Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu kimia sudah sangat melekat dalam kehidupan kita. Disaat kita makan,
disaat kita mengamati pemandangan bahkan di dalam tubuh kita sekalipun terdapat
ilmu kimia.

Pernahkah anda terpikir mengapa adanya mentega ? mengapa agar-agar bisa


terbentuk yang awalnya berupa cairan dan memadat tetapi tidak keras ? dan
mengapa es krim sangat lembut ? Hal itu semua karna sistem koloid. Tetapi sebelum
kita mengetahui apa itu koloid kita pasti pernah mendengar dispersi atau campuran.

Zat yang dicampur dengan zat lain dan terjadi penyebaran secara merata
merupakan sistem dispersi atau campuran. Contohnya adalah larutan garam dan
lumpur. Tetapi apakah dispersi hanya larutan garam dan lumpur ? Bagaimana
dengan susu yang dilarutkan dengan air ? dan bagaimana dengan kopi yang
dicampurkan ke dalam air ? .

Secara ukuran partikel dispersi dibedakan menjadi tiga bagian yaitu larutan
atau dispersi molekul, koloid, dan suspensi. Larutan garam termasuk ke dalam
larutan atau dispersi molekul, susu yang dilarutkan dengan air termasuk ke dalam
koloid dan kopi yang dicampur ke dalam air merupakan suspensi.

Ketiga contoh di atas pastilah sangat umum untuk membedakan larutan,


koloid dan suspensi. Untuk mengetahui lebih detail kami merangkum di dalam
makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari koloid ?


2. Apa saja sifat koloid ?
3. Apa-apa saja jenis koloid ?
4. Apakah manfaat dari koloid ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian koloid


2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari koloid tersebut
3. Untuk mengetahui jenis-jenis koloid
4. Untuk mengetahui manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koloid

Jika kita mencampurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata
susu “larut” tetapi “larutan” itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan,
campuran itu tidak memisahkan dan juga tidak dapat disaring (hasil penyaringan
tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika
diamati dengan mikroskop ultra, ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel
susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.1

Banyak sebagian kita yang susah membedakan koloid, sebab koloid bukan
merupakan larutan sejati tetapi juga bukan merupakan suspensi. Larutan sejati tidak
dapat dibedakan yang mana zat terdispersi dan mana medium pendispersi (sama
seperti zat terlarut dan medium pelarut). Sedangkan suspensi dapat dibedakan mana
zat terdispensi dan medium pendispensi. Sebab dari itu koloid tidak dapat
dimasukkan kedalam keduanya melainkan berdiri sendiri. Berikut adalah
perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi.

1. Perbandingan Sifat Larutan, koloid, dan Suspensi

Table 1.1 Perbandingan Sifat Larutan, koloid, dan Suspensi2

Perbedaan Suspensi Koloid Larutan

Ukuran partikel >100 nm 1 – 100 nm < 1 nm

Penampilan fisis Keruh. Partikel Keruh – jernih. Jernih. Partikel


terdispersi dapat Partikel terdispersi tidak
diamati langsung terdispersi hanya dapat diamati
dapat diamati

1
Budi Utami dkk,Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam(Jakarata: Pusat Pembukuan,
Depertemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 221.
2
Irvan Permata, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan
Alam,(Jakarata: Pusat Pembukuan Depertemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 157

3
dengan mata dengan dengan
telanjang mikroskop ultra mikroskop ultra

Jumlah fasa Dua fasa Dua fasa Satu fasa

Kestabilan (jika Mudah terpisah Sukar terpisah Tidak terpisah


didiamkan) (mengendap) (relatif stabil) (stabil)

Cara pemisahan Filtrasi (disaring) Tidak bisa Tidak bisa


disaring disaring

B. Jenis-jenis Koloid

Setelah kita mengetahui bahwasanya koloid bukan merupakan larutan


maupun suspensi. Salah satu dari contoh koloid adalah kabut. Kabut adalah zat cair
yang terdispersi dalam udara (gas). Bagaimana dengan susu yang zat terdispersinya
cair dan medium pendispersi pun cair?

Sisten koloid tersusun dari zat terdispersi dan medium pendispersi. Zat
terdispersi dan medium pendispersi bisa berupa padat, cair, maupun gas. Akan
tetapi bila zat terdispersina gas dan medium pendispersina juga gas, maka tidak
akan membentuk koloid sebab gas bila dicampur sama gas lain walaupun tidak
sejenis akan selalu membentuk homogen. Untuk itu mari perhatikan jenis-jenis
koloid yang dirangkum pada tabel dibawah ini.

4
Table 1.2 Jenis-jenis koloid3

Fase Medium Jenis Koloid Contoh Koloid


Terdispersi Pendispersi

Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan

Padat Gas Aerosol Asap rokok, debu


Padat
Gas Cair Busa sabun, krim
Busa
Gas Padat Styrofom, batu apung,
Busa padat mashmallows
Cair Cair
Emulsi Susu, mayonaise
Cair Padat
Emulsi Mentega, keju, jelly, mutiara,
Padat Cair
padat opal
Padat Padat
Sol Cat, tanah liat, amilum dalam
air
Sol padat
Kaca berwarna, alloy

C. Sifat-sifat Koloid

Segala sesuatu pasti memiliki sifat tersendiri. Begitu juga dengan koloid
yang memiliki sifatnya sendiri. Apalagi untuk memahami koloid yang harus dilihat
dengan cara yang berbeda, pasti memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya
tampak berbeda. Oleh karena itu mari kita memahami sifat-sifat dari koloid.

3
Siti Kalsum dkk, Kimia XI SMA dan MA, (Jakarata: Pusat Pembukuan, Depertemen Pendidikan
Nasional, 2009), hlm 254

5
1. Efek Tyndall

Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel


koloid sehingga tampak lintasan berkas sinar tersebut.4 Sebenarnya kita sering
mengamati efek tyndall ini seperti pancaran sinar matahari yang menembus bumi
atau lampu mobil yang memancarkan sinarnya saat berkabut. Inti dari efek tyndall
adalah penghamburan cahaya tetapi zat terdispersinya tidak tampak. Jadi jika ada
penghamburan cahaya tetapi zat terdispersinya tidak tampak berarti juga
merupakan contoh dari efek tyndall yang dua contoh diatas hanya salah satunya
saja.

2. Gerak Brown

Gerak brown adalah gerakan paritikel-partikel pada koloid yang arahnya


lurus tidak menentu yang disebabkan oleh tumbukan antara molekul-molekul
medium pendispersi dengan fase terdispersi atau tumbukan antara partikel-partikel
terdispersi.5 Kita ketahui bahwa cahaya yang melewati sistem koloid itu akan
dihamburkan. Akan tetapi jika cahaya yang dihamburkan dilihat dari mikroskop
opitik maka akan tampak partikel cahaya bertabrakan dengan partikel cahaya lain
dan membentuk gerakan zig-zag atau disebut gerakan brown. Karena adanya
gerakan zig-zag inilah cahaya dapat dihamburkan.

3. Adsorpsi dan Absorpsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik


pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.
Penyerapan pada permukaan disebut adsorpi, jika penyerapan sampai ke bawah
permukaan disebut absorpi.6

4
Shidiq Premono dkk, Kimia SMA/MA Kelas XI, (Jakarata: Pusat Pembukuan Depertemen
Pendidikan Nasional, 2009), hlm 240
5
Siti Kalsum dkk, Kimia XI SMA dan MA, (Jakarata: Pusat Pembukuan, Depertemen Pendidikan
Nasional, 2009), hlm 258
6
Irvan Permata, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan
Alam,(Jakarata: Pusat Pembukuan Depertemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 159

6
4. Kestabilan Koloid

Koloid adalah sisten dispersi yang kurang sabil dari larutan. Untuk itu
dibutuhkn kestabilan yang lebih agar dapat menjaga kekokohannya. Berikut cara-
cara koloid menjaga kestabilannya.7

a. Penambahan ion

Kalian telah mengetahui bahwa koloid dapat bermuatan dengan cara


menyerap ion. Setelah partikel koloid bermuatan, maka akan terjadi tolak-menolak
sesamanya sehingga tidakt akan terjadi penggumpalan dan tetap stabil. Contohnya,
koloid Fe2CO3 menjadi stabil ketika ditambahkan/menyerap ion Fe3+.

b. Dialisis

Telah dijelaskan di atasbahwa terjadinya penggumpalan koloid disebabkan


adanya ion yang bermuatan berbeda dengan koloid tersebut sehingga menjadi
netral. Cara mencegah koagulasi tersebut adalah dengan mengeluarkannya secara
dialisis. Dialisis adalah proses mengeluarkan ion yang ada dalam koloid dengan
cara memasukkan koloid ke dalam kantong yang terbuat dari selaput
semipermeabel, kemudian dialiri carian murni secara terus-menerus, maka molekul
kecil atau ion yang terdapa dalam koloid akan menembus selaput semipermeabel
dan terbawa keluar, sehingga koloid stabil dan murni kembali.

c. Penambahan Emulgator

Kalian tentu mengetahui bahwa jika air dan minyak tidak dapat dicampur.
Tetapi, jika keduanya dikocok dengan kuat, akan terjadi suatu koloid minyak dalam
air ( oil in water). Keadaan koloid ini tidak akan stabil dan bertahan lama karena
air dan minyak tetap akan memisah. Namun, jika kalian menambahkan sabun dalam
campuran tersebut, maka parikel minyak tetap akan teremulsi dalam air membentuk
misel-misel. Sabun di sini berindak sebagai emulgaor minyak dan air.

7
Shidiq Premono dkk, Kimia SMA/MA Kelas XI, (Jakarata: Pusat Pembukuan Depertemen
Pendidikan Nasional, 2009), hlm 242-243

7
D. Manfaat Koloid dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan bahan-bahan kimia


berbentuk koloid. Terkadang kita hanya tidak menyadarinya saja. Bahan-bahan
kimia tersebu dibuat oleh industri. Mengapa harus koloid? Karena koloid
merupakan satu-satunya cara utnuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang
tidak saling melarukan secara homogen dan stabil pada tingkat makroskopis atau
tidak mudah rusak. Adapun manfaat-manfaatnya sebagai berikut.8

1. Industri Kosmetik

Bahan kosmetik, seperti foundation, pembersih wajah, pelembab badan,


deodoran umumnya berbentuk koloid yaitu emulsi.

2. Industri Tekstil

Pewarna tekstil berbentuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi,
sehingga dapat melekat pada tekstil.

3. Industri Farmasi

Banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau
tidak mudah rusak.

4. Industri Sabun dan Deterjen

Sabun dan deterjen merupakan emulgator untuk membentuk emulsi antara


kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan deterjen dapat membersihkan
kotoran, terutama kotoran dari minyak.

5. Industri Makanan

Banyak makanan dikemas dalam bentuk koloid untuk kestabilan dalam


jangka waktu cukup lama.

8
Budi Utami dkk, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam (Jakarata: Pusat Pembukuan,
Depertemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm 224

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari untuk proses apapun.


Koloid juga saling berhubungan antara larutan dan suspensi. Partikel koloid dapat
menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid dapat
diamati dari samping sifat partikel koloid ini ndisebut efek tyndall. Koloid
dibedakan menjadi tiga macam yaitu sol, emulsi, dan buih. Koloid dapat
mengadsorpsi ion atau zat lain pada permukaannya, dan oleh karna luas
permukaannya yang relative besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang
besar.

Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil
dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya,
sebaliknya pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah.

Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara
dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium
dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan dimana atom atau
molekul mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid
sabun dan detergen bekerja sebagai bahan aktif permukaan yang fungsinya
mengelmusikan lemak ke dalam air.

B. Saran

Menurut kami, pembelajaran seperti ini sebaiknya sering dilakukan karna


dengan melalui pembelajaran pembuatan makalah seperti ini dapat meningkatkan
kreativitas mahasiswa dan juga mahasiswa tersebut dapat menemukan sendiri hal-
hal yang belum diketahui.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budi Utami, dkk. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam. 2009.
Jakarata : Pusat Pembukuan Depertemen Pendidikan Nasional

Permata , Irvan. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu
Pengetahuan Alam. 2009. Jakarata : Pusat Pembukuan Depertemen
Pendidikan Nasional

Shidiq Premono, dkk. Kimia SMA/MA Kelas XI. 2009. Jakarata : Pusat Pembukuan
Depertemen Pendidikan Nasional

Siti Kalsum, dkk. Kimia XI SMA dan MA. 2009. Jakarata : Pusat Pembukuan,
Depertemen Pendidikan Nasional

10

Anda mungkin juga menyukai