Esaay Mahasiswa Dalam Pengabdian Masyarakat
Esaay Mahasiswa Dalam Pengabdian Masyarakat
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan
kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas
masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu
golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya)
memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi
seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser
makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak
sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa
memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan
siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah.
Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti
memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran,
fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi
mahasiswa tersebut.
Dengan segala potensi, intelegensia, kreativitas yang ada serta melihat peran dari
mahasiswa baik sebagai iron stock, agent of change, dan moral force apalagi dengan
dukungan fasilitas dan wadah organisasi kampus, mahasiswa memiliki sebuah
kewajiban untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
awuran antar mahasiswa Mapala Fakultas Teknik Untad (Universitas Tadulako) dan
warga kelurahan Tondo terjadi kampus Untad, Senin sore 7 Maret. Tercatat ada empat
mahasiswa mengalami luka-luka dan sejumlah sepeda motor termasuk pos Satpam
mengalami kerusakan.
Bentrokan ini dipicu aksi pemukulan terhadap mahasiswa Mapala Teknik oleh Satpam
pada Pebruari 2016 lalu. Penganiayaan ini terjadi karena adanya pembatasan jam
malam di kampus.
Pada Senin 7 Maret sore sekitar pukul 16.00 Wita, sekelompok mahasiswa Mapala
Teknik mendatangi pos security Kampus. Mereka kemudian menyerang dan melempari
pos Satpam yang ada di pintu masuk kampus Untad. Akibat penyerangan itu, sebuah
televisi yang ada di pos itu mengalami kerusakan. Sekelompok mahasiswa itu juga
memukul petugas Security kampus dan membakar ban bekas di sekitar pos. Aksi
mahasiswa ini memicu kemarahan warga sekitar.
Versi lain menyebutkan, bentrokan antar warga dan mahasiswa Fakultas Tekni Untad itu
terjadi setelah puluhan warga Tondo berkumpul di Pos Security Untad. Mereka
bermaksud mendatangi mahasiswa yang melakukan pemukulan terhadap Herman,
satpam di kampus Untad yang terjadi pada 6 Maret.
Sekitar pukul 15.30 warga langsung mendatangi sekretariat Mapatekno Fakultas Teknik
Untad. Di sini terjadi aksi saling lempar antar mahasiswa dan warga. Warga Tondo
dikabarkan mundur, sehingga dua sepeda motor dibakar.
Beberapa menit kemudian, warga Tondo kembali datang dengan jumlah yang lebih
banyak. Mereka melakukan pembakaran sebanyak 2 sepeda motor.