Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat merupakan keadaan bugar dan nyaman seluruh tubuh serta bagian-
bagiannya, bugar dan nyaman adalah relative, karena bersifat subjektif sesuai orang
yang mendefinisikan dan merasakannya, komponen tubuh manusia bukan hanya fisik,
melainkan juga psikologis dan lingkungan social bahkan spritual, jiwa yang sehat
didefinisikan dengan tepat (Yusuf, AH, dkk. 2015).
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental
wellbeing) yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang
utuh dan kualitas hidup seseorang dengan memeperhatikam semua segi kehidupan
manusia. Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari ganggguan jiwa,
tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai perasaan
sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang
lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang
lain (Sumiati dkk, 2009).
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
kekacuan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan.
Ganggguan jiwa dapat mengenai manusia secara utuhnya bukan hanya jiwa, badan, dan
lingkungannya saja. Gangguan jiwa meliputi gejala-gejala patologi dominan yang
berasal dari unsur psikis yang timbul secara menyeluruh. Salah satu bentuk gangguan
jiwa yang terdapat diseluruh dunia adalah gangguan jiwa berat yaitu skizofrenia
(Yosep, 2009).
Menurut data World Health Organization (WHO), maslah gangguan jiwa pada
manusia di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO
(2001 dalam Yosep & Sutini, 2014) menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang
didunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar
450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehata jiwa. Sementara itu,
menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO wilayah Asia Tenggara, hampir satu
pertiga dari penduduk diwilayah ini pernah mengalami gangguan neuropsikiatri.
Buktinya, Hasil Riskesdas (2013), prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk
Indonesia 1,7 per mil. Gangguan jiwa terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta, Aceh,
Sulawesi Selatan, Bali, da Jawa Tengah. Artinya, Jawa Tengah termasuk 5 besar
provinsi dengan gangguan jiwa terbanyak.
Masalah utama dari gangguan jiwa adalah Skizofrenia. Penyakit Skizofrenia
atau Schizophrenia artinya kepribadian yang terpecah antara pikiran, perasaan, dan
perilaku. Dalam artian apa yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaanya.
Secara spesifik skizofrenia adalah orang yang mengalami gangguan emosi, pikiran, dan
perilaku (Faisal, 2008 dalam Prabowo 2014).
Salah satu bentuk gangguan jiwa adalah halusinasi. Halusinasi adalah salah satu
gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori, merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien
merasakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Stuart & Laraia (2005) menyatakan sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan dan
10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan. Dari data diatas diketahui
bahwa jenis halusinasi yang paling banyak diderita oleh pasien gangguan jiwa yaitu
halusinasi pendengaran.

B. Tujuan Halusinasi
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Secara umum, konferensi kasus halusinasi bertujuan untuk mengumpulkan data
secara lebih luas dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang
terkait dengan kasus halusinasi dalam rangka pemecahan masalah halusinasi.
Mahasiswa mampu menggunakan proses keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien dengan
halusinasi, merencanakan secara sistematis dan melaksanakan serta
mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada kasus
halusinasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep halusinasi
b. Mahasiswa mampu mengkaji kasus halusinasi pada Tn. F
c. Mahasiswa mampu merumuskan diagonosa keperawatan pada Tn. F
d. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada Tn. F
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada Tn. F
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi sesuai implementasi yang
dilakukan pada Tn. F
g. Mahasiswa mampu membandingkan konsep dasar halusinasi dengan
kasus Tn. F
h. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan halusinasi.
C. Metode Halusinasi
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan metode
deskriptif, yaitu metode ilmiah dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan
data melalui wawancara kepada pasien, observasi pasien secara langsung, dokumentasi
keperawatan secara langsung, dan studi kepustakaan. Dengan metode deskriptif ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan jiwa
pada Tn. F. Studi kepustakaan yang sedang terjadi dengan menggunakan teknik
pengumpulan data dijabarkan sebagai berikut:
1. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada
pasien maupun keluarga untuk mendapatkan data subjektif dan objektif dengan
menggunakan format pengkajian yang sudah ada.
2. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung
kepada pasien untuk mendapatkan data yang objektif dengan menggunakan
format pengkajian.
3. Dokumentasi keperawatan, yaitu catatan terhadap pasien serta hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis.
4. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari bukuk yang berhubungan dengan
halusinasi.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistemika penulisan pada makalah ini terdiri dari:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan (Umum dan Khusus),
Metode Penulisan, Teknik Pengumpulan Data, serta Sistematika Penulisan.
BAB II: Tinjauan teori yang terdiri dari Pengertian, Psikodinamika, Pengkajian,
Diagnosis Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi Keperawatan
dan Evaluasi.
BAB III: Tinjauan kasus yang terdiri dari Pengkajian, Analisis Data, Pohon Masalah,
Diagnosis Keperawatan, Intervensi Keperawatan dan Evaluasi.
BAB IV: Pembahasan yang terdiri dari Pengkajian, Dignosis Keperawatan, Intervensi
Keperawatan, Tindakan Keperawatan dan Evaluasi.
BAB V: Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai