ID Pengaruh Sudut Kemiringan Lereng Dan Leb PDF
ID Pengaruh Sudut Kemiringan Lereng Dan Leb PDF
ABSTRAK
Kata kunci : daya dukung pondasi menerus, lereng tanah pasir, perkuatan geogrid, variasi
kemiringan lereng, variasi lebar pondasi.
PENDAHULUAN
Menipisnya ketersediaan lahan tanah datar diperhatikan guna memperoleh daya
mengalihkan dunia konstruksi untuk dukung yang diinginkan. Terdapat
memulai memanfaatkan kondisi tanah berbagai jenis alternatif yang dapat
yang memiliki kemiringan tertentu dilakukan guna meningkatkan daya
(lereng). Pembangunan diatas tanah lereng dukung pada sebuah lereng, salah satunya
memiliki resiko tinggi terhadap bahaya ialah dengan perkuatan geogrid. Oleh
longsor. Faktor yang harus diperhatikan sebab itu penelitian ini dilakukan untuk
dalam menghindari kelongsoran adalah mendapatkan parameter variabel
kemiringan lereng itu sendiri. Selain itu, kemiringan lereng dan lebar pondasi yang
pemilihan bentuk dan dimensi pondasi menghasilkan daya dukung paling
juga merupakan faktor yang perlu optimum pada lereng dengan perkuatan.
TUJUAN kelongsoran tanah yang biasanya terjadi
seperti yang dijelaskan Gambar 2. Adalah
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
kelongsoran translasi dan kelongsoran
mengetahuibagaimana mekanisme kinerja
rotasi.
perkuatan geogrid dalam meningkatkan
nilai daya dukung. Selain itu diharapkan
dapat diketahui variabel kemiringan sudut
dan variabel dimensi lebar yang dapat
menghasilkan daya dukung paling
optimum
TINJAUAN PUSTAKA
Keruntuhan pada lereng
Suatu permukaan tanah yang miring
dengan sudut tertentu terhadap bidang Gambar 2. Jenis-jenis Kelongsoran
horizontal kita sebut sebagai lereng. Analisis Daya Dukung Pondasi Dangkal
Lereng ini dapat terjadi secara alamiah di atas Lereng Tanpa Perkuatan
atau buatan. Bila permukaan tanah tidak
datar, maka komponen berat tanah yang Solusi Meyerhof
sejajar dengan kemiringan lereng akan Dalam teori Meyerhof
menyebabkan tanah bergerak ke arah menyarankan persamaan daya dukung
bawah seperti Gambar 1. Bila komponen dengan memperhatikan bentuk pondasi,
berat tanah tersebut cukup besar, kemiringa beban, dan kuat geser tanah
kelongsoran lereng dapat terjadi. diatas dasar pondasi. Untuk tanah pasir,
Meyerhof menyatakan daya dukung
pondasi menerus di atas lereng pada
persamaan berikut ini :
1
qu = 2 B Nq
dimana.
qu = daya dukung (kN/m2)
B = lebar pondasi ( cm )
Gambar 1. Kelongsoran Lereng
Nq = faktor daya dukung
Lereng dapat digolongkan dalam dua tipe
= berat isi tanah ( gr/cm3 )
yaitu lereng tak terbatas dan lereng terbatas
, Lereng tak terbatas merupakan kondisi Solusi Hansen dan Vesic
dimana tanah yang mempunyai kedalaman
Untuk kondisi b = 0 (pondasi tepat
tertentu dengan permukaan miring, terletak
berada di tepi lereng ), Hansen menyatakan
di atas lapisan batu dengan kemiringan
daya dukung batas dari pondasi menerus
permukaan yang sama. Sedangkan lereng
tersebut sebagaimana dijelaskan pada
terbatas merupakan kondisi di mana suatu
persamaan :
timbunan terletak di atas tanah asli yang
miring. Adapun jenis-jenis gerakan
tanpa perkuatan geogrid, yang dapat dilihat
pada persamaan :
𝑞
BCI = 𝑞𝑜
q = . Df
Nc, Nq, N = Faktor – faktor daya Perkuatan Geogrid
dukung Hansen
Geogrid adalah inovasi yang dibuat
c , q , = Faktor – faktor lereng
untuk menutupi kekurangan pada
geotekstil terutama dalam masalah
Solusi Meyerhof-Gemperline
kekakuan bahan dan mekanisme
Persamaan Gemperline diperlihatkan pada perkuatan. Dalam penelitian ini, digunkan
persamaan : jenis geogrid biaxial. Kuat tarik yang
dimiliki bahan jenis ini ialah bervariasi
diantara 20 kN/m hingga 40 kN/m. Metode
Dengan : kerja geogrid biaxial adalah interlocking,
artinya geogrid jenis ini akan bekerja
mengunci agregat yang ada di atas geogrid
= sudut geser dalam tanah
sehingga lapisan agregat tersebut lebih
= sudut kemiringan lereng
kaku, dan mudah dilakukan pemadatan.
B = lebar pondasi ( inchi )
Dalam penelitian ini jenis perkuatan yang
L = panjang pondasi ( inchi )
akan digunakan akan dijelaskan
d = jarak pondasi kepuncak lereng
sebagaimana dalam Tabel 1
f = 10 ( 0,1159 - 2,386)
fB = 10 (0,34 – 0,2 log B ) Tabel 1 Karakteristik Geogrid
f D/B = 1 + 0,65 (D/B) Karakteristik Nilai
f, b/B, B/L = 1 + 0,33 (D/B) tan {2/[2 + Creep limited strength
Construction damage
28.6 kN/m ( 60 tahun )
1.21
𝑷𝒖
10
qu =
𝑨
10
Dimana,
10
10 105
Pu = Beban maksimum yang dicatat
Gambar 3 Model Penelitian saat uji pembebanan ( kg )
A = Luasan Pondasi ( cm2 )
Dalam penelitian ini box yang
digunakan merupakan box yang Kemudian setelah memperoleh nilai daya
menggunakan pelat baja dengan ukuran dukung ultimit, selanjutnya akan dilakukan
150 cm x 100 cm x 100 cm. Box dibuat analisis peningkatan nilai daya dukung
cukup kaku dengan harapan agar dapat atau Bearing Capacity Improvement (BCI)
mempertahankan kondisi regangan. sebagaimana dijalskan dalam tinjauan
pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 79,847 kN/m2. Hasil dan grafik
Analisis Bahan Penelitian eksperimen dijelaskan dalam Tabel 4 dan
Dalam penelitian ini pasir yang akan Gambar 4.
digunakan ialah tanah berbutir kasar yang
Tabel 4 Nilai daya dukung berdasarkan
tergolong kedalam Poorly Graded Sand, eksperimen untuk lereng perkuatan dengan
dengan pesentase lolos saringan no. 200 B = 4 cm dan variasi kemiringan lereng
sebesar 3,47% dimana nilai Cu sebesar ()
4,33 dan Cc sebesar 0,641. Untuk hasil
Lebar Kemiringan Beban Penurunan qu qu
analisis specific gravity berat jenis rata- Pondasi (B) Lereng () (kg) (mm)
s/B (%)
(kg/cm2) (kN/m2)
rata yang diperoleh ialah 2,6481. 46° 313 6,165 15,4125 0,79847 79,8469
4 cm 51° 294 5,76 14,4 0,75 75
Sedangkan dalam analisis pemadatan kadar 56° 258 5,2375 13,1 0,65816 65,8163
2.760
dengan sudut kemiringan 46. Pada s/B 2% 4 51
56
19.320
18.950
50.914
46.429
2.635
2.450
46 27.398 70.103 2.559
nilai BCIs maksimum mencapai 2,406, 6 51 25.780 62.266 2.415
56 25.377 58.695 2.313
pada saat s/B 4% diperoleh hasil BCIs 46 27.806 56.505 2.067
8 51 26.913 55.198 2.051
maksimum mencapai 2,666, sedangkan 56 25.957 50.000 1.926