PANCA INDRA
INDRA
MANUSIA
MANUSIA
Oleh:
I Made Karisna
0811031160
Kelas F/IV
1
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU
GURU SEKOLAH
SEKOLAH DASAR
DASAR
FAKUL
FAKULTAS
TAS ILMU
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GANESHA
GANESHA
SINGARAJA
SINGARAJA
2009
2009
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Shang Hyang
Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Panca Indra Manusia” tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun.
2
Singaraja, 04 Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan 20
3.2. Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB I
PENDAHULUAN
4
makhluk hidup.
5
2. Bagaimanakah sistem indera pendengar (telinga) pada manusia?
1.3. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
a. Bagian-bagian mata:
1. Bola mata
Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis dinding. Ketiga lapis dinding
ini, dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
7
Koroid, berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Koroid merupakan
lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan
oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi
untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris
yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak
mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma,
yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk.
Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa
mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur
cembung pipihnya lensa.
2. Kotak mata
8
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikro organisme ke
dalam mata.
3. Otot mata
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja
kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Sinar yang masuk ke mata
sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui
konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan
terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh
pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus)
dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang
berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar,
terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen
pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari
sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna,
makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah
bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu
suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar
matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A.
Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk
pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut
juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
9
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang
merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu
sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel
konus tersebut, mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu
sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat
(punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi
disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek
maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita
sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil
sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang
dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada
retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan
penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
10
pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda
disebut daya akomodasi.
1. Presbiopi
2. Hipermetropi
11
3. Miopi
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola
mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya
jauh akan jatuh di depan retina. Pada penderita miopi ini orang tidak
dapat melihat benda yang jauh biasa disebut rabun jauh, mereka hanya
dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang
dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada
anak-anak.
4. Astigmatisma
5. Katarak
6. Imeralopi
12
menjadi rabun pada senja hari.
7. Xeroftalxni
Xeroftalxni adalah kelainan pada mata, yaiut kornea menjadi kering dan
bersisik.
8. Keratomealasi
Keratomealasi adalah kelainan pada mata yaitu kornea menjadi putih dan
rusak.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
a. Bagian-bagian telinga
13
Gambar Struktur telinga pada manusia
1. Telinga luar
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini
kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul
getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya
adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk
saluran menuju gendang telinga.
2. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan
udara agar seimbang. Telinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang
14
pendengaran yaitu martir (malleus) menempel pada gendang telinga,
tulang landasan (incus), kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum
sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang, dan tulang sanggurdi
(stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Muara tuba eustachi
yang menghubungkan ke faring juga berada di telinga tengah. Getaran
suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan
getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang
terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
3. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan
labirin membran. Ada lima bagian utama dari labirin membran, yaitu:
Ampula
Utrikulus
Sakulus
15
berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani
yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang
dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran
vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner,
sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat
membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang
dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler
dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di
permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan
membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran
basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung
membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi
ini disebut organ korti.
16
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran
setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ
keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup
saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor,
sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan
yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang
mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut
kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap
gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari
sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada
otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan
otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.
Telinga merupakan salah satu organ yang penting. Sebagai organ tubuh
yang lemah, telinga bisa mengalami kelainan maupun terserang penyakit.
Berikut beberapa penyakit yang ada pada telinga:
1. Tuli
2. Congek
17
3. Otitis eksterna
Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga. Infeksi ini bisa
menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya
pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali
disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear).
4. Perikondritis
5. Eksim
Eksim pada telinga merupakan suatu peradangan kulit pada telinga luar
dan saluran telinga, yang ditandai dengan gatal-gatal, kemerahan,
pengelupasan kulit, kulit yang pecah-pecah serta keluarnya cairan dari
telinga. Keadaan ini bisa menyebabkan infeksi pada telinga luar dan
saluran telinga.
6. Cidera
18
petinju.
7. Tumor
Tumor pada telinga bisa bersifat jinak atau ganas (kanker). Tumor yang
jinak bisa tumbuh di saluran telinga, menyebabkan penyumbatan dan
penimbunan kotoran telinga serta ketulian. Contoh dari tumor jinak pada
saluran telinga adalah:
8. Kanker
Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa seringkali tumbuh pada
telinga luar setelah pemaparan sinar matahari yang lama dan
berulang-ulang. Pada stadium dini, bisa diatasi dengan pengangkatan
kanker atau terapi penyinaran. Pada stadium lanjut, mungkin perlu
dilakukan pengangkatan daerah telinga luar yang lebih luas. Jika kanker
telah menyusup ke kartilago, dilakukan pembedahan. Kanker sel basal
dan sel skuamosa juga bisa tumbuh di dalam atau menyebar ke saluran
telinga.
19
a. Bagian-bagian kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau
lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan
sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel yaitu:
20
juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut
melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot
rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat
timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian
dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
21
disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
dan dapat menular pada orang lain.
5. Eksim. Eksim merupakan penyakit kulit yang akut atau kronis. Penyakit
tersebut menyebabkan kulit menjadi kering, kemerah-merahan,
gatal-gatal, dan bersisik.
6. Biang keringat. Biang keringat terjadi karena kelenjar keringat tersumbat
oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat terbuang secara sempurna.
Keringat yang terperangkap tersebut menyebabkan timbulnya
bintik-bintik kemerahan yang disertai gatal. Daki, debu, dan kosmetik juga
dapat menyebabkan biang keringat.
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan bermacam-macam
rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk
dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat
pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk
jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
a. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah
memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
22
2. Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah.
2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim
amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi
zat gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang
telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan
rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak
23
menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis
makanan atau minuman.
2. Atropic glossitis. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh
bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering
biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak ditemukan pada
penderita anemia.
Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia
dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera
penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang berbeda. Indera
pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap.
24
Gambar Struktur indera pembau
a. Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar
yang di sebut dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum
terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut
dan membran yang mensekresi lendir lengket.
1. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar
ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan
dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh
langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung
bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung- ujung saraf pembau.
Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama dengan rambut-rambut
halus pada selaput lendir yang berada di dalam rongga hidung bagian
atas. dapat membau dengan baik.
2. Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang
berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil
lainnya yang dapat merusak paru-paru.
b. Cara kerja hidung
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif
terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi
bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10
25
juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the
olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke
otak dan kemudian di proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh
hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau
selokan.
c. Kelainan pada hidung
Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya,
kepekaan hidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau
suatu benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
1. Angiofibroma Juvenil, adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang
atau tenggorokan bagian atas (nasofaring), yang mengandung pembuluh
darah. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak laki yang
sedang mengalami masa puber.
2. Papiloma Juvenil, adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papiloma
disebabkan oleh virus. Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun.
Papiloma bisa menyebabkan suara serak, kadang cukup berat sehingga
anak tidak dapat berbicara dan bisa menyumbat saluran udara.
3. Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan
oleh adanya reaksi alergi pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya
substansi asing ke dalam saluran tenggorokan.
4. Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam
tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan
biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
5. Salesma dan influenza, merupakan infeksi pada alat pernapasan yang
disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek,
sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
6. Anosmia, adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan
untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya
cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan
merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk mengatasi gangguan ini
harus diketahui dulu penyebabnya.
26
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
27
hidung yaitu: angiofibroma juvenil, papiloma juvenil, rhinitis allergica, sinusitis,
salesma dan influensa, anosmia, dan lain sebagainya.
3.2. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29
http://www.untukku.com/artikel-untukku/penyakit-penyakit-pada-lidah-u
ntukku.html, (online), diakses tanggal 04 Juni 2010.
30