Oleh :
ABSTRAK
terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya dalam bahasa Inggris (Abdussakir, 2011),
latihan dan pengalaman melalui interaksi yang mempunyai beberapa padanan dalam
dengan lingkungan. bahasa Indonesia. Suryanto dan As'ari
Pelaksanakan pembelajaran matematika memadankan istilah problem posing dengan
memerlukan beberapa kecakapan guru untuk pembentukan soal. Sedangkan Sutiarso
menentukan suatu strategi pembelajaran yang (Abdussakir, 2011) menggunakan istilah
tepat, baik untuk materi maupun situasi dan membuat soal, Siswono (Abdussakir, 2011)
kondisi pembelajaran. Sehingga pembelajaran menggunakan istilah pengajuan soal, dan
tersebut dapat merangsang siswa untuk Suharta (Abdussakir, 2011) menggunakan
memperoleh kompetisi yang diharapkan. istilah pengkonstruksian masalah.
Salah satu kompetisi tersebut adalah Sesuai dengan kajian yang telah
meningkatkan kemampuan pemahaman diungkapkan pada latar belakang masalah di
siswa. Bloom (Sagala, 2009: 157) menyatakan atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
bahwa pemahaman (comprehension) “Apakah terdapat peningkatan pemahaman
mengacu pada kemampuan untuk mengerti matematis siswa yang signifikan dalam
dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu menyelesaikan soal cerita melalui pendekatan
terlebih dahulu diketahui atau diingat dan problem posing?”.Penelitian ini dibatasi pada
memaknai arti dari materi yang dipelajari. materi pokok operasi hitung bilangan
Kurniawan (Arumsari, 2010:9) pecahan.
mengatakan, pengertian pemahaman
matematis dapat dipandang sebagai proses dan Problem Posing
tujuan dari suatu pembelajaran matematika. Problem posing merupakan istilah
Peningkatkan pemahaman siswa terhadap soal dalam bahasa inggris yang berasal dari dua
cerita memerlukan strategi pembelajaran kata yaitu problem yang artinya masalah, soal
matematika yang dapat mendorong siswa dan posing dari to pase yang berarti
untuk terwujudnya peningkatan pemahaman mengajukan, membentuk. menurut Silver
siswa. Selain itu diharapkan dalam (Muhfida, 2011) bahwa problem posing
penyampaian materinya, nilai-nilai yang mempunyai tiga pengertian, yaitu: pertama,
terkandung dalam pembelajaran matematika problem posing adalah perumusan soal
dapat disampaikan dan terserap dengan baik sederhana atau perumusan ulang soal yang ada
oleh siswa. dengan beberapa perubahan agar lebih
Menurut Suryosubroto (2009: 203) sederhana dan dapat dipahami dalam rangka
salah satu pendekatan pembelajaran yang memecahkan soal yang rumit (problem posing
dapat memotivasi siswa untuk berfikir kritis sebagai salah satu langkah problem solving).
sekaligus dialogis, kreatif dan interaktif yakni Kedua, problem posing adalah perumusan
problem posing atau pengajuan masalah- soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada
masalah yang dituangkan dalam bentuk soal yang telah dipecahkan dalam rangka
pertanyaan. mencari alternatif pemecahan lain (sama
Problem posing merupakan istilah dengan mengkaji kembali langkah problem
matematika meliputi; mengenal, memahami tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII-C
dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan SMP Negeri 3 Sumberjaya Kabupaten
ide matematika. Pemahaman matematis yang Majalengka, dalam perolehan data hasil
digunakan dalam penelitian adalah penelitian, penelitian menggunakan desain
pemahaman instrumental dan pemahaman “Pre-test dan Post-test Group”.
relasional. Dalam hal ini, untuk pemahaman Sebelum penulis melakukan penelitian,
intrumental siswa diarahkan untuk memahami menulis terlebih dahulu melakukan uji coba
konsep dan rumus dalam perhitungan yang soal (Sudjana, N. 2006) pada kelas yang
sederhana. Sedangkan dalam pemahaman sebelumnya. Uji coba soal ini dilakukan untuk
relasional, siswa diarahkan untuk memahami memperoleh soal yang betul-betul sesuai yang
suatu struktur yang dapat digunakan untuk akan diberikan pada saat pretes dalam melihat
menyelesaikan masalah yang lebih luas dan kemampuan awal siswa sebelum dilakukan
bermakna karena adanya keterkaitan antar pembelajaran
konsep.
Serupa dengan Pollatsek, Skemp Alur Penelitian
(Sumarmo, 2010: 5) menggolongkan
pemahaman dalam dua tahap yaitu:
a. Pemahaman instrumental, yaitu hafal
REFLEKSI PERENCANAAN
konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang
lainnya, dengan menerapkan rumus dalam TINDA KAN &
RENCANA
PENGAMATAN
YANG DIREVISI
perhitungan sederhana, dan mengerjakan
REFLEKSI
perhitungan secara algoratmik. RENCANA
TINDAKAN &
Kemampuan ini tergolong pada PENGAMATAN
YANG DIREVISI
Rata-rata gain ternormalisasi dari siklus I ke siklus II adalah 0,26 dengan interpretasi gain
ternormalisasi rendah, dari siklus II ke siklus III rata-rata gain ternormalisasinya 0,30 dengan
interpretasi gain ternormalisasi sedang dan dari pretes ke postes rata-rata gain ternormalisasinya
0,56 dengan interpretasi gain ternormalisasi sedang.
Gambar 2
Data Ketuntasan Belajar Siswa
40
35
30 Tuntas
25
20 Belum Tuntas
15
10
5
0
Siklus I Siklus II Siklus III Pretes Postes