Anda di halaman 1dari 1

MEMANDANG DENGAN MATA ELANG

Setiap orang yang tergabung dengan suatu perusahaan hendaknya memandang dengan mata elang.
Melihat sesuatu lebih dari dirinya. Menyadari bahwa nama baik perusahaan melekat erat dengan
dirinya. Sehingga, sikap professional dengan sendirinya muncul tanpa harus melalui proses motivasi
yang mahal dan berulang-ulang.

Untuk memunculkan pandangan mata elang tidak mudah. Terutama bagi mereka yang sejak semula
tidak pernah dididik untuk memandang lebih dari dirinya. Itu sebabnya, kesejahteraan pribadi setiap
karyawan perusahaan harus terpenuhi terlebih dahulu. Anda tidak akan pernah bisa membangun
perusahaan dengan karyawan yang memiliki mata elang bila dia berkata:

“TIdak penting bagi saya apabila datang terlambat, selama customer saya puas dan tidak memiliki
keluhan. Jika perusahaan ingin memecat saya, silakan saja.”

Dalam kultur di mana sebagian besar keuangan keluarga ditunjang oleh pekerjaan pihak pria, komentar
di atas seringnya muncul dari karyawan wanita. Hal-hal semacam itu muncul karena kesejahteraan dan
kenyamanan dalam bekerja kurang terpenuhi. Baik itu karena gaji yang dirasa kurang atau banyak
terpotong hal-hal yang bukan kebutuhan karyawan maupun karena tugas-tugas tambahan yang dirasa
tidak meningkatkan kapasitas individual karyawan.

Kata kuncinya adalah nilai. Ketika seorang karyawan memahami nilai-nilai yang tercipta ketika
bergabung dengan perusahaan anda, maka dengan sendirinya sang karyawan bekerja dengan sudut
pandang baru. Nilai yang dimaksud di sini bukanlah nilai-nilai normative yang harus ada di setiap
perusahaan. Tidak. Justru sebaliknya. Nilai yang dimaksud adalah nilai yang hanya dimiliki perusahaan
anda dan tidak ditemukan di tempat lainnya.

Nilai semacam ini umumnya berasal dari pendiri perusahaan, yang dibangun lewat kultur yang kuat.
Dipupuk oleh pemimpin level 5 (akan dibahas tersendiri) dan dilestarikan oleh semua orang yang terlibat
dengan perusahaan tersebut, bahkan oleh customer mereka.

Anda mungkin juga menyukai