PENDAHULUAN
Balita (bawah lima tahun) merupakan masa yang sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Masa balita disebut juga dengan golden period (masa keemasan).
Perawatan dan pengasuhan balita masih menjadi masalah yang serius, karena pada usia itulah
perkembangan anak selanjutnya, baik fisik maupun mental, ditentukan. Anak balita
merupakan salah satu populasi paling beresiko untuk terkena berbagai macam gangguan
kesehatan. Jika perawatan dan pengasuhan anak tidak baik, maka anak rentan sakit dan dapat
meningkatkan kematian. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 44/10.000 kelahiran hidup.
Cara-cara merawat dan mengasuh anak yang benar memerlukan pengetahuan dan
keterampilan yang tidak hadir secara alamiah berdasarkan intuisi saja. Sementara realitas di
lapangan menunjukkan bahwa masih banyak ibu-ibu balita yang belum menyadari dan
memahami benar pentingnya perawatan dan pengasuhan anak yang benar.
Perawatan dan pengasuhan tidak benar pada anak juga akan menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang pada anak. Jika penyimpangan ini dapat terdeteksi dini,
dilakukan intervensi dini untuk mengatasinya sehingga tumbuh kembang anak selanjut dapat
berjalan senormal mungkin. Jika penyimpangan ini tidak terdeteksi dini, maka penyimpangan
tersebut akan berlanjut dan akan semakin parah.
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan dan pengasuhan bayi serta
menghindari penyimpangan tumbuh kemang pada balita itulah program kelas ibu-balita
dilaksanakan. Kelas Ibu Balita merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas
dengan anggota beberapa ibu yang mempunyai anak balita (usia 0-5 tahun) dibawah
bimbingan satu atau beberapa fasilitator (pengajar). Setelah mengikuti program kelas ibu-
balita, para ibu diharapkan mengalami perubahan perilaku yang signifikan dan selanjutnya
terjadi penurunan angka kematian bayi akibat kesalahan dalam perawatan dan pengasuhan
serta peningkatan kualitas tumbuh kembang anak.
1
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu tentang
kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan & perkembangan anak.
2. Menilai pertumbuhan dan perkembangan balita dan melakukan intervensi dini jika
ada penyimpangan tumbuh kembang pada balita
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar, yaitu :
Walaupun terdapat variasi yang besar, akan tetapi setiap anak akan melalui suatu
“milestone” yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap
mempunyai ciri tersendiri. Dari kepustakaan terdapat berbagai pendapat mengenai pembagian
tahap-tahap tumbuh kembang ini, salah satunya berdasarkan Hasil Rapat Kerja UKK Pediatri
Sosial di Jakarta, Oktober 1986, yaitu :
1. Masa pranatal
a. Masa mudigah/embrio : konsepsi - 8 minggu
b. Masa janin/fetus : 9 minggu - lahir
2. Masa bayi : usia 0-1 tahun
a. Masa neonatal : usia 0-28 hari
Masa neonatal dini : 0-7 hari
4
Masa neonatal lanjut : 8-28 hari
b. Masa pasca neonatal : 29 hari – 1 tahun
3. Masa pra-sekolah : 1-6 tahun
4. Masa sekolah : usia 6-18/20 tahun
a. Masa pra-remaja : usia 6-10 tahun
b. Masa remaja :
Masa remaja dini
o Wanita, usia 8-13 tahun
o Pria, usia 10-15 tahun
Masa remaja lanjut
o Wanita, usia 13-18 tahun
o Pria, usia 15-20 tahun
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena masa ini
merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran social, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan selanjutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk
pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang mengatakan bahwa “the child is the father of the
man”. Sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi
tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian
hari.
5
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya.
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan
untuk mengambar, memegang sesuatu benda, dll.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
4. Gross motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti
pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yaitu perkembangan:
Pada prinsipnya cara membagi aspek perkembangan anak tersebut diatas sama saja, hanya
penjabarannya yang berbeda. Frankenburg membagi lebih sederhana, sedangkan yang pada
program BKB tersebut lebih dijabarkan lagi.
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting, tetapi dibawah ini akan
disajikan beberapa “milestone” pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui taraf
perkembangan seorang anak (yang dimasksud dengan “milestone” perkembangan adalah
tingkat perkembangan anak yang harus dicapai anak pada umur tertentu), misalnya :
a. 4-6 minggu
Tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
b. 12-16 minggu
Menegakkan kepala, tengkurap sendiri
Menoleh ke arah suara
Memegang benda yang ditaruhnya ditangan
c. 20 minggu
Meraih benda yang didekatkan padanya
d. 26 minggu
Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
6
Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan
Makan biskuit sendiri
e. 9-10 bulan
Menunjuk dengan jari telunjuk
Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk
Merangkak
Bersuara da...da...
f. 13 bulan
Berjalan tanpa bantuan
Mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan kita mengetahui berbagai “milestone” pokok ini, maka kita dapat mengetahui
apakah seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal.
Kalau ada kecurigaan, kita dapat melakukan tes skrining, antara lain dengan DDST. Sehingga
deteksi dini dan intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh kembang anak dapat lebih
optimal.
7
psikologi, rehabilitasi medis, ahli wicara, pekerja social, guru sekolah luar biasa serta
peranan orang tua dan masyarakat.
5. Kretin
Sindrom kretin adalah suatu sindrom yang disebabkan kekurangan iodium dan
hormon tiroid yang terjadi pada permulaan kehamilan atau pada umur yang sangat
muda.
6. Obesitas pada Anak
Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak
yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi masih
banyak pendapat di masyarakat yang mengira bahwa anak yang gemuk adalah sehat.
7. Retardasi Mental
Terdapat berbagai macam definisi mengenai retardasi mental. Menurut WHO,
retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi. Sedangkan
menurut Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental bila memenuhi
criteria sebagai berikut :
a. Fungsi intelektual umum dibawah normal
b. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif social
c. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan, yaitu dibawah usia 18 tahun
8. Gangguan Autisme
Merupakan gangguan perkembangan pervasive pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasive meliputi seluruh aspek perkembangan
sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara
mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autism mencakup bidang
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
9. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
8
tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga. Bila
penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuhn kembang anak.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa :
1. Deteksi didni penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan
status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autism, dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita oleh tenaga kesehatan adalah sebagai berikut :
10
BAB III
METODE
Program kelas ibuh hamil di wilayah kerja Puskesmas Sungai Dareh diharapkan dapat
dihadari oleh seluruh ibu-ibu dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Sungai Dareh yang
mempunyai anak berusia 0-5 tahun. Dalam upaya mencapai sasaran, akan dilakukan
sosialisasi melaui kader-kader yang ada di tiap jorong kepada seluruh warga.
Dalam pelaksanaan program ini nantinya, ibu dan balita akan dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu kelompok anak umur 0-1 tahun, kelompok anak umur 1-2 tahun dan
kelompok anak umur 2-5 tahun. Pertemuan akan dilakukan 3 kali pertemuan per kelompok
atau sesuai hasil kesepakatan antara fasilitator dengan peserta. Kegiatan ini direncanakan
akan dimulai pada bulan Mei 2013. Waktu pertemuan dapat disesuaikan dengan jadwal
kesibukan ibu, bisa pagi atau sore hari. Lama kegiatan 30-60 menit per kali pertemuan atau
disesuaikan dengan kondisi setempat. Tempat untuk melaksanakan pertemuan ini fleksibel,
tergantung tempat yang memungkinkan di tiap jorong. Pertemuan bisa dilakukan di PAUD
ataupun di salah satu rumah warga yang memungkinkan.
Fasilitator/pengajar pada program kelas ibu balita adalah dokter, bidan atau petugas
kesehatan yang telah dilatih menjadi fasilitator kelas ibu balita atau yang telah menjalani
pelatihan Kelas Ibu Balita. Untuk materi-materi tertentu, dapat dihadirkan narasumber untuk
mengisi program kelas ibu balita ini. Narasumber merupakan tenaga kesehatan dalam bidang
spesifik tertentu seperti: ahli gizi, dokter, dokter gigi, dll.
Pada program kelas ibu hamil ini digunakan metode belajar memakai pendekatan cara
belajar orang dewasa, yaitu partisipatif interaktif, ceramah, tanya jawab, peragaan/praktek,
curah pendapat, penugasan dan simulasi. Diharapkan para ibu aktif bertanya dan berdiskusi
dalam kelas ibu balita ini, sehingga materi yang diberikan benar-benar dipahami para ibu dan
dapat aplikasikan
Materi yang akan dibahas :
1. Modul anak umur 0-1 tahun :
a. Pemberian ASI
b. Pemberian imunisasi
c. Pemberian MP-ASI usia 6-12 bulan
d. Tumbuh kembang bayi
11
e. Penyakit terbanyak pada bayi
2. Modul anak umur 1-2 tahun :
a. Perawatan gigi anak
b. Pemberian MP-ASI
c. Tumbuh kembang anak
d. Penyakit pada anak
e. Permainan anak
3. Modul anak umur 2-5 tahun :
a. Tumbuh kembang anak
b. Pencegahan kecelakaan
c. Gizi seimbang
d. Penyakit pada anak
e. Obat pertolongan pertama
f. Perilaku hidup bersih dan sehat
Untuk pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang anak, akan dilakukan dalam salah
satu pertemuan pada kelas ibu hamil. Semua anak akan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan
untuk mengetahui apakah ada anak yang mengalami penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan. Bila ada anak yang mengalami penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan, akan dilakukan inetervensi dini.
12