EKONOMI MAKRO
KONJUNGTUR
DOSEN PEMBIMBING : Dra. Ni Putu Martini Dewi, M.Si
Oleh:
I KADEK SEDANA YOGA (1607531008)
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan Rahmat Beliau maka penulis dapat meyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “KONJUNGTUR”. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Ekonomi Makro.
Penulis menyadari, dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-
kekurangan dikarena keterbatasan kemampuan dari penulis. Untuk itu kritik dan masukan
yang bersifat membangun akan sangat membantu dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah, khususnya kepada Dra. Ni Putu Martini Dewi, M.Si selaku
Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah membimbing dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat sebagai
manamestinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekomoni merupakaan upaya-upaya yang dilakukan oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhannya yang terbatas. Melalui hal tersebut dibutuhkan
adanya selalu dibutuhkannya ekonomi yang terus bertambah dari waktu ke
waktu. Dari hal tersebut perkembangan ekonomi tentu tidak akan berjalan
secara teratur tetapi mengalami kenaikan dan kemunduran yang selalu
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Untuk itu perlunya mempelajari tahapan
yang terjadinya hal tersebut. Disamping itu ditambah dengan tahap-tahap
terjadinya konjungtur tersebut dan pengelolaan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan tersebut.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konjungtur
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari suatu
periode ke periode lainnya. Ia selalu mengalami masa naik dan turun.
Adakalanya kegiatan perekonomian berkembang dengan sangat pesat
sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada periode lainnya
perekonomian mengalami perlambatan dalam perkembangannya dan
adakalanya ia mereosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari periode
sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam
jangka panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaaan
(business cycle).
Suatu siklus (cycle) dalam satu periode konjungtur berbeda dengan
siklus pada periode lain. Namun demikian sifat-sifat dasar dari setiap siklus
adalah sama. Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda. Bentuk khas
dari suatu fluktuasi atau siklus dalam konjungtur ditunjukkan dalam gambar
dibawah.
2
yang sedang mengalami kemunduran. Sedangkan pergerakan dari B ke C dan
dari D ke E mengambarkan kegiatan ekonomi yang mengalami pertumbuhan.
Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah pengangguran,
sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menimbulkan
kenaikan harga-harga atau lebih dikenal lazim dinyatakan sebagai inflasi.
Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian
yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi
sangat labil. Perkembangan yang sangat pesat dapat diikuti oleh kemunduran
kegiatan perekonomian yang serius. Siklus kegiatan ekonomi seperti itu dapat
menimbullkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat.
Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang
ketidakstabilan ekonomi menimbulkan ketidakpastian dan ini akan
menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi. Untuk
menghindari terwujudnya masalah-masalah tersebut usaha-usaha perlulah
dilakukan agar siklus kegiatan perusahaan bergerak dengan lebih stabil.
3
2. Tahap Ekspansi (Prosperity)
Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang
cepat sampai tercapai puncak kegiatan (sering juga disebut“boom”
atau”hausse”). Tetapi setelah beberapa waktu mulai timbul kemacetan –
kemacetan dan hambatan – hambatan yang akhirnya menyebabkan situasi
berubah atau berbalik menjadi kemunduran. Adapun ciri – ciri perekonomian
pada kondisi ekspansi :
Tingkat permintaan agregat kuat dan naik
Peningkatan permintaan untuk barang-barang impor dan jasa
Meningkatnya investasi dan keuntungan perusahaan
Meningkatnya produtivitas
3. Tahap Resesi atau Kelesuan
Semula kemacetan – kemacetan yang timbul menyebabkan laju pertumbuhan
ekonomi terhenti (stagnasi) dan / atau mundur sedikit. Kalau kelesuan itu
berlangsung lama, dimana semua sektor ekonomi ikut terkena dampak, maka
kelesuan tersebut dapat menjadi kemerosotan. Adapun ciri – ciri
perekonomian pada kondisi resesi :
Turunnya daya beli akibat inflasi yang tinggi, harga naik, daya beli
turun, masyarakat mengurangi belanja, dan memilih untuk lebih
banyak menabung.
Turunnya investasi akibat turunnya konsumsi, produksi berlebihan,
investasi tidak diperlukan.
Turunnya kesempatan kerja akibat investasi turun, lowongan
kesempatan kerja tidak ada ,pengangguran menjadi meningkat.
4. Tahap Recovery atau Pemulihan
Kegiatan ekonomi mulai normal kembali sehingga ada dorongan untuk
menghidupkan kembali kegiatan produksi. Dengan demikian pengangguran
berkurang jumlahnya. Penjualan mulai bertambah dan harga – harga dapat
naik sedikit. Pandangan dunia bisnis menjadi lebih optimis lagi, dan mulai
ada lagi pengusaha yang mulai dengan usaha-usaha baru. Kehidupan ekonomi
mulai normal kembali. Adapun ciri-ciri perekonomian pada kondisi recovery :
Membaiknya indikator ekonomi
4
Suku bunga turun, inflasi berhasil dikendalikan, gejolak buruh turun,
nilai mata uang mulai stabil
Meningkatnya investasi
Adanya stimulus rangsangan ekonomi (melalui pengeluaran
pemerintah), bagusnya indikator makro, pelaku usaha mulai optimis
akan hari kedepannya dan perusahaan mulai mengkaji investasi baru.
5
4. Titik Terendah (Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling
rendah, yang disebut titik nadir (trough). Setelah mencapai titik
terendah, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya
gerakan menaik.
6
2.4 Pengelolaan Konjungtur
Siklus ekonomi tidak dapat terhindari, yang dapat dilakukan adalah
mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin,
sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan
gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara
kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
Sumbu vertikal dalam diagram adalah output riil. Sedangkan garis
lurus adalah trend output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output
sangat besar, karena simpangan siklus selama periode sangar besar. Namun
karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode selanjutnya
mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan hangka
panjangnya karena output natural terus menigkat.
1. Kebijakan Jangka Pendek
7
2. Kebijakan Jangka Panjang
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam
jangka panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaaan
(business cycle). Dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi
menimbulkan ketidakpastian dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk
terhadap perkembangan ekonomi. Untuk menghindari terwujudnya masalah-
masalah tersebut usaha-usaha perlulah dilakukan agar siklus kegiatan
perusahaan bergerak dengan lebih stabil. Tahapan-tahapan konjungtur terdiri
dari tahap depresi atau kemerosotan, tahap ekspasi atau prosperity, tahap
resesi atau kelesuan, dan recovery atau pemulihan. Dari tahapan tersebut akan
menimbulkan gelombang konjungtur atau siklus ekonomi yang terdiri dari
beberapa elemen yaitu gerakan menaik, titik puncak, gerakan menurun dan
titik terendah. Berdasarkan hal tersebut teori terjadinya konjungtur terdiri dari
semua aspek baik itu alam, sistem pemerintaahan, maupun waktu dan yang
lainnya. Pengelolaan konjungtur dapat melalui jangka pendek dan jangka
panjang.
3.2 Saran
Menanggapi ketidakpastian dalam siklus ekonomi atau lebih dikenal
dengan konjungtur, maka sangat diperlukan akan penanganan yang dini,
meskipun tidak dapat memulihkan segera. Ini berarti pengelolaan akan
konjungtur tersebut agar lebih bisa menyeimbangkan antara permintaan dan
penawaran.
9
DAFTAR PUSTAKA
10