir lengket.

1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar
ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan
dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh
langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung
bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau.
Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut
halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian
atas. dapat membau dengan baik.
2. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang
berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil
lainnya yang dapat merusak paru-paru.
b. Cara kerja hidung
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif
terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi
bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10

25
juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the
olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke
otak dan kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh
hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau
selokan.
c. Kelainan pada hidung
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya,
kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau
suatu benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
1. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang
atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang mengandung pembuluh
darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki yang
sedang mengalami masa puber.
2. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papiloma
disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun.
Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat sehingga
anak tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat saluran udara.
3. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan
oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya
substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
4. Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam
tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan
biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
5. Salesma dan influenza, merupakan infeksi pada alat pernapasan yang
disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek,
sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
6. Anosmia, adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan
untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya
cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan
merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk mengatasi gangguan ini
harus diketahui dulu penyebabnya.

26
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan


warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi
termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata, kelopak, dan bulu mata.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera,
kecuali cara mengubah fokus lensa. Ada berbagai macam kelainan pada mata,
seperti: presbiopi, hipermetropi, miopi, astigmatisma, katarak, imeralopi,
xeroftalxni, keratomealasi, dan lain sebagainya.

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan


untuk keseimbangan tubuh. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu
bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Ada berbagai kelainan
pada telinga, seperti: tuli, congek, otitis eksterna, perikondritis, eksim, cidera,
tumor, kanker, dan lain sebagainya.

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk


sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut lapisan dermis.
Kelainan-kelainan yang ada pada kulit yaitu: jerawat, panu, kadas, skabies,
eksim, biang keringat, dan lain sebagainya.

Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan


kimia. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak
mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap.
Lidah berfungsi sebagai pengecap rasa dan sebagai pembantu dalam tindakan
berbicara. Kelainan yang ada pada lidah yaitu: oral candidosis, atropic glossitis,
geografic tongue, fissured tongue, glossopyrosis, dan lain sebagainya.

Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam


hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Kelainan-kelainan yang ada pada

27
hidung yaitu: angiofibroma juvenil, papiloma juvenil, rhinitis allergica, sinusitis,
salesma dan influensa, anosmia, dan lain sebagainya.

3.2. Saran

Pada sistem indra ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan,


baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan
mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat
beraktivitas dengan baik.

28
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Alat indera pada manusia 9.1.


http://www.crayonpedia.org/mw/Alat_Indra_Pada_Manusia_9.1, (online),
diakses tanggal 04 Juni 2010.

Anonim, 2010. Bagian-bagian mata.


http://articles.myhardisk.com/2009/08/bagian-bagian-mata.html,
(online), diakses tanggal 04 Juni 2010.

Anonim, 2010. Biologi kelas 2 indera pengelihat.


http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praw
eda/Biologi/0087%20Bio%202-10a.htm, (online), diakses tanggal 04 Juni
2010.

Anonim, 2010. Kelainan dan penyakit pada kulit.


http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/08/kelainan-dan-penyakit-
pada-kulit.html, (online) diakses tanggal 04 Juni 2010.

Anonim, 2010. Kelainan pada telinga luar.


http://medicastore.com/penyakit/360/Kelainan_Pada_Telinga_Luar.html,
(online), diakses tanggal 04 Juni 2010.

Nurcahyo, 2010. Kelainan telinga, hidung, tenggorokan.


http://www.indonesiaindonesia.com/f/12853-kelainan-telinga-hidung-ten
ggorokan/, (online), diakses tanggal 04 Juni 2010.

Anonim, 2010. Penyakit-penyakit pada lidah.

29
http://www.untukku.com/artikel-untukku/penyakit-penyakit-pada-lidah-u
ntukku.html, (online), diakses tanggal 04 Juni 2010.

Anonim, 2010. Syik asyik with IPA.


http://ipaasyik.blogspot.com/2007_08_01_archive.html, (online), diakses
tanggal 04 Juni 2010.

30

Anda mungkin juga menyukai