Anda di halaman 1dari 3

VISUM ET REPERTUM PADA KASUS

PERLUKAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.05.16 3 1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
STANDAR PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
Januari 2014

PENGERTIAN Laporan tertulis oleh dokter, atas sumpah jabatan /


berdasarkan keilmuan, tentang apa yang dilihat / diperiksa
untuk kepentingan penderita, atas permintaan tertulis
penyidik.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui penyebab luka / sakit dan derajat


parahnya luka atau sakit tersebut.
2. Sebagai barang bukti pada pengusutan suatu perkara
yang berhubungan dengan keadaan seseorang.

KEBIJAKAN Suatu keterangan dan VER yang dikeluarkan IGD RS.


Tebet, sebelumnya harus ada surat permintaan VER dari
penyidik.

PROSEDUR  Pasien diantar polisi dengan mebawa surat permintaan


Visum Et Repertum yang ditandatangani oleh penyidik
polisi berpangkat pembantu Letnan Dua atau pada
wilayah kepolisian tertentu yang komandannya
Bintara (Sersan) maka serendah-rendahnya Sersan
Dua (PP NO. 27 thn 1983)
 Pasien bisa datang sendiri dengan diantar keluarga
dengan membawa surat permintaan polisi kecuali pada
kejahatan seksual dan kriminal tingkat tinggi,
misalnya pembunuhan.
 Setiap VER harus dibuat berdasarkan keadaan yang
didapatkan apda tubuh korban pada waktu permintaan
VER diterima dokter.
 Apabila setelah diperiksa pasien dan / keluarga minta
pengantar dari kepolisian maka hasil pemeriksaan
tidak bisa diberikan dan hasil VER dibuat pada saat
surat permintaan tersebut diterima dokter.
 Izin tertulis untuk pemeriksaan dapat diminta oleh
korban sendiri atau orang tua apabila korban seorang
anak
VISUM ET REPERTUM PADA KASUS
PERLUKAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.05.16 3 2/3

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
Januari 2014

 Jelaskan terlebih dahulu tindakan-tindakan yang akan


dilakukan pada korban dan hasil pemeriksaan akan
disampaikan ke pengadilan.
 Seorang perawat harus mendampingi dokter pada
waktu pemeriksaan korban dan harus segera diperiksa.
 Data yang harus dicatat dalam pendahuluan: instansi
polisi yang meminta pemeriksaan, nama, alamat dan
pekerjaan korban seperti tertulis dalam surat
permintaan, nama dokter yang memeriksa, tempat,
tanggal dan jam pemeriksaan dilakukan serta nama
perawat pendamping.
 Anamnesa bukan merupakan pemeriksaan yang
objektif sehingga tidak dimasukkan ke dalam VER.
 Hal khusus yang perlu diketahui: waktu kejadian,
tanggal dan jam, tempat kejadian, alat yang digunakan,
berapa orang yang melakukannya
 Dokter memerlukan apakah luka yang diderita pasien
termasuk penganiayaan ringan / luka ringan / luka
derajat satu adalah penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan jabatan atau pekerjaan, yang dianggap
sebagai hasil penganiayaan ringan adalah korban
dengan “tanpa luka” atau dengan luka lecet atau
menurunkan fungsi alat tubuh tertentu. Sedangkan
luka berat yaitu jatuh sakit atau mendapat luka yang
memberi harapan akan sembuh sama sekali atau yang
menimbulkan tidak mampu untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencaharian; yang
menyebabkan kehilangan csalah satu panca indera;
yang menimbulkan cacat berat (vermiking); yang
megakibatkan terjadinya keadaan lumpuh;
terganggunya daya pikir selama empat minggu atau
lebih serta terjadinya gugur atau metinya kandungan
seorang perempuan. Luka sedang yaitu keadaan yang
terletak diantara luka ringan dan luka berat.
VISUM ET REPERTUM PADA KASUS
PERLUKAAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


03.05.16 3 3/3 `

Tanggal Terbit Ditetapkan


STANDAR PROSEDUR Direktur Utama
OPERASIONAL
Januari 2014

 Gejala / keluhan yang dapat dibuktikan secara objektif


dapat dimasukkan ke dalam bagian pemberitaan,
sedangkan keluhan subjektif yang tidak dapat
dibuktikan tidak dimasukkan dalam Visum Et
Repertum.
 Setelah diperiksa, dokter mengisi formulir VER sesuai
dengan kondisi korban.
 Formulir VER hanya boleh diambil dari Rumah Sakit
oleh polisi dengan membawa bukti permintaan visum.
 Visum dalam (otopsi) dikirim ke Lab Forensik RSCM.

UNIT TERKAIT - Kepolisian (Eksternal)

Anda mungkin juga menyukai