Transformator Arus

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

1.

Transformator arus
Transformator arus digunakan untuk mengukur arus beban pada sebuah rangkaian. Dengan
penggunaantransformator arus, maka arus beban yang besar dapat diukur hanya dengan menggunakan
amperemeter yang rangenya tidak terlalu besar.
Bila sebuah transformator arus mempunyai perbandingan 100/5 A, artinya transformator mengubah arus
primer dari 100 A menjadi 5 A di sisi sekunder. karena pada sisi primer selalu mengalir arus yang besar,
maka sisi sekunder harus selalu dalam keadaan tertutup, bila terbuka maka transformator akan mengalami
kerusakan, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya fluks yang berasal dari sisi sekunder.
Jadi pada dasarnya defenisi serta fungsi dari transformator arus ini yaitu sebagai media pengukuran serta
penurunan yang dilakukan pada sebuah arus untuk tolak ukur sebagai dasarnya yang berdasarkan
perbandingan yang tertentu saja dilakukan. Transformator arus ini termasuk dalam bagian dari
transformator khusus yang disebut transformator pengukuran (instrumen).
2. Transformator Tegangan
Pada umumnya prinsip kerja transformator tegangan hampir sama dengan sebuah transformator biasa.
Jadi yang membedakannya hanya pada perbandingan transformasinya, dimana transformator tegangan
memiliki ketelitian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan transformator biasa. Diketahui bahwa
biasanya transformator tegangan berguna mengubah tegangan tinggi menjadi rendah.
Misalnya saja bisa dilihat pada sebuah gardu distribusi yang mempunyai tegangan 20 KV dengan
transformator tegangan diturunkan menjadi 200 Volt yang digunakan untuk pengukuran.
Untuk mencegah terjadinya perbedaan tegangan yang besar antara kumparan primer dengan sekunder,
karena adanya kerusakan isolasi pada kumparan primer maka pada sisi sekunder perlu dipasang
pembumian.
Begitu pula pada dasarnya defenisi serta fungsi dari transformator tegangan juga tak jauh berbeda sebagai
media pengukuran serta penurunan yang dilakukan pada sebuah tegangan untuk tolak ukur sebagai
dasarnya yang berdasarkan perbandingan yang tertentu saja dilakukan. Transformator tegangan ini
termasuk dalam bagian dari transformator khusus yang disebut transformator pengukuran (instrumen)

Trafo tegangan atau Potential Transformer (PT) adalah peralatan yang mentransformasi
tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan
peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai.

Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan trafo
tegangan berbeda yaitu:

o Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukurrelai dan peralatan indikasi
yang konsumsi dayanya kecil.
o Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
o Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.
Fungsi Trafo Tegangan

o Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran tegangan listrik yang lebih
rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan
teliti.
o Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder yang tegangannya
rendah untuk digunakan sebagai sistem proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.
o Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110 volt) untuk keperluan
peralatan sisi sekunder.
o Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5; 1;3).

Jenis Trafo Tegangan


Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)

o Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada inti besi yang prinsip
kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.
Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

o Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage Divider (CVD) dan inductive
Intermediate Voltage Transformer (IVT). CVD merupakan rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih
yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer,
selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan oleh IVT menjadi teganggan sekunder.

Trafo Tegangan

Trafo tegangan/voltage transformer/potensial transformers adalah suatu peralatan listrik yang dapat
memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-
balik.

Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan yang
hendak dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan tegangan tinggi

(yang selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap sirku it dimana alat ukur (instrumen) tersambung
(yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga yang dibutuhkan adalah
tegangan dan daya keluarannya tetapi pada trafo tegangan yang dibutuhkan adalah tingkat ketelitiannya
dan penurunan tegangannya yang disesuaikan dengan alat ukur.

Contoh : (150.000/V3) / (100/V3) V, (20.000/V3) / (100/V3). 20.000/100 V

15.000/V3 = E1 Merupakan Tegangan Primer

100/V3 = E2 Merupakan Tegangan Sekunder


E1/E2 = N1/N2 = a

N1 > N2 (N1 jumlah lilitan primer, N2 jumlah lilitan sekunder)

a : Perbandingan transformasi merupakan nilai yang konstan

JENIS TRAFO TEGANGAN

• Trafo tegangan dengan inti besi seperti transformator biasa umumnya untuk tegangan rendah sampai
dengan tegangan tinggi

• Trafo tegangan dengan kapasitor, di sadap pada tegangan menengah, kemudian diturunkan dengan
transformator ke tegangan rendah, umumnya digunakan pada tegangan tinggi dan tegangan ekstra
tinggi (Capasitive Voltage Transformer, CVT)

JENIS - JENIS TRAFO TEGANGAN

A. Dipasang antara fase dan fase

B. Dipasang antara fase dan tanah

C. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke tiga untuk relai gangguan bumi

D. Trafo tegangan dengan 3 lilitan, lilitan ke dua untuk relai ke 1 dan meter, lilitan ke tiga untuk relai ke
dua.

Tegangan Sekunder (Volt)

100 Atau 110

100/V3 Atau 110/V3

100/3 Atau 110/3

120 Atau 120/V3

Pemasangan

Catatan : PT dengan pengenal 20.000/100 V dapat dipasang untuk sambungan 3 fase / 3 kawat 3 fase, 4
kawat. PT dengan pengenal (20.000/V3) / (100/V3) hanya untuk sistem 3 fase, 4 kawat dan titik netral
(bintang) harus dibumikan

Trafo tegangan dengan 2 pengenal sekunder

Contoh :
A. (150.00/V3) / (100/V3) - (100/V3) V Rangkaian sekunder 2 buah yang dapat mempunyai karakteristik
yang berbeda.

B. (20.000/V3) / (100/V3) - (100/3) V100/3 V digunakan untuk mendapatkan tegangan urutan nol, dan
pada saat gangguan 1 fase ke bumi V0 menjadi 100 V maksimum.

Penandaan

Primer : P1 dan P2

Sekunder : pertama 1S1 – 2S2 untuk pengukuran dan proteksi pengaman cadangan. Kedua 2S1 – 2S2
untuk proteksi pengaman utama

Masing - masing sekunder dapat mempunyai klas ataupun beban mempunyai klas ataupun burden
(beban) sama atau berbeda

PT dengan 2 sekunder yang sama khususnya digunakan pada GI tegangan ekstra tinggi.

Current Transformer atau lebih dikenal dengan CT – merupakan trafo arus yang berfungsi
untuk mengkonversi arus yang melewatinya dari level tinggi ke level rendah yang dapat
dimanfaatkan untuk input alat metering maupun alat proteksi pada suatu jaringan sistim
tenaga lisrik.

Current Transformer merupakan komponen utama dalam sistim tenaga listrik, baik pada
distribusi maupun pada pembangkitan. Dengan adanya current transformer , suatu peralatan
ataupun jaringan dapat dimonitoring kondisinya melalui hasil pengukuan (metering) serta
dapat dilindungi melalui proteksi apabila adanya gangguan yang menimbulkan arus yang
sangat besar sebagai akibat short circuit (hubungan singkat) ataupun overload (kelebihan
beban) dan lain sebagainya.

Dari hal diatas, pemanfaatan output dari current transformer dapat dibagi atas 2 hal, yaitu :

 Metering, output dari Current Transfomer digunakan sebagai input pada alat ukur.
 Proteksi, output dari Current Transfomer digunakan sebagai input untuk alat proteksi
yang nantinya akan mentriger alat proteksi untuk bekerja apabila ada gangguan.
Prisip kerja dari current transfer mirip dengan prinsip kerja transformator pada umunya,
dimana terdapat belitan sisi primer dan belitan sisi sekunder yang dihubungkan melalui
kopling medan magnet pada inti besi transformator. Sehingga arus yang melewati sisi primer
akan menghasilkan induksi pada inti besi yang akan menimbulkan arus pada sisi sekunder.

Pada rancangannya, sebuah Current Transformer (CT) memiliki satu atau lebih gulungan
pada sisi sekunder, sehingga sebuah current transformer memilki satu atau lebih output yang
masing-masingnya bisa dimanfaatkan sekaligus sesuai dengan kebutuhan, seperti untuk
metering, proteksi over current, differential dan lain-lain.

Seperti halnya transformator secara umum, current transformer juga memliki ratio belitan
antara sisi primer dan sekunder untuk menghasilkan perbandingan antara arus yang
melewati sisi primer dan arus yang dikeluarkan pada sisi sekunder. Lebih mudahnya, dapat
dilihat pada contoh dibawah ini :

Sebuah Current transformer dengan ratio 1000 : 5 , menyatakan bahwa apabila arus yang
melewati sisi primer sebesar 1000 A, maka output current transformer (sisi sekunder) adalah
sebesar 5 Ampere. Hal ini sesuai dengna ratio perbandingannya yaitu 1000 : 5. Sehingga
bila arus yang melewati sisi primer sebesar 500 A, maka sisi sekunder akan mengeluarkan
arus sebesar 2,5 A.

Untuk spesifikasi sebuah current transformer, tidak saja ratio CT saja yang perlu diperhatikan,
ada beberapa hal yang mesti dipenuhi agar sebuah current transformer dapat berfungsi
dengan baik sesuai dengan yang dibutuhkan pada sebuah jaringan sistim tenaga lisrik, yaitu
:

 turns ratio – perbandingan arus disisi primer dengan arus disisi sekunder
 burden - beban normal dalam satuan VA yang dapat disuplay oleh sebuah current
transformer
 accuracy factors - batas akurasi pada kondisi steady dan transient
 physical configuration – jumlah belitan pada sisi primer dan sekunder, ukuran, bentuk,
dimensi dll yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

Akurasi sebuah Current Transformer – Trafo Arus

Keakurasian sebuah current transformer ditentukan melalui besar kecilnya error yang
ditimbulkan dari perbedaan antara nilai ideal arus RMS dengan nilai arus sebenarnya pada
sisi sekunder.

Current Transformer untuk pemakaian pada alat proteksi harus dapat menjaga keakurasian
nya pada range arus yang besar yang dinyatakan dengan istilah accuracy limit current.
Rasio perbandingan antara accuracy limit current dengan rated current dinyatakan dengan
istilah accuracy limit factor.

Klas akurasi Current Transformer untuk metering


(pengukuran)

Class ± percentage ± phase displacement error minutes


current/ratio error Purposes
Current 5% 20% 50% 100% 120% 5% 20% 100% 120%
0.1 0.4 0.2 0.1 0.1 15 8 5 5 precision measurements

0.2 0.75 0.35 0.2 0.2 10 15 10 10 precision measurements

0.5 1.5 0.75 0.5 0.5 30 45 30 30 high grade kWhr meters

1 3 1.5 1.0 1.0 60 90 60 60 general measurements

3 3 3 general measurements

5 5 5 approximate measurements

Klas akurasi Current Transformer untuk proteksi


Untuk pemakaian pada alat proteksi, current transformer dikenali dengan kode 5P atau 10P,
yang menandakan 5 atau 10 adalah accuracy limit factor dan P adalah untuk Protection
(Proteksi). Keterangan untuk kedua tipe ini dapat dilihat pada table berikut :

Class Current Displacement Accuracy


Error Error Limit Factor
5P ± 1% ± 60 minutes 5
10P ± 3% - 10

Anda mungkin juga menyukai