01 GDL Andisetiaw 267 1 Andiset N PDF
01 GDL Andisetiaw 267 1 Andiset N PDF
Disusun Oleh :
ANDI SETIAWAN
P.10 074
Disusun Oleh :
ANDI SETIAWAN
P.10 074
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Bapak Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan
2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi
v
4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
5. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril
dan spiritual.
vi
DAFTAR ISI
halaman
LAMPIRAN ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian ........................................................................... 7
E. Perencanaan Keperawatan.................................................... 12
vii
G. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 14
A. Pembahasan ......................................................................... 16
B. Simpulan ............................................................................. 25
C. Saran ................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
halaman
ix
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
udara yang dihirup dan dikeluarkan lagi mulai dari paru-paru lalu keluar
pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala. Penyakit ini
disebabkan oleh berbagai sebab seperti virus, bakteri, dan jamur. Tanda dan
Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak usia di bawah lima
tahun pada rentang waktu antara 1990-2015. Hal ini ditegaskan kembali
bahwa tujuan dari MDGs yang belum tercapai secara merata khususnya di
1
2
pernafasan akut ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada
anak yang berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua
Kota Prabumulih yang merupakan salah satu wilayah yang ada di Sumatera
Selatan, memiliki angka kejadian ISPA pada balita yang cukup tinggi.
tahun 2009, angka kejadian ISPA pada balita mencapai 10.148 kasus
(Oktaviani, 2010).
dipengaruhi oleh dua persoalan utama, yaitu keadaan gizi yang tidak baik dan
yang menjadi penyebab kematian sebagian besar bayi dan anak balita
(Prameswari, 2009).
keamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri. Dari
dalam hierarki Maslow. Salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
Oksigen (02) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital
seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup
(Umar, 2004).
oksigenasi pada anak karena jika tidak diatasi akan menimbulkan gejala yang
semakin berat bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. MANFAAT
2. Institusi Pendidikan
3. Bagi Penulis
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menulis laporan kasus tentang kebutuhan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 10.00 WIB, pada
kasus ini diperoieh data dengan cara auto anamnesa dan alio anamnesa,
catatan perawat.
A. IDENTITAS KLIEN
inisial klien An. R, umur klien 2 tahun 7 bulan, klien beragama Islam, alamat
Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 22 April 2013 melalui poli anak.
6
7
B. PENGKAJIAN
kesehatan klien, keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah ibu
poli Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta dan dokter menyarankan untuk
sign dengan hasil, Nadi : 102 kali per menit, irama teratur, teraba di nadi
karotis, Suhu : 39,1 derajat celcius, Respirasi: 36 kali per menit, napas
aborsi, klien lahir pada tanggal 22 Agustus 2010, gestasi saat lahir 9
Surakarta dengan indikasi panggul sempit. Post natal, berat baru lahir
2800 gram, panjang lahir 49 cm, keluar dari ruang perawatan tanggal 30
8
Agustus 2010 dan pada klien tidak terdapat kelainan bawaan. Keluarga
baru lahir 2.800 gram, saat usia 6 bulan 6 kg, berat badan saat ini 11 kg,
keadaan normal.
Keluarga mengatakan saat ini klien masih minum ASI serta susu
formula kurang lebih 3 botol perhari (@ 200 cc), terkadang minum air
putih, makan nasi, sayur, lauk, pauk 3 kali sehari. Selama sakit keluarga
klien mengatakan klien minum ASI dan susu formula kurang lebih 2
botol per hari (@ 200 cc), terkadang minum air putih, makan makanan
SD), WHZ = -2,07 (N= +2 s/d -2 SD). Hasil interpretasi status gizi An. R
normal.
BAK 4 kali sehari, warna kuning, bau khas, untuk BAB warna kuning
9
padat. Setelah sakit keluarga mengatakan BAB 1 kali per hari, warna
kuning, padat dan BAK 4 kali per hari, bau khas, warna kuning.
2. Pemeriksaan Fisik
mata klien konjunctiva tidak anemis, pupil isokor, sklera tidak ikterik.
Hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada sekrel. Mulut simetris, gigi
kiri sama, perkusi : bunyi paru sonar, auskultasi : terdengar suara nafas
hipertimpani, palpasi : tidak ada nyeri tekan. Tanda- tanda vital pada
tanggal 22 April 2013 Suhu 39,1 derajat celcius, Respirasi 36 kali per
menit, irama nafas tidak teratur, denyut Nadi 102 kali per menit dan
Untuk genogramnya :
An. R
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan
: Tinggal Serumah
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Terapi obat
IV, injeksi Ceftriaxone 1/3 gr (1,6 mg)/ 8 jam diberikan secara IV, injeksi
Lameson (6,25 mg)/ 8 jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam cth
diberikan secara oral, untuk obat nebulizer: ventolin 1,75 mg/8 jam,
C. PERUMUSAN MASALAH
diagnosa tersebut adalah data subyektif: ibu klien mengatakan batuk sudah 3
minggu, sulit untuk bernapas. Data obyektif; dahak keluar jika batuk, terdapat
suara nafas tambahan ronkhi (grok-grok), irama napas tidak teratur (cepat
bersihan jalan napas dapat teratasi dengan kriteria hasil, klien tidak sesak
napas, suara nafas bersih, nafas vesikuler, irama teratur dan frekuensi
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
dahak, atur posisi tidur dengan semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi,
mengencerkan dahak
F. IMPLMENTASI KEPERAWATAN
RR: 36 kali per menit, frekwensi dangkal, irama cepat. Pada jam 10.10 WIB
setuju, respon obyektif: suara ronkhi, Pada jam 10.20 WIB mengajarkan
13
batuk efektif ke orang tua untuk dilakukan ke klien. Respon subyektif: Ibu
mengatakan bersedia, respon obyektif: ibu terlihat paham. Pada jam 13.00
1/3 (1,6 mg)/8 jam diberikan secara IV dan injeksi lameson 1/4 sampul mg)/
8 jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara oral. Pada jam
terlihat paham.
respon subyektif: keluarga mengatakan iya, respon obyektif; RR: 35 kali per
menit, frekuensi dangkal, irama cepat, terdapat suara tambahan (ronkhi). Pada
jam 10.00 WIB kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program
nebulizer ventolin 1,75 mg/ 8 jam dan pulmicort 50 mg/ 8 jam. Pada jam
mengatakan setuju, respon obyektif: suara ronkhi. Pada jam 11.00 WIB
melakukan. Pada jam 13.00 WIB berkolaborasi dengan tim medis dalam
obyektif: injeksi ceftriaxone 1/3 (1,6 mg) /8 jam diberikan secara IV, injeksi
14
lameson 1/4 (2 mg) jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara
oral.
Pada jam 10.15 WIB mencatat adanya suara tambahan, subjektif: keluarga
13.00 WIB berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program terapi,
mg) / 8 jam diberikan secara IV, injeksi lameson 1/4 mg)/ 8 jam diberikan
G. EVALUASI KEPERAWATAN
program terapi.
masih batuk. Obyektif: Pasien batuk dan mengelurkan dahak, terdapat suara
15
program terapi.
A. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus yang
dilakukan pada tanggal 22-23 April 2013 di bangsal Bakung, yang meliputi
tertinggi dalam kebutuhan dasar manusia, maka dari itu penanganannya harus
diutamakan.
pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring dan laring. Penyakit yang
termasuk dalam ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorok,
1. Pengkajian
16
17
klien (sumber data primer), data yang didapat dari orang lain (data
tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat atau anggota tim
pada tanggal 18 April 2013 (4 hari sebelum masuk rumah sakit) klien
secara umum yang sering dijumpai pasien ISPA adalah faringitis, sakit
pernapasan. Tanda gejala yang terjadi pada anak-anak akan lebih nyata
karena saluran napas lebih sempit daripada orang dewasa sehingga anak-
vocal fremitus kanan kiri sama, saat diperkusi bunyi paru sonor, dan saat
tanda vital nadi 102 kali per menit dan irama teratur, teraba di nadi
karotis, suhu 39,1 derajat celcius, Respirasi 36 kali per menit, irama
pemafasan, hal ini karena semua jenis infeksi mengaktifkan respon imun
19
sputum berlebihan, dan rabas hidung atau pilek (Corwin, 2009 : 538).
usaha napas, hal ini ditandai dengan perubahan frekuensi dan irama
napas. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada klien.
Klien mengeluh sulit untuk bernapas. Pada klien juga terdapat perubahan
frekuensi 36 kali per menit, irama napas tidak teratur cepat dangkal.
2. Diagnosa
sianosis gelisah. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada
3. Intervensi
bernapas, irama teratur dan frekuensi pernafasan 25 kali per menit (Potter
4. Implementasi
diselesaikan.
aspirasi sekresi. Posisi semi fowler adalah posisi dimana paru-paru lebih
23
(Doenges, 2000).
dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang
2x24 jam masalah kebersihan jalan napas bisa teratasi. Pada pasien ini
telah dilakukan selama 2x24 jam tetapi masalah belum teratasi secara
yang lain.
5. Evaluasi
tanggal 22-24 April 2013 didapatkan evaluasi pada tanggal 22 April 2013
klien keluarga klien mengatakan masih batuk. Obyektif: pasien batuk dan
saat batuk efektif dan nebulizer klien rewel sehingga perlu ditambahkan
B. SIMPULAN
1. Pembahasan
sebagai berikut :
banyaknya mukus.
tambahan, ajarkan teknik batuk efektif, atur posisi tidur dengan semi
Nebulizer.
27
karena tujuan dan kriteria hasil yang dibuat penulis belum tercapai.
C. SARAN
berikut:
pembuatan laporan.
secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Oktaviani della, dkk. 2010. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Perilaku
Keluarga Terhadap Kejadian ISPA pada Balita di Kelurahan Cambai
Kota Prabumulih Tahun 2010. Universitas Sriwijaya diakses tanggal 25
April 2013.
Prameswari Galuh Nita. 2009. Hubungan Lama Pemberian ASI Secara Eksklusif
dengan Frekuensi Kejadian ISPA.
http://ioumal.unnes.ac.id/index.php/kemas diakses tanggal 25 April 2013.
Potter Patricia A, Perry Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Rachadian Dani, (2010), ISO Indonesia In/ormasi Spesialite Obat, Penerbit PT.
ISFI, Jakarta.
Umar Nazaruddin. 2004. Sistem Pernafasan dan Suctioning pada Jalan Nafas.
Universitas Sumatera Utara diakses tanggal 26 April 2013.
Wiwoho Sadono, dkk . 2005. Bayi Berat Lahir Rendah Sebagai Salah Satu Faktor
Resiko Infeksi Daluran Pernafasan Akut pada Bayi. Universitas
Diponegoro, Semarang diakses tanggal 24 April.