Anda di halaman 1dari 2

SOAL 6

1. Yang diharapkan apabila seorang dokter mempelajari ilmu forensic


- Menyadari betapa pentingnya peranan mereka didalam proses peradilan pidana
- Mengerti status mereka di dalam proses peradilan
- Memahami segala ketentuan yang berkaitan dengan tugas keforensikan, meliputi
kewenangan, hak, kewajiban serta sanksinya
- Mampu melakukan berbagai macam pemeriksaan forensic
- Mampu memberikan keterangan relevan dengan jenis kasusnya sehingga perkaranya
menjadi jelas
- Mengerti cara-cara menyampaikan keterangan sesuai ketentuan yang berlaku
sehingga keterangannya memiliki daya bukti di siding pengadilan

2. Jelaskan secara singkat sejarah ilmu kedokteran forensic

Dalam sejarah mesir 2980-2900 SM telah ada ahli medikolegal pertama yaitu Imhotep
yang merupakan dokter sekaligus hakim bagi pharaohzoser. Ilmu kedokteran forensic
juga telah dikenal dizaman babilonia, yang mencatat ketentuan bahwa dokter saat itu
mempunyai kewajiban untuk memberi kesembuhan pasiennya dengan ketentuan
hukuman bagi dokter yang melakukan pengobatan yang tidak tepat dan ganti rugi bila
mengakibatkan cedera.
Tahun 44 SM dilakukan pemeriksaan medis pertama atas jenazah Julius cesar untuk
kepentingan public.
Pada tahun 600 M telah ditulis tulisan medikolegal pertama di Cina yang disebut Ming
Yuam Shih Lu, pada tahun 1241 M- 1253 M.
Autopsi medikolegal pertama kali dilakukan di bologna pada tahun 1302 M dan sidik jari
diperkenalkan pertama kali tahun 1823 M. Pada abad 18 dan 19 M sangat terasa
perkembangan ilmu kedokteran forensic didunia. Pada tahun 1958 M keluarlah
spesialisasi kedokteran forensic.

3. Jelaskan yang dimaksud kasus perdata


Non kriminal / perdata
1. Mal practice
2. Kelalaian / neglect
3. Identifikasi fragmen/serpihan tubuh manusia
4. Identifikasi orang hidup → orag hilang ingatan
5. Identifikasi pada kecelakaan massal
4. Sebutkan peraturan perundang-undangan KUHAP yang memuat tentang dokter sebagai
ahli

- Pasal 133 KUHAP tentang kewajiban untuk membuat keterangan ahli.


- Pasal 184 KUHAP tentang keterangan ahli akan dijadikan sebagai alat bukti yang
syah didepan siding pengadilan
- Pasal 1 butir 28 KUHAP tentang pengertian keterangan ahli
- Pasal 186 KUHAP tentang keterangan ahli dapat diberikan secara lisan didepan
siding pengadilan dapat pula diberikan pada masa penyidikan dalam bentuk laporan
penyidik
- Pasal 187 KUHAP tentang keterangan ahli dpat diberikan dalam bentuk keterangan
tertulis didalam suatu surat

Anda mungkin juga menyukai