Anda di halaman 1dari 20

KEWAJIBAN DIESTIMASI & KONTIJENSI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Topik Khusus Akuntansi Keuangan

Oleh :

Vina Rakasiwi Utari 5211151017


Itang Saipul Milak 5211151019

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat taufiq dan hidayah-Nya
serta pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Sholawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda kita Nabi besar Muhammad SAW,
tidak lupa kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya di
akhir zaman.

Adapun tujuan penulisan Karya Ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Topik Khusus Akuntansi Keuangan dalam bentuk Makalah yang berjudul
“Kewajiban diestimasi & Kontijensi”.

Atas segala hormat kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah bersedia membantu dalam proses pembuatan makalah ini sehingga dapat
diselesaikan dengan baik.

Makalah ini benar-benar hasil karya penulis yang diambil dari berbagai referensi.
Oleh karena itu, penulis bertanggung jawab atas semua. Semoga informasi yang kami
sajikan dapat bermanfaat sebagai acuan referensi bagi penyusunan makalah lainnya.

Cimahi, September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1


1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3

2.1 Kajian Teori di Etap ......................................................................................... 3


2.1.1 Kewajiban Diestimasi ......................................................................... 4
2.1.2 Kewajiban Kontinjensi ........................................................................ 6
2.1.3 Aset Kontinjensi .................................................................................. 6
2.1.4 Pengungkapan ...................................................................................... 6
2.2 Contoh Kasus ................................................................................................... 8
2.3 Perbandingan SAK Umum, SAK ETAP dan SAK EMKM ............................ 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap entitas ekonomi pada umumnya menyelenggarakan akuntansi


keuangan dalam aktivitas bisnisnya agar sesuai dengan aturan yang berlaku
dan terstandardisasi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan suatu
kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi
keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. SAK berfungsi untuk
keseragaman laporan keuangan, selain itu, SAK juga berfungsi untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan, mempermudah auditor serta
mempermudah pembaca laporan keuangan untuk memahami dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda beda, ada beberapa
standar yang harus dimengerti dan digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan di antaranya yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK UMUM),
Standar Akuntansi Keuangan Badan Usaha Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK-ETAP), dan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil,
dan Menengah (SAK EMKM).

Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi dijelaskan dalam PSAK Umum 57


(revisi 2009) tentang Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi dan
SAK ETAP Bab 18 tentang Kewajiban Diestimasi, dan Kontinjensi. PSAK ini
bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas
kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai
telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian,
pengguna dapat memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan
informasi tersebut.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengakuan awal kewajiban iestimasi menurut SAK ETAP?
2. Bagaimana pengukuran awal kewajiban diestimasi menurut SAK ETAP?
3. Bagaimana sengukuran selanjutnya kewajiban diestimasi menurut PSAK
ETAP?
4. Apa yang dimaksud dengan kewajiban kontinjensi menurut SAK ETAP?
5. Bagaimana pengakuan kewajiban diestimasi menurut SAK ETAP?
6. Bagaimana pengakuan kewajiban kontinjensi menurut SAK ETAP?
7. Bagaimana pengakuan aset kontinjensi menurut SAK ETAP?
8. Bagaimana contoh kasus sebuah entitas dalam kewajiban diestimasi dan
kontinjensi?
9. Bagaimana perbandingan SAK UMUM, SAK ETAP dan SAK EMKM
dalam kewajiban diestimasi dan kontinjensi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaiamana pengakuan awal kewajiban diestimasi
menurut SAK ETAP
2. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran awal kewajiban diestimasi
menurut SAK ETAP
3. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran selanjutnya kewajiban
diestimasi menurut SAK ETAP
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kewajiban kontinjensi
menurut SAK ETAP
5. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan kewajiban diestimasi menurut
SAK ETAP
6. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan kewajiban kontinjensi menurut
SAK ETAP
7. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan asset kontinjensi menurut SAK
ETAP
3

8. Untuk mengetahui bagaimana contoh kasus sebuah entitas dalam


kewajiban diestimasi dan kontinjensi
9. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan antara SAK UMUM, SAK
ETAP dan SAK EMKM
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori di ETAP

2.1.1 Kewajiban Diestimasi


a. Pengakuan Awal
18.4 Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika:
a) Entitas memiliki kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu,
dan
b) Kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak mungkin) terjadi
bahwa entitas akan disyaratkan untuk menstransfer manfaat ekonomi
pada saat penyelesaian; dan
c) Jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan andal.

18.5 Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak dapat ditentukan secara
jelas apakah terdapat kewajiban kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu
dianggap menimbulkan kewajiban kini jika (setelah mempertimbangkan
semua bukti tersedia) terdapat kemungkinan bahwa kewajiban kini telah
ada pada tanggal pelaporan.

18.6 Entitas mengakui kewajiban diestimasi tersebut sebagai


kewajiban dalam neraca dan mengakui jumlah dari kewajiban tersebut
sebagai beban dalam laporan laba rugi kecuali jika:

a) Merupakan bagian dari biaya memproduksi persediaan


b) Termasuk dalam nilai aset tetap

18.7 Kondisi pada paragraph 18.4 (a) (kewajiban kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu) berarti bahwa entitas tidak memiliki alternative yang
realistis untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Hal ini dapat terjadi
ketika kewajiban dipaksakan secara hokum atau ketika entitas memiliki

4
kewajiban konstruktif karena peristiwa masa lalu telah menimbulkan
ekspetasi yang kuat dan sah kepada pihak lain sehingga entitas akan
melaksanakan kewajiban tersebut. Kewajiban yang akan timbul dari
tindakan entitas di masa depan (misalnya perilaku masa depan dalam
menjalankan bisnis) tidak termasuk dalam kondisi yang diatur pada
paragraph 18.4(a), tanpa mempedulikan kemungkinan keterjadiannya dan
meskipun kewajiban tersebut adalah kewajiban kontraktual.

5
6

b. Pengukuran Awal

18.8 Jumlah yang diakui sebagai kewajiban diestimasi adalah hasil


estimasi terbaik pengeluara yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada tanggal pelaporan.

a) Jika kewajiban diestimasi yang sedang diukur menyangkut populasi


yang terdiri atas sejumlah besar unsur, maka kewajiban ditentukan
dengan menimbang berbagai kemungkinan hasil berdasakan
probabilitas terkait.
b) Jika kewajiban yang diukur hanya satu, maka kemungkinan hasil yang
probabilitasnya paling tinggi merupakan estimasi terbaik dari
kewajiban tersebut. Namun, dalam kasus demikian, entitas harus
mempertimbangkan kemungkinan hasil lain mengandung probabilitas
yang sebagian besar tinggi atau sebagian besar lebih rendah
dibandingkan dengan kemungkinan dengan hasil probabilitasnya
paling tinggi, maka yang dianggap estimasi terbaik adalah suatu nilai
yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dibandingkan kemungkinan
hasil yang probabilitasnya paling tinggi tersebut.

Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah kewajiban
diestimasi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan
untuk menyelesaikan kewajiban. Tingkat diskonto adalah tingkat diskonto
sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang.
Risiko tertentu atas kewajiban dicerminkan di tingkat diskonto atau
estimasi jumlah yang disyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban, tetapi
bukan keduanya.

18.9 Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan


kewajiban diestimasi diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu
diakui hanya pada saat timbul keyakinan bahwa penggantian pasti diterima
7

pada saat perusahaan menyelesaikan kewajibannya. Piutang penggantian


akan disajikan dalam neraca sebagai asset dan tidak boleh saling hapus
terhadap kewajiban estimasi yang ada. Dalam laporan laba rugi, entitas
diperbolehkan untuk melakukan saling hapus atas penggantian dari pihak
lain terhadap beban yang berkaitan dengan kewajiban diestimasi tersebut.
Entitas harus mengeluarkan keuntungan atas ekspetasi pelepasan asset dari
perhitungan kewajiban diestimasi.

c. Pengukuran Selanjutnya

18.10 Entitas membebankan kewajiban diestimasi hanya untuk


pengeluaran atas kewajiban diestimasi yang telah diakui pada awalnya.

18.11 Entitas menelaah kewajiban diestimasi pada setiap tanggal


pelaporan dan melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi
terbaik kini atas jumlah yang disyaratkan untuk penyelesaian kewajiban
pada tanggal pelaporan. Penyesuaian atas jumlah yang diakui sebelumnya,
diakui di laporan laba rugi kecuali kewajiban diestimasi pada awalnya
diakui sebagai bagian dari biaya perolehan persediaan atau asset tetap. Jika
kewajiban estimasi diukur pada nilai kini dari jumlah kewajiban yang
diharapkan disyaratkan untuk diselesaikan, maka penyesuaian diskonto
harus diakui sebagai biaya pinjaman.

2.1.2 Kewajiban Kontinjensi


18.12 Kewajiban kontijensi merupakan kewajiban potensial yang
belum pasti atau kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak memenuhi
salah satu atau kedua kondisi (b) dan (c) pada paragraph 18.4. Entitas tidak
boleh mengakui kewajiban kontinjensi sebagai kewajiban. Pengungkapan
mungkin disyaratkan sesuai dengan paragraph 18.15.
8

2.1.3 Aset Kontinjensi


18.13 Entitas tidak diperkenakan untuk mengakui aset kontijensi
sebagai aset. Pengungkapan mungkin disyaratkan sesuai dengan paragraph
18.16.

2.1.4 Pengungkapan

a. Kewajiban Diestimasi

18.14 Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus


mengungkapkan:

a) Jumlah tercatat pada awal dan akhir periode;


b) Kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode
bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi
yang ada;
c) Jumlah yang digunakan yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada
kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan;
d) Jumlah yang belum digunakan selama periode bersangkutan;
e) Peningkatan dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan
dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto selama periode yang
bersangkutan;
f) Uraian singkat mengenai sifat kewajiban dan perkiraan saat arus keluar
sumber daya terjadi;
g) Indikasi adanya ketidakpastian atas jumlah dan saat arus pengeluaran
kas;
h) Jumlah ekspetasi penggantian, dengan menyebutkan asset yang telah
diakui atas ekspetasi penggantian tersebut.
9

b. Kewajiban Kontinjensi

18.15 Entitas mengungkapkan untuk setiap jenis kewajiban kontijensi


pada tanggal pelaporan, uraian dan sifat kewajiban kontijensii dan jika
praktis dilakukan:

a) Estimasi dampak keuangan yang diukur sesuai dengan paragraph 18.8-


18.11;
b) Indikasi adanya ketidakpastian atas jumlah atau waktu dari
pengeluaran;
c) Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.

Jika tidak praktis membuat pengungkapan salah satu atau lebih


pengungkapan di atas, maka fakta tersebut harus diungkapkan.

c. Aset Kontinjensi
18.16 Jika arus masuk dari manfaat ekonomi besar kemungkinannya
terjadi namun belum ada kepastiannya, maka entitas harus mengungkapkan
uraian dari sifat aset kontinjensi pada akhir tangggal pelaporan. Ketika
praktis dilakukan, maka diungkapkan estimasi jika atas dampak keuangan
yang diukur dengan menggunakan prinsip 18.8-18.11. jika tidak praktik
membuat pengungkapan ini, maka fakta tersebut harus diungkapkan.

d. Pengungkapan yang Merugikan


18.17 Dalam kasus yang benar-benar jarang terjadi, pengungkapan atas
sebagian atau seluruh informasi yang disyaratkan oleh paragraf 18.14-
18.16 dapat diekspektasi akan merugikan secara serius posisi entitas yang
sedang berselisih dengan pihak lain mengenai kewajiban diestimasi,
kewajiban kontinjensi, atau aset kontinjensi. Dalam kasus tersebut, entitas
tidak perlu mengungkapkan informasi tersebut, tetapi harus
mengungkapkan sifat umum dari kasus yang diperselisihkan, bersama
dengan fakta dan alasan informasi tidak diungkapkan.
10

2.2 Contoh Kasus


Garansi
PT. Dahlia menjual televis dengan garansi selama 1 tahun. Harga jual televise
tersebut telah termasuk dalam garansi. Selama tahun 2013 PT. Dahlia telah
menjual televise tersebut sebanyak 100 unit @Rp2.400.000. pada tanggal
31/12/13 dilakukan estimasi bahwa 5% dari jumlah produk yang telah dijual
akan mengalami perbaikan dengan biaya perbaikan @Rp45.000. Hitunglah
taksiran garansi dan buatlah jurnalnya.

Tanggal Keterangan Jurnal


2013 Taksiran Garansi: Beban Garansi 250.000
5% * 100 unit = 5 Hutang Estimasi Garansi 250.000
Biaya per unit = Rp50.000
Total = Rp250.000
2014 Perbaikan yang terjadi Hutang Estimasi Garansi 180.000
Sesungguhnya Perlengkapan 180.000
4 * Rp45.000

Contoh garansi dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang:

PT. Dahlia menjual televis dengan garansi selama 3 tahun. Penjualan pada tahun
2013 mencapai angka Rp200.000.000. harga jual sudah termasuk garansi.
Berdasarkan pengalaman masa lalu mengindikasikan bahwa dari keseluruhan produk
yang terjual 90% nya tidak membutuhkan garansi. 10% sisanya akan membutuhkan
garansi perbaikan kecil dengan estimasi biaya sebesar 30% dari harga jual. Estimasi
perbaikan kecil untuk tahun 2013 adalah 10%, 2014 20% dan 2015 70%. Tingkat
11

obligasi pemerintah untuk tahun 2013 adalah 65, 2014 7% dan 2015 8%. Diminta
hitunglah besarnya taksiran garansi dan biaya kini garansi.

Taksiran biaya garansi:

Penjualan Tingkat Kerusakan % dari harga jual Estimasi Biaya Garansi


200.000.000 0% 0% -
200.000.000 10% 30% 6.000.000
Nilai kini biaya garansi:

Cara mencari Faktor Diskonto: 1/(1+i)t

Tahun % Estimasi Jumlah Tingkat Faktor Nilai Kini


Ekspektasi Biaya (Rp) Diskonto Diskonto
Garasi
A B C= a*b d e F= c*e
2013 10% 6.000.000 600.000 6% 0,9434 566.040
2014 20% 6.000.000 1.200.000 7% 0,8734 1.048.080
2015 70% 6.000.000 4.200.000 8% 0,7938 3.333.960
4.948.080

Tanggal Keterangan Jurnal


2013 Garansi Beban Garansi 4.948.080
Hutang Estimasi Garansi 4.948.080
12

2.3 Perbandingan PSAK Umum, PSAK ETAP dan PSAK EMKM

ELEMEN PSAK UMUM PSAK ETAP PSAK EMKM


Pengakuan Awal a) Entitas a) Entitas memiliki
Kewajiban memiliki kewajiban kewajiban kini sebagai
diestimasi kini (baik bersifat hasil dari peristiwa Tidak diatur
hukum maupun masa lalu, dan dalam SAK
bersifat konstruktif) EMKM
sebagai akibat
peristiwa masa lalu;
b) Kemungkinan b) Kemungkinan
besar penyelesaian (lebih mungkin
kewajib an tersebut dibandingkan tidak
mengakibatkan arus mungkin) terjadi
keluar sumber daya; bahwa entitas akan
dan disyaratkan untuk
menstransfer manfaat
ekonomi pada saat
penyelesaian; dan

c) estimasi yang c) Jumlah


andal mengenai kewajiban dapat
jumlah kewajiban diestimasi dengan
tersebut dapat andal.
dibuat.
Pengukuran a) Estimasi a) Jika kewajiban Tidak diatur
Terbaik: Jumlah diestimasi yang dalam SAK
yang diakui sebagai sedang diukur EMKM
kewajiban diestimasi menyangkut populasi
adalah hasil estimasi yang terdiri atas
terbaik pengeluaran sejumlah besar unsur,
yang diperlukan maka kewajiban
untuk menyelesaikan ditentukan dengan
kewajiban kini pada menimbang berbagai
akhir periode kemungkinan hasil
pelaporan. berdasakan
probabilitas terkait.
13

b) Risiko dan b) Jika kewajiban


Ketidakpastian: yang diukur hanya
Dalam menentukan satu, maka
estimasi terbaik kemungkinan hasil
suatu kewa jiban yang probabilitasnya
diestimasi, entitas paling tinggi
mempertimbangkan merupakan estimasi
berbagai risiko dan terbaik dari kewajiban
ketidakpastian yang tersebut
selalu mem penga
ruhi berbagai
peristiwa dan
keadaan.
c) Nilai Kini:
Jika dampak nilai
waktu uang cukup
material, maka
jumlah kewajiban
diestimasi adalah
nilai kini dari perk
iraa n pengeluaran
yang diperlukan
untuk menyelesaikan
kewajiban.

d) Peristiwa Masa
Datang: Peristiwa
masa datang yang
dapat mempengaruhi
jumlah yang
diperlukan untuk
menyelesaikan suatu
kewajiban harus
tercermin dalam
jumlah kewajiban
diestimasi jika ada
bukti obyektif bahwa
peristiwa itu akan
terjadi.
14

e) Rencana
Pelepasan Aset:
Keuntungan
sehubungan dengan
rencana pelepasan
aset tidak boleh
dipertimbangkan
dalam meng hitung
suatu kewajiban
diestimasi.
Pengungkapan a) nilai tercatat a) Jumlah tercatat Tidak diatur
pada awal dan akhir pada awal dan akhir dalam SAK
periode; periode; EMKM
b) kewajiban b) Kewajiban
diestimasi tambahan diestimasi tambahan
yang dibuat dalam yang dibuat dalam
periode periode bersangkutan,
bersangkutan, termasuk peningkatan
termasuk jumlah pada
peningkatan jumlah kewajiban diestimasi
pada kewajiban yang ada;
diestimasi yang ada;
c) jumlah yang c) Jumlah yang
digunakan, yaitu digunakan yaitu
jumlah yang terjadi jumlah yang terjadi
dan dibebankan pada dan dibebankan pada
kewajiban diestimasi kewajiban diestimasi
selama periode selama periode
bersangkutan; bersangkutan;

d) jumlah yang d) Jumlah yang


belum digunakan belum digunakan
yang dibatalkan selama periode
selama periode bersangkutan;
bersangkutan; dan
15

e) peningkatan, e) Peningkatan
selama periode yang dalam nilai kini yang
bersangkutan, dalam timbul karena
nilai kini yang berlalunya waktu dan
timbul karena dampak dari setiap
berlalunya waktu perubahan tingkat
dan dampak dari diskonto selama
setiap perubahan periode yang
tingkat diskonto. bersangkutan;
Informasi komparatif
tidak diharuskan.
f) Uraian singkat
mengenai sifat
kewajiban dan
perkiraan saat arus
keluar sumber daya
terjadi;

g) Indikasi adanya
ketidakpastian atas
jumlah dan saat arus
pengeluaran kas;
h) Jumlah ekspetasi
penggantian, dengan
menyebutkan asset
yang telah diakui atas
ekspetasi penggantian
tersebut.

Pengungkapan a) timasi dari a) Estimasi dampak Tidak diatur


Kewajiban dampak fi nansialnya keuangan yang diukur; dalam SAK
Kontinjensi yang diukur sesuai EMKM
dengan ketentuan
b) indikasi tentang b) Indikasi adanya
ketidakpastian yang ketidakpastian atas
terkait dengan jumlah atau waktu
jumlah atau waktu dari pengeluaran;
arus keluar sumber
daya; dan
16

c) kemungkinan c) Kemungkinan
penggantian oleh penggantian oleh
pihak ketiga. pihak ketiga.

Pengungkapan Kemungkinan besar Jika arus masuk dari Tidak diatur


Aset Kontinjensi akan terjadi arus manfaat ekonomi dalam SAK
masuk manfaat besar EMKM
ekonomis, tetapi kemungkinannya
tidak bisa dipastikan, terjadi namun belum
maka dilakukan ada kepastiannya,
pengungkapan. Jika maka entitas harus
Tidak terdapat mengungkapkan
kemungkinan besar uraian dari sifat aset
akan terjadi arus kontinjensi pada akhir
masuk manfaat tangggal pelaporan.
ekonomis, maka
tidak dilakukan
pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA

IAI. 2016. SAK ETAP BAB 18 tentang Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi.
Jakarta: IAI.
IAI. 2009. PSAK 57 tentang Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.
Jakarta: IAI.
https://dosen.perbanas.id/5490-2/

17

Anda mungkin juga menyukai